Suamiku Membenciku?
Author: Linda Mardiana
•Siang Hari
Aisyah yang baru saja selesai memasak makan siang, segera berlari kecil ke arah pintu setelah seseorang beberapa kali membunyikan bel rumahnya.
Senyumnya mengembang ketika mendapati kedua sahabtnya datang berkunjung ke rumahnya untuk yang pertama kali.
Ya, Yoona dan Nurul datang bertamu ke rumah Aisyah hari ini. Nurul sangat penasaran ketika mendengar cerita Yoona tentang pernikahan Aisyah dan Tommie.
Mereka duduk berbincang-bincang di ruang tamu sembari bercanda melepaskan segala kerinduan mereka selama bertahun-tahun.
"Di mana pria jahat itu? Aku ingin sekali menjambak rambutnya," ucap Nurul sembari memperhatikan ke sekeliling ruangan.
"Kak Tommie sedang bekerja, jangan memanggilnya seperti itu lagi, dia suami Aisyah sekarang," balas Aisyah dengan malu-malu.
Yoona dan Nurul hanya terkekeh mendengar ucapan sahabatnya barusan.
Aisyah mengajak Yoona dan Nurul untuk makan bersama, kebetulan sekali ia baru saja selesai memasak. Namun, baru saja beberapa langkah mereka menuju ke arah dapur, bel rumah Aisyah kembali berbunyi.
"Siapa syah?" tanya Yoona.
"Aisyah juga tidak tahu, rumah ini tidak pernah kedatangan tamu semenjak Aisyah datang, kalian adalah tamu pertama," ucap Aisyah. Gadis itu segera berbalik dan membukakan pintu.
"Assalammualikum," ucap Tommie yang berada di depan pintu bersama dengan dua orang pria tampan.
Aisyah, Nurul, dan Yoona terdiam beberapa saat sebelum akhirnya menjawab salam tersebut. Mereka terlihat sangat kaget melihat tamu yang di bawa oleh suami Aisyah tersebut.
"Tommie, apa kau yakin dia adalah gadis bodoh yang sering kita bully dahulu? Aku tidak percaya dia sangat cantik," ucap Andra Wijaya, teman satu geng Tommie yang dulu sering membully Aisyah dan teman-temannya.
"Ya ampun, cantik sekali istrimu. Jika aku tau dia secantik ini, aku yang akan menikahinya terlebih dahulu," ucap Revan Victor, teman Tommie yang juga sering membully Aisyah dan teman-temannya.
Plak! Plak!
Terdengar suara yang cukup keras, saat Tommie memukul kepala kedua sahabatnya itu. Pria itu kemudian menatap tajam ke arah Andra dan Revan.
"Jangan melirik istriku, atau akan aku congkel bola mata kalian," ancam Tommie, pria itu berbisik di telingan kedua sahabatnya itu sembari merangkul leher mereka dengan sangat erat.
"Kak Tommie, ayo ajak teman-temannya masuk. Teman Aisyah juga datang berkunjung," ucap Aisyah dengan sopan sembari menyunggingkan senyum ke arah suaminya.
Tommie dan kedua sahabatnya terpana melihat senyum Aisyah yang sangat manis. Tetapi Tommie dengan segera memukul kepala sahabatnya lagi ketika menyadari dua pria tersebut juga turut memandangi istrinya.
"Wah, lengkap sudah. Apa kabar musuh bebuyutan?" ucap Nurul menatap sinis Andra dan Revan.
"Cih, mengapa aku harus bertemu dengan gadis menyebalkan ini lagi? Pasti nanti malam aku akan bermimpi buruk," balas Revan menyindir Nurul.
Andra dan Yoona masih saling menatap tajam, keduanya sepertinya masih menyimpan dendam tentang kejadian di saat mereka SMA dulu..
"Sudahlah, jangan berdebat terus, yang lalu biarlah berlalu, kita sekarang sudah sama-sama dewasa, jangan bertengkar seperti anak kecil lagi. Andra, Revan cepat minta maaf," ucap Tommie berusaha melerai pertikaian antara sahabatnya dan sahabat sang istri.
