CH 1

Tommie yang melihat Aisyah dan teman - temannya tengah menyantap makanan, mulai menyusun rencana licik bersama dengan gengnya.

"Ayo kita bergabung dengan mereka berlima, sangat tidak seru jika kita membiarkan mereka makan dengan tenang," ajak Tommie.

Pria itu tidak dapat menyembunyikan kebahagiaan pada raut wajahnya ketika membayangkan tentang rencana licik mereka. Dasar psikopath gila!

Sejurus kemudian, Tommie langsung beranjak dari duduknya, sedikit meregangkan tubuh sejenak sebelum beraksi, kemudian berjalan dengan santainya menuju ke arah Aisyah.

Keempat temannya langsung mengekor tanpa perintah, mereka juga terlihat begitu bersemangat saat ini.

Tommie dan gengnya langsung duduk di atas kursi yang sama dengan geng Aisyah. Mereka duduk mengitari orang - orang itu, mengambil alih tempat dan makanan mereka seenak jidat

Aisyah dan teman - temannya mencoba untuk tidak mengindahkan keberadaan para manusia kurang kerjaan tersebut, serta lebih memilih untuk melanjutkan acara makan mereka.

Bagaimanapun, mereka tahu betul, tidak akan ada habisnya jika berurusan dengan Tommie dan antek - anteknya itu.

"Sepertinya makanan ini cukup enak, sangat pelit jika kau hanya memakannya sendirian." Tommie langsung merampas makanan yang tengah disantap oleh Aisyah tanpa persetujuan lebih dulu, membuat gadis itu hanya bisa menarik nafas dalam - dalam.

"Kak, bisa tolong kembalikan makan itu? Akan aku pesankan yang baru untukmu," pinta Aisyah dengan suara lembutnya.

"Dasar gadis Ninja, kau kira aku akan mengembalikannya semudah itu? Lepaskan dulu penutup wajahmu itu, membuatku risih saja!" Tommie berkata dengan angkuhnya sembari menyantap makanan tersebut seolah tanpa dosa.

Rangga dan Dony mulai merasa muak dengan sikap Tommie yang semakin dibiarkan malah semakin keterlaluan, mereka menatap sinis kearah pria itu yang telah bersikap sangat tidak sopan kepada Aisyah.

Tidak sampai disitu saja, Tommie dan gengnya bahkan sampai meludahi makanan yang telah di pesan oleh Aisyah dan teman - temannya.

Suara seseorang menggebrak meja makan kantin dengan cukup keras, membuat semua mata seketika menuju kearah sumber suara.

Dony dan Rangga sudah merasa muak dan sangat geram melihat tingkah Tommie dan gengnya yang sudah sangat keterlaluan kali ini.

"Dimana akal sehat kalian? Apa yang telah kami lakukan kepada kalian hingga kalian terus saja mengganggu kami? lagian apa untungnya bagi kalian?" Dony yang sudah sangat geram, mencengkram erat kerah seragam yang di kenakan oleh Tommie.

"Untungnya? Tidak ada, bukannya ini sangat menyenangkan? Bercermin lah, wajah kalian terlihat lucu sekali saat ini." Tommie kembali tersenyum sinis seakan sedang mengejek Dony.

Tangan Dony yang mengepal kuat sudah nyaris melayang ke arah wajah menyebalkan pria di hadapannya. Namun, seketika terhenti saat Aisyah menggenggam erat ujung seragam Dony.

Dony seketika menoleh dan menatap bingung ke arah Aisyah, gadis itu hanya menggelengkan kepalanya, sebagai pertanda agar Dony tidak melanjutkan aksinya lebih jauh lagi.

Aisyah hanya khawatir jika mereka akan terlibat masalah dan masuk ruang BK. Bisa bahaya jika ayah Aisyah dipanggil ke sekolah, bisa - bisa sekolah dirubuhkan oleh sang ayah.

"Aish, jika bukan karena Aisyah aku sudah menghancurkan wajah angkuhmu sekarang juga!" Dony menghempas tangannya dengan kasar karena ingin sekali merusak wajah Tommie detik ini juga.

Perlahan cengkramannya pada kerah seragam Tommie melonggar. Pria arogan itu kembali tersenyum sinis sembari memberikan tatapan penuh ejekan ke arah Aisyah dan temannya.

"Sudahlah, jangan dilanjutkan lagi. Ayo kita pergi ke kantin sebelah saja," ajak Aisyah, dia benar - benar tidak ingin jika masalah ini semakin berlanjut. Gadis itu sangat takut jika teman - temannya terluka saat sedang membela dirinya yang lemah.

"Mengapa terburu-buru? Sombong sekali kalian, apakah tidak ingin bermain bersama kami terlebih dahulu?" Jennie menghalangi langkah kaki gadis itu.

Jennie yang merupakan kekasih dari Tommie langsung menjambak rambut panjang Aisyah yang masih terbalut jilbab panjangnya, hingga membuat sang empunya merintih kesakitan, perlakuan kasar Jennie juga membuat cadar Aisyah sedikit tertarik ke bawah.

