BAB 12. Rencana Bulan Madu

Rencana Bulan Madu

Kami bertiga sedang makan malam. Semenjak kak Jira menikah dengan suamiku, Mas Adam jadi makan di rumah. Kak Jira menyendokkan nasi ke piring Mas Adam, lauk ikan sambal dan tauge tumis juga mendarat dipiringnya.

"Terima kasih sayang" Mas Adam tersenyum begitu juga dengan kak Jira

Sayang?. Sayang adalah kata-kata yang mustahil bisa kudengar dari bibir Mas Adam. Jangankan panggilan sayang, menyebut namaku layaknya manusia normal pun tidak pernah.

Aku melirik dengan ekor mataku. Terlihat kak Jira sedang menyuapi suami kami. Ahh, mereka terlihat sangat manis

"Telan dulu baby" Ucap kak Jira, sembari tangannya menggantung di udara. Memegang sendok didepan mulut Mas Adam

"Lahi(Lagi)" Ucap Mas Adam belepotan, mulutnya penuh dengan makanan

Aku berpura-pura tidak melihat drama manis rumah tangga mereka, bahkan sangat manis bak drama korea. Ku habiskan makananku dengan cepat. Seolah lagi lahap makan, padahal nyatanya tidak. Mataku berkali-kali melirik, kemanisan tingkah Mas Adam yang sangat manja saat disuapi kak Jira.

"Mas, kita jadikan bertemu dengan kakek? Aku akan menunggu di kamarku" Ucapku setelah makanan dipiringku sudah habis

"Kenapa makanmu sedikit Kania?" Kak Jira yang menjawab. Sedangkan suamiku itu, terlihat tidak peduli dengan yang aku katakan tadi

"Kania udah kenyang kak" Ucapku, dengan sedikit senyum yang aku beri

"Yasudah" Kata kak Jira, dia senyum dan aku juga senyum

"Kamu gak apa-apa kan tinggal di rumah sendirian" Kata Mas Adam pada kak Jira. "Kalau kamu takut, aku akan pergi besok saja" Katanya lagi

"Jangan, kakek pasti sudah menunggu"

"Beneran nih?"

"Iya Adam, beneran, aku gak takut sendirian dirumah"

Sepenggal percakapan itu yang kudengar, perkataan Mas Adam yang perhatian pada maduku itu. Aku mendengarnya sebelum menghilang di balik pintu kamar yang tertutup. Aku melangkah ke kamarku, tanpa menutup pintu. Aku duduk di ranjang, sambil bermain hanphone. Jariku saja yang fokus pada layar ponsel itu, tapi pikiranku berlarian entah kemana

Mas Adam sudah menikah dengan kak Jira, terus apa gunanya lagi aku disisni. Aku udah gak tahan, memang aku tidak mengharapkan agar ia mau mencintaiku, tapi aku tidak tahan jika diperlakukan seperti ini terus. Aku tidak dianggap ada. Aku akan segera minta cerai, dan untuk bapak ibu, nanti akan kuakali saja. Pokoknya aku udah muak.

***

Aku dan Mas Adam sudah berada di dalam mobil. Sebelum berangkat tadi, Mas Adam mengecup lembut kening kak Jira. Seolah-olah ia tidak rela meninggalkan maduku itu sendirian di rumah.

Aku bermain facebook di ponselku. Berusaha tidak terlalu tertekan dengan atmosfer yang terasa berat saat berada di dalam mobil ini. Aku menurunkan sedikit kaca mobil, dan terlihat rembulan cantik di langit malam. Malam ini langit sangat indah, tidak hanya bulan, bintang pun turut ikut serta dalam menghiasi langit yang gelap itu

Cahayanya sedikit merembet dan masuk ke dalam mobil. Menerpa wajah Mas Adam. Saat itu kusadari, bahwa suamiku itu sangat tampan. Sebentar tadi aku merasa detak jantungku tidak beraturan. Aku gugup. Ku lirik dia dengan ekor mataku. Dan yang aku lihat masih sama. Kalau suamiku itu ternyata sangat tampan

Segera kualihkan pandanganku, menatap ke luar jendela. Kusapu apa yang bisa Kusapu dengan mataku. Berusaha menghilangkan bayangan tampan dari wajah suamiku itu

*** 

Kami sudah sampai di rumah sakit. Selama perjalanan, Mas Adam sedikitpun tidak mengeluarkan suara dari mulutnya. Ternyata memang benar, kalau pria yang menjadi suamiku itu sangat irit dalam berbicara. Tapi hanya padaku ya, pada orang dia tetap menjadi Adam yang biasanya

Mas Adam melangkah lebih dulu, aku mengikutinya dari belakang dan berusaha menyamai langkah kakinya yang panjang.

