Bunga berlari, Sekencang-kencangnya untuk segera mendapati kakaknya.
Hingga akhirnya wanita itu sampai di sebuah ruang ICU dengan nafas yang terengah-engah.
Kemudian langsung mendapati seorang Dokter yang masih berdiri di ruang itu.
...
...
"Dok! Saya Bunga adik kandung dari pasien, bagaimana kondisi kakak saya Dok?" tanya Bunga penuh dengan rasa khawatir tinggi.
"Mari Nona! kita bicara di ruang saya saja!" pinta sang Dokter.
"Iyah!" Jawab Bunga mengangguk.
Setiba di ruang khusus Dokter;
Bunga segera duduk terlihat tak sabar mendengarkan penjelasan dari tim medis.
Kedua tangan Bunga saling menggenggam erat dan tampak bergetar. Usia yang masih sangat muda begitu sangat takut menghadapi musibah seberat itu.
....
....
"Begini Bunga! Kakak kamu hanya mengalami retak kecil di area batang leher (tengkuk). Kemudian, ia mengalami sesak dan kelelahan hebat. Namun saya curiga sekali, ada penyakit lain yang sedang bersarang di dalam tubuhnya yang membuat kondisi tubuhnya sangat lemah.
Saya tidak bisa mengatakan kepastian tentang masalah itu, jika tidak melakukan uji LAB sampel darah untuk mengetahui penyakit apa yang sedang menyerangnya!"
"Terus langkah apa yang harus saya lakukan Dok?"
"Begitu pasien siuman, kita akan cek sampel darahnya, untuk memastikan penyakit yang sedang menyerang tubuh kakakmu! Sekaligus membuktikan apakah benar atau salah? praduga saya.
Untuk pemulihan keretakan tulang, mungkin itu membutuhkan waktu 1 sampai 2 bulan saja, kamu harus mengeluarkan dana cukup besar dalam melakukan terapi."
"Baiklah Dok! Saya ikut saja apa saran Dokter, yang penting! kakak saya bisa di sembuhkan!" pinta Bunga.
...
...
Sementara, Tania langsung di jebloskan ke dalam tahanan, Roy termasuk anak orang penting di kota itu. Keluarganya begitu histeris dan tidak terima dengan kematian Roy.
Sehingga dengan maha kuasa kekayaan, hukuman Tania semakin berat di jatuhi hukuman mati atau seumur hidup.
Namun akan dilakukan 3 hari mendatang, sidang penentuan terakhir untuk Hukuman Tania dalam jeruji besi.
.....
.....
"Bunga, tolong katakan pada Robin, jika hukuman mamah bisa lebih diringankan lagi!! tolong nak," ucap Tania memohon kepada Bunga saat di beri kesempatan berbicara di lembaga tahanan itu.
"Mah! andaikan aku boleh memilih! biarkan aku saja yang menggantikan posisi mamah saat ini, karena bagiku berdiri dalam pijakan kakiku, lebih mengerikan daripada hukuman mati yang mamah akan jalanin.
Akibat kebodohan kalian yang suka bermain api, kalian terbakar sendiri dan lebih ironisnya lagi, Mengapa aku yang harus memikul semua penderitaan iniiiii!" jerit Bunga cukup keras kepada ibunya. Lalu pergi meninggalkan wanita paru baya itu.
Petugas sempat menegur Bunga.
luapan emosi yang tak mampu ia bendung. cukup geram menguras habis pikiran putri bungsu Tania.
"Bungaa...Bungaa...Maafkan mamah nak, tolong mamah! mamah janji akan berubah dan tidak akan mengulangi lagi...Bungaaaa" teriak Tania penuh dengan lelehan airmata penyesalan.
Wanita paru baya itu masih berharap dengan Bunga. langkah kaki Bunga, masih bisa mendengar teriakan ibunya dari ruang khusus.
Bunga yang memiliki karakter lembut namun berwatak keras pada prinsipnya. Sayang seribu sayang! prinsip hidup yang sebenarnya sudah benar ia genggam, kini harus kalah dengan paksaan dari Ibu dan kakaknya.
Keinginan hidup kaya dan terhormat hilang di telan badai, yang ada hanyalah kesedihan, penyesalan serta penderitaan.
....
....
Bunga hanya bisa menangisi keadaannya. Anggun yang sedang terbaring koma, sedangkan ibunya terancam hukuman mati.
Jiwanya terlihat shock dan terasa sesak, tak sanggup memikul beban berat itu.
Hari-harinya tak bersemangat, hanya penuh kesedihan air mata.
