Deru angin malam yang dingin, lumayan lama Naya duduk di dekat gerbang rumah Devan. Nyatanya ia ingin sekali pulang tapi ia tak tahu akan pergi kemana, lingkungan baru yang ada di depan matanya tak baik jika ia berjalan jalan sendiri. "Syyutt! ssyut!" seseorang memanggil Naya dari kejauhan.
Naya menoleh kesana kemari mencari sumber suara. Dan ia menyipit kan mata saat seseorang melambai lambaikan tangan yang di angkat tinggi. Hey!,sini! seolah bibirnya ingin mengatakan itu.
Naya mendekat, "Ya?"
"Bagaimana kau bisa berada di depan rumah?" Sisil memelankan suaranya.
"Aku kesini karena seorang wanita tua yang meminjam alas kaki ku, kenapa?"
"Apa sudah selesai?"
"Ya, aku ingin pulang hanya saja aku tak tahu akan kemana setelah keluar dari rumah ini"
Sisil memukul keningnya, "Kenapa kau sangat bodoh?!"
"Hah?!" Naya tak mengerti.
"Sudah jangan berpikir keras tentang ku, naik saja ke motor ku dan katakan dimana kau tinggal!"
Naya mengangguk dan ia naik, saat hendak melingkarkan tangan di perut Sisil Naya malah heran dengan pakaian yang dikenakan Sisil. "Pakaian mu.."
"Seragam!" Jawab Sisil.
"Tidak maksudku kenapa bisa kotor begini?"
"Aih.. itu urusan ku, kau tak perlu tahu. Setelah aku keluar dari jalan ini kau harus cepat memberi tahu ku dimana tempat tinggal mu!"
"Iya.."
Setelah cukup lama jalan yang di tempuh Naya dan Sisil kini akhirnya ia keluar dari jalanan itu. "Aku bekerja di restoran kecil dekat salon meni pedicure kuku yang terkenal. Namanya 'Make Story Resto', apa kau tahu?"
"Hei kau ini bodoh atau bagaimana?!, aku kan memintamu untuk mengatakan dimana kau tinggal kenapa malah mengatakan dimana kau bekerja, atau mungkin kau tinggal dan hidup di restoran itu?!" Cibir Sisil.
"Tak perlu mengantar ku sampai rumah, aku bahkan tak mengenal mu"
"Baiklah, bagaimana jika kita berkenalan?. Aku Sisil, anak bungsu pemilik rumah yang tadi kau kunjungi"
Hah?! Sisil?? bukankah tadi keluarga itu meributkan tentang keberadaan nya?, mungkinkah aku harus memberi tahu nya?...
"Kau.. Sisil??" Naya ragu ragu untuk mengatakan nya.
"Iya, siapa namamu?"
"Aku Naya, ermm..." Naya masih bingung apakah mengatakan hal ini adalah keputusan yang benar atau tidak.
"Tadi keluarga mu berdebat hebat mengenai keberadaan mu.. memangnya kau dari mana saja?"
Sisil langsung merasa tersentak dengan kalimat Naya, ia hanya bisa diam. "Sisil?" Panggil Naya saat tak mendapat respon apapun dari Sisil.
"Ya?. Aku hanya berjalan jalan saja.."
"Tapi tidak pada waktu sekolah 'kan?"
Sisil diam, ia benar-benar bingung akan menjawab apa dengan kalimat Naya. "Seragam mu juga kotor, jika jalan jalan saja mana mungkin sampai sekotor itu?"
"Sudah sudah!, jangan bertanya terus!, sekiranya kau tinggal berbelok ke kanan untuk sampai pada tempat bekerja mu. Sekarang turunlah!" Pintah Sisil mengalihkan pembicaraan agar Naya diam.
Naya patuh, ia pun turun. "Terima kasih" Naya tersenyum sopan dan sayang nya malah tak mendapat respon apapun dari Sisil. Gadis itu membelokkan sepeda motor nya dan kembali pulang.
Sehingga membuat dirinya pulang kerumah tambah petang. Di ruang utama Devan, Andika, Dashy juga suaminya dilanda panik lantaran Sisil tak kunjung pulang sampai matahari akan tenggelam dalam satu setengah jam lagi. Sisil berjalan pelan pelan demi untuk orang orang dalam rumah tak mendengar.
Ternyata usahanya itu sia sia. Saat hanya menimbulkan kepalanya dari balik pintu, Sisil di kejutkan dengan anggota keluarganya yang sepertinya sudah menunggu kehadiran dirinya dari tadi. "Sisil!" Andika yang paling menyayangi adiknya berjalan cepat menghampiri Sisil dan memeluk nya erat. "Kenapa kau pulang selarut ini?" Andika melepaskan pelukan nya.
"Kak.. aku-"
"Diam!" Dashy menyentak Sisil hingga membuat seisi rumah terkejut. Dashy adalah nyonya paling ramah bagi pelayan pelayan nya, istri yang baik bagi suaminya, ibu yang seperti sahabat pada anak anaknya. "Kau tak perlu berusaha menjelaskan! cepat duduklah kemari kita ingin bertanya padamu"
Sisil menurut, ia tahu itu adalah kesalahan nya maka darinya ia patuh pada ucapan maminya dan duduk di sofa empuk tersebut. "Kau tahu apa saja kesalahan mu?" Devan yang duduk serius angkat bicara, sorotan matanya menajam ke arah Sisil bukan main.
