Menculik Aria

Hari sudah menjelang malam. Waktunya bagi Aria untuk pergi bekerja. Pikirannya kini tengah kacau akibat kejadian tadi pagi. Ia memang tak menerima siksaan hari ini, tapi ada yang lebih parah dari siksaan yaitu penyataan cinta seorang laki-laki yang menakutkan.

Ia teringat kembali apa yang pernah di katakan Hana padanya.

Ini bukan serial BBF di mana jumpio orang kaya tertarik dengan gadis londri, ini adalah realita hidup nyata. Jadi aku minta jangan berurusan dengan para pria itu sebelum kejadian mengerikan terjadi pada mu," terang Hana dengan serius.

Andai Hana ada di sini, ia ingin sekali bercerita. Kalau di pikir-pikir apa yang membuat laki-laki gila itu menembaknya, dia tak cantik atau apapun itu. Pastinya hanya untuk di jadikan bahan Bullyan lagi.

"Aria!" panggil teman kerja Aria sambil menupang tangan nya di pinggang.

"Kau pikir ini restoran ayah mu ha? Bisa-bisanya kau melamun saat sedang bekerja!" tekan wanita itu.

"Maafkan saya." Aria pun langsung pergi mengambil pesanan para pengunjung.

"Ck, apa yang aku pikirkan. Bisa-bisa aku di pecat kalau begini."

...****************...

Malam sudah menunjukkan pukul 10. Saatnya restoran ditutup dan para karyawan boleh untuk pulang. Aria kini sedang berada di dalam bis menuju rumahnya. Entah mengapa ada rasa yang menggangu hati Aria sedari tadi. Ia sangat takut.

Ia pun mengambil ponselnya mencari nomor ibu nya, ia butuh pelampiasan untuk rasa galaunya.

Drrrrttt

Drrrrttt

"Halo, Assalamu'alaikum."Senyuman di baringi air mata ketika mendengarkan suara serak ibunya.

"Wa'alaikumusalam warohmatullahi wabarakatuh. Ibu, apa kabar?" tanya Aria dengan nada bergetar menahan isakan tangis.

"Alhamdulillah baik, bagaimana di sana? Apa kau baik-baik saja?" tanya Yanti.

Ingin rasanya Aria mengatakan "Tidak" tapi ia takut ibunya akan menjadi khawatir.

"Alhamdulillah baik. Ibu sudah makan?" tanya Aria.

"Sudah nak, kalau kamu?"

"Sudah."

"Dimana Naina?" lanjut Aria.

"Naina Sudah tidur, sekarang kan sudah jam 10 besok ia harus bersekolah."

"Ibu tadi makan apa?"

"Nasi sama tumis kangkung dari kebun. Kalau kamu?" tanya Yanti.

"Nasi sama telur."

"Alhamdulillah."

"Kalau begitu, istirahat lah. Kau pasti lelah, jangan banyak pikiran. Jangan pernah tinggalkan shalat yah," kata Yanti.

"Iya."

"Yasudah ibu matikan yah, ibu mau tidur sudah mengantuk hehehe. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumusalam warohmatullahi wabarakatuh."

Tut

Tut

Panggilan pun berakhir, ada sedikit rasa lega di hati Aria setelah mendengarkan suara ibunya. Ia memasang senyuman manis agar hidupnya menjadi manis.

Chiiittttt

Bis pun sampai, Aria membayar ongkos bis lalu melanjutkan perjalanannya menuju rumah. Banyak warga yang sudah tidur, untungnya warga-warga di sini tidak mencurigai Aria yang suka pulang malam karena tahu Aria pergi bekerja.

Sesampainya di depan pintu, Aria mengeluarkan kunci dari tasnya lalu membuka pintu. Rasa kantuk membuat Aria kurang fokus. Ia harus cepat-cepat tidur. Untungnya besok ia tak kuliah.

Ceklek

Pintu terbuka, Aria masuk ke dalam rumah yang dalam keadaan gelap. Padahal sebelum pergi ia sudah menghidupkan lampu. Aria pun berjalan menuju saklar lampu.

klik

Lampu menyala, tapi tiba-tiba ada sebuah tangan yang menyumpal mulut dan hidung Aria dengan kain. Sontak Aria meronta-ronta karena kehabisan nafas dan juga pusing. Pandangan nya mengabur membuat ia akhirnya tumbang juga.

Tubuh Aria di gotong oleh seorang pria itu menuju mobil yang baru datang sesuai perintah. Aria di masukkan kedalam mobil lalu meninggalkan rumah dalam keadaan terbuka dan berantakan.

