Setelah selesai makan batagor,Lio sudah menunggu Intan didalam mobil mau ke pasar membeli bahan bahan yg diperlukan untuk membuat dodol
"Wes mau kemana lo bumil,mau cari dodol lagi" goda Boby yang baru keluar rumah di ikuti Jovan
"Iya mau cari dodol ama bini gua,lo nggak boleh ikut" kata Lio dengan wajah dingin
"Ogah,kalau mau cari dodol lo cri sendiri,gua angkat tangan ama lo" kata Bobi duduk di teras rumah besar itu
"Cari dodol sampai segitu-gitunya, bini lo hamil berapa bulan" kata Jovan mengejek Lio
Belum besar sih masih muda,Lio tersenyum kearah Intan yg sedang berjalan menuju nya
"Tu bini gua datang" kata Lio tersenyum
"Intan si teteh maksud lo" kata Boby terkejut
"Lo jangan main-main ama anak pak Handoko breng***" kata Jovan emosi
"Gua nggak sekejam lo" kata Lio
Lio tersenyum melihat Jovan, sedangan Jovan wajahnya merah karena menahan emosi nya,
"Mas ayok kita berangkat sekarang,biar nggak kelamaan" kata Intan yg sudah sampai di tempat Lio berdiri
"Gua ikut,nggak mau tau gua" kata Boby berdiri dan mengambil hp nya ke rumah
"Nggak kami udah mau berangkat,lo dirumah aja temanin si singa galak ini" kata Lio mengejek Jovan
Sedangkan Jovan tidak tau dengar perasaan nya yg merasa tidak karuan
Intan menarik tangan Lio dan berbisik kepadanya
"Mas biarin aja mas Bobi ikut,nanti biar ada yang bantuin kita,mas pasti nggak kuat angkat santan 15 kg,gula merah 10 kg ama tepung ketan 15 bungkus" bisik Intan pada Lio yg dilihat Boby heran dan Jovan semakin emosi
"Jadi kita bawa aja si Boby ya Ntan,biar kita ada yang bantu" Lio membalas bisikan Intan
"iya mas" kata Intan mengangguk
"Bobi sander ayo kamu boleh ikut dan bawa mobilnya" kata Lio masuk kedalam mobil dan duduk didepan di samping Bobi,Intan duduk dibelakang Lio
Jovan hanya diam dan berlalu masuk ke rumah nya dengan menahan emosi nya,Vivian yg memperhatikan Jovan datang menghampiri nya
"Jovan kamu ikut sana, ngapain dirumah terus,bosan nenek lihatnya" kata Vivian
"nggak mau nek" kata Jovan menuju kamarnya
"Bentar gua ambil hp dulu" kata Bobi dan berjalan ke rumah
"Bawa Jovan ya Bob,dekatkan dia sama Intan,nggak lihat dia emosi gitu liat Lio ama Intan" kata Vivian
"Saya juga emosi nek,makanya saya ikut" kata Bobi sambil menarik tangan Jovan
"Ikut yok bosan di rumah" kata Boby
Jovan ikut saja tanpa menolak,dia tak mau melihat Intan digoda 2 racun nanti selama di pasar
"Lo duduk dibelakang,gua yang nyetir" kata Bobi membukakan pintu mobilnya
Jovan menuruti Boby dan duduk di samping Intan.
"Kita berangkat" kata Lio semangat
Mobil pun melaju meninggalkan rumah Vivian menuju pasar tradisional
"Intan sekarang kelas berapa Ntan" tanya Bobi memulai pembicaraan
"Kelas 12 mas" kata Intan sambil menikmati pemandangan sepanjang jalan
"Tahun depan kamu dah tamat dong Ntan" kata Lio menyambung
"Iya mas,kalau semuanya lancar" kata Intan
"Kamu mau lanjut kuliah" tanya Jovan
"Kalau ibu bapak ada rezeki Intan sih mau Tuan,tapi kalau nggak ada buat apa mas,nanti jadi beban buat orang tua Intan" kata Intan datar menjawab pertanyaan Jovan
Intan bukan anak pendendam,disaat dia marah dia akan menangis dan berteriak sampai dia puas dan melupakan semua
"Mas belok kanan,didepan itu pasarnya" kata Intan
"Siap boss" jawan Boby berhenti
Mereka pun turun dari mobil dan berjalan menuju pasar,bagi Intan dan Bobi duluan masuk pasar tradisional sudah biasa,dan tidak bagi Jovan yang memang belum pernah sama sekali menginjak pasar seperti itu.
Lio terdiam dan merasa sesak di dadanya,doa teringat masa kecil nya
"Lo tunggu di mobil aja,kalau lo nggak sanggup" kata Jovan memegang pundak Lio. Jovan sudah tau semua tentang Lio
"Gua aman kok" jawab Lio yg masih mencoba kuat
Jovan dan Lio mengikuti dari belakang,semua mata gadis gadis tertuju pada 3 pria tampan itu, berbeda dengan Intan yg sudah biasa melihat mereka.
