BAB 14. Pertengkaran

Pertengkaran

Mulai dari sini, pov adalah author ya, bukan lagi Kania. Maaf, atas ketidak nyaman nya. Selamat membaca ^ _ ^

...----------------...

Pagi sudah tiba, matahari sudah dari tadi memancarkan sinarnya dengan perkasa. Kania membuka matanya perlahan, mencoba mengumpulkan kesadaran. Ia duduk dan bersandar di sandaran tempat tidur. Sudah pagi, gumamnya. Ia turun dari ranjang dan berjalan menuju jendela. Ia membuka jendela kamar, dan menarik tirainya lebar lebar. Membiarkan cahaya matahari bebas merembet masuk kedalamnya.

Saat ia mau mengambil handuk, tiba tiba Adam mengetuk pintu kamar dan mendorongnya sedikit.

"Bersiap siaplah, kita akan pergi" Katanya

"Kemana Mas?" Kania nanya

"Gak usah banyak tanya, pokoknya kau harus cepat!" Ucap Adam, setelah itu ia menghilang di balik pintu yang tertutup

Kenapa si?

Saat itu, Kania tidak mau mempersulit diri dengan kejadian pagi ini. Ia tidak menghiraukannya. Gadis itu melangkahkan kakinya menuju kamar mandi, ia segera menyelesaikan ritual mandinya , dan keluar dari kamar mandi.

Ia mengambil pakaian dari dalam lemari, semalam semua pakaian, baik pakaiannya ataupun pakaian Adam sudah ia lipat dan dimasukkan ke dalam lemari. Setelah memakai pakaiannya, ia keluar kamar. Kania mengedarkan pandangannya, dan ia tidak melihat suaminya ada disana.

Kania mendengar ponsel Adam berbunyi, sepertinya ada telepon masuk. Ia mendekat ke arah meja kecil depan sofa ruang tengah, tempat ponsel Adam berada. Dan ia melihat siapa yang memanggil itu. Pak Gugun, nama panggilannya.

Ia melirik sekitar, tetap tidak menemukan keberadaan Adam. Entah kemana dia pergi, aku tidak tau. Ponsel itu berbunyi lagi, Kania bingung harus mengangkatnya atau tidak. Dan ponsel itu berbunyi untuk yang ketiga kalinya. Dan Adam masih belum datang juga. Akhirnya gadis itu mengangkat panggilan itu, siapa tau penting, pikirnya.

"Tuan, saya sudah membawa gigolonya. Alamatnya desa Kayu embun, penginapan no 25" Itu yang didengar oleh Kania, tanpa sadar ia langsung memutuskan teleponnya, tubuhnya gemetaran

Apa maksudnya itu, giigolo? penginapan? Apa Mas Adam bermaksud agar aku bermalam dengan ****** itu! Pikirnya menerka nerka

"Sedang apa kau!" Kata Adam yang tiba tiba muncul, sontak Kania langsung terkejut.

"Berani sekali kau memegang ponselku!" Adam mendekat

"Kemarikan!"

"Ti.. tidak" Kania menyembunyikan ponsel itu di belakang tubuhnya

"Aku bilang kembalikan ya kembalikan!" Bentak Adam, suara memenuhi sampai ke langit langit ruangan

Saat mendengar bentakan Adam, bukan rasa takut yang hinggap di hati Kania. Tapi ia merasa kalau hatinya panas, menggebu, dan ada suatu dorongan yang muncul untuk membela diri.

"Apa maksudnya ini mas" Katanya, sambil menunjukkan layar ponsel ke depan wajah Adam

"Kau berani menyentuh ponselku sialan!" Bentak Adam, ia ingin menangkap ponsel itu. Tapi terlambat, Kania lebih dulu menyembunyikannya dibalik punggungnya

"Kembalikan Kania, kalau tidak, kau akan mati ditanganku!" Ucap Adam mengancam, ia menatap tajam ke arah Kania

"Apa kau ingin menyerahkanku pada giigolo, iya!" Gadis itu membentak, bahkan suaranya tak kalah kuat dari suara Adam. Dan yang lebih gilanya lagi, ia tak menghiraukan ancaman yang Adam katakan tadi

"Menurut mu, kenapa kau merasa keberatan hah! Bukankah dulu kau tidak tau malunya masuk ke kamar ku, ya kan. Dasar Pelacurr" Ucap Adam tepat didepan wajah istrinya.