Mobil melaju dengan kecepatan tinggi menuju sebuah mansion besar dan mewah. Pintu gerbang yang besar langsung terbuka ketika mobil sudah ada di depan gerbang.

Setelah mobil sampai, pria itu langsung membuka pintu mobil dan membawa Aria masuk kedalam mansion. Semua orang yang ada di dalam mansion menunduk hormat tanpa melirik sedikit pun pada objek yang di bawa pria itu.

Pria itu berjalan menuju ruang bawah tanah, membuka sebuah ruangan kecil dengan satu meja dan kursi dan sebuah kasur berukuran sedang beralaskan sprei berwarna hitam dan putih. Pria itu langsung meletakkan tubuh Aria di atas tempat tidur dan membuka sepatu Aria serta kaus kaki. Bahkan pria itu membuka kerudung Aria lalu membuka ikat rambut Aria kemudian menyelimuti tubuh Aria.

"Dia ini perempuan atau bukan? Rambutnya kusut sekali."

Pria itu membuka maskernya dan juga topinya. Ternyata dia adalah Gabriel yang kini tersenyum puas melihat rencananya berhasil.

Setelah semuanya selesai Gabriel langsung meninggalkan Aria dalam ruangan kecil dan berjalan menuju kamarnya sendiri.

"Roy!"

"Saya tuan," jawab Roy langsung menunduk hormat. Pria berusia 27 tahun itu berprofesi sebagai asisten sekaligus sekretaris pribadi Gabriel.

"Hmmm, tidak jadi." Gabriel meninggalkan Roy yang masih bingung menuju kamarnya.

Mansion mewah ini adalah milik pribadi Gabriel. Hanya saja mansion ini jarang Gabriel gunakan kecuali untuk menyiksa tahanannya atau merayakan pesta dengan anak buahnya.

Gabriel masuk kedalam kamar pribadinya, kamar yang luas dengan desain modern berwarna hitam dan putih. Gabriel pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Di dalam kamar mandi Gabriel terus tersenyum karena suasana hatinya sedang baik tidak seperti tadi pagi setelah ia mendapat penolakan.

Setelah selesai membersihkan diri. Gabriel memakai pakaian santai dan membawa sebuah buket bunga mawar putih. Ia berjalan menuruni tangga menuju mobil nya lalu pergi dari mansion. Mobil Gabriel berjalan dengan kecepatan sedang menuju rumah minimalis kesukaannya.

Setelah sampai, Gabriel turun namun tak masuk kedalam rumah melainkan berjalan menuju halaman belakang. Langkah kaki yang pelan di temani dengan lampu yang tidak terlalu terang membawa Gabriel pada sebuah kuburan yang ada di belakang rumah Gabriel.

Ia meletakkan bunga mawar itu lalu mencium batu nisan sambil tersenyum sendu.

"Sebentar lagi, aku akan bisa melihat mata itu. Mata yang selalu aku rindukan, tatapan hangat yang aku puja. Aku merindukanmu."

...****************...

Keesokan harinya

Di dalam ruangan tepatnya tempat Aria di tahan. Mata Aria kini mulai terbuka sedikit demi sedikit. Kepalanya yang pusing membuat si empunya susah untuk membuka matanya.

Aria melihat langit-langit ruangan yang berbeda dari kamarnya. Apa ia masih bermimpi? Itulah yang di pikirkan Aria.

Aria memegangi kepalanya berusaha untuk duduk, matanya menatap bingung dengan tempat tidur yang bukan seperti miliknya.

"Selamat pagi sayang." Mata Aria membulat lebar ketika pagi-pagi sekali harus mendengar suara menyeramkan itu.

Aria pun mulai celingak-celinguk dan tatapannya berhenti pada seorang pria yang duduk di atas meja sambil meminum segelas air putih.

Aria memukul-mukul pipinya untuk menyadarkan ia dari mimpi buruk, tapi pria yang ada di hadapannya tak kunjung menghilang.

"Hehehehe, kau pikir ini mimpi ha?" kata Gabriel terkekeh melihat Aria yang memukul pipinya sendiri.

"Dimana aku?" tanya Aria . Ia meraba rambutnya yang terurai panjang tanpa penutup. Dengan cepat Aria menarik selimut untuk menutup rambutnya.

"Di rumah masa depan mu!"

"Aku mau pulang!" Aria berdiri sambil membungkus dirinya dengan selimut dari rambut hingga mata kaki. Berjalan menuju pintu dan berusaha membuka pintu namun ternyata pintu terkunci.

Gabriel mengeluarkan sebuah pisau lipat sambil tersenyum manis pada Aria lalu berjalan mendekati Aria.

