Muslimah Itu Milik Seorang Mafia
"Sedang merevisi ulang!"
Warning!!!
Cerita ini mengandung banyak kekerasan, bagi kalian para pembaca yang sensitif mohon untuk skip saja dari pada kebawa perasaan.!
Ingat sekali lagi pemeran laki-laki adalah mafia, bukan pria Sholeh! Jadi, jangan terlalu berharap pemeran laki-laki seperti bayangan anda!
Jika tak suka silahkan tinggalkan tanpa jejak. Jangan berkomentar untuk menjatuhkan mental orang lain.
Karena penulis sudah memberikan peringatan tentang banyaknya adegan kekerasan yang sangat sensitif!
...****************...
Happy reading
Cit
Cit
Cit
Suara kicauan burung menjadi khas dari sebuah desa. Angin sepoi-sepoi yang meniup pepadian dan juga pepohonan lainnya. Di depan sebuah rumah sederhana, sudah ada beberapa orang yang sepertinya akan mengantarkan keluarga nya untuk pergi merantau.
"Nak, jangan terlalu lelah yah. Pikir kan kesehatan mu dan jangan mencari masalah dengan orang kaya." Dengan senyuman sendunya Yanti melepas anak nya pergi keluar desa menuju kota untuk bersekolah.
"Iya Bu, ibu juga jaga kesehatan yah. Jangan terlalu lelah, jangan lupa minum obat. Masalah belanja di sana biar Ria saja yang menanggung." Aria Liana Anggraini 18thn.
"Dek, kamu jaga ibu yah dan juga jangan lupa shalat, doakan kakak semoga kakak berhasil di sana. " Sambil mengelus kepala adik perempuan nya yang berumur 14thn dengan lembut.
"Hmmm yah, kakak jaga kesehatan yah, hiks hiks jangan lupa hubungi kami kalau sudah sampai, jangan lupa juga untuk shalat yah." Naina nama adik perempuan Aria yang kini memeluk Aria dengan penuh kasih sayang.
"Iya, dadah semuanya hiks hiks sampai jumpa," ucap Aria memeluk ibu dan adiknya lalu pergi mengikuti mobil angkutan umum menuju perkotaan.
"Sampai jumpa nak, jaga kesehatan uhuk uhuk jangan lupa untuk shalat dan mengaji yah!" teriak Yanti di baringi air mata melepas putri tercintanya untuk mengemban ilmu yang bermanfaat agar menjadi orang yang sukses. Agar tak hidup seperti ia yang melarat dan miskin akan pendidikan.
Aria Liana Anggraini itulah namaku, aku adalah anak dari pasangan ayah dan ibu, yang lahir dalam keluarga di bawah kata sederhana. Bersekolah adalah keberuntungan bagi ku dan adik ku, kami yang mendapatkan beasiswa sangat lah senang karena dengan bersekolah kami bisa menjadi orang yang sukses dan memberikan ibu kami tempat yang layak dan makanan yang lezat.
Ayah sudah tiada ketika aku masih berada di bangku SMP. Pada saat itu ayah sedang bekerja sebagai kuli bangunan dan naas nya ayah pun pergi karena tertimpa reruntuhan bangunan. Dari situ akulah yang menjadi tulang punggung keluarga karena ibu yang sakit-sakitan.
Agama ku Islam, Alhamdulillah aku di lahirkan oleh orang tua yang selalu mengajarkan ku apa artinya kesabaran dan keikhlasan.
Aku mendapatkan beasiswa untuk berkuliah di universitas ternama. Itu sangat membuat aku senang karena tak menyangka aku bisa melanjutkan pendidikan ku. Sangat beruntung dimana kuliah ku gratis dan mendapatkan uang saku per semester sebanyak 4,5 JT.
Dengan uang sebanyak itu, aku bisa menyewa kos dan juga mengirim kan uang pada ibu dan Naina. Aku juga bertekad untuk mencari kerja sampingan agar biaya kehidupan ku tercukupi karena ibu tak bisa mengirim uang. Di kala aku pergi Naina lah yang akan mencari uang, ia bekerja sebagai buruh cuci di desa untuk melengkapi kebutuhan ibu dan dirinya.
Huffffff semoga saja di kota nanti aku bisa mendapatkan pekerjaan dan tempat tinggal yang murah. Karena aku hanya membawa sedikit uang untuk biaya sewa, ini pun hasil dari jual tanah dan juga gajiku sebagai buruh tani yang ku tabung selama bertahun-tahun.
Ya Allah, kuatkan lah hamba dan lindungi hamba serta keluarga hamba.
*******
Setelah menempuh beberapa jam perjalanan sampailah Aria di kota atau tepatnya di terminal. Aria mencari angkutan umum lainnya agar ia bisa langsung mencari tempat tinggal.
"Pak, bapak bisa mengantarkan saya ke jalan X dekat dengan Erden's golden university?" tanya Aria pada salah seorang supir angkutan umum.
Erden's golden university adalah salah satu universitas terkenal di kota bernama Erden.
"Bisa dek, silahkan naik." Tanpa basa-basi lagi Aria pun segera naik ke angkutan umum itu.
Setelah beberapa jam menempuh perjalanan menuju jalan X, Aria pun turun di sebuah komplek perumahan sederhana. Sepertinya di tempat itu ada yang menyediakan rumah untuk di sewa.