Mendengar itu, Kania menjadi sangat marah, ia menatap tajam kepada suaminya. Plak ia menampar wajah Adam kuat, bahkan sangat kuat. Perkataan Adam yang menyebutnya sebagai pelacurr terngiang-iang di kepalanya

"Berani sekali kau, apa kau sadar dengan apa yang kau perbuat ini hah!" Bentak Adam dingin, ia menatap tajam ke arah Kania sambil memegang pipinya yang tadi ditampar

"Diam! Diam kau, Apa karena selama ini aku diam jadi kau pikir aku takut denganmu hah" Wah wah, sungguh saat itu Kania begitu berani. Entah keberanian dari mana yang muncul, tapi sungguh saat itu ia tidak bisa mengontrol emosinya

"Kemarikan ponselku" Kata Adam dengan tatapan tidak bersahabat

"Gak mau!" Bentak gadis itu, ia bahkan membanting ponsel Adam kelantai hingga hancur dan pecah

"Apa yang kau lakukan Kania" Bentak Adam, ia mencengkeram lengan istrinya kuat. Tatapan matanya seperti akan merobek tubuh gadis yang ada di depannya ini

"Seharusnya aku yang nanya mas, kenapa kau tega berbuat itu kepadaku!" Ucap Kania, suaranya meninggi dan memenuhi langit langit ruangan

"Kau sungguh tidak tau diri" Katanya. Ia menatap tajam ke arah Kania

"Kau tidak tau gimana parahnya penyakit kakek?! Dokter bilang kakek gak bisa sembuh lagi Kania! Apa kau tidak mau menyenangkan hatinya!" Ucap Adam, ia mencengkram dagu istrinya

Tentu saja aku mau, karena hanya kakek yang menganggap aku ada. Sedangkan kau, kau tak terharapkan mas

"Lakukan ini untuk kakek, beri dia cucu" Ucap Adam

"Kakek ingin cucu darimu mas, bukan dari pria lain. Kalau kau melakukan ini, bukankah sama artinya kau membohongi kakek" Kania menjawab, ia memukul kuat dada Adam

"Heh" Adam tertawa

"Kau jangan berharap Kania, melihatku saja sudah membuatku merasa jijik" Ucapnya kemudian.

"Ayo, katakan dimana alamatnya tadi?!" Kata Adam, ia meremas kuat lengan istrinya

"Le..lepaskan mas, sakit" Kania meringis

"Katakan Kania" Adam membentak

Enteng sekali mulutmu berkata seperti itu, gak akan kubilang mas, aku gak mau kau serahkan pada giigolo

"Lepas mas, aku mau pulang" Kania mulai menangis, ia takut.

"Gak, kau harus hamil sialan. Lakukan ini demi kakek!" Ucap Adam, ia mempererat cengkramannya

"Demi kakek katamu, apa kau gak Memikirkan perasaan kakek jika ia tau kebenarannya" Ucap Kania, ia berusaha lepas dari cengkraman Adam

"Dia gak akan tau kalau kau gak bilang!" Bentak Adam, ia menarik paksa lengan Istrinya

"Gak mau mas, aku akan tunggu pak Guntur, dan pulang ke kota" Kania memberontak, tangis mulai pecah dari bibirnya

Adam merasa kalau Kania sangat sulit dibawa pergi. Akhirnya ia menggendong Kania dipundaknya. Dan dengan cepat, ia melangkah keluar dari villa kayu.

"Massss, turunkan aku mas, aku gak mau hamil anak pria lain" Kania memberontak, ia memukul punggung suaminya

"Jadi kau berharap aku yang mengahamilimu? Iya! " Bentak pria itu

"Bukankah itu wajar, kau suamiku"

"Aku bukan suamimu!" Ucap Adam dingin. Mendengar itu, Kania tidak bisa menahan tangisnya lagi. Air mulai mengalir dan membasahi pipinya

Diluar Villa, Adam mengedarkan pandangannya, ia mencari apa yang bisa ia pakai sebagai kendaraan. Karena mobil dibawa pergi oleh pak Guntur sebagai kendaraannya mengantar makanan untuk tuan dan nonanya

Adam melihat disitu ada sepeda nganggur. Ia menurunkan Kania sebentar, dan segera mengambil sepeda itu.