Sekarang kami sudah sampai dikamarnya kakek. Kami masuk dan aku meletakkan keranjang buah yang tadi dibeli oleh Mas Adam di atas nakas dekat ranjang kakek.

"Adam udah datang kek" Kata Mas Adam, tangannya terjulur ingin memeluk kakek

"Kamu udah datang cucuku" Ujar kakek gembira dan langsung memeluk diriku

Iya, dia memeluk diriku, karena tadi kakek menepis tangan Mas Adam. Saat kakek memelukku, aku sekilas melirik ke arah Mas Adam. Ia memanyunkan bibirnya sebal, dan sambil beracak pinggang. Kakek sangat sayang padaku, ia memperlakukan aku seperti cucunya sendiri.

Kakek hanya mempunyai satu anak, yaitu Rahardian, mertuaku. Dan bapak mertuaku itu hanya memiliki satu anak juga, yaitu Mas Adam suamiku. Mungkin itu sebabnya kakek sangat sayang padaku, bahkan kasih sayangnya padaku lebih besar dari kasih sayangnya pada cucu kandungnya sendiri.

Lamalah aku bercerita dengan kakek. Bukan pembicaraan yang berat, hanya guyonan yang ku ucapkan untuk menghibur sang kakek

Aku membuka kulit jeruk, dan menyuapi buah jeruk itu pada kakek. Di ruangan itu hanya ada aku, kakek dan ibu mertuaku. Sedangkan Mas Adam, tadi dia keluar. Entah kemana aku tidak tau

"Apa kamu tidak ingin memberi cicit pada kakek" Ucap kakek sambil mengunyah buah jeruk

Eh, mendengar itu aku langsung terkejut. Bukan hanya aku, tapi ibu mertuaku yang sedang duduk di sofa sambil bermain hanphone sontak melirik ke arah kami. Aku menatap bingung pada kakek, aku tidak tau harus menjawab apa. Ingin sekali bibirku ini berkata, supaya kakek jangan berharap banyak, tapi aku tidak tega. Aku rasakan kakek begitu menyayangiku, aku tidak ingin menyakiti hatinya. Akhirnya aku memilih tersenyum untuk menjawab pertanyaan kakek tadi

"Kakek ingin cicit, katakan pada Adam. Bujuk dia supaya kalian cepat memberi cicit ke kakek"

Astaga.. kakek malah minta cicit dariku lagi, padahal kan aku mau minta cerai. Gimana ini, apa yang harus ku jawaban nih

"Kakek tidak tau seberapa lama lagi kakek akan bertahan. Kakek harap kalian cepat "membuatnya". Karena kakek capek selalu cuci darah"

Nyut, mendengar itu rasanya hatiku terasa sakit dan berat. Kakek sangat berharap padaku, sedangkan Mas Adam tidak terharapkan.

Tidak lama kemudian, Mas Adam masuk. Ia menyimpan ponselnya di dalam saku celananya. Sepertinya ia baru selesai telponan. Mas Adam mendekat dan mengambil satu buah pir dari dalam keranjang buah kakek

"Sudah larut, kami pulang dulu ya kek" Kata Mas Adam sambil menggigit buah pir itu

"Tunggu Adam, ada yang ingin kakek bicarakan pada kalian berdua" Ucap kakek

Aku yang sedang membersihkan sampah kulit jeruk langsung tertegun. Apa kakek akan membahas soal cicit lagi ya? Pikirku saat itu

"Ada apa kek" Ucap Mas Adam sambil duduk di bibir ranjang

"Kalian kan baru menikah" Kata kakek. "Jadi kalian pergilah bulan madu, satu bulan" Kakek mengutarakan isi hatinya

