Setelah gagal untuk pelatihan, Dashy mengantar Naya pulang dengan mobilnya. Dashy turun untuk menemani Naya sampai pada depan pintu rumah.
"Terima kasih, Nyo-"
Dashy mengerutkan alisnya sebagai isyarat, "Terima kasih, mi.."
"Bagus!, aku akan pergi!. Jaga dirimu dan adik mu, besok orang ku datang kemari untuk mengurus pengobatan adik mu, bye" Dashy pergi dan kembali naik ke dalam mobilnya.
🍵
Di dalam rumah mewah itu Rahman, Dashy, Devan, dan Sisil sudah dari tadi menunggu seseorang. Sisil tertidur di sofa panjang karena menunggu Andika yang tak kunjung pulang. Jam dinding menunjukkan pukul 23:25 , kecemasan semakin menjadi jadi dalam diri Dashy.
Memang seperti itulah keluarga mereka, Dashy tak pernah membiarkan anak anaknya pulang larut. Dan jika salah satu dari mereka pulang larut maka sisanya akan menunggu sampai datang.
"Memangnya Andika pamit bagaimana, Pi?" Tanya Dashy, keringat terus membasahi keningnya. Ia seorang ibu tentu akan kepikiran jika anaknya pulang malam.
"Aku juga tak tahu, dia hanya bicara pada Sisil"
"Sil, kak Andika bicara bagaimana padamu?" Tanya Dashy tapi matanya masih gelisah menatap pintu.
Tak ada jawaban.
"Sil!" Dashy hampir berteriak, ia melihat begitu menggemaskan putri nya saat tertidur. Jadi ia menghela nafas dan tersenyum. "Eh, dia sudah tertidur rupanya.."
Sementara, di jalan raya. Sepesang kekasih yang di balut cinta sedang bercanda gurau. Senyuman dari keduanya terlihat sangat original. Yah, itu Andika dan Airin, mereka bertemu diam-diam.
Kini telah tiba saat dimana mereka harus berpisah kembali, dan entah kapan waktu akan memeberi kesempatan. Airin menangis di pelukan Andika. "Mengapa?, hiks hiks.. mengapa kisah kita berbeda?, aku juga ingin seperti mereka, Andika.." Seru nya yang beradu dengan isak tangis.
Andika merangkup pipinya, "Dengarkan aku, Cinta itu berkorban. Dan kita sedang melakukan nya, kita sedang berkorban. Cinta kita berbeda dari mereka, kau harus yakin!"
Airin tetap menangis.
Andika menatap wajah yang sedang menangis itu. "Cinta kita istimewa!, perjuangan kecil seperti cinta mereka semua tidak ada apa-apa nya. Kau harus bersabar.."
Airin menyembunyikan wajahnya dalam pelukan Andika, "Aku mencintaimu.."
"Aku juga.." Berakhir lah pertemuan mereka saat ibu Airin muncul dan menarik Airin dari pelukan Andika.
"Berhenti memberi harapan semu pada putri ku!" Tegasnya dan pergi begitu saja menggandeng Airin. Andika hanya bisa diam membiarkan kejadian di depannya.
Airin menangis terisak isak saat ibunya tak henti henti marah. Ibu Airin marah marah saat melewati rumah istana Dashy.
"Sudah ku bilang!, berhenti mencintai nya!, bukankah ibumu sudah berulang kali mengatakan, jangan bertemu dengan nya!, dia bukan laki-laki baik!"
Dashy mendengar itu dari dalam, ia segera keluar. Ia tahu, jika ibu Airin marah maka itu karena Andika menemui nya diam diam. "Bukan putra ku yang tidak baik!, tapi didikan mu itu!, hahaha" Dashy mengintip dengan naik di atas pagar besar.
"Diam kau!, dasar Yunani!!" Balas ibu Airin.
"Dimana putra ku, rin?. Aku yakin kau bertemu dengannya sampai ibumu semarah itu" Dashy sedikit berteriak karena jarak rumah mereka berdua lumayan dekat.
"Aku disini, mi" Jawab Andika, ia berlari dari kejauhan dan berdiri di depan pagar.
"Kenapa masih diam!, cepat masuk atau macan betina akan menghujat mu!, hahahaha" Dashy senang sekali jika mengejek Ibunya Airin.
Sebenarnya, sejak SMP, ibu Airin dan Dashy tak pernah akur. Tapi siapa sangka saat Dashy pindah ke rumah baru malah menjadi tetangganya.
"Siapa yang kau bilang macan, Yunani!!" Balasnya lagi.
"Siapa lagi yang melarang putri nya berkencan dengan pangeran Andika ku, blee" Dashy menjulurkan lidahnya. Ia seperti anak kecil jika menggoda ibu Airin.