"Naik" Kata Adam, ia menyuruh Kania agar naik didepannya

"Gak mau mas" Ucap gadis itu dengan suara lirih. Ia ingin melarikan diri masuk lagi ke dalam Villa, tapi Adam mencengkeram pergelangan tangannya

"Naik Kania"

"Enggak mas!"

"Aku bilang naik ya naik!" Suara Adam meninggi. Ia menatap tajam ke arah istrinya

"Kalau gitu aku duduk di belakang" Ucapnya sambil melirik kursi belakang

"Biar kau bisa lompat dan melarikan diri? Iya!" Bentak Adam

"Cepat naik Kania" Ucapnya dengan suara dingin

Ia menarik lengan istrinya dan memaksa Kania agar duduk di depannya. Setelah Kania duduk, Adam menggoes sepedanya, dan melaju melewati jalan setapak. Diperjalanan Kania tak henti hentinya menangis, ia menangis bahkan sampai sesenggukan

"Mas, aku gak mau mas" Ucap Kania dengan suara lirih, ia memohon pada Adam

Adam tidak menggubris apapun yang dikatakan istrinya, ia tetap menggoes sepedanya. Hingga mereka sampai dipermukiman penduduk. Saat melihat seorang bapak tua sedang memikul ranting, Adam memberhentikan sepedanya. Ia berhenti tepat disamping bapak itu

"Maaf pak, mau tanya jalan" Adam bertanya sopan. Ia mendorong pelan kepala Kania agar terbenam di dadanya, agar si bapak tua tidak tau kalau istrinya itu sedang menangis

"Diam. Atau kupukul kau" Bisiknya ditelinga Gadis itu

"Iya den?" Ucap sang bapak, ia berkata tanpa menurunkan seikat ranting yang ia pikul

"Apa ada penginapan yang dekat-dekat sini pak?" Adam bertanya sambil tersenyum

"Oh, ada den" Katanya. "Tapi didesa sebelah den" Kata sang bapak lagi. Dan Adam mengangguk serta terseyum

"Didesa kayu embun, penginapan no 25" Kata sang bapak sambil menunjukkan arah desa kayu embun dengan tangannya.

"Baik, terima kasih pak" Ucap Adam, ia tersenyum dan bapak itu juga membalas senyuman Adam tadi

Adam menggoes sepedanya. Sedangkan Kania, ia masih menangis

Bagaimana ini, apa yang harus ku lakukan. Aku gak mau diserahkan sama gigolonya itu. Aku takut. Kania meremas jemarinya, ia takut

Kania mengedarkan pandangannya, ia melihat dibawah jalan setapak yang mereka lalui, ada sungai yang mengalir. Sankin takutnya, Kania berpikir nekat. Ia membelokkan secara paksa setang sepeda, hingga belok dan meluncur bebas ke arah sungai

"Bodoh! Apa yang kau lakukan ini hah" Suara Adam meninggi, ia berusaha mengendalikan setang sepeda. Tapi sayang, ia tidak bisa mengendalikannya. Adam dan Kania tercebur kesungai, dan terseret oleh arus sungai yang deras

***

Entah sudah sampai mana mereka diseret arus. Hingga akhirnya Adam sadar dan membuka matanya, pengelihatannya masih kabur, ia terbatuk akibat terlalu banyak menelan air sungai.

Adam melihat kebawah, ternyata ia diselamatkan oleh batang kayu yang tumbang yang melintang di sungai itu. Ia mulai mengatur napasnya, sambil mengedarkan pandangannya, mencari dimana Kania berada. Ia melihat, Kania terdampar di atas pasir, tepi sungai. Adam berenang, dan mendekat kesitu

Ia mendekat ke arah Kania berada. Ia melihat, kalau gadis itu masih pingsan, dan ada batu yang berukuran sedang yang menindihi kaki kirinya. Adam mengangkat dan menggeser batu itu, ia melihat kalau kaki Kania lecet dan memar.

