Kesesakan hati Kania
Malam harinya, aku dan keluarga angkatku sedang berkumpul di meja makan untuk makan malam. Peraturan di rumah ini adalah jadwal makan harus bersama dan tidak boleh telat. Karena bapak memiliki penyakit lambung, dan jika telat sedikit saja itu akan membuat asam lambung nya menjadi naik.
Semua makanan sudah terhidang di hadapan kami, dan itu semua bu suk lah yang urus. Semua keperluan rumah itu di urus oleh bu suk, asisten rumah tangga di keluarga Kusuma. Sebenarnya nama beliau adalah Basuki, tapi ia lebih akrab kalau di panggil bu suk.
Kami memasukkan suapan pertama ke mulut kami ketika bapak yang memulainya lebih dulu. Aku membuka mulutku perlahan, rahang ku terasa sakit. Tadi pagi mas Adam mencengkram rahangku terlalu kuat, sehingga meninggalkan bekas kemerahan dan rasa sakit. Tapi aku sudah menutupinya dengan fondation, agar keluarga ku tidak tau akan masalah ini
Mataku melirik ke kiri dan ke kanan, ku lihat bapak dan ibu serta kak Jira yang lahap dengan makanannya. Aku memegang rahangku yang terasa sakit, aku mengelusnya perlahan, untuk mengurangi rasa sakit pikirku.
"Kenapa dek?" Ucap kak Jira bertanya, sambil memasukkan satu suapan ke mulut nya dan melihat ke arah ku. Mendengar itu, bapak dan ibu juga ikutan melirik ke arah ku
"Kamu kenapa Kania, sakit?" Ibu bertanya
"Enggak kok bu, Nia baik baik aja kok" Aku menjawab, setelah itu aku menundukkan kepalaku
"Nak, tumben kamu pakai make up, biasanya kan enggak" Bapak yang sedari tadi diam akhirnya membuka suara juga. Ia menyipitkan matanya agar melihat jelas wajahku
"Sekali kali pak, Emm... siapa tau Kania bisa secantik kak Jira kan, hehe" Ucapku dan tertawa canggung
"Iss.. apa sih, kamu itu cantik tau" Ucap kak Jira sambil menyenggol pelan lenganku. Mendengar itu, aku hanya tersenyum. Aku tidak melirik ke arah kak Jira, karena rasa bersalah ku terlalu besar padanya.
Mana bisa aku di banding kan dengan kak Jira. Dia itu bidadari, sedangkan aku hanya terlihat seperti kantong kresek jika ada di samping nya. Kau memang sangat baik kak Jira, kau selalu memujiku dan mengatakan hal hal yang baik padaku. Tapi apa yang telah ku lakukan padamu ini!. Aku ini memang sampah, aku menjijikkan.
Sekali lagi hatiku tercambuk, siapalah orang berengsek yang telah menjebakku. Aku berdiri dari tempat duduk ku. Aku minta izin untuk pergi duluan ke kamar, dengan alasan perutku sakit. Yah.. memang saat itu aku merasa perutku agak sakit, aku beranjak dan pergi meninggalkan meja makan. Aku berjalan ke kamarku yang bersebelahan dengan kamar kak Jira. Aku masuk dan ku tutup pintu itu rapat rapat.
Tubuh ku merosot ke bawah, aku tersungkur ke lantai. Ku pegang perut ku yang terasa senggugutan. Ku buka pahaku perlahan dan kulihat ada bercak darah yang menempel di celanaku.
Datang bulan?. Untunglah, kalau begini artinya aku gak akan hamil dari kejadian semalam. Apa ku diamkan saja ya, Pasti mas Adam juga akan mendiamkan nya, ia pasti tidak mau berpisah dengan kak Jira tentunya. Batin ku, aku berdiri dan mengambil pembalut dari lemari. Aku berjalan ke kamar mandi untuk memakainya
Setelah itu, aku melangkah dan naik ke atas ranjang ku. Aku mengambil ponsel dan bermain di dunia maya. Aku sangat suka nonton film, apa lagi aksi dan horor. Aku sangat suka film horor korea Train to busan. Saat aku sedang asik menonton, tiba tiba terdengar suara ketukan pintu
Tok toktok tok toktok tok
"Masuklah kak" Ucap ku. Saat mendengar suara ketukan itu, aku sudah tau kalau itu adalah kak Najira. Karena, hanya dia yang mengetuk pintu dengan ketukan bernada
Kak Jira masuk, ia berjalan mendekat dan duduk di ruang kosong di samping ku. Aku menjeda film yang ku tonton dalam suatu aplikasi. Aku bergeser sedikit, meletakkan ponsel ku ke atas nakas dan aku kembali fokus pada kak Jira
"Ada apa kak" Aku bertanya
"Katakan, apa yang mengganjal di hati mu" Ucap kak Jira, ia menggenggam lembut jemariku
"Gak ada kak" Ucapku, aku memalingkan pandangan ku menatap ke arah lain
"Nia.... kakak tau kalau kamu sedang berbohong" Ucap kak Jira sangat lembut, ia meletakkan jari telunjuk nya di pipi kanan ku
Seketika hatiku menjadi bimbingan dan rasa takut menyeruak memenuhi dadaku. Aku takut, aku saaaaangat takut. Aku takut jika keluarga ku tau akan masalah ini, yang ada pasti aku yang di anggap sudah menggoda mas Adam. Tapi jujur, di sini aku juga korban. Aku sudah di jebak, bahkan keperawanan ku sudah hilang.