"Permisi Bu," sapa Aria pada ibu-ibu yang tengah duduk-duduk dan berbincang-bincang.
"Ada apa dek?" tanya mereka.
"Saya orang baru di sini dan ingin menyewa rumah yang harga nya murah. Apa di sini ada orang yang menyewa kan rumah nya?" tanya Aria canggung.
"Oh, pasti anak baru yah. Kamu kuliah di kampus ternama itu yah?" tanya salah satu ibu-ibu.
"Iya Bu."
"Saya punya rumah yang bisa di sediakan dan harga nya juga terjangkau, tapi kamu harus bisa menjaga rumah itu dengan baik kalau mau menyewa." Salah seorang ibu menawarkan rumah sewaan untuk Aria membuat Aria menjadi senang.
"Benarkah? Tentu saya akan menjaganya."
"Kalau begitu ayo ikuti saya."
"Baik Bu."
Setelah beberapa menit berjalan di komplek perumahan itu, Aria pun akhirnya sampai pada sebuah rumah minimalis yang sudah tak terawat lagi.
Rumahnya sangat buruk, tapi juga sangat murah. Kalau di bersihkan dan di perbaiki pasti akan bagus kembali."
"Bagaimana?" tanya ibu itu.
"Baiklah saya sewa yang ini saja." Aria tersenyum bahagia.
"Baguslah, rumah ini sebenarnya bagus hanya saja sudah lama tidak di sewa jadi banyak rumput-rumput liar yang tumbuh. Kalau di bersihkan pasti akan kembali bagus lagi."
"Terimakasih bu."
"Panggil saja saya Bu Rina, kalau ada masalah kamu bisa panggil saya. Rumah saya ada di seberang sana."
"Baik Bu terimakasih."
"Oh yah, di dalam sana sudah ada tempat tidur kamu tinggal membersihkan nya saja yah. Kalau begitu saya permisi dulu." Bu Rina pun pergi meninggalkan Aria yang masih saja tersenyum senang.
Syukurlah, akhirnya dapat juga rumah yang murah.
Aria pun segera masuk ke dalam rumah dan meletakkan barang-barang bawaannya. Aria mulai membersihkan halaman rumah yang sudah banyak ditumbuhi rumput-rumput liar.
Setelah membersihkan halaman rumah Aria pun mulai membersihkan bagian dalam mulai dari menyapu mengepel lantai hingga membersihkan alat-alat dapur dan juga tempat tidur.
Semuanya sudah bersih tinggal menyusun barang-barang bawaannya, Ia meletakkan sayuran, beras dan bahan makanan lainnya yang ia bawa dari desa. Iya juga meletakkan beberapa potong pakaian yang ia miliki di dalam almari yang sudah ada di rumah itu.
Aria hanya punya 5 potong kemeja dan juga kaos. 4 potong rok dan juga celana, serta beberapa kerudung. Itu pun sudah sedikit usang, tapi mau bagaimana lagi hanya itu yang Aria punya. Ia tak mungkin membeli yang baru sedangkan keperluan kuliah lebih penting.
Biar saja, kan aku ke sana untuk menempuh pendidikan bukan mencari perhatian.
"Aku harus menghubungi ibu dan Naina." Aria mengeluarkan handphone nya yang sudah sangat usang dengan layar kaca yang sudah retak.
"Hp nya sudah jelek, tapi masih bisa di gunakan. Tak apalah nanti kalau uang sakunya sudah keluar aku bisa mengganti jadi yang lebih bagus lagi agar proses belajarnya lancar."
Drrrttt
Drrrttt
"Halo." Seseorang dari seberang sana.
"Halo Naina, Kakak sudah sampai. Dimana ibu?" tanya Aria bahagia, tak terasa air matanya jatuh karena ia sudah sangat rindu pada keluarga nya.
"Ini ibu nak, bagaimana? Apa kamu sudah mendapatkan tempat tinggal?" tanya Yanti.
"Sudah Bu, lumayan lah."
"Sudah makan?" tanya Yanti dengan nada bergetar menahan tangis. Belum satu hari berpisah ia sangat merindukan anaknya itu.
"Sudah." Aria berbohong karena sebenarnya ia belum makan akibat sibuk membersihkan halaman rumah.
"Sudah shalat dan mengaji?" tanya Yanti sekali lagi.
"Belum Bu."
"Yasudah, pergi shalat dan mengaji yah, setelah itu pergi istirahat. Jangan banyak pikiran yah," kata Yanti lembut.
"Yah, ibu dan Naina juga jaga kesehatan yah." Ucap Aria.
"Iya."
_
_
_
Tanda ❎ merupakan kode bab kekerasan fisik. bagi siapa yang sensitif tapi nekat baca, baiknya Diskip. Kalau masih nekat juga, jangan memaki author!
Note: Nama tempat, daerah, bahasa, nama tokoh dll tidak menyangkut negara manapun. Ini hanyalah halu author dengan membuat nama tempat sesuka hati author 😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Tijanud Darori Tiara
yg ke 7 kali baca ,,fav se noveltoon
sehat selalu author nya😄😄
2024-09-13
1
Jelita Sari
aku udah beberapa kali ulang baca cerita ini. cerita ini benar-benar fav SE-noveltoon!
2023-07-25
1
Alea
mampir tor
2023-05-28
0