Apa Dia Dalang nya?
Kak Jira melangkah penuh emosi menuju rumah mas Adam. Mas Adam memang mengaku kalau dia hanya guru honor, tapi ia telah memiliki rumahnya sendiri dan tidak tinggal lagi bersama orang tuanya.
Kak Jira menggedor pintu besar itu penuh emosi, ia tidak peduli ke tangannya yang sudah memerah. Ia tetap menggedor pintu itu dengan kesal
"Adam! Adaaaaaaaam..... hiks hiks hiks" Kak Jira teriak histeris saat memanggil nama mas Adam, ia juga menangis
"Buka pintunya Adam!" Teriak kak Jira lagi dengan suara serak akibat terlalu banyak menangis, tangannya tak berhenti menggedor pintu besar itu
Tidak lama kemudian pintu itu terbuka, terlihat seorang pria yang bukan lain adalah mas Adam keluar dengan rambutnya yang masih basah. Sepertinya ia baru selesai mandi.
"Jira, kamu kenapa baby.... kok nangis?" Mas Adam menyeka air mata kak Jira
"Lepaskan tanganmu berengsek!" Ucap kak Jira dengan suara nya yang meninggi, ia mendorong kuat dada bidang milik mas Adam. Melihat itu sontak mas Adam terkejut, soalnya baru ini pertama kalinya Najira membentak dan berkata kasar padanya
"Jira... kamu kenapa" Mas Adam menjulurkan tangannya kembali, ingin menyentuh pipi kak Jira. Tapi kak Jira sekali lagi menepis tangan laki laki itu
"Kau bangsatt, Kau bajingaan Adam." Ucap kak Jira sambil menangis
"Jira kamu kenapa, ayo... ayo kita cerita di dalam" Mas Adam menggenggam lengan Kak Jira dan mencoba mengajaknya masuk ke dalam rumahnya
"Lepaskan!, Apa!.. Apa yang telah kau lakukan bersama Kania hah!, katakannnnn" Ucap kak Jira sambil memukul mukul dada mas Adam
JEDARRRR
Sungguh hari itu mas Adam sangat terkejut, ia seperti telah di sambar petir di siang bolong saat mendengar apa yang di katakan oleh Najira tadi. Seketika tubuh Mas Adam terasa lemas, serasa ia kehilangan keseimbangan dan akan tumbang ke belakang. kak Jira menangis histeris, ia menepis tangan Mas Adam yang tadi memegang tangan nya
Apa dia memberi tau semua pada Najira.
Jadi benar, kalau dia ingin menghancurkan hubunganku dengan Najira. Dan dia akan menggunakan kejadian kemarin untuk mengancam ku supaya bisa menikahi dirinya gitu. Kau sungguh murahan Kania, kau wanita jaalang. Batin Mas Adam, entah bagaimana bisa sehingga ia melimpahkan semua kesalahan padaku
Yah... tapi itu memang wajar sih, jika orang orang melihat kejadian kemarin, aku yang akan terlihat sebagai penggoda. Karena, aku yang lebih dulu mendekap dan mencium calon kakak iparku itu. Tapi sungguh aku tidak terima jika aku yang di salahkan. Karena apa?. Karena aku juga dijebak.
Aku dan mas Adam di jebak karena keserakahan dirinya, dia si sialan itu yang mengikat benang merah di kakiku dan kaki mas Adam hingga malam itu tak lagi terelakkan. Ia menyusun rencana secara matang dan rapi agar semua berjalan sesuai rencana nya. Yaitu, ia mendapatkan keinginannya dan aku yang akan di salahkan dan di anggap sebagai penggoda dan wanita jalaang.
Si dalang ini sungguhlah hebat dan jenius. Ia bisa membuat jeratan tanpa mengotori tangannya. Ku sarankan kalian memberi A plus pada dalang kita yang berengsek ini, ia berhasil menghancurkan hidup ku.
Kak Jira terlihat sedang merogoh tas yang ia tenteng, ia mengeluarkan ponselnya dari dalam tas warna merah itu. Kak Jira terlihat sedang mengotak atik ponselnya, lalu ia mengarahkan layar ponsel itu ke depan wajah mas Adam
Mas Adam melihat layar ponsel itu, ternyata isinya hanya video. Tapi, itu adalah videonya mas Adam dan diriku sedang beradu desahan pada malam itu
Mata mas Adam membulat, ia terkejut dengan apa yang ia alami pagi ini. Jujur, ia belum siap untuk mengatakan semuanya pada kekasihnya itu, tapi kak Jira keburu tau lewat video yang masuk ke ponselnya melalui aplikasi whatsapp. Entah siapa yang telah mengirim itu pada kak Jira, saat ini kita masih belum tau
"Ji... Jira, bi..biar aku jelaskan dulu. Kamu tenang ya" Ucap mas Adam terbata, ia meraih dan menggenggam lengan kak Jira dengan lembut
"Kenapaaa Adaaaaaam.... kenapa harus dia, huhuhuhu... kalau kau mau selingkuh kenapa harus dengan Kania, bangsatt" Kak Jira sudah tidak bisa mengendalikan dirinya lagi, semua kosa kata kotor mengalir lancar dari mulut kak Jira. Ia membanting ponselnya ke lantai hingga layarnya pecah dan retak
Mas Adam gemetaran, wajahnya berubah pias dan menjadi pucat. Lidahnya terasa kelu dan bibirnya menjadi berat. Mas Adam hanya diam dan membisu melihat nanar ke arah kak Jira.
Kak Jira terlihat sedang memegang dadanya, napasnya berderu tidak karuan. Pupil kak Jira bergetar, ia seperti kehilangan keseimbangan dan memegang dinding rumah mas Adam sebagai sandaran. Tentu saja, kak Jira melihat semuanya seakan terbalik. Matanya berkunang dan ia ambruk di depan teras rumah mas Adam. Kak Jira pingsan dan tersungkur di bawah kaki mas Adam. Melihat itu sudah jelas mas Adam sangat terkejut, ia khawatir.