"Jangan mendekat!" teriak Aria. Apakah ini yang dikatakan Hana, kalau kita berurusan dengan pria gila ini pastinya kita akan mendapatkan sebuah kejadian mengerikan.

"Tenanglah sayang, kalau kau diam maka aku akan memperlakukan mu dengan lembut."

Gabriel terus mendekat membuat Aria menjadi takut, apalagi melihat pisau lipat yang ada di tangan Gabriel. Gabriel menangkap tangan Aria membuat si empunya kaget dan meronta-ronta.

Buuuukkkk

"Diam!!" bentak Gabriel sambil membenturkan kepala Aria ke dinding. Aria memegangi kepalanya yang pusing, terdapat seperti cairan yang keluar dari kening Aria.

"Aku sudah bilang diam, tapi kau banyak tingkah!" kata Gabriel menarik tangan Aria. Gabriel menyingkap selimut yang membungkus tangan Aria lalu mengarahkan mata pisau lipat mengukir sebuah huruf di lengan Aria.

"Akhhhhh sakit!!!" teriak Aria ketika mata pisau menembus kulit tangannya membentuk huruf G.

"Diamlah!!" bentak Gabriel.

Aria menutup mulutnya menahan rasa sakit dengan air mata yang terus keluar. Darah keluar dari bekas ukiran Gabriel.

"Sudah selesai."

Gabriel melepaskan genggaman nya pada lengan Aria membuat Aria langsung menarik tangannya dan berjongkok membalut tangannya. Bibirnya yang pucat dan juga kepalanya yang sakit akibat benturan yang keras tadi. Apakah ada yang lebih kejam lagi dari ini yang akan Aria dapatkan?

"Kau tahu itu adalah tanda kalau kau adalah milikku!"

"Milik mu? Hahaha sampai kapan pun aku bukan milik mu!" lirih Aria. Gabriel berjongkok lalu mencengkeram wajah Aria dengan kasar.

"Kita lihat saja nanti, sebelum itu jangan lupa vote dan tinggalkan jejak di sini. I love you."

_

_

_

typo bertebaran dimana-mana harap bijak dalam berkomentar yah

Note:

Nama: Gabriel Leonardo Rahardian (21 thn)

Nama: Aria Liana Anggraini (18 thn)