"Bodoh" Katanya. Ia memegang tengkuk Kania, dan belakang lutut gadis itu. Adam menggendong istrinya ala bridal Style. Ia berjalan tertatih tatih, sambil menggendong istrinya

Lama dan entah kemana ia telah berjalan. Hingga akhirnya Adam sampai di sebuah gereja tua yang sekelilingnya adalah pohon besar. Bangunan gereja itu terlihat sangat tua, tapi keadaannya masih bagus dan terputus. Sepertinya gereja itu masih dipakai.

Adam melangkahkan kakinya menuju teras gereja itu. Ia mendorong pintunya, bermaksud membuka. Tapi pintu besar itu ternyata dikunci. Akhirnya ia memilih beristirahat di terasnya saja. Adam meletakkan tubuh Kania, tergeletak di lantai. Ia duduk dan menyandarkan punggungnya ke dinding. Tanpa sadar ia juga tertidur. Karena ia berjalan cukup jauh.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

SariRenmaur SariRenmaur

SariRenmaur SariRenmaur

gilaanya si adam ini tegaa. sama istri sendiri

2021-05-18

0

Putra

Putra

baru enak thor bacanya

2021-01-10

0

Inkhe Rayyan

Inkhe Rayyan

semoga aja Kania cepat sadar dan kabur

2020-12-27

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. Pada Malam itu
2 BAB 2. Ketahuan
3 BAB 3. Apa Alasannya
4 BAB 4. Kesesakan hati Kania
5 BAB 5. Apa Dia Dalang nya?
6 BAB 6. Kejadian Malam itu
7 Pemberitahuan
8 BAB 7. Pembicaraan dua keluarga
9 BAB 8. Si Dalang yang jenius
10 BAB 9. Pernikahan
11 BAB 10. Kejutan ntuk Kania
12 BAB 11. Sang Cenayang
13 BAB 12. Rencana Bulan Madu
14 BAB 13. Bulan Madu
15 BAB 14. Pertengkaran
16 BAB 15. Adam yang kejam
17 BAB 16. Hujan
18 BAB 17. Penduduk Yang Ramah
19 BAB 18. Visual (Revisi)
20 BAB 19. Jangan menangis lagi
21 BAB. 20 Pulang
22 BAB 21. Orang Asing
23 BAB 22. Dapat Kerja
24 BAB 23. Kebencian yang selalu di pupuk
25 BAB 24. Utusan Kantin
26 BAB 25. Tempat Pulang
27 BAB 26. Tidak ada tempat untuk pulang
28 BAB 27. Najira yang Serakah
29 BAB 28. Ceraikan Aku
30 BAB 29. Resiko Tinggi mencintai mu
31 BAB 30. Bareng Jere
32 BAB 31. Adam Sakit
33 BAB 32. Ibu mertua
34 BAB 33. Masakan Kania
35 BAB 34. Salah Pegang
36 BAB 35. Kania yang cuek
37 BAB 36. Perjalanan pagi
38 BAB 37. Kania berubah
39 BAB 38. Rea Ezer
40 BAB 39. Rendy
41 BAB 40. DiBuang
42 BAB 41. KDRT
43 BAB 42. Perasaan Adam
44 BAB 43. Rendy yang Dewasa
45 BAB 44. Menurunkan Ego
46 BAB 45. Hanya pion
47 BAB 46. Mengintip Kania
48 BAB 47. Mas Adam kesurupan
49 BAB 48. Ego mu terlalu tinggi
50 BAB 49. Perjalanan yang memuakkan
51 BAB 50. Ditolak
52 BAB 51. Hak Suami
53 BAB 52. Surat Jere
54 BAB 53. Mencari Kania
55 BAB 54. Bangku Taman
56 BAB 55. Adam dan Kania (Part 1)
57 BAB 56. Adam dan Kania (Part 2)
58 BAB 57. Jika kamu menurut (Part 1)
59 BAB 58. Jika kau menurut (Part 2)
60 BAB 59. Memilih.
61 BAB 60. Prahara di rumah sakit
62 BAB 61. Kania Gembira
63 BAB 62. Adam Berubah
64 BAB 63. Kania hamil
65 BAB 64. Kakek Meninggal
66 BAB 65. ibu Hamil
67 BAB 66. Najira dan Merlin
68 BAB 67. Hasil Penyelidikan
69 BAB 68. Tamu
70 BAB 69. Kedatangan Adam
71 BAB 70. Kode Zero
72 BAB 71. Samsak
73 BAB 72. Kehancuran Adam
74 BAB 73. Usaha Adam
75 BAB 74. Susu Ibu hamil
76 BAB 75. Semangkok Mi
77 BAB 76. Seribu kali lipat
78 BAB 77. Periksa kandungan
79 BAB 78. Semua dibeli
80 BAB 79. Hanya kata Maaf.
81 Adik Author lagi Promosi
82 BAB 80. Kejutan
83 BAB 81. Pembalasan (Part 1)
84 BAB 82. Runtuhnya harga diri
85 BAB 83. Peretas yang jenius
86 BAB 84. Kedatangan Mama
87 BAB 85. Bumil Ngidam
88 BAB 86. Rahasia Rendy
89 BAB 87. Sang Peretas
90 BAB 88. Percobaan empat bulan
91 BAB 89. Pertengkaran lagi dan lagi
92 BAB 90. Bangkit
93 BAB 91. Sosok Rendy
94 BAB 92. Sosok Rendy
95 BAB 93. Semanis Cokelat
96 BAB 94. Mimpi
97 BAB 95. Batasan
98 BAB 96. Orang terbodoh di dunia
99 BAB 97. Melepaskan Mu
100 BAB 98. Lepaskan Aku [Tamat]
101 BAB 99. COOKIE 1 ( Taruhan konyol)
102 BAB 100. COOKIE 2 (Hati ku)
103 BAB 101. COOKIE 3. ( Lebih kuat)
104 BAB 102. COOKIE 4 (Melahirkan)REVISI
105 BAB 103. COOKIE 5 (Young Mom)REVISI
106 BAB 104. COOKIE 6. (Hari yang melelahkan)
107 BAB 105. COOKIE 7 (Masih berharap)
108 BAB 106 COOKIE 8 (Daddy)
109 BAB 107 COOKIE 9 (Sehari bersama Papa)
110 BAB 108. COOKIE 10 (Papa pergi)
111 BAB 109 COOKIE 11 (Sifat turunan)
112 BAB 110 COOKIE 12 (perfect Daddy)
113 BAB 111 COOKIE 13 (Rewel)
114 BAB 112 COOKIE 14 (Ayam tetangga)
115 BAB 113 COOKIE 15 (GIGIT)
116 BAB 114 COOKIE 16 (Makan malam bareng Papa)
117 BAB 115 COOKIE 17 (Seharian bersama Papa)
118 BAB 116 COOKIE 18 (Restoran Miracle)
119 BAB 117 COOKIE 19 (Pembalasan Dendam-Final)
120 BAB 118 COOKIE 20 (Papa, Mama, Rivad dan River)
121 Penutup 1
122 Penutup 2
Episodes

Updated 122 Episodes

1
BAB 1. Pada Malam itu
2
BAB 2. Ketahuan
3
BAB 3. Apa Alasannya
4
BAB 4. Kesesakan hati Kania
5
BAB 5. Apa Dia Dalang nya?
6
BAB 6. Kejadian Malam itu
7
Pemberitahuan
8
BAB 7. Pembicaraan dua keluarga
9
BAB 8. Si Dalang yang jenius
10
BAB 9. Pernikahan
11
BAB 10. Kejutan ntuk Kania
12
BAB 11. Sang Cenayang
13
BAB 12. Rencana Bulan Madu
14
BAB 13. Bulan Madu
15
BAB 14. Pertengkaran
16
BAB 15. Adam yang kejam
17
BAB 16. Hujan
18
BAB 17. Penduduk Yang Ramah
19
BAB 18. Visual (Revisi)
20
BAB 19. Jangan menangis lagi
21
BAB. 20 Pulang
22
BAB 21. Orang Asing
23
BAB 22. Dapat Kerja
24
BAB 23. Kebencian yang selalu di pupuk
25
BAB 24. Utusan Kantin
26
BAB 25. Tempat Pulang
27
BAB 26. Tidak ada tempat untuk pulang
28
BAB 27. Najira yang Serakah
29
BAB 28. Ceraikan Aku
30
BAB 29. Resiko Tinggi mencintai mu
31
BAB 30. Bareng Jere
32
BAB 31. Adam Sakit
33
BAB 32. Ibu mertua
34
BAB 33. Masakan Kania
35
BAB 34. Salah Pegang
36
BAB 35. Kania yang cuek
37
BAB 36. Perjalanan pagi
38
BAB 37. Kania berubah
39
BAB 38. Rea Ezer
40
BAB 39. Rendy
41
BAB 40. DiBuang
42
BAB 41. KDRT
43
BAB 42. Perasaan Adam
44
BAB 43. Rendy yang Dewasa
45
BAB 44. Menurunkan Ego
46
BAB 45. Hanya pion
47
BAB 46. Mengintip Kania
48
BAB 47. Mas Adam kesurupan
49
BAB 48. Ego mu terlalu tinggi
50
BAB 49. Perjalanan yang memuakkan
51
BAB 50. Ditolak
52
BAB 51. Hak Suami
53
BAB 52. Surat Jere
54
BAB 53. Mencari Kania
55
BAB 54. Bangku Taman
56
BAB 55. Adam dan Kania (Part 1)
57
BAB 56. Adam dan Kania (Part 2)
58
BAB 57. Jika kamu menurut (Part 1)
59
BAB 58. Jika kau menurut (Part 2)
60
BAB 59. Memilih.
61
BAB 60. Prahara di rumah sakit
62
BAB 61. Kania Gembira
63
BAB 62. Adam Berubah
64
BAB 63. Kania hamil
65
BAB 64. Kakek Meninggal
66
BAB 65. ibu Hamil
67
BAB 66. Najira dan Merlin
68
BAB 67. Hasil Penyelidikan
69
BAB 68. Tamu
70
BAB 69. Kedatangan Adam
71
BAB 70. Kode Zero
72
BAB 71. Samsak
73
BAB 72. Kehancuran Adam
74
BAB 73. Usaha Adam
75
BAB 74. Susu Ibu hamil
76
BAB 75. Semangkok Mi
77
BAB 76. Seribu kali lipat
78
BAB 77. Periksa kandungan
79
BAB 78. Semua dibeli
80
BAB 79. Hanya kata Maaf.
81
Adik Author lagi Promosi
82
BAB 80. Kejutan
83
BAB 81. Pembalasan (Part 1)
84
BAB 82. Runtuhnya harga diri
85
BAB 83. Peretas yang jenius
86
BAB 84. Kedatangan Mama
87
BAB 85. Bumil Ngidam
88
BAB 86. Rahasia Rendy
89
BAB 87. Sang Peretas
90
BAB 88. Percobaan empat bulan
91
BAB 89. Pertengkaran lagi dan lagi
92
BAB 90. Bangkit
93
BAB 91. Sosok Rendy
94
BAB 92. Sosok Rendy
95
BAB 93. Semanis Cokelat
96
BAB 94. Mimpi
97
BAB 95. Batasan
98
BAB 96. Orang terbodoh di dunia
99
BAB 97. Melepaskan Mu
100
BAB 98. Lepaskan Aku [Tamat]
101
BAB 99. COOKIE 1 ( Taruhan konyol)
102
BAB 100. COOKIE 2 (Hati ku)
103
BAB 101. COOKIE 3. ( Lebih kuat)
104
BAB 102. COOKIE 4 (Melahirkan)REVISI
105
BAB 103. COOKIE 5 (Young Mom)REVISI
106
BAB 104. COOKIE 6. (Hari yang melelahkan)
107
BAB 105. COOKIE 7 (Masih berharap)
108
BAB 106 COOKIE 8 (Daddy)
109
BAB 107 COOKIE 9 (Sehari bersama Papa)
110
BAB 108. COOKIE 10 (Papa pergi)
111
BAB 109 COOKIE 11 (Sifat turunan)
112
BAB 110 COOKIE 12 (perfect Daddy)
113
BAB 111 COOKIE 13 (Rewel)
114
BAB 112 COOKIE 14 (Ayam tetangga)
115
BAB 113 COOKIE 15 (GIGIT)
116
BAB 114 COOKIE 16 (Makan malam bareng Papa)
117
BAB 115 COOKIE 17 (Seharian bersama Papa)
118
BAB 116 COOKIE 18 (Restoran Miracle)
119
BAB 117 COOKIE 19 (Pembalasan Dendam-Final)
120
BAB 118 COOKIE 20 (Papa, Mama, Rivad dan River)
121
Penutup 1
122
Penutup 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!