Pagi yang dingin ini mengundang banyak pelanggan untuk menikmati hangat nya secangkir kopi dengan cream menggugah selera di restoran tempat Naya bekerja. Begitu banyak yang datang mengunjung hingga pagi yang dingin itu berganti menjadi kehangatan matahari tepat jam 10.
Ada dua orang pengunjung yang sepertinya akan menghampiri restoran ini, fikir Naya yang harus menyipitkan mata saat melihatnya. Dan saat lumayan dekat Naya sadar siapa mereka, "Bukankah itu tante kemarin?? dan satu lagi... Sisil?" Gumam Naya.
Dari kejauhan Naya melihat mereka berbincang.
"Lihat itu!, apa benar dia yang kau maksudkan, nak?" Tanya Dashy elegan. Dashy memang selalu menampakkan aura aura yang berbeda saat dirinya berada di luar rumah dan di dalam rumah.
"Aku rasa iya" Jawab Sisil tak pasti. Mereka pulang dari periksa di rumah sakit besar pasalnya Dashy sangat panik mengetahui putri nya mimisan.
"Sudah ku bilang!, jangan pernah baku hantam lagi sesama teman!, syukur saja kata dokter kau tak apa setelah mimisan banyak!. Kalau tidak..." Dashy memegang dadanya dengan kedua tangan, memperlihatkan raut wajah yang tak karuan membuat Sisil terkekeh.
"Kau akan kenapa mami?"
"Mami akan menghujat mu sepanjang hari!, cih menyebalkan.." Dashy berjalan lebih cepat.
Naya lebih memilih untuk tunduk dan lanjut mengelap meja pelanggan. Seseorang menarik kursi di meja itu dan duduk. Naya mengangkat pandangan nya. "Permisi Nyonya, meja ini sedang di ber-" Kalimat Naya terhenti sadar jika orang itu adalah Dashy dan Sisil.
"Lalu? apa kami tak boleh duduk disini?"
"Maaf nyonya, ada banyak meja lainnya yang sudah bersih.. nyonya boleh berpindah disana, saya akan lanjut membersihkan" Naya masih berusaha sabar.
"Mi, sudah ayo kita pindah saja, jangan mengundang gadis ini masalah.." Sisil mengerti maka darinya ia lebih memilih agar tidak membuat keributan, ia tahu cukup ibunya sendiri dengan segala kehebohan nya akan membuat keributan.
Dashy membuka telapak tangannya meminta Sisil untuk diam, ia berdehem beberapa kali mengubah cara bicaranya. "I just want to buy two menus of ice cream from this restaurant, take it and let's talk!"
Naya tercengang, ia menarik lap meja yang ada di atas meja. Naya tetap diam, ia memang tak tahu banyak mengenai bahasa asing 'mungkinkah dia mau beli dua es krim?' batin nya.
"Kau tak tahu bukan??" Dashy bertanya sangat kasar, tapi memang seperti itulah Dashy yang sebenarnya ia tak ingin berpura-pura baik atau apalah terhadap orang lain.
Naya menggeleng pelan, dan itu membuat Dashy memutar bola matanya. 'Bagaimana ada gadis seperti dia?? benar-benar tahan dengan ucapan ku, aihh aku semakin suka padamu'
"Kak, maksudnya.. mami ingin memesan dua es krim dari menu yang ada di restoran ini, tolong cepat ambil dan mami ingin mengajakmu bicara setelah itu"
Naya menunduk menunjukkan kesopanan nya, ia pun pergi ke restoran untuk mengambil menu itu. Dan saat Naya keluar untuk mengantar pesanan mereka ke atas meja, Dashy sengaja menarik lengan Naya untuk ikut duduk bersama nya. "kathíste edó!, thélo na sas milíso! (duduk disini!, aku ingin berbicara dengan mu!)" Dashy berbicara bahasa Yunani.
Naya diam, ia memeluk erat tampa yang dibawa nya tadi. "Bagaimana menurut mu?, meski tua seperti ini aku masih hafal bahasa ibuku loh!" Yah, Dashy memang keturunan Yunani Indonesia. "Padahal aku pindah ke negara ini saat berusia 12 tahun, apa kau mulai kagum padaku?" Lanjut Dashy membelai belai rambutnya sendiri.