"Okhok" Mas Adam tersedak buah pir. Ia menatap bingung ke arah kakek

"Tidak bisa kek" Kata Mas Adam. "Sekarang ini perusahaan baru ganti presedir. Jadi masih banyak yang harus Adam urus" Ucapnya lagi mencoba mengelak

"Kan ada Adi, jadi buat apa dia bekerja sebagai sekretaris kalau tidak untuk itu. Pokoknya kalian harus bulan madu, harus!" Keinginan kakek yang sulit untuk dielakkan

"Pa, benar kata Adam. Perusahaan saat ini sangat sibuk. Jadi untuk rencana bulan madu bisa diundur saja" Ucap ibu mertua ikut campur. Karena ia memang tidak suka padaku, dan sudah jelas dia tidak akan terima jika aku yang melahirkan keturunan bagi keluarganya

"Harus!" Kata kakek. "Kakek akan meminta Adi untuk mencarikan tempat yang bagus untuk kalian bulan madu. Dan dalam minggu ini kalian perginya" Sungguh keinginan kakek tidak bisa dielakkan

Mas Adam menghembuskan napasnya panjang, "Kalau gitu Adam pulang dulu" Ucap Mas Adam kemudian

Saat Mas Adam berkata seperti itu, aku langsung bangkit dari tempat dudukku. Mas Adam menatapku dengan tajam, lalu segera ia memutar tubuhnya dan berjalan cepat meninggalkan ruangan kakek.

Hei Adam Rahardian, jika kamu sebal dengan permintaan kakek. Kamu jangan melampiaskan kemarahanmu padaku dong. Aku juga tidak bisa berbuat apa-apa tau! Pikirku, dan aku mengikuti langkah kaki Mas Adam yang panjang.

Huh! Kakek kenapa bisa meminta hal gila seperti itu sih. Jangankan untuk menyentuhnya, melihatnya saja sudah membuatku jijik. Mas Adam

Kakek, Aku mohon kakek jangan berharap banyak dong. Itu sama aja kakek menaruh beban dipundakku yang tidak mungkin bisa ku angkat sendiri. Aku

Kami masuk ke mobil, tidak lama-lama Mas Adam segera menghidupkan mesin mobil dan melajukannya dengan kecepatan kencang. Dan itu membuatku takut didalamnya. Aku memegang kuat sabuk pengaman yang melingkar di tubuhku. Dan kugigit bibir bawahku, mencoba mengurangi rasa takut atas ngebutnya mobil ini

Kulirik ke arah Mas Adam. Aku bisa melihat kemarahan ada dimatanya. Ia marah dengan keinginan kakek yang sangat sulit untuk dielakkan.

Urgh apa dia ingin membunuh ku? Hei, Mas Adam pelan-pelan sedikit dong, aku takut!

***

Saat aku dan Mas Adam baru meninggalkan rumah tadi, kak Jira langsung masuk dan ia menutup pintu itu rapat. Tak lupa ia juga menguncinya. Karena saat itu hanya dia yang berada dirumah. Pembantu rumah tangga? Masa rumah sebesar ini tidak punya pembantu rumah tangga? Ya memang tidak. Kenapa? Entahlah, tanyakan sendiri pada suami kami itu

Setelah mengunci pintu, kak Jira masuk ke kamarnya dan Mas Adam yang berada di lantai dua. Ia menghidupkan lampu dikamar itu, karena jika Mas Adam dirumah, lampu tidak dihidupkan. Karena dia tidak suka tempat yang terlalu terang. Ia lebih suka kamar yang remang remang

Kak Jira naik ke atas ranjang, ia bersandar sambil merentangkan kakinya lurus. Kak Jira mengotak atik ponselnya. Ia mendekatkan ponsel itu ke kupingnya

"Oh, apa suamimu tidak di rumah?" Kata seseorang dari Sebrang telepon

"Tidak, kemarilah cepat. Aku rindu" Ucapnya dengan suara sangat manja. Kak Jira berbicara sambil menggigit jari telunjuknya

"Oke, aku meluncur" Ucap seseorang itu, dengan suara menggebu

"Cepat, jangan lupa bawa "pengaman" ya" Kata kak Jira lagi. Dan ia mematikan teleponnya

"Ini masih pukul 7, Sedangkan Adam pulangnya sekitar pukul 10 atau 11. Oke, aku dan "dia" punya banyak waktu" Ucap kak Jira, Ia segera turun dari ranjang dan berjalan ke arah lemari. Mengambil ligeria warna hitam, dan segera memakainya

 - - -

Tidak lama kemudian, seseorang itu datang. Kak Jira membuka pintu utama dan segera menguncinya lagi setelah seseorang itu masuk.

