Hari yang melelahkan bagi Naya, sekali lagi dengan berat hati ia menceritakan segala yang terjadi padanya termasuk kehilangan pekerjaan kepada sang adik, Reihan. Mereka sedang menikmati makan malam sederhana yang Reihan siapkan sebelum Naya pulang.
Meski masih sedih, Naya terpaksa harus terlihat tanpa beban di mata sang adik. "Kak?, lalu bagaimana keputusan mu?. Kau akan menerima tawaran dari tante itu atau tidak?" Tanya Reihan di meja makan.
"Aku tak tahu Rei, pernikahan bukan permainan. Dia datang seperti itu dan meminta kakak untuk menjadi menantu nya.. aneh bukan?" Naya melanjutkan mencuci piring di wastafel.
"Menurut ku.." Reihan berucap begitu saja sementara matanya masih jeli menatap layar ponsel.
"Ada baiknya jika kakak menerima itu, selain tak usah bekerja keras untuk berobatku, kakak juga harus menikmati hidup 'kan..?"
Naya seketika terpatung, ia tak tahu jika Reihan bahkan jauh lebih memikirkan tentang dirinya. "Rei, apa yang kau katakan?, kita akan selalu berdua.. kakak akan terus bekerja untuk mu lekas sehat! jangan fikirkan kakak" Naya berpura-pura.
Reihan mendekat dan duduk disamping setara dengan wastafel. "Kak, aku selalu mendoakan yang terbaik untukmu terlebih dahulu.. aku yakin kelak kakak lah yang akan menolong ku" Reihan tertawa manis. "Kau ini..." Naya mencuci tangan nya dan memberikan cubitan besar di pipi sang adik.
"Hah!!?, Naya!!" Teriak seseorang yang sepertinya bersumber dari pintu, mereka berdua pun menoleh.
Dashy berlari cepat dan melepaskan tangan Naya dari pipi Reihan kasar. "Kau bersama laki-laki lain dalam satu atap?!"
"Hah?" Reihan terkejut.
"Tidak, dia ad-" Naya hendak menjawab tapi terdahulu oleh kalimat kalimat rempong Dashy. "Aku fikir kau adalah gadis baik-baik!, ternyata kau sangat suka dengan yang muda muda.. cih!, mengecewakan!"
"Nyonya, ini rumah ku, dan ini adikku.. bagaimana anda bisa masuk?"
"Tentu saja aku bisa masuk!, kau tak menutup pintu saat akan memulai mantap mantap dengan pemuda ini!"
"Kak?, dia.." Reihan sudah mengerti, ia rasa inilah wanita rempong yang meminta kakaknya untuk melahirkan cucu cucu nya. "Kak??!" Dashy semakin melambungkan volume bicaranya.
Reihan turun dan ia menjabat tangan yang berkeriput itu. "Iya, tante aku adiknya. Reihan"
Dashy menyorot Reihan dari atas sampai kebawah dengan teliti. "Kau yakin, kau benar-benar adiknya?"
Reihan mengangguk kuat, "Apa tante rasa jika aku tak mirip dengan kak Naya?" Reihan menarik Naya dan menyandingkan wajahnya dengan wajah Naya.
'Jika difikir fikir.. mereka memang sedikit sama.. tapi aku masih tak percaya. Melihat pemuda ini sangat akrab dengan menantu ku rasanya aku ambyar, tunggu! apa aku tak salah? bukankah hari itu Sisil mengatakan ambyar?? bahasa seperti apa itu.. di Yunani bahkan tak ada bahasa ambyar...'
Karena Dashy melamun cukup lama, Reihan membawa Naya dalam gandengan nya juga Dashy di tangan satunya untuk di tunjukkan foto foto masa kecil Naya dan Reihan yang terpasang di dinding. "Bukankah kita sedikit mirip saat kecil?"
"Astagaa.. sangat lucu.." Gumam Dashy setelah melihat foto Naya kecil.
"Tentu, aku sangat tampan dulu.." Reihan berkata bangga.
PLAK
Dashy memukul lengan nya, "Jangan pernah memanggil ku tante!, aku tak muda lagi!" Dashy menggertak dan membuat Reihan takut.
"Sudah!, aku memang seperti itu sejak dulu!, kau harus memanggil ku Mami!" Suatu kalimat lain untuk menenangkan Reihan yang takut mendengar nada bicara Dashy.
Naya dari tadi diam saja melihat mereka, jujur ia mulai mengantuk dan sesekali menguap. Sadar jika Naya mulai mengantuk, Dashy harus segera menyelesaikan tugasnya. "Hei bocah!, ini sudah malam!, tidur lah sendiri!, aku pinjam kakak mu" Tegas Dashy dan pergi begitu saja membawa Naya.
"Kak!!" Reihan sempat mengejar tapi mobil itu sudah melaju, Reihan menarik nafas dalam dan menghembuskan nya perlahan, "Mertua segalak itu, kakak ku hanya akan tersisa tulang dan kulit saja nanti.." Reihan bergidik ngeri, ia masuk ke dalam rumah lalu mengunci nya dari dalam.
🍵
Di dalam mobil yang berjalan, Naya tetap diam. Ia seolah pasrah menerima akan kemana Dashy mengajak nya, tak bertanya apapun. Dan itulah point yang membuat Dashy tertantang untuk merubah nya. "Naya!, apa kau tak ingin tahu bagaimana aku bisa sampai pada rumah mu?"
"Ya?" Naya telat menanggapi, diam nya adalah berfikir dan itulah point plus Naya.
"Baiklah, aku yakin kau berfikir keras kenapa aku bisa sampai di rumah mu tadi, benar kan?"
Naya mengangguk pelan.
"Aku meminta manajer yang memecat mu untuk memberikan aku informasi mengenai mu. Dan setelah tahu rumah mu aku memutuskan untuk melihat lihat.."
Naya diam, ia tak ingin di gertak oleh ibu ibu galak seperti di samping nya.
"Aku fikir rumah mu besar.. ternyata.."
Naya menundukkan pandangan nya, dan Dashy sadar jika kalimat yang akan ia lontarkan pasti menyakiti hatinya jadi ia mencoba pembicaraan lain. "Sudah lah, lupakan rumah itu!, dimana orang tau mu tinggal?"
Karena kaca mobil yang sedikit di turunkan, rambut rambut Naya mengenai wajahnya dan Naya membersihkan itu. Dashy lupa, ia telah mendengar jika Naya seorang yatim piatu dan untung nya Mayang mengingatkan. "Nyonya.. dia.." Mayang memperagakan seolah Dashy tak boleh menanyakan hal itu kepada Naya, ia menutup mulutnya sendiri menggunakan jari telunjuk.
"Ah.. maaf kan aku Naya sayang.. aku lupa.. kau tahu kan, ibu ibu seperti ku ini mudah sekali lupa?"
Naya mengangguk.
"Lihat lah penampilan mu ini!, apa akan ada yang tertarik dengan gaya sederhana seperti ini?" Dashy ceplas ceplos.
"Aku akan merubah mu, aku juga akan melakukan pelatihan untukmu!"
"Pelatihan seperti apa nyonya?" Tanya Naya polos.
"Tentu pelatihan menjadi nyonya di keluargaku!, kau harus menguasai nya. Dan akan dimulai dari jangan memanggil ku nyonya!, panggil aku mami!" Dashy menaikkan kaca mobilnya elegan.
"Supir, bawa Naya ke salon favorit ku!, biarkan gadis sederhana ini menikmati enaknya jadi orang kaya!"
"Baik, nyonya"
Saat tiba di depan salon, disana Dashy seolah dilanda berita buruk saja, ia cemberut karena salon sudah tutup. Jelas aja tutup, ini sudah malam. Dashy memutuskan untuk membawa Naya pulang dan tidur di kamarnya. Rumah itu sangat sepi, Devan, Andika, Sisil dan suaminya sedang holiday sesuai yang Dashy perintah kan.
🍵
Pagi hari tiba, perlahan lahan Naya membuka matanya. Dashy yang awalnya mengenakan lipstik di depan meja rias bangun menghampiri Naya.
"Naya?, kau sudah bangun?"
"Um" Naya mengangguk.
"Bagaimana tidur mu?, nyenyak?"
"Ya, mi. Mami sudah siap sepagi ini, kita akan kemana?"
"Seharusnya kita ke salon, tapi sebelum itu ada baiknya jika aku membawa mu keluar untuk mengajarkan mu menjadi orang kaya!"
Yaampun.. ibu ini.. ada ada saja.. aku bahkan belum menyetujui nya, secepat itukah..
"Naya, apalagi? ayo bangun dan bersihkan dirimu!" Perintah Dashy.
Naya menurut, ia bangun dan pergi ke kamar mandi. Betapa terkejut nya Naya disana sudah ada baju yang harus Naya kenakan. Tepatnya itu adalah pilihan Dashy. Setelah membersihkan diri, Naya mengenakan pakaian itu dan keluar.
"Ayo!, kita akan berjalan jalan!" Dashy sudah siap dengan tas kesayangan nya yang dibawa oleh Mayang.
Naya terus diam saat menghadapi Dashy dan segala kerempongan nya baik di tempat umum maupun di dalam mobil, Dashy banyak bicara sangat melengkapi untuk Naya yang pendiam. Naya di bawa ke salon melakukan ini melakukan itu bahkan Naya di bawakan pakaian pakaian mahal milik Dashy saat masih muda.
"Naya, apa ini cocok dengan make up mu?" Dashy mengira ngira.
"Memang seperti apa wajah ku, mi?" Tanya Naya, memang dari tadi saat Naya bertanya Dashy selalu menjauhkan cermin dari jangkauan Naya.
"Aih.. aku pernah meminta Sisil mencoba ini.. seharusnya aku membeli pakaian baru lagi" Usul nya anda dirinya sendiri.
"Mami, memang apanya yang buruk dari pakaian itu, mi?"
"Tidak ada. Kau harus memakai pakaian sederhana tapi berharga fantastis.. kau tahu kan rumah minimalis lebih indah daripada rumah istana.."
Naya mengangguk.
Tak lama setelah itu Mayang datang dan memberikan Dashy dua kantung belanjaan. "Bagus, terima kasih, May" Dashy mengambil itu dan menghampiri Naya.
"Nay, kau harus mengenakan ini, ini sangat bagus!, aku yang memesan nya sangat cocok untuk mu!"
Naya mengangguk, dan Dashy menggiring nya untuk ke ruang ganti. Setelah menunggu lumayan lama, akhirnya Naya keluar. Mata Dashy begitu terpukau melihat Naya yang begitu cantik, di tambah dengan pakaian sederhana yang sangat cocok dengan perawakan nya. "Naaayaaaaa... kau benar-benar cantik.."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Pak Lurah
up
2020-10-16
0
kang dew
kurang suka ceritanya
2020-10-13
0
ʰⁱᵃᵗᵘˢ 𝔰𝔦𝔟𝔲𝔨 𝔯𝔩
emaknya Devan bener" rempong 🤭 semoga deh Devan sama Naya berjodoh ya Thor, kalau nggak ya tetep di jodoh" kan . lanjut 👍
2020-10-12
0