"Terimakasih," ucap Aria begitu bahagia karena bisa makan gratis apalagi di antarkan sampai rumah. " Apa kau tak ingin singgah, rumah ku hanya rumah kecil aku tahu itu--" Belum selesai Aria berbicara Hana sudah memotong kalimat menyedihkan Aria.
"Ck, ck, aku bukan tak mau mampir, tapi ini sudah siang. Aku harus pergi menemani mami ku ke butik. Biasa aku kan anak yang berbakti jadi harus membantu mami untuk bekerja," jelas Hana sambil membanggakan diri.
"Hmmm apakah di butik mu ada lowongan kerja?" tanya Aria. Siapa tahu ada lowongan kerja di tempat teman nya ini, jadi ia tak perlu bersusah payah mencari kerja.
"Hmmm kau ingin bekerja?" tanya Hana dan Aria mengangguk kan kepalanya.
"Kalau di butik sepertinya tidak ada, tapi kalau di tempat Tante ku mungkin ada. Nanti akan ku tanyakan." Aria tersenyum senang sekaligus terharu, baru kali ini ia mendapatkan teman yang benar-benar baik.
"Terimakasih sudah membantu ku."
"Hehehe berikan nomor handphone mu." Hana menyodorkan handphone nya pada Aria dan langsung di terima Aria lalu mengetikkan nomor handphone nya.
"Ini." memberikan kembali handphone itu pada Hana.
"Nanti akan ku hubungi oke." menyimpan handphone nya.
"Terimakasih."
"Yasudah aku pulang dulu Aria. Sampai jumpa 2 hari kemudian." Hana masuk ke dalam mobil nya sambil melambaikan tangan.
"Sampai jumpa lagi Hana. Hati-hati di jalan." Aria pun membalas lambaian Hana.
Setelah kepergian Hana, Aria pun bergegas masuk ke dalam rumah dan pergi membersihkan diri. Sungguh hari ini adalah hari yang indah, walau tadi ia merasa tak nyaman karena banyak tatapan merendahkan tertuju pada Aria.
Aria melihat dirinya di cermin, seorang gadis bertubuh kurus dan wajah yang tak secantik anak-anak kota. Baju lusuh dan warna yang sudah pudar, serta kaca mata yang jelek.
Huffff biarkan saja.
"Sebaiknya aku pergi shalat, ini sudah masuk waktu zhuhur."
********
2 hari kemudian.
2 hari sudah terlewatkan, akhirnya hari ini Aria akan pergi ke kampus untuk melakukan aktivitas perkuliahan. 2 hari sebelum nya Aria sudah mendapatkan kerja sampingan yang ia dapatkan dari Hana. Hana sebelumnya meminta maaf pada Aria karena hanya pekerjaan itu yang ia dapatkan karena memang sedang tidak ada lowongan kerja.
Aria pun tak mempermasalahkan hal itu, ia bekerja di sebuah restoran sederhana milik paman Hana, Aria bekerja sebagai pramusaji yang mengantarkan makanan pada para pelanggan. Ia bekerja di malam hari tepatnya dari jam 6 sore sampai jam 10 malam. Sangat larut bagi Aria apalagi jarak restoran dan rumah yang lumayan jauh.
Tapi itu semua tak masalah bagi Aria, ia akan menjalani semuanya dengan senyuman dan senang hati. Memang ini yang namanya hidup, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian.
Aria sudah selesai dengan pakaian nya, ia memakai baju kemeja kotak-kotak warna hitam berpadu maroon dan juga rok hitam dan juga sepatu satu-satunya yang berwarna hitam berpadu putih. Sepatu yang warnanya sudah pudar dan terlihat bahwa sepatu Aria sudah pernah rusak terlihat dari bekas jahitan sepatu.
Tak lupa sebuah hijab kebanggaan berwarna hitam persegi empat berukuran 150 cm berbahan wolfis.
"Bismillah."
Dengan semangat Aria melangkahkan kakinya keluar dari rumah menuju tempat ia menempuh ilmu. Aria sangat senang, karena di sana nanti ia akan seruang dengan Hana dan juga tadi sebelum Aria pergi Aria sudah menghubungi ibu dan adiknya untuk menanyakan kabar.