Dengan segera Aisyah kembali menarik cadar yang melingkar pada wajahnya agar tidak terlepas seluruhnya.

Tentu saja Yoona dan Nurul tidak terima melihat sahabat mereka diperlakukan seenaknya seperti itu.

Sebuah tamparan cukup keras langsung mendarat dipipi mulus Jennie. Yoona sudah kehilangan kesabarannya melihat tingkah gadis itu yang semakin keterlaluan.

"Dasar wanita gila! Mengapa kau menamparku?" umpat Jennie, sembari memegangi pipinya yang sudah tampak memerah akibat tamparan Yoona yang cukup keras.

Tommie tidak terima melihat kekasihnya di perlakukan dengan kasar, tiba - tiba saja langsung maju dan hendak mendorong Yoona tetapi Aisyah dengan sigap menghadang hingga dialah yang terjerembab ke atas lantai kantin yang kotor.

Seluruh temannya lanngsung melotot kaget melihat kepala Aisyah yang nampak berdarah karena habis membentur sudut meja.

"Awh ...!" Aisyah merintih kesakitan.

Gadis itu berusaha menahan tangis sembari memegangi pergelangan kakinya yang terasa sangat sakit. Sepertinya kaki gadis itu terkilir.

Rangga dengan segera mengulurkan tangan untuk membantunya bangkit. Namun, Aisyah dengan segera menolak.

"Maaf Kak Rangga, aku sendiri aja," ucap Aisyah berusaha menolak Rangga dengan lembut, agar pria itu tidak tersinggung.

Donny benar - benar sudah kehilang kesabarannya dan langsung melayangkan pukulan pada perut Tommie dengan sangat keras, hingga pria itu meringis kesakitan sambil memegangi perutnya.

"Apa kau punya otak, Tommie? Dia seorang wanita, apa pantas bagi seorang pria memperlakukan wanita seperti itu?" bentak Dony, sembari meninggikan nada suaranya dan menatap Tommie dengan tajam.

Seandainya tatapan bisa membunuh, Tommie pasti sudah tewas karena tatapan Dony.

"Aku meragukan bahwa dia adalah seorang pria! Lihat saja tingkahnya, hanya berani kepada seorang wanita." Yoona menyindir Tommie, yang tidak berani melawan Dony saat ini.

"Apakah ini hasil dari didikan Tuan Vano? Aku bahkan meragukan kau adalah anak kandungnya, karena sikap kalian sangat berbanding terbalik." Rangga juga angkat bicara dan menyindir Tommie.

Tommie memicingkan matanya, wajahnya terlihat sangat geram atas perkataan yang baru saja di ucapkan oleh Rangga.

Rangga dan Tommie memang sudah diketahuo tidak pernah akur dari semenjak pertemuan pertama mereka saat Sekolah Menengah Pertama.

"Ayo kita pergi saja, orang-orang kaya itu sangat sulit untuk di lerai. Bisa-bisa kita yang akan menjadi korbannya," bisik seorang murid kepada murid lainnya.

Semua orang yang ketakutan langsung membubarkan diri dan pergi dari area kantin tersebut, sebelum mereka bernasib sama seperti Aisyah.

"Sekolah ini adalah milik Tuan Vano. Jadi, Tommie berhak melakukan apa saja yang dia inginkan." Andra angkat suara, membela Tommie yang merupakan sahabat dari kecilnya.

"Jika kalian tidak senang dengan perlakuan kami, kalian bisa angkat kaki dan pergi sejauh mungkin dari sekolah ini." Imbuh Revan, dengan berani.

Rangga hanya bisa menggeleng - gelengkan kepalanya saja, sembari mengelus dada ketika mendengar perkataan yang keluar dari mulut orang - orang keterlaluan itu.

"Sudahlah, jangan ladeni mereka lagi! Tidak akan pernah selesai," ucap Nurul, mengajak teman - temannya untuk pergi.

Mereka semua sudah sangat muak melihat tinggkah angkuh Tommie dan gengnya itu. Jadi, mereka lebih memilih untuk mengalah dan meninggalkan tempat itu, dari pada terus meladeni mereka karena tidak akan ada habisnya.

Aisyah yang masih kesakitan dipapah oleh Yoona dan juga Nurul untuk membawanya ke dalam kelas karena sebentar lagi jam pelajaran akan segera di mulai.

"Apa kamu yakin baik - baik saja, Aisyah? Kamu bisa istirahat di ruang UKS kalo sakit," ucap Rangga yang tampak sangat cemas.

Raut wajah penuh kekhawatiran terlihat jelas dari wajah Rangga yang sedari tadi tidak melepaskan pandangan dari Aisyah.

"Tidak masalah, ini hanya terkilir, nanti juga akan sembuh," jawab Aisyah dengan suara lembutnya.

Gadis itu tahu betul, bahwa teman-temannya sangat perduli dan sedang sangat khawatir terhadap dirinya sekarang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!