Vivian kemudian menuju ke kamar dimana Intan dan Fany sedang membersihkan semua bekas darah di badan mereka yg dibantu asssistant rumah Vivian.
"Fany yang salah,Fany yang buat kak Intan menjadi seperti ini,Fany yg salah" teriak Fany sambil menutup kedua telinganya, Fany mulai tidak tenang,kejadian yg dialaminya terus menghantuinya.
Vivian mencoba tetap tegar mendengar teriakan Fany dan menenangkan Fany,dia mendekat ke Fany dan memeluk nya,
"Fany tenang nak,ini nenek sayang,kamu percaya sama nenek sayang,nenek akan selalu disamping kamu,nenek akan berusaha sekuat kemampuan nenek untuk melindungi Intan dan kamu" kata Vivian sambil menangis,dia pun belum tau apa yg akan terjadi selanjutnya.
Sementara dikamar lain tempat Intan berada,terdengar teriakan Intan yg membuat para asssistant kewalahan untuk menahan Intan supaya tidak menampari wajah nya.
"Cukup Intan,cukup,pemuda itu masih hidup dia tidak meninggal,dia sedang ditangani Dokter,kamu sadar Intan,jangan gini terus" ucap Ujang sambil memeluk Intan,dia sudah menganggap anak Handoko adalah anak nya juga,dan sayang Ujang juga sangat tulus,karna Ujang tidak mempunyai anak.
"Intan bukan pembunuh mang" kata Intan menangis di pelukan Ujang
Terdengar suara ketukan pintu dikamar Fany,Vivian dan Fany keluar dari kamar mendengar suara salah satu bodyguard nya
"Nya ada kabar baik dari rumah sakit,pemuda itu sudah sadar,dan luka yg dialaminya sudah ditangani dokter,luka nya ada di kepala dan tangan,jadi tidak membahayakan nyawa pemuda itu" kata bodyguard itu dengan tenang
"Bagaimana bisa tangan nya ikut terluka,sementara Intan memukuli nya di bagian kepalanya" Kata Vivian bingung
"Fany ingat nek,saat kak Intan memukul kepala pemuda itu,tangan kanan pemuda itu mencoba menarik kk Intan,tapi kak Intan terus mengayunkan botol miras nya,jadi bisa jadi tangan itu yg terus dihantam oleh kak Intan,bukan kepalanya" Jawab Fany dengan sedikit lega,ternyata bukan bagian kepala nya saja yang dihantam Intan.
"Jadi pak,pemuda itu nggak tewas kan,jadi kak Intan bukan pembunuh kan" Kata Fany dengan suara yg sudah tenang
"Dia hidup mbak,luka nya pun bisa ditangani dengan baik oleh dokter" kata bodyguard itu
"Kak Intan" Fany berlari menuju kamar tamu
"Kak dia tidak tewas kak,dia hanya terluka dan sudah ditangani oleh dokter,kakak jangan seperti ini lagi ya,kakak harus bisa kendalikan diri kakak,ini salah Fany kak,maafin Fany kak" kata Fany memeluk Intan sambil menangis
Intan mulai bisa mengendalikan diri nya,Intan merasa lega karna pemuda itu hanya terluka dan tidak tewas
"Adek kakak Intan,nggak boleh cengeng,kan kakak udah janji sama nenek buat jaga kamu,jadi ini kan sudah jadi tanggung jawab kakak,ini belum seberapa dek dari kebaikan nenek yg sudah mau membantu menyekolahkan adik-adiknya kak Intan" kata Intan sambil mengelus rambut Fany dengan tulus
Vivian menangis melihat ketulusan Intan untuk Fany,dan tanggung jawabnya sangat besar untuk menjaga Fany
Intan yg menyadari Vivian ada di pintu kamar,berlari dan berlutut di kaki nya
"Hukum Intan nek,Fany sampai seperti ini karena salah Intan yg teledor,tapi Intan mohon jangan tarik uang sekolah adik-adiknya Intan yg sudah nenek bayar,Intan rela jadi buruh nek " sambil menangis Intan memegang lutut vivian
"Bagaimana bisa nenek melakukan itu nak,nyawa Fany dan kesucian dirinya kamu selamatkan dengan mempertaruhkan nyawamu sendiri,tolong jawab nenek,apa yg harus nenek lakukan untuk membalas ini semua,uang sekolah adikmu pun tidak sebanding dengan pengorbanan mu" kata Vivian memeluk Intan yg menangis di lutut nya
"Nenek memaafkan Intan saja sudah lebih cukup nek" peluk Intan dengan hangat pada Vivian
"Setelah pria itu sadar langsung serahkan dia ke kantor polisi,tidak ada satupun yg bisa lepas ketika berani menyentuh cucu saya" teriak Vivian dengan keras
"Nyonya besar,Intan dan mbak Fany sekarang tenang,pria ini memang sedang buronan polisi karena sudah membegal,mencuri,pemakai barang terlarang,dan mencoba melakukan pelecehan
pada mbak Fany,tadi saya sudah menyuruh bodyguard kita untuk mencari tau siapa dia,dan polisi sudah berjaga dengan ketat di rumah sakit itu" jawab Ujang
"Mang Ujang terima kasih banyak,Fany sudah agak tenang sekarang" Kata Fany
"Makasih banyak nek,mang,sudah membantu Intan,dan jangan sampai Bapak dan ibu Intan tau ya,mereka akan panik,Intan takut mereka stress dan jatuh sakit" pinta Intan
"itu mah masalah gampang atuh,syarat nya kamu harus ceria lagi dan tenang,lupakan ini semua" jawab Ujang
" Baik mang" kata Intan
"Tidak ada yg boleh tau ini semua,termasuk Rizal dan Elisa" kata Vivian
Semua mengiyakan dan mulai keluar dari rumah vivian,dan mulai berpencar lagi untuk menjaga rumah Vivian
"Bilang sama Handoko,kalau Intan menginap disini,untuk mengajari Fany materi-materi pelatihan olimpiade, biar Intan dan Fany tenang dulu,dan bakar semua baju Intan dan Fany yang berlumuran darah sekarang" perintah Vivian pada Ujang
Ujang pun melaksanakan perintah Vivian dengan cepat, kemudian dia permisi pulang sambil ke rumah Handoko
Saat Vivian kembali ke kamar dia melihat dua gadis itu tertidur sambil berpelukan,Vivian tersenyum dan meninggalkan kamar itu,
Flashback Off
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Alsya Frizal
smua novel q suka apalagi klu pemainnya keren" wauu tambah semangat banget bacanya
2020-10-18
2