"Kamu rindu ya" Ucap seseorang itu dan langsung memeluk kak Jira dan menenggelamkan wajahnya di leher Najira

"Ayo cepat" Bisik kak Jira

Seseorang itu sudah ingin menggendong tubuh kak Jira dan membawanya ke kamar kak Jira dan Mas Adam di lantai dua. Sepertinya dia sudah sering ke rumah ini. Dan sangat hapal dengan letak kamar Najira dan Mas Adam

"Di sofa aja" Kata kak Jira dan memasukkan tangannya ke dalam celana jins seseorang itu

"Cctv udah kumatikan" Katanya lagi

Seseorang itu segera menindihi tubuh kak Jira di atas sofa. Dan terjadilah yang terjadi. Ia main gila di belakang suami kami

"Aku sudah lama menahan diri sejak kita pacaran" Katanya, ia mulai menarik ligeria yang kak Jira kenakan

"Dulu kamu bilang nanti Adam tau kalau kamu tidak perawan. Jadi aku menahan diri" Ucapnya, ia membuka pengkait bra kak Jira

"Aku biarkan Adam yang membobol mu lebih dulu. Tidak apa. Karena baru atau bekas, aku akan tetap menerimamu" Seseorang itu memakai pengamannya, dan akhirnya mereka melakukannya untuk yang kesekian kalinya

Saat pertengahan hasrat mereka menggebu, Tring telepon kak Jira berbunyi. Seseorang itu memberhentikan aksi juniornya sebentar. Ia membenamkan wajahnya di dada Najira

"Siapa? "

"Adam, dia ini ganggu saja" Kata kak Jira sebal. Ia mengangkat telepon dari suami kami itu

"Iya sayang" Kata kak Jira. "Aku tadi sudah tidur, tapi kamu malah Telpon" Katanya lagi. Dan kak Jira mengelus elus rambut seseorang itu yang berada di atas tubuhnya

"Maaf kalau tidurmu teeganggu, tapi aku rindu" Ucap Mas Adam lembut. Dan Mas Adam melanjutkan pembicaraannya hingga lewat 10 menit

Seseorang itu merasa tidak tahan lagi, ia merasa kalau suami pacarnya ini sangat mengganggu. Ia mulai menggerakkan pinggangnya walaupun kak Jira masih telponan dengan suaminya

"Urgh" Desah yang berusaha kak Jira sembunyikan. Ia mencubit lengan seseorang itu kuat. Tapi seseorang itu tidak menggubrisnya, ia tetap menggerakkan pinggangnya

"Kamu kenapa baby, kok napasmu begitu. Kamu sakit? " Mas Adam khawatir.

Hei Mas Adam kau tidak usah khawatir, istrimu tercinta itu kini sedang bertempur bersama seseorang tau. Aku sangat geram jika mengenang kejadian itu. Hedeh, kalian saja yang baca cerita hidupku ini pasti ingin mengulek kak Jira pake cabe kan? Ya kan? Apa lagi aku, yang menjalaninya sendiri. Rasanya ingin mengubur kak Jira hidup hidup ke kerak bumi paling dalam! Huh. seandainya aku mengetahui sifatnya yang berengsek ini lebih awal.

"Tidak, tadi hanya cicak jatuh" Kata kak Jira mencari alasan "Hoamm, udah ya, aku ngantuk sayang" katanya lagi, tak lupa dengan menguap agar terlihat meyakinkan

"Oke, aku akan pulang sekitar 1 jam lagi" Kata Mas Adam. Ia mematikan teleponnya

"Ahh Hosh ka..kamu ini gak sabaran banget si" Ucap kak Jira, ia mencengkram rambut seseorang itu

Kak Jira melempar asal ponselnya ke atas meja kecil di samping sofa ruang tengah. Dan kini tidak ada lagi yang mengganggu mereka yang lagi bergelut dalam hasrat.

"Siapa yang bisa tahan pada pesonamu ini Najira" Ucap seseorang itu. Ia tambah cepat menggerakkan pinggangnya

Dan malam itu, hanya terdengar decitan sofa ruang tengah, serta desahan dan deru napas mereka yang saling kejar kejaran.

Bersambung...

...Like, Rate, komen. Vote juga ya, biar saya juga tambah semangat menuangkan kisah Kania dalam bentuk Tulisan....

Terpopuler

Comments

aku siapa

aku siapa

gak mudeng blas

2023-07-22

0

RahardianHari

RahardianHari

ganti prov jadi prop author sja,tdak usha prov kania,jdi bingung baca nya

2022-02-25

0

RahardianHari

RahardianHari

ganti prov jadi prop author sja,tdak usha prov kania,jdi bingung baca nya

2022-02-25

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. Pada Malam itu
2 BAB 2. Ketahuan
3 BAB 3. Apa Alasannya
4 BAB 4. Kesesakan hati Kania
5 BAB 5. Apa Dia Dalang nya?
6 BAB 6. Kejadian Malam itu
7 Pemberitahuan
8 BAB 7. Pembicaraan dua keluarga
9 BAB 8. Si Dalang yang jenius
10 BAB 9. Pernikahan
11 BAB 10. Kejutan ntuk Kania
12 BAB 11. Sang Cenayang
13 BAB 12. Rencana Bulan Madu
14 BAB 13. Bulan Madu
15 BAB 14. Pertengkaran
16 BAB 15. Adam yang kejam
17 BAB 16. Hujan
18 BAB 17. Penduduk Yang Ramah
19 BAB 18. Visual (Revisi)
20 BAB 19. Jangan menangis lagi
21 BAB. 20 Pulang
22 BAB 21. Orang Asing
23 BAB 22. Dapat Kerja
24 BAB 23. Kebencian yang selalu di pupuk
25 BAB 24. Utusan Kantin
26 BAB 25. Tempat Pulang
27 BAB 26. Tidak ada tempat untuk pulang
28 BAB 27. Najira yang Serakah
29 BAB 28. Ceraikan Aku
30 BAB 29. Resiko Tinggi mencintai mu
31 BAB 30. Bareng Jere
32 BAB 31. Adam Sakit
33 BAB 32. Ibu mertua
34 BAB 33. Masakan Kania
35 BAB 34. Salah Pegang
36 BAB 35. Kania yang cuek
37 BAB 36. Perjalanan pagi
38 BAB 37. Kania berubah
39 BAB 38. Rea Ezer
40 BAB 39. Rendy
41 BAB 40. DiBuang
42 BAB 41. KDRT
43 BAB 42. Perasaan Adam
44 BAB 43. Rendy yang Dewasa
45 BAB 44. Menurunkan Ego
46 BAB 45. Hanya pion
47 BAB 46. Mengintip Kania
48 BAB 47. Mas Adam kesurupan
49 BAB 48. Ego mu terlalu tinggi
50 BAB 49. Perjalanan yang memuakkan
51 BAB 50. Ditolak
52 BAB 51. Hak Suami
53 BAB 52. Surat Jere
