Kehidupan yang terus berlalu dengan kesedihan dan kepasrahan...
Wajah sendu tanpa semangat terpancar di wajah Bunga Ariella.
Pagi yang cerah...
Seharusnya saat itu adalah sidang terakhir keputusan hukuman Tania atas kematian Roy. Namun harus menunggu 3 hari lagi ke depan.
Sementara Robin berangkat ke Kuala Lumpur untuk bertemu dengan keluarganya, sekaligus mulai mengembangkan sayap bisnisnya di perusahaan yang baru. Ia terlihat tak perduli dengan masalah yang menimpa Bunga. keluarga Rush akan memberikan kedudukan sebagai pewaris tahta ketiga, atas harta untuk Robin Chandra.
kekuatan kekayaan pria itu semakin stabil dan tergolong kokoh di usia yang hampir mencapai 30 an...
Robin akan segera di jodohkan dengan wanita pilihan keluarganya.
.....
.....
Kesepian, kesunyian yang selalu setia menemani Bunga.
Bunga tak berniat menjenguk Ibunya. Karena wanita itu tak sanggup melihat airmata kesedihan dalam detik-detik hari kematian atau keabadian di dalam sel tahanan, ia menyiapkan mental untuk hukuman Ibunya.
....
....
Selama Robin di Kuala Lumpur, Bunga menemani perawatan Anggun.
Cek kesehatan terus di lakukan untuk Anggun, Bunga tampak serius selalu mendengarkan saran dari arahan Dokter...
.....
.....
"Kak! Kanker serviks yang kamu derita sudah stadium 2 dan bersifat ganas, segera lakukan kemoterapi!" Pinta Bunga.
"Aku tidak mau terapi!" Jawab Anggun dengan mimik wajah cemberut.
"Minum obat katanya pait, makan enggak selera, terapi juga enggak mau.
Kamu ini maunya apa sih? Apa kau ingin mati!" Bentak keras Bunga.
Anggun hanya diam saja dalam pandangan kosongnya.
"Terserahlah! Aku capek!" kata Bunga melangkah keluar dari ruangan.
Bunga duduk di kursi tunggu dalam raut wajah lelah bercampur kesal.
Tiba-tiba terlihat olehnya, dua anak perempuan seperti kakak beradik sedang berjalan bergandengan, keduanya berhenti tepat di depan Bunga.
∆∆∆∆∆∆∆∆
"Kak! Semua jajannya buat adek yah!" Kata seorang gadis cilik.
"Iyah sayang! Ayo kita duduk disana?" Jawab cepat sang kakak.
∆∆∆∆∆∆∆∆∆
....
Bunga pun memperhatikan dengan serius tingkah laku dua gadis cilik itu, sekaligus mengingatkan ia pada masa lalu yang indah persis seperti mereka bersama kakaknya saat masa-kecil.
Anggun selalu membagi jajan kepada Bunga.
"Mengapa aku begitu kejam saat kakakku sedang terpuruk, bukankah dia sudah membiayai hidupku, memberi aku uang saku dan ikut berjuang membayar uang kuliahku, mengapa aku terus memarahinya, benci kepadanya, bukankah aku juga ikut menikmati hasil kerja haramnya...
Bungaaaa...kau terlalu kejam kepada kakakmu sendiri?...hiks...hiks...kakaaak😭????" Ucap Bunga sendiri dengan lelehan airmata, ia pun berlari cepat kembali masuk ke ruang inap Anggun.
Ia mendapati kakaknya sedang tertidur pulas...
Wanita muda itu sempat berdiri terpaku memandangi tubuh lemah Anggun.
"Kakak!" Bunga melangkahkan kakinya setapak demi setapak mendapati Anggun yang sedang tertidur, lalu mengusap lembut dahinya hingga mengenai rambut. ia duduk di sebelah Anggun, kemudian menjatuhkan kepalanya tepat di samping dada sang kakak.
Tetesan air mata itu jatuh untuk kesekian kalinya, membasahi kain sprei...
"Kakak, Bunga sayang kepadamu, seburuk apapun tingkahmu, kau adalah kakakku, ada aliran darah yang mengikat kita, ikatan yang tak akan pernah terpisahkan, oleh siapapun. Jujur! aku belum siap untuk melihat kepergian mu, sama halnya seperti ibu, mengapa takdir kita harus seperti ini, padahal kita bisa mengukirnya lebih baik," gumam Bunga dalam perasaan hancur.
Tiba-tiba, tangan lemah Anggun mengelus manja rambut halus Adiknya, suara merdu Anggun mulai terdengar sambil mengusap-ngusap kepala Bunga.
"Kakak! tidak perduli, jika semua orang membenci dan tidak memaafkan ku, Aku tau aku manusia yang tak layak di maafkan, tapi aku merasa sangat hancur, jika kamu melakukan hal yang sama seperti mereka.
Bunga! saat ini, tidak ada manusia yang sudi mendampingiku kecuali dirimu. Jika pun ada, mereka hanya sekedar menjenguk sesaat, lalu akan pergi melupakanku.
Tolong maafkan Kakak, Bunga! Andai waktu bisa ku ulang kembali, aku akan menjadi sosok kakak yang memberikan contoh baik kepadamu, aku ini manusia gagal dan jangan pernah ikuti langkahku meski itu hanya setapak saja, Jadilah wanita yang bermartabat, walau penampilanmu hanya memakai pakaian yang sobek sekalipun. Tidurlah dengan pria yang sudah sah menikahi mu!"
Bunga hanya mengangguk dalam tangisan kesedihannya.
"Kakak baru menyadari, begini rasanya saat manusia itu sudah lemah dan tak berdaya, yang ada hanya rasa takut, takut, sangat takut dan juga sakit, umurku sudah tidak panjang lagi, sebab itu aku tidak ingin menghabiskan sisa waktuku untuk berobat, karena penyakit ini tidak akan bisa di sembuhkan.
Bunga, sebaiknya kita pulang saja, lalu kita habiskan masa bercanda dan tertawa bersama.
Kita bisa masak nasi goreng, belajar bersama membuat kue, puding.
kakak akan masak spageti kesukaanmu, kita bisa melahapnya sambil menonton, bernyanyi atau sambil main kartu.
kakak akan menyisir rambutmu juga merawat kulitmu, atau apapun itu yang bisa membuat kita bahagia, happy, tanpa ada yang mengganggu, layaknya kita kembali memutar waktu, saat dimana kita menjadi anak-anak yang bisa bermain sesuka hati, tanpa ada beban hidup."
Bunga hanya bisa menangis terisak-isak, ia tak mampu berkata-kata, dalam pelukan manja Anggun, sampai-sampai wanita muda itu membungkam mulutnya dengan telapak tangan agar suara isakan tangisnya tak bergema di ruang itu.
"Aku menyadari, kamu sangat marah dan benci melihat tingkah kakak, kakak tak pernah mau mendengar setiap nasihat yang kau ucapkan. Bunga! Andai waktu bisa ku putar lagi, mendengarkan kata-katamu jauh lebih berharga daripada satu keping emas, Tolong maafkan kakak sayang!" ucap Anggun diiringi dengan lelehan airmata.
Bunga langsung mengangguk dengan cepat....
.....
.......
Sumber ilustrasi pinterest.com
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Mmh'a Azam Yasmien
😭😭 sedin tor
2024-01-19
0
Mey Ra
😭😭
2021-02-10
0
Nuryani Zidni
sedih😭😭😭😭😭😭😭
2021-02-02
0