"Maaf kak.."
"Pertama, kau pulang sangat larut! apa sekolah mu berakhir sore ini?!"
Sisil dan anggota keluarga lain hanya diam saat Devan mulai serius. "Kedua, kau meninggalkan pelajaran setelah bel istirahat"
"Ketiga, kau anggota keluarga pertama yang mendapat hukuman skorsing!. Apa kau bangga sekarang?!!" Devan semakin meninggikan nada bicaranya.
Sisil tersentak, tapi ini juga kesalahan nya. "Dev, jangan pakai emosi. Jika kau lelah maka beristirahat lah dengan baik, tanya kan baik-baik kenapa adik mu melakukan hal tersebut" Sifat penyabar Rahman mulai timbul.
"Dia hanya malas ayah!, jangan terus mendukung nya! dia selalu begitu!" Devan masih saja bersikap tegas.
Devan membuang wajahnya melihat Sisil dari tadi hanya tertunduk diam. "Apa yang kau fikirkan?!, mami berharap banyak padamu kenapa kau seperti itu.. jika memang benar kata Devan maka berhenti lah sekolah"
"Mi.. bukan seperti itu menghadapi nya.." Sepertinya diantara mereka tak ada yang mendukung Rahman.
"Harus bagaimana lagi?? putri kita menjadi sangat liar sekarang! apa itu bukan kesalahan? apa kau masih ingin membela nya?"
Rahman mengusap kasar wajahnya, tak ada yang mengerti maksud dari kalimat yang Rahman lontarkan. "Sil, katakan pada papi.. apa hanya bolos sehingga kau di skorsing?" Rahman duduk di sebelah putri nya, menanyakan nya penuh kelembutan dan kasih.
"Tidak.. sebenarnya..." Sisil sedikit takut mengatakan nya.
"Sebenarnya apa nak?"
"Sisil bertengkar dengan anak kepala sekolah.." Ucap Sisil sangat pelan sehingga hanya Rahman yang mendengar nya.
"Kenapa kau bertengkar? masalah apa yang tidak bisa diselesaikan dengan kepala dingin, nak?"
Sisil terdiam.
"Papi selalu mengajarkan mu bagaimana harus menyikapi masalah, bukan?"
"um" Sisil mengangguk.
"Sisil hanya mengikuti kata hati Sisil saja.., anak kepala sekolah membully siswi baru di kelas, pi. Bukan hanya itu, dia menjadikan Nur sebagai boneka nya, dijadikan bahan taruhan hingga Nur dilecehkan" Sisil langsung mulai berani mengatakan kejadian itu setelah menatap dalam mata papi tercinta yang penuh dengan rasa sabar.
"Nak, itu masalah Nur dan anak kepala sekolah.. kenapa harus bertengkar?"
"Nur sering mengadukan itu langsung pada kepala sekolah.. tapi kepsek itu buta, pi! Sisil geram.. jadi Sisil menghajar anak kepala sekolah itu"
"Lalu?" Rahman masih ingin mengetahui yang paling benar dari mulut putri nya, mata Sisil yang tak menampakkan aura kebohongan membuat Rahman, Dashy, Devan dan Andika itu ikut menyimak.
"Sisil sendiri, dia kewalahan dan meminta geng nya untuk membantu. Ini pengeroyokan, Sisil yang paling parah terluka. Tapi apa?? Sisil pula yang dihukum"
"Sudah kamu jelaskan pada guru guru disana?"
"Sisil hampir mencoba nya tapi guru guru sudah tak ingin mendengar, jadi Sisil keluar"
"Pertanyaan nya, kemana saja kau pergi sampai pulang sepetang ini?" Andika bertanya.
"Aku hanya membeli tissue untuk membersihkan hidung.." Sisil semakin pelan.
"Ada apa dengan hidung mu?"
"Ermm... mimisan"
Dashy tetaplah seorang ibu, meski dari tadi hanya diam mendengar penjelasan dari putri nya. Ia memeluk Sisil penuh kasih. "Apa kau mengeluarkan banyak darah tadi??" Tanya Dashy pada Sisil di pelukan nya.
"Sepertinya.."
"Sepertinya bagaimana?"
"Entahlah aku lupa, aku terlalu kenyang makan seblak kuah tadi" Sisil keceplosan.
"Kau!!" Dashy, Rahman, Devan dan Andika memelototi Sisil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
ZahraFathar
Yaampun... lucu banget!!! aku suka sama setiap karya kak sofi! nge fans bgt deh pokoknya!
Mulai dari yang FILTER, PKDI, terus ke Only Love You semuanya beda beda!
Yang filter dapet bgt teen nya, yg ini blm apa apa dah kerasa komedi nya bayangin gimana kalo udah di dominasi sama romansa.. beh! nagih pasti!. Yang Andin dan Hans juga udah mulai romansa romansa nya.. fav ubtuk ketiga karya kk sofi!!
2020-10-16
0
Frisky cipan
lagi pembahasan seru,ujung" ny mlh ke seblak🤦♀️😆😆😆
2020-10-08
0
naurakyu
sa ae nih kak author bikin ngakak..😁😁😁
2020-10-07
0