54 BAB 53. Mencari Kania
55 BAB 54. Bangku Taman
56 BAB 55. Adam dan Kania (Part 1)
57 BAB 56. Adam dan Kania (Part 2)
58 BAB 57. Jika kamu menurut (Part 1)
59 BAB 58. Jika kau menurut (Part 2)
60 BAB 59. Memilih.
61 BAB 60. Prahara di rumah sakit
62 BAB 61. Kania Gembira
63 BAB 62. Adam Berubah
64 BAB 63. Kania hamil
65 BAB 64. Kakek Meninggal
66 BAB 65. ibu Hamil
67 BAB 66. Najira dan Merlin
68 BAB 67. Hasil Penyelidikan
69 BAB 68. Tamu
70 BAB 69. Kedatangan Adam
71 BAB 70. Kode Zero
72 BAB 71. Samsak
73 BAB 72. Kehancuran Adam
74 BAB 73. Usaha Adam
75 BAB 74. Susu Ibu hamil
76 BAB 75. Semangkok Mi
77 BAB 76. Seribu kali lipat
78 BAB 77. Periksa kandungan
79 BAB 78. Semua dibeli
80 BAB 79. Hanya kata Maaf.
81 Adik Author lagi Promosi
82 BAB 80. Kejutan
83 BAB 81. Pembalasan (Part 1)
84 BAB 82. Runtuhnya harga diri
85 BAB 83. Peretas yang jenius
86 BAB 84. Kedatangan Mama
87 BAB 85. Bumil Ngidam
88 BAB 86. Rahasia Rendy
89 BAB 87. Sang Peretas
90 BAB 88. Percobaan empat bulan
91 BAB 89. Pertengkaran lagi dan lagi
92 BAB 90. Bangkit
93 BAB 91. Sosok Rendy
94 BAB 92. Sosok Rendy
95 BAB 93. Semanis Cokelat
96 BAB 94. Mimpi
97 BAB 95. Batasan
98 BAB 96. Orang terbodoh di dunia
99 BAB 97. Melepaskan Mu
100 BAB 98. Lepaskan Aku [Tamat]
101 BAB 99. COOKIE 1 ( Taruhan konyol)
102 BAB 100. COOKIE 2 (Hati ku)
103 BAB 101. COOKIE 3. ( Lebih kuat)
104 BAB 102. COOKIE 4 (Melahirkan)REVISI
105 BAB 103. COOKIE 5 (Young Mom)REVISI
106 BAB 104. COOKIE 6. (Hari yang melelahkan)
107 BAB 105. COOKIE 7 (Masih berharap)
108 BAB 106 COOKIE 8 (Daddy)
109 BAB 107 COOKIE 9 (Sehari bersama Papa)
110 BAB 108. COOKIE 10 (Papa pergi)
111 BAB 109 COOKIE 11 (Sifat turunan)
112 BAB 110 COOKIE 12 (perfect Daddy)
113 BAB 111 COOKIE 13 (Rewel)
114 BAB 112 COOKIE 14 (Ayam tetangga)
115 BAB 113 COOKIE 15 (GIGIT)
116 BAB 114 COOKIE 16 (Makan malam bareng Papa)
117 BAB 115 COOKIE 17 (Seharian bersama Papa)
118 BAB 116 COOKIE 18 (Restoran Miracle)
119 BAB 117 COOKIE 19 (Pembalasan Dendam-Final)
120 BAB 118 COOKIE 20 (Papa, Mama, Rivad dan River)
121 Penutup 1
122 Penutup 2
Episodes

