Suamiku Membenciku
Author: Linda Mardiana
Setiap rangkaian acara telah selesai mereka lewati. Hari juga sudah mulai larut malam.
Aisyah diantar oleh Ayahnya dan Papa Tommie untuk menuju ke kediaman Tommie.
Putra turun dari mobil dan memeluk Aisyah dengan erat. Ia sepertinya masih belum bisa melepaskan putrinya.
"Sayang, Ayah pulang dulu ya. Barang-barangmu minggu depan akan Ayah kirimkan kemari," ucap Putra sembari melepaskan pelukannya.
Aisyah hanya mengangguk pelan. Jatungnya semakin tidak menentu saat ini, ia sangat takut akan apa yang di lakukan oleh Tommie kepada dirinya nanti.
"Woi Tommie, jangain menantu papa baik-baik! Jika ada lecet sedikit saja, akan papa bakar perusahaanmu," ancam Vano dengan nada bercanda.
Tommie hanya memutar bola matanya kemudian mengangguk pelan. Ia sudah sangat lelah sehingga kehabisan tenaga untuk berdebat dengan papanya.
Putra dan Vano langsung tancap gas meninggalkan kediaman Tommie. Kini, hanya tersisa Tommie dan Aisyah yang masih larut dalam diam di depan pintu.
Tak! Tak! Tak!
Tommie mulai melangkahkan kakinya memasuki rumah megahnya, kemudian di ikuti Aisyah dari belakang yang susah payah menyeret koper besar miliknya.
Tap!
Langkah kaki Tommie terhenti dan ia langsung membalikkan tubuhnya saat terdengar suara langkah kecil yang mengikutinya sedari tadi.
"Apa yang kau lakukan? Mengapa terus saja membuntuti aku?" tanya Tommie dengan nada suara yang tinggi seolah sedang membentak Aisyah.
Gadis itu semakin ketakutan mendengar suara pria yang baru saja menjadi suaminya itu menggelegar ke seluruh penjuru ruangan.
"Anu kak, Aisyah tidak tahu harus tidur dimana," jawab gadis itu, dengan terbata-bata karena ketakutan setengah mati.
"Aish merepotkan saja, ya sudah ikut aku." Tommie kembali melanjutkan langkahnya kemudian menaiki tangga menuju ke arah kamarnya.
Brak!
Tommie membanting pintu kamarnya sangat keras untuk menakuti Aisyah. Ia kemudian menoleh ke arah belakang, akan tetapi istrinya tersebut tidak ada.
"Ck, kemana perginya gadis itu? Sia-sia saja aku membanting pintu mahalku," batinya, ketika mendapati Aisyah tidak mengikuti dirinya.
Dengan segera ia kembali menyusuri langakahnya tadi, untuk mencari dimana keberadaan istrinya itu.
"Lihatlah, betapa bodohnya dirimu! Sudah tahu tubuhmu sekurus itu, tetapi malah membawa koper yang dua kali lebih besar dari tubuhmu," ucap Tommie yang melihat Aisyah susah payah menyeret kopernya menaiki tangga.
Dengan terpaksa Tommie kembali menuruni tangga dan segera merampas koper dari tangan Aisyah untuk membawanya masuk ke dalam kamarnya.
Aisyah sedikit berlari mengejar Tommie yang sudah menaiki tangga mendahului dirinya sembari memikul koper miliknya di atas bahu kekarnya.
Brugh!
Tommie dengan entengnya melempar koper Aisyah begitu saja ke lantai, hingga membuat gadis itu tersentak.
Aisyah menatap tajam ke segela penjuru kamar tersebut, memperhatikan dengan seksama setiap detail kamar dan menyapu bersih ruangan itu dengan matanya.
Glek!
Aisyah menelah ludah dengan susah payah melihat penampakan yang ada di depan matanya, matanya bahkan membulat sempurna.
"Kak, jangan biarkan Aisyah tidur di dalam gudang. Aisyah sangat takut, bagaimana jika ada kecoa?" Aisyah berkata lirih kepada Tommie.
Seketika Tommie menoleh dan menatap mata Aisyah, tampak ia mengernyitkan dahinya karena kaget mendengar ucapan Aisyah barusan.