Karena geram, inne, ibu Airin. Mengambil batu kecil dan melemparkan itu pada Dashy, tetapi bidikan nya itu meleset. Dashy lebih dulu menyembunyikan wajahnya di balik pagar. "Hey jangan merusak pagarku, putri mu menangis.. kau sebaiknya segera pulang"
Terlalu kesal dan sulit di deskripsi kan, Inne memutuskan untuk melanjutkan langkahnya dan membawa Airin dalam gandengan nya. "Mami.. jangan mencari masalah seperti itu.." Ujar Andika.
Melihat istrinya yang naik di pagar seperti anak kecil, Rahman dan Devan hanya bisa menggeleng. Dashy sungguh berbeda. "Cepat masuk!, aku akan memarahi mu!!" Bentak Dashy.
"Bagaimana aku akan masuk?, mami bahkan belum turun, jika aku membuka gerbang nya maka mami akan jatuh"
Di belakang sana, Rahman berbisik pada Devan. "Lihat, ibu bagaimana yang marah masih mengatakan nya terlebih dahulu?"
"Entahlah, pi. Mami berbeda.."
"Lihat, putra putri nya bahkan sudah dewasa.. tapi dia masih mengganggu tetangga seperti itu.. ibumu benar-benar Dev"
"Pi jangan mengatakan itu.. ibuku istri mu!"
🍵
Pagi, Rumah Dashy pukul 08:10
"Mi.. buka pintunya.." Andika terus mengetuk pintu kamar Dashy, karena ibunya malah meniru seorang gadis yang sedang merajuk. Dashy mengurung diri di dalam kamar.
"Aku tidak ingin membuka pintu!, kau selalu saja begitu, Andika!" Jawab Dashy.
"Baiklah, aku tak akan mengetuk lagi... Mayang akan mengantar sarapan mu, berjanji lah. Mami hanya tak ingin menemui ku bukan Mayang"
"Yah, aku memang sedang marah padamu.."
Andika turun dan bergabung dengan keluarga nya di meja makan. "Bagaimana, apa ibumu mau makan?" Tanya Rahman.
"Tidak, sekarang aku harus bagaimana??"
"Itu salah mu.. aku tak tahu.." Devan menaikkan bahunya.
"Kak, kau harus membantu ku. Aku tak bisa jika mami merajuk padaku setiap hari.."
"Aku bukan tuan jenius.. jika tuan jenius terjebak, maka siapa yang akan menolong nya. Ya kan, Pi?" Goda Devan.
"Kak.."
"Halo!!, Papi.. aku datang!" Sisil sudah berteriak dahulu saat menuruni tangga, ia datang dan memeluk ayahnya. Masih memakai pakaian semalam, piyama.
"Kak? ada apa? kau terlihat tidak baik baik saja.."
"Tidak ada yang baik jika mami sudah merajuk, kau tahu?" Jawab Andika kesal.
Sisil menarik kursi di samping Devan dan duduk disana. "Apa kau butuh rencana?" Tanya Sisil.
Andika tak yakin, jarang sekali jika Sisil mempunyai rencana bagus. "Aku kemarin sore menonton film loh, berjudul-"
"Katakan, apa rencana mu?" Devan menyela.
"Kak, sepertinya kau harus bunuh diri" Cetus Sisil, ia mengambil selai dari tempatnya dan mengloeskan itu di roti.
"Apa yang kau fikirkan, nak?" Rahman tercengang, putri nya bahkan tak berekspresi sama sekali. "Aku hanya mengatakan itu, apa salah??"
"Tidak, tapi.. papi rasa.. bukan itu cara satu satunya nak.."
"Tidak!, kalian salah mengerti!. Kakak hanya perlu berpura-pura akan bunuh diri, lalu papi harus berakting dan memanggil mami. Mami pasti keluar, mami sayang kita kan?"
Andika mengusap wajahnya, itu benar seperti firasat nya. Sisil tak pernah mengeluarkan ide masuk akal. Ia terpaksa mengangguk dan membiarkan semua seperti yang Sisil atur, karena memang tak ada jalan lain.
.......
.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
ʰⁱᵃᵗᵘˢ 𝔰𝔦𝔟𝔲𝔨 𝔯𝔩
keluarga somplak nih . gokil tingkat dewa 😂
mungkin dulu mm Devan sama mm Airin rebutan cowo deh, jadi dendam sampai tuir😀
2020-10-20
0
Dwi Puspa Rini
olahraga rahang Thor ketawa ketiwi sendiri bacanya,emak nya Devan gokil abis 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤦🤦🤦🤦🤦
2020-10-20
0
Frisky cipan
pagi" udh senam perut hahaha🤣🤣🤣
2020-10-20
0