Tok tok tok
Devan menutup layar ponsel nya saat ada seseorang yang mengetuk pintu ruang kerjanya. "Masuk"
Seseorang masuk sangat sopan, "Selamat siang tuan, maaf sebelumnya jika saya mengganggu.."
"Yah, cepat katakan!"
"Tuan, ada dua orang guru yang sedang mencari anda tuan, mereka menunggu di bawah"
Hah?! guru??, Sisil.. kau kemana lagi kali ini..
Devan bangun, ia langsung pergi tak menghiraukan keberadaan orang disana, karena sang atasan keluar maka sudah pasti ia akan keluar juga.
Dan benar saja, dugaan Devan terbukti dua orang yang tengah menunggu nya adalah seorang guru, Devan duduk di sofa tunggal nya menyilang kan kaki.
"Maaf pak, benar ini kakaknya Sisil??"
"Yah, setiap kau mencari adikku selalu memulai kalimat seperti itu.. membosankan"
"Iya pak, maaf sebelumnya, tapi Sisil setelah jam istirahat ia tak kunjung masuk kedalam kelas, kebetulan juga perusahaan bapak dekat jadi kami memutuskan untuk datang kesini.."
"hmm" Sahut Devan malas.
"Sudah sering ananda Sisil meninggalkan jam pelajaran, jadi.. ananda Sisil akan menerima skorsing" Ucapnya sangat sopan dan tenang.
"Apa?!!" Devan yang tadinya bersandar tak semangat kini ia langsung menjadi serius.
"Kau mengatakan adikku akan di skorsing??"
"Ya pak"
"Berapa lama?!" Devan bertanya dengan cepat.
"1 minggu pak, kami pihak sekolah berharap setelah hukuman ini ananda Sisil akan mendapat perubahan.."
Devan berdiri tegak, ia menghela nafas panjang "Saya mengerti, surat letakkan diatas meja lalu kalian silahkan pergi, terima kasih"
Devan pergi begitu saja, ingin sekali Devan memarahi Sisil yang entah dimana itu. Bahkan Devan juga sudah berulang kali mencoba untuk menghubungi ponsel nya, tetap saja tak ada jawaban.
Brak!
Devan menggeletakkan ponsel nya kasar. "Kemana lagi Sisil itu.. benar-benar merepotkan.." Gerutu Devan.
Dan karena hal itu pula Devan belum sempat untuk melihat gambar yang baru saja ia unduh dari kiriman maminya.
🍵
Saat mobil memasuki gerbang besar, mata Naya di suguhkan pemandangan yang indah, rumah yang bernuansa bak istana itu, dengan kolam ikan di tepi mobil berjalan. Benar-benar membuat seorang Naya jatuh hati. "Sudah, jangan terkagum begitu, aku memang orang berada!" Ucap Dashy yang terfokus pada layar ponsel nya.
Mobil berhenti tepat di depan pintu masuk, Naya turun begitu pula dengan Dashy. Naya berjalan dengan tenang di belakang Dashy, matanya masih menjelajah setiap detail dari rumah mewah itu.
Yaampun.. rumah seperti istana begini.. mana mungkin hanya dihuni beberapa orang saja.. pasti melelahkan jadi pelayan disini, apalagi.. orang orang kaya tidak mau melakukan pekerjaan sekecil apapun, mereka percaya sepenuhnya pada pelayan.. syukur saja aku tak bekerja disini..
"Kemari duduklah!" Tegas Dashy pada Naya yang berjalan lamban sampai sampai dirinya sudah duduk di sofa.
Naya menurut dan duduk dengan segera ia membuka sepatu heels milik Dashy yang ia kenakan. "Kenapa kau melepas nya??" Tanya Dashy sedikit berteriak membuat Naya takut.
"Saya tak nyaman menggunakan ini nyonya.." Jawab Naya polos.
"Apa kau sudah gila?? heels itu berharga fantastis, kau tahu?!"
"Tapi ini benar-benar tak nyaman saat saya memakainya nyonya.."
Andika yang tengah asik dengan tablet nya saat menuruni tangga mendengar suara melengking emak emak dirumah nya, lalu ia menutup layar tab nya dan berlari menuruni anak tangga.
Bukankah itu suara mami saat sedang marah?? siapa yang ia marahi? kakak?, sisil?.., aneh sekali..
"Mami.." Panggil Andika pelan.
Dashy dan Naya menoleh bersamaan, "Ooooh sayangkuu... kemarilah dan peluk mami mu..." Dashy merentangkan tangan berjalan mendekati Andika lalu memeluk putra nya.
"Kau tahu, kaki mami terkilir.. benar-benar sakit.." Dashy bermanja.
"Jika sakit kenapa begitu lancar untuk memeluk ku?"
Plak
Dashy memukul lengan putra nya keras.
"Mami.. kenapa kau memukul ku seperti itu?"
"Kemari!, ikut duduk bersama ku!" Ujar Dashy menggandeng Andika untuk duduk bersama di sofa.
"Mami.. siapa gadis ini?" Tanya Andika.
"Calon kakak ipar mu!"
Naya terkejut, dia hanya ikut datang kerumah ini karena sebuah sepatu kenapa malah akan menjadi menantu??
Hah?, kilat sekali om itu.. baru saja sela beberapa hari sudah dapat.. ckckck sepertinya aku harus sering sering belajar padamu kak!
"Mami.. bukankah kakak sudah memiliki gadis pilihan nya sendiri??"
"Yah, aku tahu.. tapi aku tak suka. Aku lebih suka pada gadis ini"
"Mami.. tapi-"
"Usst!" Sela Dashy menutup mulut Andika agar berhenti bicara dengan jari telunjuk nya.
"Kau lihat?!, bukankah desain kuku mami ini bagus??"
"Yah.." Jawab Devan mengiyakan dan menurunkan tangan Mami nya.
"Mami.. saat kau melakukan meni pedicure di salon apa mereka menanyakan usia mu?" Usil Andika.
"Haishh, mami sangat cantik tentu mereka akan mengira mami muda, bukan begitu gadis?"
Naya yang dari tadi hanya diam melihat tingkah ibu dan anak satu ini membubarkan lamunan nya saat Dashy memanggil nya.
"Ya?" Naya telat menanggapi.
"Aku terlihat muda, bukan?"
"Ya, nyonya"
"Aku baik, bukan?"
"Ya, nyonya"
"Aku dermawan, bukan?"
"Ya, nyonya"
"Bagus!, aku yakin aku juga secantik dirimu!"
"Hah?!" Ucap Naya sedikit keras.
"Kenapa?, kenapa kau terkejut begitu? dari tadi kau hanya mengatakan ya ya ya.. kenapa sekarang terkejut?, mungkinkah aku lebih cantik darimu?"
"Ey! ey!, mami mami!, sudah jangan memarahinya.." Andika salah mengira jika ibunya sedang marah pada Naya.
"Siapa yang memarahi menantu nya tanpa alasan??, apa kau berpikir mami mu ini gila?!, huh!"
"Tidak mami, tidak.."
"Kau lihat kan, semua anak yang aku lahirkan tampan dan cantik, apa aku tak lebih cantik dari mu?" Goda Dashy walau lengan atas nya masih Andika pegang.
Naya hanya bisa tersenyum kecil melihat itu, ia tak ingin tiba-tiba menjadi anggota baru dalam keluarga mereka. Dashy dan putranya yang aneh, ingin sekali Naya segera keluar dari rumah itu dan lanjut bekerja melupakan hal yang dialami nya saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Lani Lani
ibu nya aneh....🤭
2021-04-11
0
💜jiminaa💜🐣
kluarga sanglek mmg. 🤣🤣🤣🤣🤣
2020-10-25
0
Ellennn
semangat kakk, ditunggu kelanjutannya
2020-10-05
0