"Tenang sayang! Berhentilah menangis, aku akan menyelesaikan semuanya!" Janji Robin di malam terakhir, kekuatan serbuk pemikat untuk cinta Bunga akan segera berakhir.
Hanya Anggun yang mengerti dimana mendapatkan serbuk pemikat cinta Robin kepada Bunga.
Bunga juga sudah terlihat pasrah.
....
....
Tak terasa seminggu telah berlalu.
Bunga lupa jika malam itu adalah malam terakhir rasa cinta Robin yang sangat tinggi kepadanya.
Mereka masih tidur bersama dalam kondisi berpelukan, sebagai suami yang melindungi istrinya.
...
Serbuk pemikat telah berakhir. Tepat di pagi hari pukul 05.00 wib.
...
Robin terlelap sampai pukul 06.30 wib,
ia belum sepenuhnya tersadar, jika Bunga tidur di sampingnya.
Ibarat seseorang yang terhipnotis kehilangan kesadaran dirinya. Dalam pikiran yang di penuhi dengan perintah. Robin kesulitan mengingat jelas kejadian 1 Minggu telah berbahagia bersama Bunga. Layaknya melewatkan perjalanan 7 hari-7 malam.
Bunga sudah mandi dan membuatkan sarapan untuk suami tercinta.
Sementara, Robin bangun pagi seperti biasa. Ia bangkit dengan memegang tengkuknya yang terasa kaku.
Lalu bergerak menuju ke dalam kamar mandi.
Saat ingin membuka baju.
Ia sempat gagal fokus dengan melihat sesuatu yang tak biasa ada di kamar mandinya.
"Mengapa ada peralatan wanita di kamar mandiku, Milik siapa ini?" Gumamnya sambil memperhatikan peralatan bodyshop wanita yang tersusun rapi di dalam rak, Robin juga melihat pembersih kewanitaan Bunga.
"Hah?"
Pria itu dengan cepat keluar dan membuka lemari, ia melihat juga, ada banyak tersusun rapi pakain Bunga di ruang pakaiannya.
"Aa...aku...sa...satu kamar dengan wanita?" ucapnya lagi tak percaya seperti orang linglung.
Robin juga melihat sebuah foto Bingkai kecil terpajang di bopet, yaitu sebuah foto pernikahan dirinya dan Bunga yang tampak sangat sederhana.
"Bu...Bunga???" Gumamnya tak habis pikir.
Robin terduduk lemas di atas kasur, apa yang sedang terjadi kepadaku. Ia memegangi kepalanya berusaha memaksa sel-sel sarafnya untuk mengingat kembali 7 hari yang terlewatkan bersama wanita yang ia cintai saat itu.
Robin berhasil mengingat dirinya dalam sebuah ucapan pernikahan serta malam-malam bercinta panasnya bersama Bunga...
"Sial! Dia benar-benar licik!"
Kata Robin penuh emosi sambil mengepal kedua tangannya.
Tiba-tiba! Bunga masuk ke dalam kamar mereka.
"Pagi sayang! Sarapan sudah siap, ayo!" Ajak Bunga berdiri dengan senyum manisnya dengan nada lembutnya. Ia tetap sabar dalam kondisi cobaan hidup yang menerpanya.
Dengan Emosi Robin berjalan cepat menghampiri Bunga dalam ekspresi wajah marah dan wajah yang sangat bengis.
("Gawat! Aku lupa jika hari ini kekuatan serbuk itu habis," gumam Bunga penuh ketakutan)
"Apa yang sedang kau lakukan kepadaku!" ucap Robin dengan raut wajah marah besar.
Bunga terdiam dan bingung harus bagaimana menjelaskannya...kaki dan tangannya bergetar hebat, mulutnya terasa kaku....
"Jaawaaaaab!" bentak keras Robin!
Wanita yang masih tergolong muda itu terkejut setengah mati, nyawanya serasa berpisah dari jasadnya.
" A...aa...ku..." Jawab Bunga gugup harus berkata apa!
"Jawab dengan cepat! atau aku kehilangan kendali!" kata Robin sambil mencengkram kedua pipi Bunga.
.....
....
Guys! Jangan Lupa Like dan Vote kalian yah?
author merindukan Vote kalian yang melimpah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠
bencana buat kamu bunga bertambah lagi
2021-09-22
0
Ita Widya ᵇᵃˢᵉ
demi keluarga, harga dirinya jadi rendah dan mengambil jalan pintas..
2021-09-22
1
Yani
Novelmu thor lain dari yg lain ....awsome....
2021-03-20
1