Akhirnya Bunga menuruti kemauan Anggun untuk tidak terapi ataupun di rawat di rumah sakit.
Anggun memilih untuk berobat jalan, dengan membayar perawat wanita.
Hari itu juga, Bunga membawa ke rumah baru Anggun yang kecil, sebelum sakit Anggun sempat membelinya sebagai rumah pribadinya. Karena rumah yang lama masih dalam garis polisi.
Saat dimana Anggun tertidur, Bunga sering melamun, wajahnya tampak kusut kebingungan. Ia terus memikirkan bagaimana caranya agar hukuman Ibunya bisa lebih diringankan, padahal ia tau pembunuhan itu terpaksa dilakukan untuk membela diri.
Malam, dimana keesokan paginya Tania akan menjalani sidang terakhri.
Bunga berkali-kali (pagi, siang, sore, malam) menelpon Robin, namun tidak di angkat,
kemudian, mencoba untuk mengirim pesan, menjelaskan kepadan Robin.
"Raden, mohon bantulah aku, Bantu aku hadirkan pengacara yang handal untuk mengungkapkan kebenaran agar dapat meringankan Hukuman ibuku yang tak berniat membunuh Roy, ibuku hanya membela diri, karena Roy ingin membunuh Anggun.
Besok adalah sidang terakhir ibuku, tepat pukul 10.00 wib pagi menjelang siang"
Pesan itu pun terkirim namun, tak ada balasan dari Robin Chandra.
Wanita itu Masih mencoba mengirim pesan.
"Aku berjanji akan memenuhi semua keinginan Raden, apapun itu"
"Aku mohon🙏🙏 tolong lah 🙏🙏😭 Aku tidak ingin kehilangan ibuku"
Tetap, tidak ada balasan yang muncul.
Hingga Bunga mengirimkan pesan terakhir.
"Jangan takut mendekat kepadaku, aku juga menyesal telah menjebakmu, aku berjanji tidak akan melakukannya lagi, bahkan tidak akan pernah mencoba-coba mencintaimu, menggodamu. Untuk kali ini saja, bantulah aku, sebagai budakmu atau sesama manusia, keluargaku benar-benar teraniaya saat ini 🙏 ku mohon Raden, Raden yang terhormat, tertampan sejagad Raya"
Segala kata-kata pujian dan permohonan, sudah terkirim dengan rapi, lagi-lagi tak satu kata pun balasan yang muncul dari Robin.
Terus menunggu jawaban dari Robin dengan selalu memegang ponselnya, sambil melihat foto-foto kebersamaan keluarganya dengan ekspresi wajah galau...
Malam itu Bunga benar-benar sudah putus asa dan kehilangan arah. Namun ia tetap terus berdoa, berharap Tuhan memberikan keajaiban di luar dari prediksi.
...
Waktu terus berjalan, berlalu begitu saja, usaha sudah dilakukan namun semua sia-sia, tidak ada usaha yang bisa meyakinkan dirinya pagi itu.
Pukul 09.00 wib Bunga bersiap-siap berangkat menuju sidang pengadilan kasus pembunuhan Roy oleh Tania.
Anggun sebagai saksi 1 tidak bisa hadir karena sakit.
Bunga menyerahkan kepada perawat dalam pengasuhan kakaknya.
Semua dilalui Bunga dengan kepasrahan.
...
"Kak! Bunga pergi dulu yah, minumlah obatnya, paling tidak usiamu bisa lebih panjang sedikit!" Ucapnya.
"Aku ingin menggantikan hukuman itu, mungkin dengan begitu, ibu bisa menemanimu sampai akhir hayatnya. Aku merasa menyesal, mengapa ibu yang harus membunuh Roy, mengapa bukan aku saja!"
"Sudah seperti ini lah jalannya, karena Tuhan sangat membenci manusia seperti kita, kotor dan sangat hina, aku pergi dulu!" Kata Bunga langsung pergi meninggalkan Anggun.
...
Singkat cerita, sidang pengadilan itupun berlangsung, semua pengacara pembela Roy telah berkumpul dan sangat kuat untuk di kalahkan.
Ada Bunga yang duduk sebagai saksi disana.
Tampak Tania di bopong dari sel tahanan menuju ruang sidang, suara sorakan Bullyan mehujani wanita itu...
"Woooooooh....Perempuan iblis, Pel*cur, Pembunuh...."
Ucap mereka memenuhi seisi ruang sidang.
Sungguh hinaan yang menyayat hati Bunga dan Tania, keduanya hanya bisa menahan rasa malu yang luar biasa.
kemudian wanita paru baya itu dengan memakai seragam tahanan di dudukkan paksa di tengah-tengah persidangan...