Updated 122 Episodes

1
BAB 1. Pada Malam itu
2
BAB 2. Ketahuan
3
BAB 3. Apa Alasannya
4
BAB 4. Kesesakan hati Kania
5
BAB 5. Apa Dia Dalang nya?
6
BAB 6. Kejadian Malam itu
7
Pemberitahuan
8
BAB 7. Pembicaraan dua keluarga
9
BAB 8. Si Dalang yang jenius
10
BAB 9. Pernikahan
11
BAB 10. Kejutan ntuk Kania
12
BAB 11. Sang Cenayang
13
BAB 12. Rencana Bulan Madu
14
BAB 13. Bulan Madu
15
BAB 14. Pertengkaran
16
BAB 15. Adam yang kejam
17
BAB 16. Hujan
18
BAB 17. Penduduk Yang Ramah
19
BAB 18. Visual (Revisi)
20
BAB 19. Jangan menangis lagi
21
BAB. 20 Pulang
22
BAB 21. Orang Asing
23
BAB 22. Dapat Kerja
24
BAB 23. Kebencian yang selalu di pupuk
25
BAB 24. Utusan Kantin
26
BAB 25. Tempat Pulang
27
BAB 26. Tidak ada tempat untuk pulang
28
BAB 27. Najira yang Serakah
29
BAB 28. Ceraikan Aku
30
BAB 29. Resiko Tinggi mencintai mu
31
BAB 30. Bareng Jere
32
BAB 31. Adam Sakit
33
BAB 32. Ibu mertua
34
BAB 33. Masakan Kania
35
BAB 34. Salah Pegang
36
BAB 35. Kania yang cuek
37
BAB 36. Perjalanan pagi
38
BAB 37. Kania berubah
39
BAB 38. Rea Ezer
40
BAB 39. Rendy
41
BAB 40. DiBuang
42
BAB 41. KDRT
43
BAB 42. Perasaan Adam
44
BAB 43. Rendy yang Dewasa
45
BAB 44. Menurunkan Ego
46
BAB 45. Hanya pion
47
BAB 46. Mengintip Kania
48
BAB 47. Mas Adam kesurupan
49
BAB 48. Ego mu terlalu tinggi
50
BAB 49. Perjalanan yang memuakkan
51
BAB 50. Ditolak
52
BAB 51. Hak Suami
53
BAB 52. Surat Jere
54
BAB 53. Mencari Kania
55
BAB 54. Bangku Taman
56
BAB 55. Adam dan Kania (Part 1)
57
BAB 56. Adam dan Kania (Part 2)
58
BAB 57. Jika kamu menurut (Part 1)
59
BAB 58. Jika kau menurut (Part 2)
60
BAB 59. Memilih.
61
BAB 60. Prahara di rumah sakit
62
BAB 61. Kania Gembira
63
BAB 62. Adam Berubah
64
BAB 63. Kania hamil
65
BAB 64. Kakek Meninggal
66
BAB 65. ibu Hamil
67
BAB 66. Najira dan Merlin
68
BAB 67. Hasil Penyelidikan
69
BAB 68. Tamu
70
BAB 69. Kedatangan Adam
71
BAB 70. Kode Zero
72
BAB 71. Samsak
73
BAB 72. Kehancuran Adam
74
BAB 73. Usaha Adam
75
BAB 74. Susu Ibu hamil
76
BAB 75. Semangkok Mi
77
BAB 76. Seribu kali lipat
78
BAB 77. Periksa kandungan
79
BAB 78. Semua dibeli
80
BAB 79. Hanya kata Maaf.
81
Adik Author lagi Promosi
82
BAB 80. Kejutan
83
BAB 81. Pembalasan (Part 1)
84
BAB 82. Runtuhnya harga diri
85
BAB 83. Peretas yang jenius
86
BAB 84. Kedatangan Mama
87
BAB 85. Bumil Ngidam
88
BAB 86. Rahasia Rendy
89
BAB 87. Sang Peretas
90
BAB 88. Percobaan empat bulan
91
BAB 89. Pertengkaran lagi dan lagi
92
BAB 90. Bangkit
93
BAB 91. Sosok Rendy
94
BAB 92. Sosok Rendy
95
BAB 93. Semanis Cokelat
96
BAB 94. Mimpi
97
BAB 95. Batasan
98
BAB 96. Orang terbodoh di dunia
99
BAB 97. Melepaskan Mu
100
BAB 98. Lepaskan Aku [Tamat]
101
BAB 99. COOKIE 1 ( Taruhan konyol)
102
BAB 100. COOKIE 2 (Hati ku)
103
BAB 101. COOKIE 3. ( Lebih kuat)
104
BAB 102. COOKIE 4 (Melahirkan)REVISI
105
BAB 103. COOKIE 5 (Young Mom)REVISI
106
BAB 104. COOKIE 6. (Hari yang melelahkan)
107
BAB 105. COOKIE 7 (Masih berharap)
108
BAB 106 COOKIE 8 (Daddy)
109
BAB 107 COOKIE 9 (Sehari bersama Papa)
110
BAB 108. COOKIE 10 (Papa pergi)
111
BAB 109 COOKIE 11 (Sifat turunan)
112
BAB 110 COOKIE 12 (perfect Daddy)
113
BAB 111 COOKIE 13 (Rewel)
114
BAB 112 COOKIE 14 (Ayam tetangga)
115
BAB 113 COOKIE 15 (GIGIT)
116
BAB 114 COOKIE 16 (Makan malam bareng Papa)
117
BAB 115 COOKIE 17 (Seharian bersama Papa)
118
BAB 116 COOKIE 18 (Restoran Miracle)
119
BAB 117 COOKIE 19 (Pembalasan Dendam-Final)
120
BAB 118 COOKIE 20 (Papa, Mama, Rivad dan River)
121
Penutup 1
122
Penutup 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!