Kemana aku harus menuangkan kesesakan di hatiku ini?. Jawab, ayo jawab! tolong bantu aku berfikir. Aku gak mau menyakiti hati kak Jira yang begitu lembut, Aku gak mau di benci oleh bapak dan ibu. Aku gak mau kehilangan keluarga yang begitu hangat ini.
Tanpa sadar ada air yang lolos dari pelupuk mataku. Aku terkejut, segera ke seka air itu dengan punggung tangan ku
"Kan... benar, ada sesuatu yang mengganjal di hatimu. Katakan Nia, katakan pada kakak" Ucap kak Jira, jarinya terulur menyeka air mata di pipiku
Aku menunduk dalam, dan aku hanya menggeleng pelan menjawab pertanyaan dari kakak. Aku menatap ke bawah di mana jemari ku saling meremas
"Huhhh" kak Jira menghembuskan napasnya dalam
"Baiklah, katakan saja kalau kamu sudah siap. Ingat, kakak akan selalu ada di samping mu kania" Ucapnya lagi, lalu kak Jira pergi setelah membelai kepalaku lembut
Aku menatap nanar punggung kak Jira yang melangkah ke luar dari kamar ku. Seketika semua kenangan ku bersama kakak di masa lalu mulai terlintas lagi di pikiran ku. Aku yang tumbuh bersama dengan kakak, aku yang selalu berusaha meniru apa yang kakak lakukan, Aku yang selalu berlindung di belakang kakak ketika ada yang mengganggu ku. Aku yang selalu di tiupin ketika kakiku terluka saat jatuh dari sepeda, Aku yang selalu merengek meminta supaya kak Jira membelikanku es cream saat ia pulang sekolah.
Semuanya terlihat, semua menyeruak dan muncul lagi di permukaan ingatan ku. Membuat hatiku terasa semakin merasa bersalah. Aku menekuk kakiku dan membenamkan wajah ku di dalam nya. Isak tangis mulai lolos dari bibir ku, rasa bersalah ku semakin menjadi jadi.
Tolong lah bagi kamu orang terbijak di dunia, jika kamu sekarang ini yang ada di posisi ku. Apa yang akan kamu lakukan untuk menyelesaikan masalah ini, tanpa menyakiti perasaan orang orang di sekitar mu
Aku menangis sambil menutup mulutku dengan tanganku, agar isak tangis ku tidak terdengar oleh keluarga ku. Aku menjatuhkan tubuhku ke ranjang, aku berbaring menghadap ke kiri dan aku menekuk kakiku. Air mata dan isak tangis masih keluar tanpa ragu. Malam itu aku meluapkan semua bebanku dengan air mata ini
Malam ini sungguh sepi, hanya ada air mata dan isak tangis yang menemani malam ku yang semakin larut
Selamat tidur Kania, di episod selanjutnya kamu akan tau siapa dalang dari jeratan malam itu
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
borjun as
pergilah sejauh mungkin dengan alasan ingin mandiri dan cari pengalaman hidup.. walau kamu korban tp kebaikan keluarga jira yg sudah membesarkan mu dengan kasih sayang sungguh jangan dirusak oleh karena sebuah kesalahan...terluka pasti,tp hanya itu caranya mengalah agar semua berjalan sesuai tempatnya
2022-03-21
0
Marita
thor sruh kania pergi kuliah ke luar negeri at kerja kasian
2021-09-07
0
Sinsin Nur Syifa Karimah
sesek bngt bacanya 😭
Thor enggak ada panggilan laen apa, bu suk 🤭😁
2021-06-24
0