Keesokan harinya.
Subuh menjelang, Aria sudah selesai shalat. Aria duduk di atas ranjang mengambil ponselnya, ia kembali menghubungi Naina.
"Halo, Assalamu'alaikum." Suara serak Naina dari seberang sana.
"Wa'alaikumusalam, bagaimana keadaan ibu?" tanya Aria.
"Ibu sudah baik-baik saja kak, dokter bilang tumor nya sudah teratasi. Sekarang ibu sedang tidur," jelas Naina membuat hati atau lega.
"Apa kalian sudah makan?" tanya Aria.
"Ibu tadi sudah makan makanan dari rumah sakit, kalau Ina belum."
"Kenapa Ina tidak makan?" tanya Aria.
"Ina harus berhemat kak, uang yang kakak berikan lama kelamaan pasti akan habis," jawab Naina.
"Uang?"
"Iya, tadi ada seseorang yang memberikan Naina uang, katanya ini dari kakak. Benarkan ini dari kakak?" tanya Naina.
"Berapa jumlah nya?"
"Sekitaran 20 JT, " jelas Naina.
"Kenapa kakak bertanya jumlah nya, bukankah uang ini dari kakak, pastinya kakak tahu berapa jumlahnya."
"Hmmm, bukan begitu. Kakak hanya ingin memastikan uangnya terkirim dengan utuh dan tidak berkurang sedikit pun," kilah Aria.
"Oh, terimakasih yah kak, Naina akan mencari kerja di sini untuk membantu kakak supaya bisa melunasi pinjaman kakak."
"Hahaha, iya iya. Yasudah kakak tutup yah, jangan lupa shalat dan juga jaga kesehatan. Jangan hitung-hitungan kalau membeli makanan. Makanlah dengan nyaman dan layak yah," kata Aria.
"Iya kakak."
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumusalam."
Panggilan pun berakhir, Aria meletakkan ponselnya di atas meja lalu mengambil jilbab nya dan keluar dari kamar. Aria berjalan menuju kamar Gabriel.
Tok
Tok
Tok
Aria mengetuk pintu kamar Gabriel, ia ingin mengingatkan suaminya untuk melaksanakan shalat subuh, tak peduli bila nanti Gabriel marah ataupun tidak.
Tok
Tok
"Apa yang kau lakukan di situ?" tanya seseorang membuat Aria terkejut. Di sana ada seorang wanita muda yang kelihatannya seorang pelayan.
"Aku hanya ingin membangunkan suamiku," jawab Aria sopan.
"Cih, suami. Belagu sekali kau!" cibir wanita itu. Aria tak ingin berdebat dengan wanita itu dan kembali mengetuk pintu kamar Gabriel.
"Percuma kau mengetuk pintu itu, sampai siang pun pintu itu tidak akan terbuka," timpal wanita itu.
"Kenapa bisa?" tanya Aria.
"Hehehe kau tidak tahu yah kalau laki-laki yang katanya SUAMIMU itu tidak ada di rumah," sinis wanita itu.
"Aku tidak tahu, memangnya kemana Gabriel pergi?" tanya Aria.
"Ke rumah kekasih nya!" tekan wanita itu.
"Kau pasti terkejut dan merasa tak percaya, tapi aku berbicara yang sebenarnya. Ia pergi kerumah kekasihnya di jalan X no 12. Di sana ada sebuah rumah minimalis berwarna putih tempat kekasihnya tinggal," lanjut wanita itu.
"Oh, kalau begitu aku permisi dulu. Terimakasih sudah memberitahu ku," ucap Aria melangkahkan kakinya pergi meninggalkan wanita itu.
"Apa kau tidak cemburu? " susul wanita itu.
"Untuk apa?" tanya Aria.
"Karena suami mu pergi ke rumah wanita lain," sindir wanita itu.
"Tidak, aku tidak cemburu. Tadinya aku hanya ingin mengajak nya untuk shalat, tapi karena dia tidak ada di rumah, yasudah lah."
Aria pun pergi meninggalkan wanita itu yang sedang memasang wajah mengejek nya.
"Dia pasti cemburu, dasar gadis desa menjijikan."
Aria masuk kembali ke dalam kamarnya, ia duduk di depan jendela menatap pepohonan dan langit yang mulai terang.
"Aku harus mencari pekerjaan yang gajinya besar dan bisa melunasi hutang ku pada Gabriel. Aku tak ingin terikat dengan hutang, lagi pula sepertinya aku ini hanya pemuas nafsu saja, toh dia sudah punya kekasih. Hmmm, laki-laki setampan dia sudah pasti banyak yang suka."
...****************...
08.30
Aria sudah selesai sarapan dan juga berkemas. Ia memakai gamis berwarna hitam di sertai sweater berwarna coksu lalu di padukan dengan hijab berwarna coksu serta sepatu sneaker berwarna hitam les putih.
Jangan tanya dari mana ia mendapatkan ini semua, karena ini adalah pilihan Roy. Laki-laki kaku itu bisa juga dalam memilih pakaian.
Sudah merasa cukup, ia pun keluar dari kamar menuju gerbang. Ia akan menaiki bus yang lewat khusus dari kompleks perumahan di dekat mansion Gabriel.
Aria kini sedang menunggu di halte bis. Aria melihat sekitaran nya yang di penuhi dengan rumah-rumah elit yang indah dan juga megah.
Bis datang, Aria langsung naik ke dalam bis .Di dalam bis sudah banyak para mahasiswa yang duduk dan berbincang dengan teman sebangku mereka. Aria pun memilih duduk di kursi kosong sendirian.
Sesampainya di kampus, Aria langsung turun setelah membayar ongkos bis. Ia mendapatkan uang harian dari bibi Mei yang berjumlah seratus ribu per hari.
Hari ini ia akan masuk mata kuliah matematika ekonomi. Aria berjalan menuju ruangan yang semalam di beritahukan oleh Hana.
"Aria!!! Sayang!!!" teriak Hana dari kejauhan. Hana berlari meninggalkan Rey yang ada di sampingnya dan memeluk Aria dengan erat.
"Ini terlalu erat, aku bisa mati."
"Ops, maaf hehehe." Hana melepaskan pelukannya sambil nyengir lebar.
"Aku merindukanmu, makanya aku memeluk mu dengan erat. Ngomong-ngomong, kau sangat cantik hari ini, style mu berubah," celoteh Hana.
Aria hanya tersenyum menanggapi perkataan Hana yang menggebu-gebu.
"Oh ya, perkenalkan ini Rey tunangan ku yang paling tampan sejagat hati ku," ucap Hana menggandeng Rey dengan bangga.
"Salam kenal, Aria," ucap Aria mengatupkan tangannya.
"Rey," sapa Rey balik.
"Hai Rey, Hana," ucap seseorang dari belakang Rey dan Hana. Sontak ketiga insan itu menoleh kebelakang.
"Daniel."
"Yes, it's me, hahaha." Ternyata Daniel yang menyapa.
"Mengapa kau ada di sini?" tanya Rey.
"Aku akan berkuliah di sini, orang tua ku memaksa ku untuk pindah," gerutu Daniel.
"Itu karena kau sangat menjengkelkan dan mengerikan, makanya Om dan Tante menjadi khawatir padamu," ledek Rey. Daniel pun merasa kesal lalu mensikut lengan Rey.
"Oh ya, Daniel. Ini adalah Aria, teman Hana yang kemaren sempat hilang, " kata Rey melirik Aria.
Daniel menatap Aria lalu tersenyum manis. "Ternyata sudah ketemu yah, " ucap Daniel.
"Hmmm, ternyata dia tidak hilang, melainkan pindah rumah," sambung Hana.
"Ohhh, hai Aria, kenalkan nama ku Daniel," sapa Daniel mengatupkan tangannya.
Aria pun tersenyum lalu membalas sapaan Daniel. Aria dan Hana pun meminta izin untuk pergi keruangan dan meninggalkan Rey bersama Daniel yang pergi ke kantin untuk mengobrol sebelum masuk jam kelas.
Di perjalanan Daniel dan Rey pun berbincang.
"Sepertinya kau tertarik dengan teman Hana," goda Rey.
"Tertarik? Maksudnya?"
"Yah, aku melihat itu. Sorot mata yang penasaran dan juga penuh dengan ketertarikan hehehe. Kalian kan memiliki kepercayaan yang sama, sepertinya kalian serasi hehehe," ledek Rey.
"Wah, ternyata kau seorang psikiater yah hahahaha. Aku memang sempat tertarik dengan kasusnya, tapi bukan orang nya. Bodoh!"
"Kau yang bodoh, sialan!"
"Hahahaha."
Sepeninggalan Daniel dan Rey, di sudut sana ada sepasang mata yang menatap kepergian kedua pria itu terutama Daniel. Sebuah senyuman sinis terukir lalu sesosok itu pergi meninggalkan tempat itu.
_
_
_
_
_
Ok readers, Tidak bisa lebih dari 2 yah up nya. Karena author juga punya tugas dll. Double up ini terjadi karena author ada waktu luang dan ide sedang ngalir, kalau author banyak tugas dan ide mampet, otomatis bisa saja author tidak up.
Mohon di maklumi yah.
Untuk hari ini, author cuma up yang ini aja dulu. Nanti besok kita tengok aja, bisa double up atau tidak.
Maaf yah kalau minsalnya part ini atau sebelumnya tidak menarik, karena jujur author sedang galau. Akibat sebuah spoiler komik kesukaan author yang bikin otor nangis🥺
Salam dari author, semoga kita selalu dalam keadaan sehat.
Jangan lupa join grup chat yah, karena di sana author akan kasih info kapan author tidak up😁😁 yang mau aja, gak di paksa.
Cukup bilang Assalamu'alaikum. insyaallah akan langsung terjoin ke grup 🤭
typo bertebaran dimana-mana harap bijak dalam berkomentar yah.
tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Lela Lela
pasti gabriel
2023-05-03
0
Leli Noer Octavia
Gabriel setelah mahar 200 ribu,lalu uang harian 100 ribu.ya ampun ingin ku pites dirimu 🤬
2022-09-09
0
Agung Setiawan
bagus
2022-03-28
0