Takdir Cinta Aisyah (revisi semua bab)
Perkenalkan, namanya adalah Aisyah, dia kini belum genap berusia 16 tahun. Saat ini sedang melanjutkan pendidikan di jenjang SMA, dia duduk di kelas tiga karena berhasil loncat kelas saat kelas satu.
SMA Dwikara adalah sekolah terbaik yang dipilihkan oleh sang ayah sebagai tempat sang putri untuk melanjutkan pendidikannya, sekolah yang terkenal sebagai tempat berkumpulnya anak - anak orang kaya dan anak para konglomerat seantero negeri.
Tingkah lakunya penuh dengan sopan dan santun, tutur katanya juga sangat lemah lembut, serta selalu berbicara dengan suara yang rendah. Itu adalah ciri khas paling mendominasi dari diri gadis ini.
Tidak ada yang spesial dari dirinya selain merupakan anak dari pengusaha terkenal– Putra Adji Widjaya.
Selebihnya, Aisyah hanyalah seorang gadis pemalu yang tertutup, juga tidak jarang menjadi korban bullying di sekolah.
Cacian, makian, serta kekerasan sudah seperti makanan sehari - harinya. Dipukul dan diinjak pun sudah tidak terasa sakit lagi karena saking ia sudah terbiasa dengan semua itu.
Gadis itu berparas imut, tingginya hanya 155 cm dengan netra kebiruan, surai panjang sepinggangnya ia tutupi dengan jilbab syar'i yang sudah setia menemaninya semenjak kecil.
Dia merupakan anak yatim karena telah lama ditinggal sang ibu. Di dunia ini dia hanya memiliki sang ayah seorang sebagai sosok keluarga yang sangat perhatian terhadapnya.
Kendati itu, Aisyah pernah berdoa dalam sujudnya untuk menghilang dari dunia. Ia tidak sanggup untuk menerima semua kebencian orang - orang sekitarnya lebih lama lagi.
Lupakan tentang Aisyah sejenak, kita beralih pada sosok berikutnya. Seseorang yang memiliki kepribadian berbanding terbalik dengan Aisyah.
Kepribadian pria ini sangat keras, tutur katanya kasar, dan sering berbuat semau hatinya.
Tawuran dan membuat kekacauan adalah keahlian pria ini. Sedangkan membully adalah hobinya.
Setiap hari, ada saja ulahnya untuk berbuat jahil terhadap teman - temannya di sekolah. Mulai dari hal sederhana yang bisa dianggap sebagai bahan bercandaan, hingga hal serius yang sudah berada di level keterlaluan.
Ruang BK sudah seperti tempat nongkrong bagi dirinya dan juga teman - temannya. Hampir setiap hari mereka berlima keluar dan masuk ke sana.
Alasannya pun beragam, dari hanya sekedar menjahili, hingga tidak jarang karena membuat murid lain masuk ke rumah sakit.
Dan takdir mengirimnya bertemu dengan Aisyah. Gadis cantik dan pintar yang membuatnya kalah saing di sekolah.
Meskipun terkenal bandel. Sudah bukan rahasia umum lagi jika Tommie adalah murid terpintar di kelas, juara satu umum selama dua tahun berturut - turut dan mengalahkan 200 murid seangkatannya.
Namun, kondisi berubah ketika naik ke kelas tiga, seorang gadis yang entah dari mana asal usulnya tiba - tiba saja loncat kelas dan masuk ke kelas tiga.
Saat ulangan semester satu berlangsung, gadis itu langsung menyalip pada peringkat pertama, membuat Tommie iri dan kesal karenanya.
***
Pagi hari yang sangat cerah, seluruh murid sedang berhamburan ke kantin untuk mengisi perut sebelum berperang dengan buku dan pena nantinya.
Di kantin yang terlihat cukup padat, Tommie dan antek - anteknya tengah nongkrong bersama. Bercicit ria dan menyusun rencanya, "Murid mana lagi yang harus kira ganggu hari ini?" fikir mereka dengan licik.
Mereka ini juga sering sekali mengganggu dan meminta uang jajan kepada murid lain, padahal mereka seharusnya sama sekali tidak kekurangan uang sepeser pun karena termasuk kalangan anak orang kaya.
Alasannya? Jangan ditanya! Mereka pasti akan mengatakan, "Kami hanya melakukan itu untuk senang - senang saja ... Sungguh lucu melihat murid lain menangis dan merengek seperti anak TK karena diganggu."