Aria melangkahkan kakinya menelusuri jalan perkotaan yang bising akan kendaraan, sesampainya di depan pintu gerbang Aria begitu terkesima melihat banyak sekali kendaraan-kendaraan mewah yang berjajar rapi di parkiran. Pantas saja universitas ini di katakan universitas ternama, itu karena yang berkuliah di sini adalah orang-orang terpandang.
"Aria." Suara panggilan nama Aria membuat si empunya menoleh pada Hana yang melambaikan tangan yang baru saja turun dari mobil nya.
Hana adalah salah satu orang terpandang dan Aria sangat senang dan beruntung karena bisa berteman dengan orang seperti Hana.
"Hana." Aria pun melambaikan tangan nya juga.
"Selamat pagi sayang," sapa Hana menggandeng tangan Aria membuat wajah Aria terlihat sangat bahagia.
"Pagi juga," balas Aria.
"Hari ini kita masuk mata kuliah apa yah? Aku tak melihatnya semalam karena sibuk dengan ekhem ekhem." Aria pun paham akan maksud perkataan ekhm itu. Yah Hana memang sudah punya tunangan dan tunangannya kuliah di universitas yang sama. Hanya saja Hana dan tunangannya tak mau terlalu mencolok di hadapan orang jadi memilih biasa-biasa saja.
"Hmmm hari ini kita akan masuk MK dasar-dasar akuntansi dan juga Ekonomi mikro," jawab Aria menjelaskan jadwal kelas hari ini pada Hana.
"Ck, entah mengapa mami ku memaksa aku mengambil jurusan ini? Aku tak suka matematika," gerutu Hana membuat Aria terkekeh geli.
"Yang sabar yah."
"Hmmm untung nya ada kau, jadi aku bisa terima dengan keputusan mami. Kalau tak ada kau mungkin aku akan memilih di ajak kawin lari oleh Rey. Hahaha." Entah apa yang di pikirkan oleh Hana sampai bisa mengatakan bahwa ia akan kawin lari. Yah Rey adalah nama tunangan Hana yang merupakan ketua BEM fakultas kedokteran di universitas ini. Hana sangat beruntung.
"Yasudah ayo masuk!" ajak Aria menarik tangan Hana yang sengaja memperlambat langkah nya agar ia tak masuk kuliah hari ini. Tentu saja Aria tak mau mengikuti kemauan Hana yang suka bolos sedari SMP "Katanya." Aria datang kemari untuk berkuliah jadi ia tak akan membuang waktunya untuk hal yang tak berguna.
Jam kuliah sudah di mulai dan yang pertama masuk adalah MK ekonomi mikro. Semuanya sudah menunggu di ruangan, menunggu dosen yang sudah terlambat 15 menit. Yah namanya juga dosen jadi mahasiswa haruslah pandai-pandai bersabar.
"Selamat pagi. " Seorang wanita dewasa memasuki ruangan dengan tampang datar sambil menjinjing tas laptop nya. Sudah di pastikan kalau wanita itu adalah seorang dosen.
Tepatnya dosen killer.
**********
Mata kuliah yang pertama sudah selesai, tinggal yang kedua yaitu dasar-dasar akuntansi. Hanya saja MK itu akan di mulai setelah satu jam kemudian. Jadi Aria dan Hana memilih untuk duduk di kantin. Awalnya Aria tak mau tapi Hana bilang ia akan mentraktir karena tak enak hati terus-menerus di traktir Aria pun akhirnya pergi ke kantin dan membayar sendiri malam nya. Itu pun yang paling murah.
"Hu hu Gabriel, kak Gabriel," sorak beberapa mahasiswi yang berada di kantin, Aria dan Hana pun reflek melihat siapa yang sedang di soraki seperti artis itu.
Tampak di ujung sana, segerombolan pria-pria keren dan tampan berjalan menuju meja yang kosong, tepatnya meja yang memang tempat mereka biasa duduk.
Beragam sorakan di tujukan pada laki-laki atas nama Gabriel tapi Aria tak tahu mana yang namanya Gabriel itu.
Apa dia artis Hollywood?
_
_
_
_
_
_
Typo bertebaran dimana-mana harap bijak dalam berkomentar yah
tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Lela Lela
artis hooliwod
2023-05-02
0
Leli Noer Octavia
ohhh ala-ala F4 😆
2022-09-09
0
Rahmi AZka Nugroho
visualnya gak ada ya thor
2022-09-03
0