Pagi pun menyapa di kota Bandung dengan udara yg segar dan langit yg cerah, di depan rumah Vivian Elisa sedang melamun kan sesuatu,Elisa melihat mang Ujang dan memanggil nya
"Gimana mang yg saya bilang 2 hari yang lalu,udah dapat kabar" tanya Elisa
"Udah atuh nya,emang itu orang yg sama" kata Ujang pada Elisa
" Mang nggak bohong kan" Tanya Elisa
"Untuk apa atuh nya Ujang bohong" jawab Ujang
"Mang nggak ada yang tau kan,saya nanya ini semua sama mamang" kata Elisa lagi
"aman nyonya tenang saja saya pamit atuh nya mau pulang dulu,mau siap-siap ke kebun" kata Ujang
"Sok atuh mang" jawab Elisa pada Ujang
Ujang pun pergi meninggalkan Elisa.
"Kenapa mbak nggak kenal aku mbak,apa mbak sudah lupa sama aku" kata Elisa menangis di depan kebun yg masih sepi
Tak lama pintu rumah Intan terbuka, Handoko dan Desi sudah bersiap-siap untuk pergi ke kebun,tanpa ragu lagi Elisa melangkah ke rumah Handoko dan langsung memeluk Desi
"Mbak Ningrum kenapa nggak kenal caca mbak" kata Elisa menangis di pelukan Desi
"Kamu udah ingat sama mbak ca?" tanya Desi pada Elisa
"Dari pertama Caca liat mbak, Caca uda tau itu mbak tapi Caca takut salah orang mbak" kata Caca yg terus menangis
"Karena mbak kakinya pincang ya Ca" tanya Desi pada Elisa
"Nggak mbak,jangan bicara gitu Caca mohon mbak,ini semua salah Caca kan mbak, karena mbak tolongin Caca yang hampir ditabrak mobil" kata Caca sambil menangis di pelukan Desi
"semua sudah takdir Tuhan Ca,berarti saat itu kamu harus selamat Ca karena ada Jovan didalam perut kamu" kata Desi mengusap punggung Elisa
Handoko yg sudah tau ceritanya hanya menyaksikan saja, karena dia tau istrinya merindukan Elisa
Rizal mendengar tangis istri nya,dan berjalan kerumah Handoko,Rizal juga sudah tau cerita itu tapi dia tidak tau orang yg diceritakan istri ny adalah Desi
"Bagaimana cara membalas semua hutang budi ini buk,kalau ibu tidak ada Jovan pasti tidak akan ada sekarang" tanya Rizal pada Desi dengan suara berat yang hendak menangis
"Saya ikhlas tuan,semua sudah terjadi dan tak bisa diulang lagi" jawab Desi yg masih memeluk Elisa.
" Mbak kita obati kaki mbak di Jakarta ya mbak" kata Elisa dan melepaskan pelukannya
"Nggak bisa lagi nya,itu sudah berpuluh tahun,tulang kaki Desi bengkok jadi tidak bisa lagi untuk di luruskan lagi" kata Hando pada Elisa
"Ayah pokoknya bunda nggak mau tau,cari dokter yg paling bagus di Jakarta,bila perlu bawa mbak Ningrum keluar negri untuk berobat" kata Elisa menangis kepada Rizal
"Sudah Ca,mbak udah ikhlas,sekarang kita jangan terus melihat ke belakang dan lupakan semua nya Ca,jangan buat mbak sedih lagi mengingat masa lalu" kata Desi menenangkan Elisa
"Saya akan berusaha sekuat tenaga saya buk,akan mencari dokter terbaik supaya kaki ibu bisa normal seperti dulu lagi" kata Rizal
"Tuan dan nyonya kami semua sudah ikhlas,biarkan semua menjadi masa lalu kelam,kita sekarang harus menatap masa depan" kata Handoko
"Tapi pengorbanan Buk Desi sudah sangat besar pak,Intan juga menyelamatkan Fany dari bahaya,apa balasan yg pantas untuk hutang budi ini pak" kata Rizal yg akhirnya menangis didepan Handoko
"Lupakan semua dan kita harus berjalan maju ke depan,biar semua masa lalu itu berlalu,jangan ada anak anak kita yang tau semua ini,supaya anak kita pun tidak ada yg merasa terbeban" kata Desi lagi
"Tapi Caca nggak akan lupa semua itu,Caca akan mencari jalan supaya Mbak normal kayak dulu lagi" kata Caca yg masih menangis
"Nikahkan Jovan dengan Intan" kata Vivian yg sudah dari tadi mendengat percakapan mereka semua
"Iya benar,Rizal setuju" jawab Rizal
"Elisa juga setuju ma" kata Elisa sambil memegang tangan Vivian
"Jangan nikah kan mereka,saya ikhlas,dan Intan masih sekolah dan ingin kuliah biarkan anak saya mencari massa depan nya dulu" kata Desi menangis
"Saya setuju" kata Handoko dengan tenang
Rizal,Elisa dan Vivian tersenyum dengan jawaban Handoko
"Apa apaan kamu pak" teriak Desi pada Handoko
"Ibu mau Intan jadi istri simpanan juragan tua, mau Intan dijadikan PSK buk" jawab Handoko menangis
"Maksudnya apa pak" kata Lio yg sudah mendengar semuanya
"Dari kapan kamu disitu Lio" tanya Rizal panik
"Dari yang tante Elisa minta carikan dokter om" kata Lio santai dan duduk disamping Vivian
"Lio cucu nenek,bisa rahasiakan ini kan dari Jovan" kata Vivian pada Lio
"Terus Lio harus mundur dong nek" kata Lio dengan muka sedih
"Sayang nggak apa-apa ya nak,tante mohon" kata Elisa pada Lio
"Ya nggak apa apa tante,Lio anggap Intan sebagai adek kok kayak Fany,Lio dah coba untuk lebih tapi nggak bisa" kata Lio tersenyum
"Makasih ya nak,makasih sayang" Elisa memeluk Lio dan mencium keningnya
"Pak kenapa Intan harus mengalami nasib buruk" tanya Lio serius
"karena disini banyak yg suka sama Intan,bahkan nanti akan banyak fitnah,dan Intan akan dipaksa menikahi lelaki tua bangka
lebih baik Intan menikah dengan tuan Jovan jadi tidak ada yg berani lagi mengganggu Intan" kata Handoko dengan tegas
"Sudah ada 10 bodyguard pak,yang saya siapkan untuk menjaga Intan Tomi dan Tika" kata Lio pada Handoko
"Bodyguard hanya bisa menjaga dengan badan tidak dengan perkataan tuan"kata Handoko pada Lio
"Kami bicarakan ini lagi nanti di Jakarta ya ma" kata Rizal pada Vivian,Rizal tidak mau Jovan mengamuk di rumah Vivian
"Kamu pulang hari ini Ca" tanya Desi
"Iya mbak,besok udah mulai sekolah dan kerja,jadi kita pulang sekarang supaya bisa istirahat nanti,kasihan anak-anak kecapaian" Jawab Elisa
"Kami akan usahakan supaya Jovan menikahi Intan,dan Bapak ibu tanya juga sama Intan" kata Rizal
"Tidak ada tanya tanya lagi,Jovan dan Intan harus menikah" kata Vivian dan dia meninggalkan mereka di ikuti Lio
"Baik tuan kami mau kerja dulu,nanti kami tunggu kabar selanjutnya" kata Handoko
"Baik pak,akan saya kabari secepatnya" kata Rizal
"Mbak nanti Caca pulang jam 3 sore,mbak harus liat Caca pulang" kata Elisa
"Iya Caca mbak akan pulang sebelum jam 3" kata Desi
Setelah pembicaraan panjang mereka,Rizal dan Elisa pulang ke rumah Vivian,Desi dan Handoko pergi ke kebun untuk panen.
sedangkan Fani dan Tika sedang asyik berenang di kolam berenang Vivian,Tika menginap dirumah Vivian karna Fany yg memintanya.
"Dek nggak dingin apa berenang pagi gini" kata Lio menghampiri Fany dan Tika dan berdiri di pinggir kolam
"Awalnya dingin mas,sekarang nggak kok" kata Fany pada Lio sedangkan Tika sudah asyik berenang dengan banyak gaya
"Jago berenang ya si Tika" kata Lio pada Fany
"Iya mas,dia selalu menang kalau lomba berenang" kata Fany yg sudah tau banyak dari Tika
"Mas pandai berenang nggak" tanya Tika yg sudah disamping Fani
"Pandai sih tapi dingin" kata Lio
"Byyyarrrrr banyak bacot lo,masuk sana berenang" Kata Boby mendorong Lio ke dalam kolam dan dia pun berlari masuk kerumah.
"Sialan lo Bobi" kata Lio emosi
"Udah atuh mas berenang saja,biar sehat" kata Tika
"Iya mau gimana lagi, harus berenang juga kan udah basah" kata Lio yg sudah ikutan berenang
Di dapur Bobi mau ngambil makanan,karena dia lapar dan sedikit masuk angin karna Lio menyiram air 1 ember
"Rasain lo,gua balas lo pakai 1 air kolam berenang" kata Bobi tertawa dan duduk di meja makan menikmati makanannya
"Nggak berenang lo Bob" tanya Jovan yg mau gabung berenang sama Lio
"Gimana mau berenang badan gua meriang karna si Lio" jawab Bobi
"Mas Bobi,mas" panggil Intan
"Mas di meja makan Intan" jawab Bobi
"Aduh bini gua datang" kata Bobi menggoda Jovan yg sudah bad mood
"Mas ini teh jahe diminum ya, katanya Tomi mas semalam diguyur 1 ember air sama mas Lio ya mas" tanya Intan dan mengambil gelas untuk memberikan teh jahe buatannya buat Bobi
"Iya Intan,Lio jahat ama mas" kata Bobi sambil meriang
"Bukannya semalam mas duluan kan" kata Intan lagi
"Iya sih" jawab Bobi
"Aa Jovan mau teh nya" kata Intan menawarkan segelas teh jahe pada Jovan yg sudah cemberut
"Emang boleh" kata Jovan jutek
"Nggak ada yg larang Aa" kata Intan tersenyum dan berjalan ke arah piano besar di dekat kolam berenang
"Jangan tersenyum sembarangan Intan" kata Jovan meninggalkan Bobi dan menuju kolam berenang
"Dih napa lo,senyum punya dia lo yg keberatan" kata Bobi sewot dan meminum teh jahe buatan Intan.
Intan merasa senang buka main,dan dia duduk di kursi kecil piano itu,dengan lembut jari jari tangannya menekan tuts piano besar dihadapannya.
Jovan pun terhenti dan melihat kearah Intan yg sudah mulai bernyanyi
"I'll be waiting for you,here inside my heart, I'm the one who wants to love you more,
you will see i can give you everything you need,let me be the one to love you more" lirik lagu itu keluar dari bibir Intan dan dia menatap mata Jovan dengan penuh cinta
Lio,Tika,dan Fany yg basah kuyup,sambil memakai handuk sudah bergabung dengan Jovan menikmati suara Intan dan mereka benar-benar terpukau dengan suara dan permainan piano Intan yg sudah sangat lihai
"Some way all the love that we had can be saved,whatever it take we'll find a way" pada lirik ini Intan melihat Jovan lagi,suara tinggi Intan pada lirik itu benar-benar membuat Jovan kagum ditambah lagi mata Intan yg selalu memandang mata nya membuat jantung nya berdetak kencang
"plak plak plak" terdengar suara tepuk tangan semua yg mendengar suara Intan dan siulan Bobi membuat rumah Vivian menjadi ramai,Rizal,Elisa,Tomi,Vivian dan Ujang juga sudah bergabung melihat Intan bernyanyi dan Intan menyelesaikan lagu yg dia bawakan.
"Intan permataku,you all the best Intan" teriak Bobi yg benar-benar terpukau dengan suara Intan
"Bagus kan kk suara teteh" kata Tika pada Fany sudah menangis kagum dengan suara Intan
"Ini mah udah mirip aslinya" kata Lio dengan bangga nya
"Satu lagu lagi boleh ya nek" kata Intan pada Vivian,dan Vivian tersenyum mendengar permintaan Intan
"Sampai 100 lagu juga silahkan Intan" kata Lio pada Intan
"Buruan kak" kata Fany pada Intan yg sudah tidak sabar
Intan pun tersenyum dan mulai memainkan piano itu lagi dan menyanyikan lagu without you,lagi lagi Jovan terpana melihat wajah Intan yg sangat cantik ketika bernyanyi.
Setelah selesai lagu itu,Intan langsung mengganti lagu yg berjudul Flashlight kesukaan Fany,Intan tau ketika mereka pelatihan olimpiade lagu itu yg diputar terus di mobil oleh Fany
Intan bernyanyi dengan santai nya dan melihat kearah Fany yg sedang menangis,dia pun tersenyum pada Fany,
"Ini yg terakhir ya tapi Intan nggak nyanyi ya cuma suara piano aja" kata Intan pada mereka semua yg masih setia mendengar suara piano yg dimainkan nya.
"Right here waiting for you" itulah yang Intan bawakan tapi dia tidak menatap Jovan lagi
Intan ingin menangis karna dia tidak akan pernah berjumpa Jovan lagi karena mereka akan kembali ke Jakarta hari ini.
Dada Jovan terasa sesak mendengarnya,lagi lagi pikirannya pada Devina,karna lagu itu lagu kesukaan Jovan saat bernyanyi untuk menanti Devina kembali,dia pun berjalan menaiki tangga dan menuju kamarnya,sedangkan Intan sudah menangis dan meninggalkan rumah Vivian dengan lagu yg belum selesai dimainkan nya,Jovan melihat kepergian Intan dari atas
"Jangan mencintaiku Intan, karena kamu akan terluka nantinya" kata Jovan dengan suara parau
Rizal,Elisa dan semuanya hanya terdiam melihat Intan dan Jovan yg pergi membawa perasaan mereka masing-masing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Ida Blado
nih para ortu egois bgt, terutama bpk'a intan kok trs terang sekali, tanya dulu anaknya atuh. walaupun itu demi kebaikan,,,emang si jovannya jg mau,,,
2021-03-08
0
Ace
seperti biasa,rate like n komen 😊
jgn lupa mampir 😎😎😎
2020-11-23
1
MayaKim
hatinya intan terlalu lembut.. harusnya dia menjadi orang kuat karna udah biasa di hina dan di katain orang2 sekampung.. buat hatinya kuat dan tegas thorrr
#semangat menulis torrr💪💪💪💪
2020-10-21
2