Suamiku membenciku?
Author: Linda Mardiana
•Satu Minggu kemudian
Putra meminta Aisyah dan Tommie untuk menginap dirumahnya selama satu minggu. Sebenarnya Tommie ingin menolak, tetapi ia tidak punya alasan yang tepat untuk menolak permintaan mertuanya itu.
Aisyah sebenarnya tidak enak juga kepada Tommie karena terus merepotkan pria itu, tetapi Ayahnya terus saja mendesak mereka untuk tetap menginap.
Pagi ini, mereka bertiga sarapan bersama untuk kesekian kalinya, sehingga sudah tidak terlihat kecangguangn di antara mereka lagi.
Tidak ada pembicaraan apapun selama mereka sarapan, hanya terdengar suara dentingan sendok dan garpu yang saling beradu.
Selesai sarapan
"Kalian akan pulang hari ini? Mengapa tidak menginap lebih lama lagi?" tanya Putra setelah menghabiskan suapan dan tegukan terakhirnya.
Aisyah hanya melirik ke arah Tommie. Ia tahu betul bahwa sang suami merasa sangat tidak nyaman jika terus berada di rumah ayahnya.
"Maaf Ayah, tapi Kak Tommie harus bekerja. Kasian karena ia pulang dan pergi kerjanya jauh," ucap Aisyah memberi alasan.
Putra hanya mengangguk, ia juga tidak mau terus memaksa anak dan menantunya untuk tetap tinggal bersama dirinya.
Bagaimanapun, Aisyah sudah menjadi istri pria lain sekarang. Ia sudah tidak memiliki hak untuk mengatur kehidupan putrinya lagi.
"Aisyah ke kamar dulu ya, mau membereskan baju," ucapnya kepada sang suami dan Ayahnya.
Tommie melirik kearah gadis itu, Aisyah tampak sangat sedih karena harus kembali berpisah dengan ayahnya.
"Jika kau mau, kau tunggu di sini saja. Nanti sore akan kujemput," ucap Tommie menawarkan.
Aisyah tampak sumringah mendengar ucapan suaminya barusan. Bahkan, tanpa sadar ia memeluk pria itu.
"Eh? A ....anu, Aisyah tidak sengaja," ucap gadis itu kemudian langsung berlari ke arah kamarnya dan meninggalkan Tommie yang masih tampak sangat kaget.
Putra hanya tersenyum kecil melihat tingkah lugu putrinya.
Di dalam kamar
Aisyah terus saja berjalan kesana kemari tanpa henti, jantungnya terasa berdegup sangat kencang saat ini.
Gadis itu juga terus memegangi pipinya yang sedang bersemu malu.
"Aduh, apa yang Aisyah lakukan? Bagaimana jika Kak Tommie marah dan menghukum Aisyah?" batinnya.
Pertanyaan itu terus saja muncul di benaknya seakan-akan menjadi kekhawatiran terbesarnya saat ini.
"Assalammualikum," ucapan salam dari sang suami di selingi oleh ketukan pintu sebanyak tiga kali membuat jantung gadis itu berdebar semakin kencang.
"Waalaikumsalam," ucapnya lirih, sembari terus menundukkan kepala di saat sang suami sudah memasuki kamar tersebut.
Tommie terus memperhatikan tingkah Aisyah yang sangat aneh hari ini.
"Kau kenapa?" tanya Tommie dengan raut wajah datarnya, sembari sedikit mengerutkan dahinya memandangi sang istri yang seolah enggan untuk menatap dirinya.
"Anu ....Aisyah minta maaf ya, tadi itu benar-benar tidak sengaja. Jangan menghukum Aisyah ya, Aisyah janji tidak-" Perkataannya terputus saat Tommie tiba-tiba saja memeluk dirinya.
"Jangan terlalu percaya diri dulu gadis bodoh, ini adalah hukuman karena kau telah memeluk diriku tanpa izin," ucap Tommie asal.
Gadis lugu itu hanya mengangguk dan tetap terdiam cukup lama di saat Tommie memeluk tubuhnya sangat erat.
"Sudah belum? Sampai kapan harus seperti ini, apakah hukumannya belum selesai?" tanya gadis itu sembari terus memberontah dalam dekapan Tommie.
"Tunggu dulu, sebentar lagi, aku sudah lama tidak merasakan pelukan sehangat ini," ucap Tommie sembari mempererat pelukannya.
Aisyah kembali mengangguk dan kembali terdiam cukup lama di dalam pelukan Tommie.
"Aish, sudah belum? Aisyah sudah lelah karena terus berdiri dari tadi," ucap gadis itu sembari menepuk pundak sang suami, pelan.
Tommie langsung tersadar dari lamunannya dan dengan segera melepaskan pelukannya.
Pria itupun segera beranjak dari samping Aisyah dan kemudian keluar dari kamar setelah mengambil beberapa berkas, tanpa mengucapkan sepatah katapun kepada Aisyah.
Sore Hari
Aisyah terus saja memandangi jam dinding yang berada di dalam kamarnya, gadis itu tampak sangat lelah karena menunggu sang suami yang tidak kunjung datang.
Seketika senyumnya mengembang di saat mendengar suara ketukan pintu yang di selingi oleh ucapan salam dari suara yang tidak asing bagi dirinya.
Gadis itu segera berlari kecil menghampiri pintu setelah menjawab salam dari sang suami.
"Kak Tommie, jalan-jalan yuk. Nanti Aisyah masakin masakan yang paling enak deh," ucap gadis itu manja, di saat sang suami baru saja memasuki kamar.
Tommie hanya mengernyitkan dahinya sembari menatap tajam ke arah gadis itu, hingga membuat Aisyah menjadi terdiam seketika.
"Ya sudah deh, nanti saja," ucap gadis itu lirih, ia tampak ketakutan jika Tommie memarahi dirinya lagi.
Gadis itu berjalan lemas menuju arah pintu, ia sepertinya tampak sangat kecewa karena Tommie tidak ingin menemani dirinya jalan-jalan.
"Mau kemana? Cepat ganti bajumu, jadi jalan-jalan atau tidak?" Ucapan Tommie membuat Aisyah menghentikan langkahnya.
Dengan segera ia berbalik dan tampak sesekali melompat kegirangan, benar-benar seperti anak kecil saja.
Gadis itu secara refleks langsung menghampiri sang suami dan kembali ingin memeluknya. Namun, dengan segera Tommie memegangi kepala gadis itu.
"Sepertinya gadis ini tidak baik untuk kesehatan jantungku," batinnya.
Jantung Tommie terus berdegup kencang di saat Aisyah berada di dekat dirinya. Hingga membuat pria itu tidak ingin terlalu dekat kepadanya.
Sesuai keinginan dari Aisyah, mereka pergi jalan-jalan hari ini. Aisyah terlihat sangat senang, hingga tidak henti-hentinya tersenyum.
"Mengapa ada gadis bodoh secantik dirimu di dunia ini? Aish, sepertinya akulah yang bodoh karena terpikat oleh senyummu," batin Tommie, pria itu seakan enggan melepaskan pandangannya dari sang istri.
Pukul 21.00
krrukk!
Aisyah bersemu malu ketika suara perutnya terdengar cukup keras, ia hanya berharap Tommie tidak menyadarinya.
"Ayo ikut aku," pria itu segera menarik tangan Aisyah ke sebuah Caffe yang tidak jauh dari sana.
"Kita ngapain ke sini?" tanya Aisyah.
"Apa kau tidak mendengar suara cacingmu yang sedang berdemo?" ucap Tommie sembari tersenyum mengejek Aisyah.
"Aish, setidaknya berpura-puralah tidak tahu agar Aisyah tidak malu," balas Aisyah, gadis itu cemberut mendnegar sang suami yang mengejeknya barusan.
Bersambung....
Jangan lupa tinggalkan jejak di kolom komentar dan kasi likenya juga yah😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments