07.45
Gabriel baru saja selesai membersihkan diri. Hari ini ia harus pergi ke kampus untuk mengikuti kuis. Gabriel adalah seorang mahasiswa jurusan Hukum.
Gabriel pernah di minta untuk menjadi presiden mahasiswa, namun ia menolak lantaran semakin tinggi jabatan akan semakin banyak waktu nya yang terganggu. Ia tak suka hari-hari yang sibuk, ia lebih suka hari-hari yang biasa, tidur di rumah, bekerja bila ada kerja, nongkrong bila memang sedang ingin.
Gabriel sudah selesai memakai pakaiannya. Ia berjalan keluar dari ruang pakaian, melihat Aria yang duduk di atas lantai menatap keluar jendela yang ukurannya besar.
"Hari ini kau harus memeriksa mata mu!" ucap Gabriel.
Tak ada jawaban dari Aria, ia hanya diam menatap pemandangan luar yang kelihatannya sangat indah.
"Kau mendengar ku atau tidak?" tanya Gabriel yang sudah kesal karena diabaikan.
"Aria!!!" teriak Gabriel. Tetap saja, Aria sama sekali tak merespon perkataan Gabriel. Dengan marah Gabriel mendekat lalu menarik rambut Aria dari belakang hingga kepala Aria mendongak ke atas.
"Apa kau mendengarkan ku?" tanya Gabriel masih belum melepaskan rambut Aria.
Aria hanya memasang wajah datar, tak ada raut wajah kesakitan ataupun marah. Tapi, sebenarnya Aria merasakan sakit di kepalanya karena Gabriel menarik rambutnya terlalu keras. Laki-laki ini, sifatnya berubah-ubah. Kalau begitu Aria juga akan sama.
"Aria!!" bentak Gabriel.
"Apa?" tanya Aria pelan.
Gabriel berjongkok lalu mencengkeram erat wajah Aria.
"Bukan karena aku menikahi mu dan membiarkan mu tidur dengan ku itu artinya kau bisa berbuat seenaknya saja. Kau adalah tahanan disini, aku menikahi mu karena aku ingin membuat kau merasakan sakit yang teramat amat sakit!" tekan Gabriel.
"Bukan karena kau menikahi ku dan membiarkan ku tidur dengan mu membuat aku akan patuh terhadap apa yang kau ucapkan tuan muda. Aku hanya akan berbicara pada mu bila di perlukan saja, contohnya seperti tadi subuh. Karena itu merupakan sebuah kewajiban ku memgajakmu untuk beribadah," balas Aria.
Plak
"Katanya kau seorang muslimah, tapi kau sama sekali tak menghormati suami mu!" ucap Gabriel sinis.
Aria memegangi pipi nya yang keram akibat tamparan Gabriel, ia menatap Gabriel dengan tatapan yang tak bisa diartikan.
"Aku akan menghormati mu jika kau juga menghormati ku. Bagi ku kau masih seperti orang lain, bukan seorang suami. Kau akan layak dikatakan suami jika kau benar-benar melakukan kewajiban mu sebagai seorang muslim. Bukan hanya title Muslim tapi perlakuan nya tidak," cetus Aria.
Tampak emosi Gabriel sudah ada di atas puncak. Ia meletakkan tas ranselnya lalu menarik Aria dengan kasar.
Aria hanya pasrah ketika tubuhnya di seret kasar ke balkon kamar. Aria hanya bisa mengikuti alurnya saja. Jika ia bisa mengubah laki-laki ini bukankah itu adalah hal yang sangat berharga, jika tidak bisa, maka ia akan mengikuti alur nya.
Gabriel menggendong Aria naik ke atas pagar. Aria sendiri merasa takut ketika melihat kebawah. Kepalanya pusing dan mual, pandangan nya yang memang kabur kini semakin kabur. Ia sangat takut dengan ketinggian.
"A-apa yang kau lakukan? Turunkan aku!" teriak Aria takut memegangi tangan Gabriel, tapi dengan kasar Gabriel menghempas tangan Aria.
"Kau berani berbicara lantang padaku,bukan. Kita lihat, setelah ini apa kau masih berani berbicara lantang atau tidak," kata Gabriel mendorong tubuh Aria jatuh dari atas balkon ke dalam kolam renang. Gabriel tersenyum puas melihat Aria yang ternyata tak bisa berenang dan meminta tolong.
Tapi tiba-tiba raut wajah Gabriel langsung berubah. Ia menepuk jidatnya lalu berlari keluar.
"Apa yang aku lakukan, kalau begini matanya bisa terluka. Oh bola mata ku, semoga kau baik-baik saja," gumam Gabriel terus berlari menuju kolam renang.
Di sana Aria sudah tak bergerak lagi, tubuhnya sudah kaku di dalam air. Dengan cepat Gabriel masuk ke dalam air dan berenang membawa Aria keluar dari air. Gabriel menekan-nekan dada dan perut Aria, tapi hasilnya nihil.
"Panggilkan dokter!!!" teriak Gabriel. Gabriel langsung membawa tubuh Aria ke atas masuk kedalam kamar. Ia mengutuk dirinya sendiri karena sudah ceroboh.
"Sialan, Dimana dokternya!!" bentak Gabriel membuat orang-orang takut. Mereka sendiri sangat lah bingung, tuan mereka melempar istrinya dari atas balkon yang tinggi jatuh ke dalam air dan kini marah-marah karena panik. Sebenarnya ada apa dengan tuan mereka.
Seorang dokter wanita pun datang dan langsung memeriksa keadaan Aria. Dokter itu menggunakan segala kemampuannya untuk membuat Aria sadar.
"Bagaimana?" tanya Gabriel.
"Mungkin karena trauma yang besar, nona muda jadi sulit untuk sadar," kata dokter.
"Matanya? Bagaimana keadaan matanya?" tanya Gabriel panik membuat dokter itu menjadi bingung.
"Sebentar tuan, saya akan memeriksa nya terlebih dahulu."
Dokter itu kembali memeriksa Aria, kali ini mata Aria. "Mata nona memang mengalami kerusakan jaringan sehingga membuat pandangan nona menjadi kabur alias rabun jauh, selain itu tidak ada masalah yang lainnya."
Gabriel menghela nafas lega, lalu menggerakkan tangan yang berarti mereka boleh keluar. Ia memerintahkan bi Mei untuk mengganti pakaian Aria, karena ia harus pergi kuliah.
...****************...
10.16
Aria terbangun dari pingsannya, ia menatap langit-langit kamar yang asing dengan tatapan kosong. Lalu ia tersenyum, ia mengingat bagaimana ia begitu berani menatap pria jahat itu lalu berbicara lantang padanya. Tapi ia tak menyesal walaupun gara-gara keberanian nya ia harus di lempar dari atas balkon dan mendapatkan trauma yang mendalam
"Nona, ini makanan anda. Kami memindahkan anda ke kamar ini atas perintah tuan muda, jadi mohon untuk memakan makanan anda sedikit saja pun boleh, agar anda tidak sakit," ucap bi Mei. Aria hanya diam, di dalam hatinya ia merasa lega karena tak sekamar lagi dengan laki-laki jahat itu.
"Saya akan kembali beberapa menit lagi untuk mengambil piring, mohon anda untuk menghabiskan makanan nya!"
Bi Mei pun keluar dari kamar Aria, meninggalkan Aria yang masih saja diam.
Air matanya jatuh, bibir pucat dan kering terkatup tanpa celah. Badannya yang masih gemetar takut, menghiasi kesendirian dan kesunyian di dalam kamar.
Sedangkan di luar kamar.
Seorang wanita berteriak lantang ketika para bodyguard tak mengizinkan ia masuk kedalam.
"Gabriel, Gabriel!" panggil wanita itu.
"Maaf nyonya, tuan muda sedang tidak berada di dalam. Tuan muda kini sedang berada di kampus," ucap bi Mei datar.
"Lalu mengapa kalian menahan ku seperti ini ha? Aku ini ibu nya Gabriel. Ibu yang melahirkan nya!" teriak wanita itu yang ternyata ibu kandung Gabriel bernama Dewi.
"Tuan muda sendiri yang mengatakan agar anda dan tuan besar tidak di izinkan masuk kedalam," tegas bi Mei.
"Hei wanita tua, kau itu hanya seorang kepala pelayan. Berani-beraninya kau mengusir ku!" teriak Dewi.
" Mohon maaf nyonya, anda harus segera pergi. Kalian, seret nyonya besar keluar!" perintah bi Mei tegas.
"Baik."
Para bodyguard itu menyeret Dewi dengan kasar keluar menuju gerbang. Namun, sebelum sampai gerbang. Mobil Gabriel sudah memasuki mansion.
Dewi tersenyum lalu berusaha melepaskan diri dari para bodyguard Gabriel, tapi tangannya malah semakin di cengkram.
"Gabriel, tolong mamah!" teriak Dewi.
Gabriel menyipitkan matanya melihat Dewi sejenak lalu melangkah kan kakinya masuk kedalam mansion, mengabaikan Dewi yang masih berteriak histeris di luar sana.
"Maafkan kami tuan, kami tidak bisa mencegah nyonya masuk ke dalam," kata bi Mei menunduk.
"Hmmm, jangan diulangi lagi."
"Baik tuan."
"Dimana dia?" tanya Gabriel.
"Nona muda sudah berada di kamar yang Anda katakan," jawab bi Mei.
"Bagus, apa dia sudah makan?"
"Mungkin efek trauma, nona tidak memakan satu butir nasi sedari tadi."
"Hmmm, kalau dia tak mau makan. Yasudah, tidak usah di beri makan!" tegas Gabriel berjalan masuk ke dalam kamarnya.
"Tadi dia begitu lantang berbicara menyiratkan kalau ia tak suka tidur dengan ku. Yasudah, aku tidak peduli. Lagi pula aku hanya ingin menjaga bola mata ku, itu makanya aku mengizinkan ia tidur bersamaku."
"Cih, menyebalkan!"
_
_
_
_
Sebelumnya author meminta maaf pada teman-teman jika cerita author tidak menarik ataupun bagus. Author sudah berusaha untuk berbuat yang terbaik, memikirkan alur yang nyambung agar teman-teman suka, tali jika ada yang kecewa dengan cerita author, tidak sama lah dengan sinopsis atau apapun itu. Author minta maaf😳
Karena hari ini sudah masuk hari biasa, bukan cuti lagi. Author cuma mau bilang kalau perharinya author akan up 1 eps saja. karena author sedang berkuliah.
Mohon untuk pengertian nya. Author akan double up Jika itu hari Sabtu dan Minggu, tapi gak janji.
Semoga teman-teman tidak meninggalkan Author, dan masih mau mengikuti alur ceritanya yang bahkan belum masuk setengah.
Author juga minta maaf jikalau author pernah tulis di postingan untuk minta dukungan dan memungkinkan teman-teman berfikir kalau author memaksa teman-teman untuk mendukung. Author sama sekali tidak memaksa yah, author cuma minta aja😂 karena jujur ini adalah karya dimana author rajin double up di sebabkan komentar ² menyenangkan dari teman-teman.
Pokonya author minta maaf lah sama kekurangan dari cerita dan up yang lambat.
Terimakasih.
Selamat beraktifitas.
tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Alf
ngambil jurusan hukum, tapi melanggar hukum 🤔🤔
2023-11-25
0
Siti Aniah
dibikin bucin thor
2023-05-20
0
Lela Lela
semangat aria kuatkn
2023-05-03
0