Sarapan Barsama

Suamiku Membenciku?

Author:Linda Mardiana

Aisyah hanya tersenyum melihat Tommie sembari terus menatap punggung sang suami yang semakin menjauh dari dirinya.

Cukup lama ia menunggu sang suami, tetapi tidak kunjung keluar dari kamar mandi. Aisyah memutuskan untuk pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan.

1 Jam Kemudian

Aisyah masih bergulat dengan peralatan masak, meskipun makanan yang cukup banyak telah berjejer rapi di atas meja makan.

Di dalam kamar

Tommie sudah berpakaian sangat rapi dan bersiap untuk pergi ke kantor. Matanya kembali menyusuri setiap sudut ruangan itu, mencari keberadaan sang istri.

"Dasar gadis bodoh, selalu saja menghilang tanpa jejak. Tidak bisakah ia memberitahuku terlebih dahulu jika ingin pergi, dasar gadis menyebalkan." Tommie terus saja menggerutu sembari memasang dasinya.

Setelah selesai, Tommie langsung mengambil kunci mobilnya untuk pergi ke kantor.

Tommie menuruni tangga dan kembali mengedarkan pandangannya ke seluruh tempat yang bisa di capai oleh indra penglihatannya, tetapi lagi-lagi tidak menemukan sang istri.

"Astaga, bau masakan ini sangat lezat. Siapa yang memasaknya?" Pria itu seakan hanyut oleh bau harum masakan yang berasal dari arah dapur.

Tanpa ia sadari, kakinya terus melangkah menyusuri bau tersebut. Ia terlihat sangat kaget, ketika mendapati sang istri tengah memasak.

"Hei gadis bodoh, apa yang kau lakukan di dapurku? Awas saja jika kau membakar dapurku," ucap Tommie dengan nada tinggi hingga membuat Aisyah tersentak.

"Eh, Kak Tommie. Tenang saja, Aisyah sudah terbiasa memasak. Kak Tommie mau sarapan dulu sebelum ke kantor?" ucap Aisyah dengan suara lembutnya sembari menyunggingkan senyum menatap Tommie.

"Tidak perlu, pasti rasanya sangat tidak enak." Tommie menatap sinis ke arah Aisyah, gadis itu hanya membalasnya dengan senyuman.

Aisyah sebenarnya sangat sakit hati, mendengar perkataan Tommie barusan. Namun, ia tetap mencoba tersenyum untuk menjadi istri yang baik.

"Astaga mengapa aku mengatakan hal itu barusan, gadis bodoh ini tersinggung atau tidak, ya? Tetapi aroma makanan ini sangat lezat," batin Tommie.

Pria itu tidak henti menelan air liurnya ketika mencium aroma masakan yang begitu menggugah selera.

"Baiklah, Kak Tommie hati-hati ya di jalan. Jangan lupa untuk sarapan di kantor," ucap Aisyah dengan suara rendahnya.

Bukannya pergi, pria itu malah berjalan mendekati meja makan dan langsung menarik kursi kemudian duduk menghadap Aisyah.

Aisyah hanya mengerutkan dahinya melihat tingkah sang suami.

"Apa yang kau lihat? Jangan terlalu percaya diri. Aku ada rapat penting hari ini, jadi pasti tidak sempat untuk makan di kantor," ucap Tommie, memberi alasan.

Pria itu menjadi salah tingkah karena tatapan curiga dari sang istri.

"Mengapa terus menatap diriku? Berhentilah mengagumi ketampananku dan cepat sajikan makanan untukku," ucap Tommie dengan sikap angkuhnya.

Tanpa banyak bicara, Aisyah segera menyajikan makanan dan beberapa lauk pauk di atas piring sang suami.

Dengan segera Tommie meraih sendok di hadapannya dan menyendokkan suapan besar ke dalam mulutnya. Namun, suapannya terhenti ketika Aisyah memegangi pergelangan tangannya.

"Kak Tommie jangan terlalu banyak, nanti bisa tersedak dan jangan lupa baca doa terlebih dahulu," ucap Aisyah menasehati sang suami, kemudian melepaskan pegangannya kepada tangan Tommie.

"Aish dasar bawel," gumam Tommie sembari kembali meletakkan sendoknya dan mengurai suapannya.

Mereka berdua sarapan bersama pagi ini, untuk yang pertama kalinya. Tidak seperti layaknya pengantin baru yang akan bersikap mesra, mereka berdua malah bersikap seolah-olah mereka adalah dua orang asing yang tinggal dalam satu rumah.

Tidak ada pembicaraan sedikitpun yang keluar dari mulut keduanya selama makan, mereka hanya berfokus kepada piring dan lauk-pauk yang tengah mereka santap dengan lahapnya.

"Kak Tommie mau nambah lagi?" Aisyah mulai angkat bicara ketika melihat piring sang suami sudah bersih tanpa sebutir nasipun di atasnya.

"Aku sudah kenyang," jawab pria itu singkat. Aisyah hanya mengangguk dan kembali melanjutkan untuk menghabiskan makanan yang tersisa di atas piringnya.

"Aku pulang sore, kunci rumah rapat-rapat, dan jangan biarkan tamu yang tidak kau kenal untuk masuk. Oh ya satu lagi, jangan pergi kemanapun selagi aku tidak di rumah," ucap Tommie sebelum akhirnya menghilang dari pandangan Aisyah.

>>>

Aisyah sangat bosan hanya berdiam diri di dalam rumah, ia memutuskan untuk membersihkan seluruh ruangan yang ada di dalam rumah besar itu.

Gadis itu memulainya dengan membersihkan ruang kerja sang suami, kemudian di lanjutkan membersihkan kamar tidur mereka.

Drrtt!

Ponsel yang berada di dalam saku gamisnya tiba-tiba bergetar, dengan segera ia meraih ponselnya.

Tampak gadis itu menyunggingkan senyum ketika menatap nama yang tertera di layar ponselnya.

"Assalammualaikum sayang," ucap seorang pria di seberang panggilan telepon.

"Waalaikumsalam ayah," jawabnya dengan suara manja.

"Sayang, nanti malam kamu ajak suamimu ke sini ya, Ayah ingin bertemu dengan kalian berdua," ucap pria itu tanpa basa-basi

Aisyah terdiam beberapa detik, ia tampak ragu. Akankah Tommie mau ikut dengan dirinya atau tidak.

"Baik Ayah," jawabnya singkat.

Mereka kemudian berbincang-bincang cukup lama dan melepas segala kerinduan. Baru saja satu hari Aisyah meninggalkannya, Putra sudah sangat merindukan putri kesayangannya itu.

17.00

Tommie sudah pulang dari kantor dan tiba di rumah tepat waktu.

Beberapa kali ia mengucapkan salam, tetapi tidak kunjung ada jawaban. Karena merasa kesal, ia mencari istrinya ke segala tempat, tetapi tetap saja tidak kunjung menemukan sang istri.

Lama mengelilingi setiap ruangan di dalam rumahnya, tetapi belum menunjukkan keberadaan Aisyah.

Brak!

Tommie membanting pintu ruang baca di dalam rumahnya, hanya ruangan ini saja yang belum ia geledah. Ia sangat jengkel karena tidak kunjung menemukan sang istri.

"Astaga. Dasar gadis bodoh, aku mencarimu di setiap ruangan dan kau malah enak-enakan tidur nyenyak di dalam sini." Tommie menghela nafas lega ketika mendapati sang istri tengah tertidur di ruang baca.

Entah mengapa, semua amarah dan kejengkelannya tadi seketika menghilang saat melihat wajag sang istri yang tengah berada di depan matanya.

Tommie melangkah perlahan karena takut mengganggu waktu tidur istrinya tersebut. Dengan sigap ia langsung menggendong tubuh sang istri untuk memindahkannya ke dalam kamar.

"Kak Tommie? Astaga turunkan Aisyah, jangan hukum Aisyah ya. Aisyah sudah jadi anak baik kok, tidak kemana-mana, dan sudah membereskan semua ruangan," ucap Aisyah tanpa henti dan membuat Tommie kembali jengkel.

"Dasar gadis bodoh, tidak bisakah kau berfikir yang positif tentangku? Selalu saja menuduh tanpa alasan," ucap Tommie jengkel.

Dengan segera ia menurunkan tubuh Aisyah secara tiba-tiba hingga membuat gadis itu terjatuh di lantai.

"Aduh, sakit tau! Jadi Kak Tommie tidak mau menghukum Aisyah?" tanya gadis itu.

"Tadinya tidak, tapi setelah kau peringatkan aku jadi sangat ingin menghukum dirimu," ucap Tommie sembari mengangkat salah satu ujung bibirnya.

Mendengar hal itu, Aisyah yang ketakutan langsung berlari dan meninggalkan Tommie di dalam ruang baca.

Tommie terkekeh dan berusaha menahan tawa ketika melihat ekspresi lugu sang istri.

"Benar-benar gadis bodoh," batinnya.

Malam Hari

Aisyah baru saja selesai menunaikan ibadah sholat isya, kemudian menghampiri Tommie yang tengah asik memainkan ponselnya di atas tempat tidur.

Aisyah berdiri di samping Tommie dan terus mentap pria itu, tetapi tidak mengeluarkan sepatah katapun. Ia sepertinya masih takut terhadap suaminya itu.

"Mengapa terus menatapku seperti itu? Menganggu saja," bentak Tommie kepada Aisyah tanpa menoleh sedikitpun ke arah gadis itu.

"Kak ....ayah meminta Aisyah untuk pergi berkunjung," ucap Aisyah ragu-ragu.

"Pergilah, setidaknya aku bisa tenang malam ini. Gunakan mobilku saja, jika tidak ayahmu akan memarahi aku," ucap Tommie yang masih fokus kepada ponselnya.

"Ayah juga meminta Kak Tommie untuk ikut, lagipula Aisyah tidak bisa mengendarai mobil." Gadis itu semakin ragu akan jawaban Tommie.

"Aku lelah, pergi saja naik taksi. Jangan menggangguku lagi," bentaknya lagi kepada Aisyah.

Mendengar hal itu Aisyah sudah tidak berani membantah dan lebih memilih untuk segera beranjak dari hadapan Tommie.

Gadis itu segera mengganti pakaiannya dan bersiap untuk pergi berkunjung ke rumah ayahnya.

"Aisyah pergi dulu, assalammualaikum." Gadis itu berlalu pergi meninggalkan Tommie yang masih asik bergulat dengan ponselnya.

Bersambung....

Jangan lupa like, comment and vote

Terima kasih,

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!