"Ji....Jira, Najira.. Jira bangun baby" Nada suara mas Adam bergetar, ia menepuk pelan pipi kak Jira, berusaha menyadarkan kak Jira pikirnya.
Mas Adam menggendong tubuh jenjang kak Jira, ia membawanya masuk ke dalam rumah dan membaringkan tubuh kak Jira di atas sofa ruang tengah. Lalu mas Adam berlari ke kamar dan mengambil kunci mobilnya, setelah itu ia keluar dan berlari ke arah garasi. Mas Adam mengeluarkan mobilnya. Mas Adam membuka pintu mobil di kursi belakang dan ia kembali masuk ke dalam rumah.
Ia menggendong tubuh jenjang kak Jira dan membawanya masuk ke dalam mobil. dan mas Adam membaringkan tubuh kak Jira secara lembut di kursi belakang. Mas Adam berjalan memutar dan duduk di kursi pengemudi, ia menghidupkan mesin mobil dan melajukannya membelah jalan di segala keramaian kota di siang itu.
...----------------...
Rumah sakit Husada di kota itu, di salah satu ruangan umum berbaring seorang Najira dengan tangan yang telah di pasang infus. Sudah sekitar satu jam berlalu, akhirnya kak Jira sadar dari pingsannya, ia membuka matanya perlahan. Tatapannya terlihat kosong, ia menyapu ruangan itu dengan matanya, dengan tatapan sayu.
"Jira... kamu udah sadar" Ucap mama mas Adam, Yuni. Ia menggenggam jemari kak Jira dengan lembut
"ma.. mama" Ucap kak Jira lemas, ia seakan kehabisan tenaganya
Mata kak Jira melirik ke arah semua orang yang ada di ruangan itu, terlihat lah wajah wajah kami semua. Aku yang berdiri di samping ibu dan bapak. Di depan tempat tidur kak Jira. Papa dan mama mas Adam berdiri di samping tempat tidur kak Jira. Mereka terlihat khawatir sambil menggenggam kedua lengan kak Jira.
"Sayang... kamu kok bisa pingsan, kamu sakit? Ucap bapak kepada kak Jira, ia berjalan mendekat ke arah tempat tidur rumah sakit itu, dimana kak Jira berbaring
Kak Jira hanya diam, ia menutup mata nya dan menarik napasnya dalam. Tidak lama kemudian, mas Adam masuk ke dalam kamar itu. Sepertinya ia telah selesai dengan urusan administrasi. Ia melangkah masuk dan berdiri di samping tempat tidur kak Jira
"Jira... kamu udah mendingan?" Mas Adam bertanya, ia mengelus kepala kak Jira dengan lembut. Kak Jira tidak menggubris apa yang di katakan calonnya itu, ia memalingkan pandangannya menatap ke arah lain.
Melihat kejadian itu tentu saja membuat keluarga ku dan keluarga mas Adam menjadi syok dan terkejut. Biasanya sepasang kekasih ini terlihat seperti permen karet yang selalu menempel. Mereka sangat dekat seperti minggu ke senin. Tapi sekarang tidak, mereka terlihat jauh seperti senin ke minggu.
"Dam, kalian bertengkar?. Jangan jangan kamu memukul Najira sampai pingsan ya" Papa mas Adam, Rahardian bertanya curiga pada mas Adam. Mendengar itu mas Adam menatap papanya sambil menyerngit kan dahinya
"Papa.. mana mungkin aku mukul Jira, memang aku sudah gila apa" Mas Adam menatap jengkel ke arah papa nya
"Terus kenapa" Timpal papa nya lagi
"I.. itu.. Emm, ak.. aku" Tiba tiba mas Adam terbata, ia melirik kak Jira dengan tatapan nanar.
"Jira, bilang sama bapak apa yang terjadi" Kini bapak yang membuka suaranya, ia menggenggam lengan kak Jira
Kak Jira melayangkan matanya menatap ke arah ku, tatapannya sungguh tidak enak. Seketika perasaanku menjadi tidak tenang saat itu
Kenapa kak Jira mantap ku seperti itu? Apa... apa dia sudah tau. Tidak, Kumohon.... ku mohon jangan sekarang
Kini mata kak Jira menatap ke arah calonnya, mas Adam. Deg... seketika wajah mas Adam berubah pias, ia mengepalkan tangannya erat, dan matanya menatap tajam ke arah ku. Tunggu, kenapa ia menatap tajam ke arah ku, mengapa ia melimpahkan malam itu ke atas pundakku sendiri.
"Jira, jangan takut. katakan saja pada papa, apa yang sebenarnya terjadi nak" ucap papa mas Adam sangat lembut pada kak Jira. Dari semua perlakuan keluarga mas Adam pada kak Jira, sangat jelas kita bisa melihat, kalau kak Jira menerima kasih sayang yang berlimpah dari keluarga tersebut.
"Kalau papa mau tau, papa tanya sendiri pada Adam. Dia yang paling tau akan kejadiannya" Ucap kak Jira, ia memiringkan kepalanya. Ada senyum yang saaaaangat samar di bibirnya. Dan yang lebih menyebalkan nya, saat itu kami tidak menyadari seringai di garis bibir kak Jira.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Nadeak Ristaulina
thor sebenarnya yang jadi pembicaranya ini Kania ya,
2021-10-27
0
Lovesekebon
Lanjutkan saza thor😊🥰💪💪💪
2021-06-11
0
SariRenmaur SariRenmaur
masa iya najira yg jadi dalangnya thoor
2021-05-18
0