Andra dan Revan dengan terpaksa meminta maaf kepada teman-teman Aisyah karena permintaan dari Tommie. Sedangkan Yoona dan Nurul, sepertinya masih enggan untuk memaafkan mereka.
Untuk mencairkan suasana, Aisyah berinisiatif untuk mengajak teman-temannya untuk makan siang bersama dengan teman-teman Tommie.
Di meja makan suasana sangat hening, tidak ada pembicaraan apapun lagi di antara mereka.
"Oh iya Tommie, bagaimana hubunganmu dengan Jennie, aku sudah lama tidak bertemu dengannya," ucap Andra tiba-tiba. Semua mata kini tertuju kepada pria itu, kecuali Aisyah yang masih berfokus kepada makanannya.
"Ya, aku juga sudah lama tidak mendengar kabar tentangnya setelah ia mengaku sedang mengandung anakmu waktu itu," ucap Revan, seketika Yoona dan Nurul menghentikan suapan terakhirnya.
Suasana di meja makan kembali hening beberapa saat, semua mata masih menatap tajam ke arah Tommie seolah sedang menanti jawaban.
"Benarkah, kau yang menghamilinya? Aku tidak percaya! Kau benar-benar pria brengsek, Tommie," ucap Yoona dengan kesalnya.
"Jawablah Tommie, apakah kau tidak cukup jantan untuk mengakui kesalahanmu?" Nurul juga semakin tersulut emosi.
Tommie masih terdiam tidak menggubris pertanyaan beruntun dari sahabatnya dan juga sahabat sang Istri.
"Maaf Aisyah permisi dulu," pamit Aisyah yang dengan segera bangkit dari duduknya dan ingin beranjak pergi dari ruang makan.
Tap!
Langkahnya terhenti ketika Tommie tiba-tiba saja menarik gadis itu ke dalam dekapannya, semua mata kini kembali tertuju kepada Tommie.
"Mengapa kau pergi? Apakah tidak ingin mendengar jawabku? Apakah kau cemburu gadis bodoh?" tanya Tommie tanpa henti, sembari berbisik di kuping Aisyah.
Aisyah hanya terdiam, ia tidak tahu harus memberi alasan apa kepada sang suami atas kecemburuannya, mendengar perkataan Revan tadi.
"Dengarkan aku baik-baik. Aku tidak pernah menyentuh wanita itu, ia berselingkuh di belakangku, dan di saat aku memutuskan hubungan dengan dirinya, ia malah memfitnah diriku," jelas Tommie dengan tegas kepada teman-temannya dan tentu saja kepada Aisyah yang masih berada di dalam dekapannya.
Mereka semua dengan serempak mengangguk, Revan dan Andra juga meminta maaf kapada Aisyah karena menanyakan tentang masa lalu Tommie.
Di ruang Tamu
Suasana kini semakin mencair, hubungan mereka semua mulai sedikit membaik, meskipun terkadang masih saja berdebat karena hal kecil.
Cukup lama mereka berbincang, Tommie kemudian mengajak teman-temannya untuk pergi ke ruang kerjanya, dan membiarkan sang istri menghabiskan waktu bersama temannya.
"Oh iya Aisyah, aku dan Nurul membelikan kado pernikahan untukmu, memang sudah terlambat, tetapi aku harap kau mau menerimanaya." Yoona memberikan dua buah kotak kado kepada Aisyah. Aisyah dengan senang hati menerima hadiah sahabatnya tersebut.
Setelah sekian lama berbincang-bincang, Yoona dan Nurul memutuskan untuk pulang. Sementara Andra dan Revan tengah asik berbincang di ruang kerja Tommie.
Ruang kerja Tommie
Mereka terus saja mencari tahu lebih dalam tentang hubungan Tommie dan Aisyah. Tommie bahkan sangat risih mendengar pertanyaan yang beruntun dari sahabatnya itu.
"Tommie, mengapa kau tidak memberitahuku jika Aisyah sangat cantik? Jika aku tahu, aku tidak akan membullynya dan akan meminangnya lebih dulu," ucap Andra dengan nada bercanda.