"Mas kita ke tempat santan dulu ya" kata Intan menunjuk kios santan di depannya
Intan berjalan menuju kios santan itu,tapi Bobi,Lio dan Jovan tidak mengikutinya karena tempat nya ramai
"Pak santannya 15 kg ya,nanti saya ambil" kata Intan pada penjual santan
"Ya udah uang nya ditinggal dulu ya neng biar bapak ingat" kata penjual santan
"Oh iya sebentar pak" kata Intan dan kembali ke tempat 3 pria itu berdiri dan Intan berbisik lagi kepada Lio
"Mas mana uang nya" kata Intan berbisik tapi terdengar oleh Jovan
Lio pun mengambil ATM nya dari dompetnya,pakai ini aja,Intan pun bingung
"Ini Intan pakai ini saja" kata Jovan menyodorkan uang pada Intan
"pakai ini aja" kata Lio
"Mas Lio,mas Lio" Intan menggelengkan kepalanya dan mengambil uang Jovan
"Makasih ya Tuan" kata Intan mengambil uang Jovan
"Ini pasar tradisional mas bukan mall" kata Boby mengikuti Intan
"Kok gua bisa lupa ya" kata Lio pada Jovan
"Gua td juga nggak punya uang tunai,itu dikasih nenek tadi" kata Jovan
"Pada histeris gini ya cewek cewek liatin kita" kata Lio sementara Jovan cuek saja tidak perduli
"Ini uang nya pak" kata Intan nanti saya ambil ya pak,saya mau kedalam lagi
"Kita mencari gula merah ya mas" ajak Intan pada Bobi
"Jauh nggak Ntan" tanya Lio menyusul
"Agak kedalam mas" jawab Intan
Sesampainya di toko bahan pangan ada Alex yg sedang menjaga Toko orang tuanya
"Intan kamu mau beli apa" tanya Alex pada Intan
"Ini mau beli gula merah 12 kg sama tepung ketan15 bungkus,disini teh ada lex" tanya Intan
"Ada atuh,sebentar saya suruh Kang Karjo ambil pesanan kamu" Jawab Alex dan memanggil Karjo
Setelah 10 menit pesanan Intan datang dan membayar semuanya pada Alex,
"Alex itu kamu nggak kurangi harga nya kan,mama nggak mau rugi ya,sini mama hitung balik" kata mama Alex yg baru datang
Jovan,Bobi dan Lio yang mendengar nya kaget karena kenapa wanita itu berkata begity,karena dia seorang penjual dan Intan pembeli
"Hey Intan kamu te harus tau siapa kamu,hanya anak buruh kebun teh,jangan mimpi atuh mau sama anak saya,nggak sebanding Intan" kata mama Alex sambil melempar bon ke wajah Intan
Intan kaget bukan main atas perlakuan Mama Alex dan mencoba tidak menangis
"Jangan kasar gitu ma" kata Alex pada mana nya
"Kamu tu anak orang kaya,banyak wanita lain yg mau sama kamu,dia hanya anak orang miskin, sadar atuh Alex,paling Juga cewek kayak Intan mah jatuhnya jadi simpanan atau istri kedua juragan tua disini" kata mama Alex
Intan mengepal tangannya menahan emosinya supaya tidak meledak
"Ya sudah mas cari toko lain saja" kata Intan mengajak 3 pria yg menemaninya
"Ini calon mangsa kamu ya,pandai juga kamu menggoda 3 orang sekaligus" kata mama Alex sambil tertawa
"Jaga mulut anda" teriak Jovan yg sudah tidak bisa menahan emosi
"Beraninya anda menghina adik saya ha" teriak Lio yg sudah bringas
"Hancurkan toko ini" teriak Jovan
Lio dan Boby mengambil balok kayu dan mulai memporak-porandakan toko Alex
"Jangan mas" teriak Intan dan menghalangi balok kayu yang akan menghancurkan toko itu
Dengan cepat Jovan menahan balok kayu Bobi yang akan menghantam kepala Intan,dan Intan sudah pasrah jika harus kena kayu itu
"Kamu kenapa Intan,menjauh dari toko itu" kata Jovan kepada Intan
"Saya minta ampun tuan jangan hancurkan toko ini saya mohon" kata mama Alex menangis dan mengatup kedua tangannya di dadanya
"Ampun anda bilang,adik saya anda hina didepan saya,apakah seorang saudara tega adiknya dihina orang" teriak Bobi
"Sini kamu Intan jangan menangis" kata Lio
Intan pun berjalan kearah Lio
"Berlutut di kaki Intan" kata Lio
" Tidak akan" kata mama Alex
"satu" hitung Lio
"tidak sudi saya" kata mama Alex
"dua" hitung Lio lagi
"lebih baik saya kehilangan toko ini" kata mama Alex
"Oh dengan senang hati" kata Boby
sebuah balok kayu menghancurkn etalase toko itu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Ace
dodol 👍
2020-11-19
1
Winda031989 Winda031989
hore....teriak penuh kemenangan bagi ke 3 pria tampan itu,tapi tidak bagi mama Alex ..dasar emak gelok,cihh
2020-11-02
1
Sergio Tina
sukses
2020-09-20
1