Masing-masing pengacara dibayar sangat mahal oleh keluarga Roy, satu persatu mereka mulai memberikan penjelasan kepalsuan secara sempurna, dengan menghadirkan saksi-saksi buatan mereka, agar Hakim mempercayai keterangan dari pihak keluarga Roy.
Belum lagi masa yang hadir, semua berpihak kepada Roy.
Sementara dari pihak Bunga hanya bisa menghadirkan pengacara yang sangat lemah, untuk memberikan penjelasan yang sebenarnya, hanya mengandalkan jaksa pembela namun itupun tidak kuat.
...
...
Tampak keluarga Roy juga hadir disana, mereka seakan-akan tak sabar agar Tania segera di hukum mati sebagai permintaan keluarganya.
Hanya Bunga yang memberikan saksi sesuai fakta yang terjadi.
Bunga justru mendapat ejekan dari semua yang menyaksikan.
Saksi-saksi berbicara satu per satu dengan memberikan keterangan yang diinginkan keluarga Roy.
kesimpulan dari ucapan saksi, sebagai berikut;
"korban (Roy) di jebak dan dipaksa menyerahkan sejumlah uang, karena korban tidak memenuhinya, kemudian korban di sekap oleh Tania, lalu Tania menyiksanya hingga tewas!"
Banyak cerita-cerita ganjil yang di ucapkan, tidak sesuai dengan kenyataan, sehingga membuat Hukuman Tania berlapis-lapis, mulai dari pemerasan, penganiayaan serta pembunuhan.
....
"Tidaaaak (Jerit histeris Bunga yang berusaha membela ibunya, kemudian berlari berdiri tepat dihadapan Hakim)
Ibuku tidak bersalah, Pak hakim yang terhormat, bijaklah mengambil keputusan, karena jika kau salah, maka kau akan berurusan dengan Tuhan yang maha Kuasa.
Ibuku terpaksa membunuh, karena korban berniat ingin memperkosa dan membunuh anaknya bernama Anggun, kakak kandungku sendiri. Jika itu terjadi kepada Bapak Hakim, apakah Bapak hanya diam saja?" Tantang Bunga di hadapan sang Hakim.
Sontak penonton yang hadir melempari Bunga dengan Aqua cup kecil...
"Dasar tak tau malu...keluarga Pela*ur,...tidak tau diri...wooooooohh..." Sorak-sorak mulai ricuh datang dari penonton/pengunjung yang menyaksikan terutama dari keluarga Roy.
Tania langsung berdiri melindungi Bunga dari lemparan para penonton...
Petugas pelaksana berkata;📢
"kepada para penonton yang menyaksikan jalan persidangan ini, diharapkan tetap tenang, mohon jangan ribut"
"Pak Hakim, segera putuskan hukuman mati buat si wanita pembunuh itu, sebelum banyak korban yang berjatuhan," teriak salah-satu dari keluarga Roy.
Bunga dan Tania hanya bisa berpelukan dalam tangisan airmata.
"Maafkan mama nak! sudahlah, kita terima saja hukuman ini! mama sudah ikhlas...ini pantas mama dapatkan...Hiks...hiks...hiks (tangis keduanya)"
"Tapi Bunga tidak rela mah! ini tidak adil!"
"Mungkin ini Hukuman untuk mamah!" kata Tania sambil mencium kepala putri bungsunya itu dan memeluknya sangat erat."
...
Bunga dan Tania kembali ke tempat duduk mereka masing-masing, lesu terpancar dari wajah Tania dan Bunga. Mereka hanya bisa menerima keputusan dari Hakim.
Berdasarkan dari penjelasan banyak pengacara yang mendorong Tania agar di jatuhi Hukuman mati.
Seolah-olah hukum itu bisa dibeli oleh siapapun yang berkuasa.
kemudian, Hakim membacakan kesimpulan dari bukti serta penjelasan saksi yang ada.
Akhirnya tangan Hakim mulai mengangkat palu atas persetujuan eksekusi mati untuk Tania.
ketika palu itu akan di jatuhkan.
Tanpa di duga...
Seseorang menerjang paksa pintu persidangan dengan kaki kanannya, lalu masuk membawa 10 orang pasukan...
Dia berjalan memasuki gedung pengadilan itu dengan tampilan elegan dan memiliki kekuasaan.
Vote & Like.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠
babang Robin bawa pasukan sekompi kayanya nh.,...holang kaya 🤗🥰👍
2021-09-22
0
❥͜Nesˢʳᵍʰ ⍣⃟❥
Robin hood ini ceritanya 🤣🤣
2021-09-22
1
Ita Widya ᵇᵃˢᵉ
siapakah dia penolong bunga
2021-09-22
0