"Lihat itu, bukannya itu Si Primadona guru? Dia datang bersama para dayang dan ksatria berkudanya, menuju ke arah kantin rakyat jelata ini," ujar seorang gadis dengan sebatang rokok yang tersalip di antara jari tengah dan jari telunjuk.
Gadis itu menunjuk penuh semangat ke arah Aisyah dan keempat temannya yang baru saja melewati mereka berlima. Entah mengapa gadis itu begitu senang melihat kehadiran mereka.
"Aduh, mereka datang tepat waktu, yah? Kebetulan sekali, aku sedang ingin mencari mangsa untuk diajak bermain - main," imbuh seorang siswa laki - laki yang diketahui bernama Revan.
Dia tampak menyunggingkan senyum penuh arti diikuti seringai miring mengerikan yang terpahat pada wajah tampannya.
Mendengar perkataan teman - temannya yang begitu bersemangat, membuat Tommie jadi tidak sabar untuk menghampiri Aisyah dan keempat temannya itu.
Pria tersebut memajukan kepala beberapa senti, kemudian merangkul leher teman yang ada di sampingnya, mereka berlima mulai menyusun rencana licik untuk mengganggu gadis tadi.
Sementara itu, di tempat Aisyah berada saat ini. Gadis itu sama sekali tidak menyadari mengenai bahaya yang telah berada di depannya.
Mereka berlima asik bercengkrama, "Kalian ingin memesan makanan apa? Biar aku yang mentraktir kalian semua."
Teman Aisyah yang bernama Dony tiba - tiba berceletuk asal, pria ia memang terkenal sangat royal jika masalah makanan.
Jangankan mentraktir keempat temannya, mentraktir seisi sekolah juga dia tidak akan merasa keberatan sama sekali. Toh, uang jajan tuan muda keluarga Mirae ini sangat banyak, terlebih uang milik keluarga Mirae.
"Tidak usah repot - repot Tuan Mirae. Kau lihatlah lembaran merah di tanganku ini! Uang - uangku ini terlalu banyak, hingga aku bingung mau menghabiskannya bagaimana," balas gadis bernama Nurul, sembari mengeluarkan uang seratus ribuan dan mengibaskannya di wajah Dony.
Tau siapa dia? Dia adalah putri termuda keluarga Mattei, konon katanya gadis ini sudah memiliki sebuah villa di tanah bali sebagai hadiah ulang tahunnya yang ke- 17 tahun.
"Aish, dasar putri Mattei ini! Setidaknya basa - basilah lebih dulu, jangan menolak tawaranku mentah-mentah, sama seperti menolak perasaan tulusku padamu." Dony mencolek dagu Nurul, membuat sang empunya berdecak kesal.
Sudah bukan rahasia umum lagi jika Dony dan Nurul telah lama dijodohnya. Bahkan, bisa dibilang jika keduanya sudah ditakdirkan untuk menikah di masa depan semenjak masih di dalam kandungan.
Dony pun telah lama menyukai Nurul tetapi sayangnya gadis itu menolak perasaan Dony yang malang.
"Sudahlah jangan berdebat lagi, ayo kita pesan dulu sebelum bel masuk berbunyi." Rangga, putra dari kepala sekolah berusaha untuk melerai pertikaian antara Donny dan Nurul.
"Mereka selalu saja seperti ini, bukankah terlihat sangat serasi? Benarkan Aisyah?" tanya Yoona sembari menyenggol tangan Aisyah. Sontak membuat Aisyah mengangguk penuh semangat.
"Aku tidak sudi!" jawab Nurul dengan nada sarkasnya, membuat Dony yang mendengar hal itu langsung cemberut kesal.
Setelah cukup lama mereka memilih menu sarapan, mereka akhirnya memutuskan untuk memesan makanan dan segera mencari tempat untuk duduk.
Cukup banyak makanan yang mereka pesan hingga memenuhi meja mereka.
"Eh, kalian sombong sekali. Mengapa tidak mengajak kami untuk bergabung? Kami juga ingin menyicipi makanan kalian." Tommie langsung merampas secara paksa makanan yang tengah disantap oleh Aisyah.
"Kak bisa tolong kembalikan itu? Makanan itu adalah milikku," pinta Aisyah, berusaha berbicara sebaik mungkin, barangkali pria menyebalkan di hadapannya tersebut mau mengembalikan makanannya secara suka rela.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments