Menginap di rumah Ayah

Suamiku Membenciku

Author:Linda Mardiana

Mereka baru saja tiba di kediam Ayah kandung dari Aisyah dan langsung di sambut oleh para pengawal yang tengah berjaga.

"Maaf, kalian tidak boleh masuk kedalam. Hanya anggota keluarga yang di perbolehkan untuk masuk." Salah satu pengawal dengan sigap langsung menghalangi langkah Tommie dan Aisyah.

Para pengawal sepertinya tidak mengenali Tommie dan Aisyah. Terlebih lagi, Aisyah tidak memakai cadar seperti biasanya.

"Lihatlah, baru sehari kau meninggalkan rumah ini dan para pengawal sudah tidak menganggap dirimu bagian dari keluarga ini lagi," ejek Tommie sembari menatap wajah Aisyah.

"Ini semua karena Kak Tommie, yang melarang Aisyah menggunakan cadar lagi," jawab Aisyah sembari membalas tatapan Tommie.

Setelah berdebat cukup lama kepada para pengawal, mereka akhirnya bisa memasuki rumah tersebut. Ke amanan rumah tersebut memang cukup ketat, sehingga tidak sembarang orang yang bisa memasukinya.

Namun, setelah mengetahui identitas Tommie dan Aisyah para pengawal langsung meminta maaf dan mengizinkan mereka untuk masuk.

"Assalammualaikum, Ayah." Tommie dan Aisyah dengan serempak memberi salam kepada Putra yang tengah duduk di ruang tamu sembari menanti kedatangan mereka dari tadi.

Putra langsung membalik tubuhnya setelah menjawab salam dan langsung memeluk putri kesayangannya.

Aisyah sudah memberi tahu Putra sebelumnya, jika ia akan melepas cadarnya, jadi wajar saja jika Putra tidak kaget melihat putri kesayangannya tidak seperti biasanya.

"Sayang mengapa baru datang jam segini, lalu mengapa bajumu kotor sayang?" tanya Putra yang tiba-tiba saja melihat baju Aisyah yang lusuh.

"Tadi ada masalah kecil Ayah, ya sudah Aisyah ganti baju terlebih dahulu," ucap Aisyah lalu bergegas masuk kedalam kamarnya setelah mencium pipi Ayahnya.

Sementara itu di ruang tamu

Putra menatap tajam ke arah Tommie, hingga membuat pria itu menjadi salah tingkah karena tatapan sang mertua.

"Katakan kepada Ayah yang sejujurnya, apa yang terjadi kepada Aisyah? Kamu tidak melakukan KDRT 'kan?" tanya Putra menerka-nerka.

Tommie berusaha bersikap gentle dan menceritakan semua yang terkadi kepada Aisyah, ia juga mengakui kesalahannya karena membiarkan Aisyah keluar sendiri di malam hari.

Putra tampak kaget mendengar pengakuan dari Tommie barusan, tetapi ia tidak marah terhadap suami dari anaknya tersebut.

Walaupun itu adalah sepenuhnya kesalahan dari Tommie, tetapi pria itu mau mengakui kesalahannya adalah hal yang sangat luar biasa bagi Putra.

Mereka berdua kemudian berbincang-bincang masalah pekerjaan dan sedikit bertukar cerita tentang pengalaman hidup.

15 Menit Kemudian

Aisyah turun dari kamarnya dan menghampiri sang Ayah. Putra langsung mempersilahkan mereka berdua untuk makan malam bersamanya.

"Ayah, suapi Aisyah ya. Aisyah sangat rindu di suapi oleh Ayah," ucap Aisyah manja.

Gadis itu memang sudah terbiasa bersikap manja terhadap Ayahnya, bahkan di usianya yang sudah menginjak 20 tahun.

"Makan sendiri ya sayang, apakah kamu tidak malu di lihat oleh suamimu?" balas Putra, sembari mencubit pelan hidung putri kesayangannya.

"Baiklah," ucap Aisyah. Gadis itu kemudian memeluk sang Ayah lagi. Entah ini pelukan yang keberapa yang di berikan Aisyah kepada Ayahnya.

Gadis itu sepertinya benar-benar merindukan sang Ayah. Padahal, baru saja sehari ia meninggalkan Ayahnya.

"Ayah terus yang dipeluk, suami kamu tidak?" goda Ayahnya kepada Tommie.

"Kak Tommie mau di peluk juga?" tanya Aisyah dengan lugunya. Putra bahkan tertawa kecil melihat tingkah putrinya.

"E-eh? Tidak, tidak perlu." Tommie gelagapan menjawab pertanyaan Aisyah, pria itu bahkan bersemu karena malu.

Mereka lalu duduk dan makan malam bersama, ini pertama kalinya bagi Tommie makan bersama dengan mertuanya. Pria itu tampak sedikit canggung.

Selesai Makan

"Malam semakin larut, kalian menginap di sini saja." ucap Putra, menawarkan.

Aisyah dengan ragu hanya menunduk, kemudian melirik ke arah Tommie. Ia hanya takut, jika suaminya tidak nyaman untuk menginap di rumahnya.

Sadar Aisyah terus melirik dirinya, Tommie akhirnya menyetujui tawaran sang mertua. Ia juga tidak punya alasan yang tepat untuk menolak tawaran tersebut.

"Yey, terima kasih Kak Tommie. Aisyah pergi ke kamar dulu ya Ayah, selamat malam." Aisyah sangat senang karena Tommie mengizinkannya untuk menginap.

Gadis itu bahkan melompat kegirangan, kemudian memeluk sang Ayah, dan langsung berlalu pergi ke dalam kamarnya.

"Astaga, mengapa gadis bodoh ini begitu menggemaskan?" batin Tommie, ia bahkan hampir tidak berkedip melihat tingkah Aisyah yang menurutnya sangat imut.

Putra yang menyadari hal itu, ia hanya tersenyum memandangi Tommie karena melihat tatapan Tommie yang seolah sangat mencintai putrinya.

"Belum tidur Tommie? Sudah larut malam," ucap Putra sembari menepuk pundak Tommie.

"Sebentar lagi, Ayah. Tommie mau di sini dulu," balas Tommie.

Putra hanya mengangguk kemudian pergi beranjak dari duduknya dan memasuki kamarnya.

15 Menit kemudian

Tommie memutuskan untuk menyusul Aisyah ke dalam kamar. Ia mengira Aisyah pasti sudah tidur.

"Assalammualaikum," ucapnya pelan, ia tidak mau membangunkan Aisyah. Ia juga membuka pintu secara perlahan.

"Waalaikumsalam," jawab Aisyah yang ternyata belum tidur. Tommie bahkan tersentak, karena kaget ketika mendapati sang istri tengah asik memakan permen dan bukannya tidur.

"Hei gadis bodoh, sudah malam mengapa masih makan permen? Awas saja jika gigimu sampai ompong dan membuatku malu," ucap Tommie sembari memandangi Aisyah dengan tajam.

"Tenang saja, Aisyah rajin gosok gigi. Kak Tommie mau? Masih ada tiga." Bukannya sakit hati karena perkataan Tommie barusan, gadis itu malah menawarkan permen kepada Tommie.

"E-eh? Em, ada rasa anggur atau tidak?" tanya Tommie malu-malu.

Aisyah mengangguk dan segera memberikan permen tersebut kepada sang suami.

Gadis itu terus memandangi sang suami yang tengah memakan permen.

"Gimana rasanya, enak 'kan? Ini permen kesukaan Aisyah lho." Gadis itu bertanya kepada sang suami, tanpa melepaskan pandangannya dari Tommie.

Tommie hanya menggeleng sembari terus menikmati permen tersebut dan membuat Aisyah menjadi cemberut.

"Ya sudah, kembalikan permen Aisyah," pinta Aisyah dengan sikap manjanya.

"Dasar bodoh, barang yang sudah diberikan tidak boleh di ambil kembali," ucap Tommie dengan wajah datarnya.

Aisyah hanya cemberut melihat tingkah Tommie, sementara Tommie masih bersikap seolah membenci gadis itu. Padahal sebenarnya, hatinya mulai tertarik.

Aisyah sudah menghabiskan permennya, ia kemudian pergi ke kamar mandi untuk menggosok giginya. Namun, ketika ia keluar dari kamar mandi sudah mendapati Tommie sedang tiduran di atas ranjangnya.

"Kak Tommie gosok gigi dulu, nanti giginya bisa ompong," ucap Aisyah sembari menarik pergelangan tangan Tommie, supaya pria itu bangkit dari tidurnya.

"Lepaskan! Mengapa kau sangat bawel sekali," ucap Tommie sembari menekankan nada bicaranya. Ia terlihat sangat jengkel.

Cukup lama pria itu berada di dalam kamar mandi, saat ia keluar sudah mendapati sang istri sudah terlelap di atas kasur.

"Minggir, jika kau tidur di atas kasur lalu aku akan tidur di mana?" bentak Tommie, lalu menarik pergelangan tangan Aisyah.

Aisyah tersentak dari tidurnya, kemudian mengucek matanya beberapa kali.

"Aish, Aisyah baru saja tidur nyenyak. Kak Tommie tidur di atas sofa saja," ucap Aisyah yang masih setengah sadar.

"Oh, mau balas dendam ceritanya? Tidak bisa! Pokoknya aku yang tidur di atas kasur dan kau yang di sofa." Tommie kembali menarik pergelangan tangan Aisyah.

Gadis itu sudah sepenuhnya tersadar dari tidurnya karena Tommie yang tidak membiarkannya untuk tidur dengan tenang.

"Aisyah sudah baik karena membiarkan Kak Tommie tidur di atas sofa empuk itu, sementara Kak Tommie malah menyuruh Aisyah tidur di atas lantai yang sangat keras," ucap Aisyah lirih.

Tommie terenyuh mendengar ucapan dari Aisyah barusan, jika dipikir-pikir ia memang sangat keterlaluan terhadap Aisyah.

"Bodoamat, aku tidak perduli!" ucapnya, yang sebenarnya lain dengan yang di rasakannya.

"Bodoamat juga, Kak Tommie pokoknya tetap tidur di sofa," ucap Aisyah sembari menjulurkan lidahnya.

Dengan segera gadis itu kembali ke atas kasur dan segera menyelimuti seluruh tubuhnya dengan selimut.

"Aish, dasar gadis menyebalkan." Tommie kembali berjalan mendekati Aisyah dan menarik selimutnya.

Terjadi persaingan sengit di antara pasangan suami istri yang baru menikah tersebut, keduanya tetap keukeh mempertahankan keegoisan mereka masing-masing.

Tommie berhasil meraih selimut Aisyah dan segera menarik gadis itu untuk turun dari kasur. Namun, dengan segera gadis itu kembali melompat ke atas kasur dan kembali menyelimuti tubuhnya.

"Wah, dasar keras kepala! Mau main-main rupanya?" Tommie yang pantang menyerah kembali menarik selimut Aisyah dan kemudian menggelitik perut gadis itu.

Aisyah terus tertawa tanpa henti karena ulah Tommie yang menggelitiknya tanpa henti.

"Ah, Ayah! Kak Tommie mengganggu Aisyah." Gadis itu berteriak sekeras mungkin memanggil sang Ayah. Ia sudah sangat lelah tertawa, tetapi ia juga tidak ingin mengalah dan menyerahkan tempat tidurnya.

Bersambung....

Jangan lupa support author dengan like and vote. Tinggalkan jejak di kolom komentar ya😁

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!