tbc

Terpopuler

Comments

Lela Lela

Lela Lela

Amit amit ih jahat ny si gabriel

2023-05-03

1

safikah

safikah

novelnya terlalu sadis

2023-01-15

0

Nanda Lelo

Nanda Lelo

misteri d balik bola mata

2023-01-12

0

lihat semua
Episodes
1 Pergi ke kota.
2 Bertemu Hana
3 Hari pertama berkuliah
4 Awal Penderitaan
5 Bekerja
6 Apa aku tampan?
7 Apa salah ku?
8 Penolakan
9 Menculik Aria
10 Aku bukan wanita murahan!
11 Menikah! (Revisi)
12 Tak berperasaan
13 Ayo kita shalat
14 Laki-laki itu memang kejam!
15 Aku tidak bangga dinikahi oleh orang seperti mu!
16 Apa aku harus bahagia? (Revisi)
17 Handphone baru
18 Tolong pinjamkan aku uang!
19 Menghubungi Hana.
20 Kuliah
21 Carikan aku ustadz!
22 Aria sayang padaku?
23 Ada apa dengannya?
24 Gabriel naik bis.
25 Perundungan
26 Mati saja kalian semua!
27 Kemarahan Gabriel #1
28 Kemarahan Gabriel #2
29 Cepatlah bangun, aku merindukanmu.
30 Ayo kita bersaing!
31 Ck, kalian menyebalkan!
32 Mimpikan aku!
33 Harus menjauhinya!
34 Aku juga akan ikut!
35 Kumau dia
36 Obat perangsang (Revisi)
37 Apa kau menyukaiku?
38 Siapa yang sudah menodai Gabriel?
39 Banyak maunya (Revisi)
40 Gamian marah
41 Gabriel gay?
42 Tersesat
43 Mandi air terjun.
44 Abang datang sayang
45 Aku butuh kehangatan
46 Bawa aku pulang!
47 Kesedihan berganda
48 Terpuruk
49 Layanan VIP tertampan
50 Gamian mengetahuinya
51 Masakan pertama Aria
52 Gatal
53 Fakta baru
54 Tingkah aneh Daniel
55 Hana (Area sensitif!!!)
56 Bertahanlah Hana!
57 Jauhi kami, Aria!
58 Ada aku disini
59 Suami tampan dan istri jelek.
60 Rencana busuk Dewi
61 Salah Paham.
62 Aria marah, Gabriel demam.
63 Daniel?
64 Mencari pelaku
65 Terlepas
66 #MISM Chap 66
67 Titik abu-abu
68 Kau tidak boleh menyukai adikku
69 Aria
70 Mencari Aria
71 Pelakunya adalah
72 Mencari Daniel.
73 #MIMSM Chap 73
74 #MIMSM Chap 74
75 Ariel (Aria dan Gabriel) #1
76 Ariel #2
77 Hukuman untuk Daniel.
78 Ariel #3
79 Ariel #4
80 Ariel #5
81 #MIMSM Chap 81
82 Gamisa (Gamian dan Alisa) #1
83 Ariel #6
84 Ariel #6
85 #MIMSM Chap 85
86 Aku mencintaimu
87 Semoga saja
88 Hamil.
89 Aku tidak akan mengugurkannya!
90 Apa aku akan sanggup?
91 Sunyi
92 Alisa dan Daren.
93 Aku bahagia
94 Gamian
95 Membeli perlengkapan bayi
96 Istriku tidak meninggal!
97 Kenyataannya
98 Bincang keluarga
99 Pilihan
100 #MIMSM Chap 100
101 Penghargaan dari baby Rafka
102 Malam yang hangat
103 Ending
104 Terimakasih
105 Gamian's story telah update!
106 Rafka story sudah update
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Pergi ke kota.
2
Bertemu Hana
3
Hari pertama berkuliah
4
Awal Penderitaan
5
Bekerja
6
Apa aku tampan?
7
Apa salah ku?
8
Penolakan
9
Menculik Aria
10
Aku bukan wanita murahan!
11
Menikah! (Revisi)
12
Tak berperasaan
13
Ayo kita shalat
14
Laki-laki itu memang kejam!
15
Aku tidak bangga dinikahi oleh orang seperti mu!
16
Apa aku harus bahagia? (Revisi)
17
Handphone baru
18
Tolong pinjamkan aku uang!
19
Menghubungi Hana.
20
Kuliah
21
Carikan aku ustadz!
22
Aria sayang padaku?
23
Ada apa dengannya?
24
Gabriel naik bis.
25
Perundungan
26
Mati saja kalian semua!
27
Kemarahan Gabriel #1
28
Kemarahan Gabriel #2
29
Cepatlah bangun, aku merindukanmu.
30
Ayo kita bersaing!
31
Ck, kalian menyebalkan!
32
Mimpikan aku!
33
Harus menjauhinya!
34
Aku juga akan ikut!
35
Kumau dia
36
Obat perangsang (Revisi)
37
Apa kau menyukaiku?
38
Siapa yang sudah menodai Gabriel?
39
Banyak maunya (Revisi)
40
Gamian marah
41
Gabriel gay?
42
Tersesat
43
Mandi air terjun.
44
Abang datang sayang
45
Aku butuh kehangatan
46
Bawa aku pulang!
47
Kesedihan berganda
48
Terpuruk
49
Layanan VIP tertampan
50
Gamian mengetahuinya
51
Masakan pertama Aria
52
Gatal
53
Fakta baru
54
Tingkah aneh Daniel
55
Hana (Area sensitif!!!)
56
Bertahanlah Hana!
57
Jauhi kami, Aria!
58
Ada aku disini
59
Suami tampan dan istri jelek.
60
Rencana busuk Dewi
61
Salah Paham.
62
Aria marah, Gabriel demam.
63
Daniel?
64
Mencari pelaku
65
Terlepas
66
#MISM Chap 66
67
Titik abu-abu
68
Kau tidak boleh menyukai adikku
69
Aria
70
Mencari Aria
71
Pelakunya adalah
72
Mencari Daniel.
73
#MIMSM Chap 73
74
#MIMSM Chap 74
75
Ariel (Aria dan Gabriel) #1
76
Ariel #2
77
Hukuman untuk Daniel.
78
Ariel #3
79
Ariel #4
80
Ariel #5
81
#MIMSM Chap 81
82
Gamisa (Gamian dan Alisa) #1
83
Ariel #6
84
Ariel #6
85
#MIMSM Chap 85
86
Aku mencintaimu
87
Semoga saja
88
Hamil.
89
Aku tidak akan mengugurkannya!
90
Apa aku akan sanggup?
91
Sunyi
92
Alisa dan Daren.
93
Aku bahagia
94
Gamian
95
Membeli perlengkapan bayi
96
Istriku tidak meninggal!
97
Kenyataannya
98
Bincang keluarga
99
Pilihan
100
#MIMSM Chap 100
101
Penghargaan dari baby Rafka
102
Malam yang hangat
103
Ending
104
Terimakasih
105
Gamian's story telah update!
106
Rafka story sudah update

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!