Bugh!
Tommie memukul lengan pria itu sangat keras hingga membuatnya membungkam mulut. Andra benar-benar ketakutan melihat ekspresi Tommie yang seolah ingin membunuh dirinya.
"Ngomong-ngomong Tommie, sejauh mana hubungan kalian? Jangan bilang kau belum pernah menyentuhnya," tanya Revan dengan sangat penasaran.
Andra juga sangat bersemangat menunggu jawaban dari Tommie.
"Entahlah, aku sangat bingung. Gadis itu sangat lugu, bahkan aku tidak tahu bagaimana cara untuk memulainya," ucap Tommie dengan raut wajah datarnya.
"Aish, dasar pria ini. Dengarkan aku baik-baik." Andra mulai menyusun rencana untuk membantu sahabatnya itu.
Tommie dengan penuh antusias mendengarkan saran dari sahabatnya tersebut.
Malam Hari
Tommie memasuki kamar dan mendapati Aisyah tengah duduk santai di atas sofa sembari memainkan ponselnya.
Pria itu perlahan semakin mendekat ke arah sang istri dan kemudian duduk di sampingnya. Aisyah yang terlaku fokus kepada ponselnya hingga tidak menyadari kedatangan Tommie.
"Apa yang sedang kau lakukan gadis bodoh? Mengapa terlalu berfokus kepada ponselmu, hingga mengabaikan aku?" tanya Tommie. Aisyah langsung menoleh ketika mendengar suara sang suami yang berada tepat di sampingnya.
Gadis itu segera meletakkan ponselnya dan menatap mata Tommie cukup lama. Tommie bahkan tidak mengerti apa yang sedang di lakukan oleh Aisyah.
"Gadis bodoh, apakah punggungmu tidak sakit karena berbaring di sofa 4 bulan ini?" tanya Tommie tiba-tiba.
"Tentu saja, tetapi Aisyah sudah mulai terbiasa." Aisyah kemudian tersenyum memandangi wajah sang suami.
Tommie hanya menatap sendu ke arah gadis itu, ia merasa sangat kasian kepada Aisyah.
"Mau tidur di kasur denganku? Jangan terlalu percaya diri dulu, aku hanya tidak ingin repot membawamu kerumah sakit jika kau patah tulang," ucap Tommie asal-asalan memberi alasan.
Tanpa menjawab Aisyah langsung mengambil bantal dan selimutnya yang berada di atas sofa, kemudian gadis itu segera berlari dengan penuh semangat kemudian melompat-lompat di atas kasur.
"Hentikan gadis bodoh, kau bisa merusak kasur mahalku." Tommie segera menghampiri gadis itu dan tiba-tiba saja menarik tangannya.
Brugh!
Aisyah jatuh tepat di atas tubuh Tommie, kepala mereka saling beradu hingga mengeluarkan bunyi yang cukup keras.
Mereka sontak memegangi kepala mereka masing-masing, sembari berusaha menahan tawa. Aisyah dengan segera bangkit dan duduk di samping ranjang.
"Maaf Kak Tommie dan terima kasih sudah mengizinkan Aisyah untuk yidur di sini," kata Aisyah lirih, ia merasa tidak enak hati kepada Tommie. Pria itu hanya mengangguk kecil.
"Tapi, apakah Kak Tommie yakin ingin tidur dengan Aisyah? Aisyah takut tidak bisa mengontrol diri," ucap gadis itu malu-malu sembari menundukkan kepalanya.
Deg! Deg! Deg!
Jantung Tommie berdegup kencang mendengar ucapan dari sang istri barusan, pipinya juga ikut bersemu karena malu.
"Eh-em, tidak apa-apa. Sejujurnya aku sudah siap," jawab Tommie malu-malu.
"Benarkah? Awas saja jika Kak Tommie menyerah lebih dulu," ucap Aisyah menatap mata Tommie sembari tertawa kecil.
Bersambung....
Jangan lupa like and komen untuk support author
Terima Kasih,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments