"Huuufft! Ok, baiklah, aku kasih tempo waktu 2 minggu untuk membentuk Bunga menjadi pelayan yang benar-benar bisa memuaskan ku!" Jawab Robin.
"Terima kasih Robin, terima kasih!" sambut Anggun penuh haru.
"Ingat! jika kamu berani mempermainkan ku, aku bisa melakukan hal yang lebih gila, kali ini adalah kesempatan terakhir kalian!" ancam keras Robin.
"Tentu! Usiaku sudah tidak panjang, aku tidak ingin bermain-main lagi" Jawab Bunga.
Anggun berhasil meminta waktu untuk mengajari Bunga tentang banyak hal.
wanita itu kembali pulang dengan perasaan lega...
...
Keesokan pagi, seruan kicau burung menemani pagi yang cerah.
Bunga memulai aktivitasnya, pagi itu ia membuka pintu kamar Robin.
"Tidak di kunci!" Gumamnya.
Ia melihat selembar memo terletak di atas meja.
∆∆∆∆∆∆∆∆∆
Memo
"Selama dua minggu ini, aku berada di Eropa, aku tidak mengizinkan kamu untuk pergi kemanapun kecuali ke rumah Anggun!
Robin Chandra"
∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆
Sontak Bunga langsung melompat-lompat kegirangan.
Ia bergegas membersihkan semua rumah dan pergi menuju rumah Anggun.
....
....
Sesampai di rumah.
"Kakak," panggil Bunga dari depan pintu berlari kecil sambil memeluk Anggun.
Anggun tersenyum manis yang tengah duduk di atas kursi rodanya.
"Sepertinya kondisimu semakin lemah kak?" tanya Bunga dengan wajah meweknya.
"Tidak apa-apa, kakak baik-baik saja!" Jawab Anggun dengan senyum merekah.
"Ayo ganti bajumu!"
"Kak! Belajar masaknya besok saja yah! Hari ini kita belajar make up!"
"Okeh! (Sambut Anggun)
"Eh tunggu sebentar, kakak akan panggil teman kakak yang ahli menata make up simpel sehari-hari di dalam rumah."
"Mengapa bukan kakak saja, aku rasa kakakku yang cantik ini juga tidak kalah hebat kok! dalam berias, tidak heran kan pemuda-pemuda kaya langsung terbius dengan kecantikanmu!"
"Maafkan kakak sayang! Kakak sering merasa lelah!" Ucap Anggun.
"Itu karena kakak tidak terapi!" sambut Bunga.
"Percuma!"
"Setidaknya kita usaha kak!"
"Izinkan kakak mengambil keputusan Bunga!"
Bunga hanya bisa terdiam.
"Baiklah kak!"
Anggun bergegas mengambil ponsel dan menelpon temannya.
"Rambut kakak sudah mulai gugur" gumam Bunga sambil mengambil helai demi helai yang lengket di baju Bunga.
Bunga juga melihat ada mukenah dan sajadah di kamarnya.
Ia terduduk di atas kasur sambil berkata dalam hati;
"Perasaanku saat ini campur aduk, ada senang, sedih, cemas, lega.
Mengapa manusia baru menyadari saat semua telah terlambat, di dalam besarnya cobaan ini, aku masih bersyukur pada MU yah Tuhanku. Engkau masih membukakan pintu taubat kepada kakakku, meski waktu itu mungkin sudah tidak lama lagi.
Mulai hari ini aku harus bisa berdiri sendiri, tidak lagi berharap kepada ibu ataupun kakak, entahlah, rasanya aku begitu gemetaran menjalani kehidupan selanjutnya," Kata Bunga cepat-cepat menghapus air matanya dan menyembunyikannya dari Anggun, ia tak ingin tampil sedih didepan kakaknya.
.....
.....
Selama dua Minggu itu, Bunga memaksimalkan waktunya dengan belajar dengan sungguh-sungguh dalam hal memasak, beberes rumah dan merawat diri termasuk make up.
Kemudian ia bersuka ria bersama kakaknya dengan cerita lucu sebelum tidur, sekaligus menghibur Anggun dengan bernyanyi dan berjoged bahagia gila-gila an berdua, Melakukan party-party kecil di kamar.
Anggun tampak sehat, ia terlihat lupa dengan penyakit ganas yang mematikan.
satu minggu sekali keduanya berkunjung ke sel tahanan melihat kondisi Tania.
Ibu dua anak itu tampak bahagia, masih bisa melihat putri-putrinya yang cantik.
Anggun, Tania dan Bunga berkumpul bersama sambil menikmati hidangan masakan dari Bunga.
...
...
"Lihat ibu, putri bungsu mu sudah pandai memasak!"
"Benarkah! Ehmmm...Iyah enak...tapi encesmu tidak bercampur kan dengan masakan ini!" Ledek Tania.
"Mamaah...aaaahh..." Rengek Bunga.
"Ahahahaha-ahahahaha" tawa bahagia Anggun dan Tania.
Ketiganya tidak membahas tentang kesedihan masalah yang ada. Mereka hanya tertawa, saling suap, bercanda serta berpelukan.
...
...
{"Jika aku boleh meminta, rasanya ingin menghentikan waktu sejenak saja dan Aku ingin momen ini tetap ada kapanpun aku mau, tak rela jika berakhir begitu cepat. Selama ini kakak dan ibu tak pernah ada waktu untukku, keduanya hanya sibuk dengan para pria.
di tempat yang sempit, kami bisa berkumpul bercerita, ini benar-benar oksigen bagiku, karena beberapa hari ini aku serasa hampir tak mampu bernafas.
Benar kata orang, bahagia itu cukup sederhana.
Namun kehidupan tetaplah kehidupan, waktu kan terus berlalu, setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan. Aku harus bisa mendewasakan diriku agar kaki ini tetap berdiri kokoh}
...
Dua minggu pun berlalu, banyak pelajaran yang telah di dapatkan oleh Bunga. Anggun benar-benar membentuk adiknya itu menjadi istri yang bisa menyenangkan suami.
Saat ingin kembali pulang, Anggun memberi pesan.
"Bunga! Layani Robin sepenuh hatimu dan ikhlas, meski semuanya karena keterpaksaan. Kamu harus menjadi wanita nakal di atas ranjang dan membelainya sepenuh hati. Bersikap sopan dan tak perlu banyak bicara.
Pada dasarnya pria memang kuat tapi ia akan melemah jika bersama wanita penurut!"
"Mengapa Bunga harus melayaninya sepenuh hati kak?"
"Agar dia tidak marah-marah kepadamu!" Jawab singkat Anggun.
Bunga terdiam.
"Bagaimanapun Robin sudah membantu kita kan!"
"Baiklah kak!" Jawab Bunga mengangguk pertanda paham.
....
"Tak...tak..." Bunyi langkah kaki di sore hari dari sosok pria yang tengah memasuki Rumah dengan koper kecilnya.
Pintu di buka oleh Bunga.
sebelumnya ia sudah mendapat pesan dari Robin akan waktu kepulangannya.
"Malam Raden" sapa Bunga dengan nada lembutnya plus senyuman manis.
Bunga membukakan jas tebal dan membantu Robin membawa barang-barangnya.
Menyiapkan semua keperluan Robin.
...
Di dalam kamar Robin.
"Raden ini handuknya!" Ucap Bunga dengan tampilan menarik dan make up yang manis.
Robin langsung menarik kuat handuk dalam pegangan Bunga hingga wanita itu masuk terikut ke dalam kamar mandi.
"Oooh" jerit kecilnya.
Derasnya shower membasahi keduanya.
Robin menatap wajah Bunga penuh nafsu.
Wanita itu bergerak cepat hendak keluar, namun Robin menarik dan menghentakan tubuh Bunga ke dinding, mencium area bibir sambil melucuti pakaian seragamnya.
Pasangan yang sudah menikah siri itupun melakukan adegan intim di dalam kamar mandi. Bunga memenuhi semua perintah Robin dalam aksi-aksi liar serta vulgar.
Meski berat, Bunga tak punya pilihan, itu adalah konsekuensi yang harus ia terima. Bunga menjadi wanita nakal (sang penggoda) bersama Robin.
Aksi panas mereka tetap berlanjut di atas kasur, sampai Robin tertidur dengan pulas, pria itu tampak kelelahan.
"Untung tadi aku sudah minum pil kontrasepsi!" Gumam Bunga sambil memakai pakaiannya mematikan lampu dan keluar dari kamar Robin
...
...
Sampai makan malam tiba.
"Bunga menghidangkan makanan sup ayam yang masih hangat!"
"Saat memakannya, Robin tampak selera!"
"Masakan kamu sudah lumayan enak!" Puji Robin.
"Terima kasih Raden!" Jawab Bunga dengan senyum manisnya.
("Yah lumayanlah, cukup memuaskan untuk hiburanku di rumah" gumam Robin)
....
Robin lebih banyak menghabiskan waktunya dengan ponselnya.
Kemudian nongkrong di luar bersama crew dan teman lainnya.
...
...
Jangan lupa di Vote yah Mak...Like dari part 1 sampai part akhir..
🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Winda Nurmayani
karyamu bagus2 thor..wlpun yg ini banyak sedihnya
2021-10-28
0
🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠
kamu anggap apa bunga Robin
wanita pemuas nafsu mu aja kah
munafik,,bencimu ga korelasi sama napsumu
buktinya seorang budak dimatamu mampu membangunkan adek kecilmu
2021-09-22
0
Ita Widya ᵇᵃˢᵉ
maknanya kena banget..
2021-09-22
0