"Dasar gadis bodoh, sekejam-kejamnya aku. Aku tidak akan membiarkan seorang wanita bodoh untuk tidur di dalam gudang," ucap Tommie, berusaha menahan tawa.
"Lantas?" tanya Aisyah heran
"Ini adalah kamarku, aku tinggal sendiri di rumah sebesar ini, dan para pelayan hanya datang setiap satu minggu sekali. Mana mungkin aku sempat untuk membereskan kamar ini," jawab Tommie singkat.
Glek!
Lagi-lagi Aisyah menelan ludah mendengar ucapan yang keluar begitu entengnya dari mulut Tommie.
"Bagaimana bisa, ruangan sekotor ini di sebut kamar. Bagaimana jika ada kecoa dan tikus?" Aisyah bergidik ngeri hanya dengan membayangkan hal itu.
"Apa lagi sekarang? Mengapa hanya diam, masuklah!" bentak Tommie hingga membuat Aisyah tersadar dari lamunannya.
Gadis itu hanya menggelengkan kepalanya, seakan enggan untuk memasuki kamar tersebut.
Aisyah sangat takut kepada makhluk kecil bernama kecoa, dia bahkan bisa menjerit histeris ketika bertemu dengan makhluk itu.
"Apakah kau tuli? Cepat masuk!" bentak Tommie lagi.
Tommie tidak sengaja menarik dan mencengkram pergelangan tangan Aisyah dengan sangat kuat, hingga membuat gadis itu terjatuh di lantai.
"Akh ....sakit," rintihnya setelah tubuh mungilnya terhempas di lantai.
Tommie kemudian menoleh ke arah Aisyah yang jatuh tersungkur setelah ia menutup pintu kamarnya.
"Makanya, jika aku perintahkan kau harus segera melaksanakannya," ucap Tommie dan hanya di balas anggukan pelan dari Aisyah.
"Satu lagi, mulai sekarang aku tidak ingin melihat dirimu menggunakan penutup wajah itu, lepaskan sekarang juga." Tommie menunjuk ke arah Aisyah.
"Tidak Kak, izinkan Aisyah tetap mengenakan ini," pinta gadis itu setengah memohon.
Pria di hadapannya itu hanya menaikkan salah satu sudut bibirnya, sembari menatap tajam ke arah gadis itu.
"Mengapa kau tetap ingin menggunakannya? Apakah kau terlalu malu untuk memperlihatkan wajahmu yang sangat jelek itu?" Tawa Tommie pecah ketika puas mengatai istri yang baru saja ia nikahi itu.
Aisyah hanya menundukkan kepalanya, tubuhnya sedikit bergetar karena ia sedang menangis, hatinya terasa sangat sakit mendengar hinaan dari suaminya sendiri.
Tommie yang belum puas mengerjai Aisyah, tiba-tiba saja berjalan semakin mendekat ke arah Aisyah.
Tess!
Air mata Aisyah tumpah dan mengalir begitu di saat Tommie menarik dengan paksa cadar yang tengah ia kenakan.
"Mengapa kain ini basah, apakah dia sedang menangis? Aih dasar gadis lemah, baru di tindas sedikit saja sudah menangis," batin Tommie ketika memegangi cadar Aisyah yang basah.
Pria itu kemudian melirik Aisyah yang masih belum bangkit dari duduknya. Jilbab yang membalut rambutnya juga turut terlepas karena perlakuan kasar dari Tommie.
Rambut panjangnya terurai, wajahnya terlihat jelas oleh Tommie. Mata yang bulat, hidung mancung, pipi merah alami, dan bibir yang mungil, gadis itu benar-benar sangat cantik.
Tommie terus-menerus menatap lekat ke arah gadis itu, tanpa mengalihkan pandangannya sedetikpun. Ia benar-benar terpana oleh kecantikan gadis yang baru saja di nikahinya itu.
"Manis juga dia, wajahnya sangat imut .... Aish apa yang aku pikirkan? Tetap saja dia gadis yang bodoh dan sangat menyebalkan," batin Tommie.
Dengan segera, pria itu mengalihkan pandangannya dari Aisyah. Entah mengapa tiba-tiba saja melintas rasa iba terhadap gadis itu, tetapi egonya mengatakan ia tidak boleh mengasihani gadis itu.
"Cepat bangun dan bereskan kamar ini, pokonya aku tidak ingin melihat sebutir debupun di tempat ini," bentak Tommie kepada Aisyah.
Aisyah hanya mengangguk mengiyakan perkataan Tommie. Ia tidak ingin membuat Tommie semakin membenci dirinya jika ia terus membantah.
Aisyah mulai merapikan dan membersihkan kamar Tommie. Sementara pria itu dengan santainya pergi mandi dan membiarkan Aisyah membereskan semuanya.
15 Menit kemudian
Tommie keluar dari kamar mandi hanya dengan menggunakan handuk sepinggang yang memperlihatkan dada bidangnya.
Melihat hal itu, spontan Aisyah langsung mengalihkan pandangannya dan menunduk selama Tommie mengganti pakaiannya di hadapannya.
"Setelah aku kembali, kamar ini sudah harus bersih dan jangan keluar dari kamar ini satu langkahpun," ucap Tommie yang seakan bagai perintah bagi Aisyah.
Gadis itu lagi-lagi hanya mengangguk tanda persetujuan, ia hanya menunduk sedari tadi seakan takut untuk menatap wajah galak suaminya.
Tommie keluar begitu saja tanpa memberi tahu Aisyah kemana ia akan pergi, meninggalkan gadis itu sendiri di dalam kamar luas miliknya.
30 Menit kemudian
Aisyah sudah selesai membereskan kamar Tommie. Namun, cukup lama ia menunggu sang suami tetapi tidak kunjung kembali.
Gadis itu memutuskan untuk mandi dan membersihkan tubuhnya terlebih dahulu, sembari menanti kedatangan sang suami.
Crieett!
Pintu tiba-tiba di buka oleh seorang pria yang tidak lain adalah suami dari Aisyah, pria itu tampak memutar bola matanya ke seluruh penjuru ruangan tanpa bergerak sedikitpun.
Lama mencari, tetapi matanya tidak kunjung menemukan sosok yang sedang ia cari. Sedikit kesal karena tidak menemukan sosok itu, ia bergegas menuruni tangga dan mencari ke seluruh ruangan.
"Kemana gadis bodoh itu, apakah dia sudah kabur di hari pertama pernikahan kami?" bisiknya kepada dirinya sendiri karena kesal tidak dapat menemukan sang istri.
"Hei gadis bodoh, dimana kau bersembunyi? Apakah kau sudah kabur?" Pria itu berteriak cukup keras saking kesalnya.
Tak! Tak! Tak!
Terdengar suara langkah kecil yang baru saja menuruni tangga terburu-buru, tepat di belakang Tommie. Pria itu terdiam sejenak, kemudian membalikkan tubuhnya beberapa detik kemudian.
"Darimana saja kau, aku mencarimu kemana-mana tetapi tidak menemukan dirimu, aku kira kau sudah kabur." Tommie terus saja berbicara tanpa henti mengomeli Aisyah yang berada di depannya.
"Aisyah tadi sedang mandi, ada apa Kak Tommie mencari Aisyah," jawab Aisyah dengan suara lembutnya.
"Ah, itu ....ah, entahlah! Aku juga tidak tahu mengapa aku mencarimu," jawab Tommie yang seperti orang kebingungan.
Tommie segera membalik badannya kemudian memutuskan untuk kembali ke dalam kamarnya. Namun, tiba-tiba langkahnya terhenti di saat menyadari sesuatu.
Ia kemudian kembali menoleh ke arah sang istri yang berada di belakangnya.
"Mengapa kau mengenakan hijab di dalam rumah? Aku suamimu, jadi aku berhak atas dirimu. Lalu mengapa kau tetap saja mengenakan itu, cepat lepaskan!"
Bersambung....
Jangan lupa support author dengan like dan komen.
Mohon kritik dan sarannya juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
سافيرا ريسكا
saat di tanya " entahlah aku juga tidak tau" hadeehh tommie😂😂
2020-10-22
1
ReniiAgustin
persiapkan Visualnya kak,Aisyah Nya Yang Cantik,Tommienya Yang Ganteng,wkwk😄
2020-10-16
2