"Ya, nyonya.. tapi saya harus bekerja, jika ada masalah boleh hubungi manajer kami" Naya tak ingin terlibat lebih jauh dengan keluarga mereka sehingga ia mengalihkan pembicaraan.
Lagi lagi mengelak dengan alasan pekerjaan, bagaimana aku akan membuat mu jauh dari pekerjaan ini dan menjadi menantu ku... Dashy berfikir keras dalam diam nya, sementara Sisil asik menikmati es krim nya.
"Nyonya? anda baik-baik saja ka?" Naya bingung suasana menjadi sunyi.
Dashy melihat kedalam tas nya yang terbuka, dan saat itulah ia mulai mendapat ide. Dashy mengambil kaca mata hitam dari dalam tas yang ia bawa di lengan nya, kemudian memakai itu dan merapikan rambutnya. "Mi, kau akan kemana??"
Dashy tak merespon, ia meludahi es krim nya sendiri. "Nyonya!, kenapa anda-" Naya panik begitu pun dengan Sisil yang membuka lebar matanya.
Dashy berlari ke dalam restoran membawa es krim itu, "Dimana manajer restoran ini!!" Tanya Dashy sedikit berteriak pada pekerja yang ada di dalam.
Belum terjawab, Dashy terus berteriak hingga manajer turun sendiri. "Iya nyonya? apa ada masalah?" Manajer menuruni tangga.
Bukankah ini ibu ibu rempong hari itu? mau apa lagi dia kemari? terus saja membuat keributan disini, aku bahkan lebih memilih jika dia tak mengunjungi restoran ini...
"Hei!, cepat turun kemari!! aku ingin protes!!" Dashy melantang kan suara nya dan manajer itu mempercepat langkahnya untuk turun.
"Lihatlah!, apa yang sudah pegawai mu lakukan!!" Dashy menunjuk wadah es krim nya. "Hah?!" Manajer terkejut.
"Kau seharusnya memecat pegawai seperti ini!!"
"Maaf nyonya, tapi tidak mungkin jika yang menyajikan akan meludahi sajian nya sendiri.."
"Aku tahu... tapi mungkin yang menyampaikan pesanan inilah yang meludahi nya"
"Kalau boleh tahu pekerja yang mana, nyonya?"
"Naya!" Tegas Dashy langsung menyebutkan nama dan itu membuat manajer terdiam,
Naya?? bagaimana ibu ibu rempong ini tahu nama nya? mungkinkah jika dia musuh Naya dan sengaja bersiasat agar Naya dipecat?, ya tuhan.. kenapa ada ibu ibu seperti ini di kehidupan nyata.. aku fikir hanya ada di drama saja..
Naya segera berlari masuk kesana, ia tak ingin namanya tercoreng dan di kenal buruk. "Tidak pak, bukan seperti itu!"
"Lalu? seperti apa?" Tanya sang manajer.
"Tidak!, tidak ada yang harus di jelaskan!, kau harus memecat gadis ini!! ini benar-benar tak boleh di pertahankan!!" Dashy semakin membeludak.
"Tidak tuan, ini.." Naya masih mencoba untuk meluruskan.
"Baik, maaf kan kami nyonya atas ketidak nyamanan nya.. dan untuk Naya mohon maaf kamu sekarang boleh meninggalkan restoran ini.." Manajer itu mengusir Naya baik baik.
Dengan berat hati Naya melepas celemek nya yang ber logo restoran itu. "Apapun yang bapak percaya.. yang jelas saya tak meludahi makanan pelanggan.."
Naya langsung berlari keluar, hatinya sedikit rapuh bisa bisanya ada seseorang yang sengaja melakukan hal itu padahal Naya dari tadi diam dan mengiyakan. Naya berjongkok di trotoar setelah berlari jauh dari restoran, ia menangis terisak isak disana. Bagaimana tidak? ini pekerjaan baru yang Naya sendiri menyanggupi untuk sampai kesana meski jauh dari tempat ia tinggal.
"Mi, apa ya mami tega berbuat seperti itu padanya... jika dilihat dia benar-benar membutuhkan pekerjaan itu, mi" Sisil bertanya pada Dashy yang menatap gedung gedung tinggi dari kaca mobil.
"Aishh.. kau masih bocah!, tak tahu apa apa!"
Dan Dashy melihat seseorang menangis di trotoar, ia sangat yakin jika itu Naya oleh sebabnya ia meminta supir agar menghentikan mobilnya. "Berhenti!!" Perintah Dashy mendadak dan membuat supir menginjak rem secara spontan sampai tubuh Dashy dan putrinya sedikit terjungkal.
"Aku akan turun!!, Sisil apa kau akan ikut?" Dashy menawarkan pada anaknya.
"Nyonya, anda ingin menemui siapa?" Sang supir bertanya sopan.
"Apa kau juga akan ikut?, yang benar saja.. aku bahkan tak mengajak mu!" Dashy sewot, ia turun dan menutup kasar pintu mobil. Sang supir hanya bisa mengelus dada nya, "Gusti.. gusti.. oleh kerjoan gaji gede nyonya e koyo ngunu.. paringi sabar gusti.. (Tuhan.. tuhan.. dapat pekerjaan gaji besar nyonya nya begitu.. berikan kesabaran tuhan..)" Seru nya.
"Naayaaaa?, yuuhuuuu" Panggil nya dari kejauhan.
Naya menghapus airmata nya dan berbalik, ia dibantu berdiri oleh Dashy. "Hey ayolah, pekerjaan itu tak ada apa apanya dari pekerjaan yang akan aku beri tahu padamu!"
Sisil menyorot maminya tajam, ia sedikit curiga dengan ibunya. "Pekerjaan apa?" Tanya Naya pelan.
"Melahirkan cucu cucu ku!" Dashy bersemangat.
"Hah?!"
"Kenapa?? apa kau tak suka??"
Naya mencoba berfikir bersih, "Maksud anda.. program bayi tabung?" Naya semakin memelankan suaranya.
"Tidak!, kau salah besar!!, putra ku masih segar bugar! dia perkasa, bagaimana otak mu sampai kesana?"
"Tapi dosa kalau berhubungan tanpa pernikahan,,"
"Aku akan menikah kan kalian, dan membawa mu ke rumah ku!, apa kau suka?"
Apa apaan ini? jika aku menerima tawaran nya, aku akan tinggal di rumah mereka, lalu bagaimana dengan Reihan..?? sepertinya aku harus berfikir panjang..
"Tapi tidak secepat itu kan, nyonya?"
"Kau butuh berapa lama?"
"Aku..." Naya bingung mencari alasan.
"Kau harus memikirkan ini baik-baik, putra ku masih terjaga perjaka nya, jadi aku hanya menerima menantu yang masih perawan, anak anakku adalah anak yang baik. Kau tak akan menyesal menikahi nya.."
Naya berbalik dan lari dari situasi. Ia benar-benar malu saat Dashy mengatakan hal itu, lalu ia menyetop angkutan umum dan naik begitu saja. "Gadis ini.. benar-benar..." Dashy dibuat kesal sendiri.
"Mi, apa mami yakin memilih Naya untuk kak Andika?"
"Andika??"
"Mamá, o aderfós tis Andika agapá kápoion állo. Tha pligotheí argótera! (Bu, kak Andika mencintai orang lain. Dia akan terluka!)" Maksud Sisil 'dia' adalah Naya karena Sisil mengira jika Naya Akan menjadi istri untuk Andika.
"Ya tuhan.. dari siapa kau belajar bahasa itu, nak?" Dashy kagum sekali, sebenarnya bukan itu tujuannya. Bukan untuk memuji Sisil.
"Aku belajar dari kak Devan!"
"Yah, Naya untuk Devan!, Andika masih bocil, sama seperti mu!" Dashy tertawa puas melihat wajah putri nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Mfftah Afni
kemarin anaknya sekarang ibubya yg mecat
kalau ral pasti kabur ga bakal mau ketemu sma keluarganya
malah tambah murka
tapi sayang hanya dunia ilusi apapun di bisa kan
jadi imaginasinya hikang entah kemana
2022-05-04
0
Listari
author pinter bnget bisa mnguasai beberapa bhsa asing... author the best
2020-10-16
1
dewi susilawati
ibunya somplak yah kelakuannya minus...
2020-10-13
1