Raymond family
Hari ini Daniel pulang ke mansion tempat kedua orang tuanya. Sebenarnya ia punya rumah sendiri, hanya saja Ummi nya meminta ia untuk tidur semalam di rumah mereka.
Keluarga Raymond adalah keluarga beragama Islam. Jadi Daniel memanggil kedua orang tuanya dengan sebutan Abi dan Ummi.
Daniel kini berada di dalam kamarnya, melihat laptop dengan fokus untuk mencari informasi tentang buruannya hari ini.
Daniel sendiri tidak bisa dikatakan anak yang alim, karena ia pernah terjebak dengan pergaulan bebas. Apalagi psychology's nya yang sedikit terganggu akibat kecelakaan membuat ia harus di bimbing dengan ketat.
Tok
Tok
Tok
"Masuk."
"Assalamu'alaikum, Abi masuk yah." Dia adalah Malik, ayah dari Daniel.
"Hmmm."
"Kau sedang apa?" tanya Malik duduk di depan Daniel. Posisi mereka sekarang ini sedang di balkon kamar Daniel, di sana tersedia sebuah meja dan juga beberapa kuris yang biasanya Daniel gunakan untuk belajar atau memecahkan kasus.
"Biasa, mencari orang hilang," sahut Daniel.
"Hmmm, sudah shalat?" tanya Malik. Yang di maksud itu adalah shalat isya, karena sekarang sudah menunjukkan pukul 20.25.
"Sudah."
"Abi dengar Minggu ini kau tidak pergi ke dokter, apa itu benar?" tanya Malik.
"Ck, Daniel tidak butuh dokter lagi Abi. Daniel sudah sehat," jawab Daniel.
"Kalau benar kau sudah sembuh, lalu bagaimana dengan yang ada di belakang rumah mu, ha? Abi tidak mau kau menyakiti orang lagi Daniel, itu adalah perbuatan yang salah!" tegas Malik.
"Itu hanya hewan saja, Jadi tidak mengapa. Kan Daniel tidak menyakiti manusia!" protes Daniel.
"Hewan juga merupakan mahluk hidup, sekecil apapun bentuknya ia memiliki hak untuk hidup. Hanya Allah lah yang berhak mengakhiri hidup hambanya, jadi jangan pernah berdalih dengan kata hanya!" tegas Malik namun masih lembut.
"Abi tidak mau tahu kau harus pergi ke dokter nanti besok atau besok nya lagi!"
"Ck, tapi Abi..."
"Dan satu lagi, Abi ingin kau berhenti dari pekerjaan mu itu. Abi tidak suka dengan pekerjaan mu itu, kau masih kuliah. Besok kau sudah berkuliah di kampus sini. Kau baru saja pindah Daniel, Abi tak ingin kau mencari masalah baru di sini!"
"Tapi Abi, Daniel sudah mencintai pekerjaan Daniel. Daniel akan tetap kuliah, tapi pekerjaan Daniel juga akan tetap berjalan. Daniel mohon Abi," rengek Daniel.
"Abi tidak suka Daniel! Kau pikir Abi tidak tahu kalau kau juga menerima pekerjaan pembunuh bayaran, Abi kecewa! Jadi, tidak ada lagi yang namanya pekerjaan bayaran, baik itu mencari orang hilang apalagi membunuh orang. Kau pikir nyawa orang itu hanya sebuah mainan, Abi tidak suka!"
Daniel hanya terdiam membisu ketika Malik tak lagi mengizinkan ia bekerja sebagai dektetif dan juga pembunuh bayaran.
"Tapi, Abi. Biarkan Daniel menyelesaikan kasus kali ini saja, Daniel ingin membantu teman Daniel," pinta Daniel penuh permohonan.
"Memangnya siapa yang kau cari?" tanya Malik.
Daniel pun memperlihatkan isi laptop nya. Di sana ada foto Aria dan juga identitas lengkap yang baru saja Daniel dapatkan.
"Apa yang terjadi dengan gadis ini?" tanya Malik penasaran.
"Hmmm, kata tunangan Rey. Gadis ini menghilang tanpa jejak," jelas Daniel.
"Hilang tanpa jejak?"
"Iya."
"Kalau hilang tanpa jejak, pasti ada orang di balik ini semua. Mungkin saja gadis itu memiliki musuh, jadi bisa saja musuhnya melakukan sesuatu yang jahat," terka Malik.
"Tapi kata tunangan Rey, gadis ini baru seminggu di kota dan berkuliah. Jadi, sangat kecil kemungkinan kalau ia punya musuh," sangkal Daniel.
"Hmmm, apa kau sudah memeriksa kamera cctv di dekat rumahnya?" tanya Malik.
"Komplek tempat ia tinggal itu tidak punya cctv, jadi itu yang membuat pencarian sedikit menghambat."
"Hahaha ternyata kau belum profesional yah, Abi kira kau sudah pro dalam hal ini," goda Malik.
"Memangnya Abi bisa memecahkan kasus ini?" tanya Daniel.
"Tidak."
"Ck."
"Hahaha, baiklah untuk kasus ini Abi akan mengizinkan mu. Tapi, setelah itu Abi tidak akan memberikan kesempatan lagi. "
"Terimakasih Abi."
"Hmmm, cepat selesai kan. Kau harus bangun tengah malam nanti untuk tahajud, menurut laporan kau sudah absen beberapa hari!" kata Malik sembari keluar dari kamar Daniel.
"Baik Abi."
Daniel kembali fokus pada laptop nya, memperhatikan foto Aria. Ia kemudian tersenyum lalu menutup laptopnya.
"Aku akan berusaha untuk mencarinya. Kelihatanya ini sangat menarik."
...****************...
Mansion Gabriel.
Gabriel berjalan ke lorong mansion menuju sebuah kamar, kamar itu milik Aria. Kamar yang terdapat di ujung ruangan.
Ceklek.
Gabriel membuka pintu, di dalam sana tampak Aria baru saja selesai shalat isya. Namun, Aria masih duduk di atas sajadah sambil membaca Al-Qur'an.
Gabriel hanya diam mendengar suara Aria yang membacakan ayat suci Al-Quran. Di hati, Gabriel bertanya-tanya, sebenarnya apa yang di baca oleh Aria.
Tampak Aria menutup Al-Qur'an nya lalu meletakkan nya di atas meja yang ada di dekat ranjang. Aria menoleh ke pintu melihat Gabriel yang masih berdiri di depan pintu.
Aria tak menggubris kehadiran Gabriel, ia membuka mukenah nya lalu duduk di atas ranjang.
"Sudah shalat?" tanya Aria memecah keheningan. Tak ada objek lain yang pantas menerima pertanyaan Aria selain Gabriel, karena hanya Gabriel lah manusia selain Aria yang ada di dalam kamar.
Gabriel menutup pintu kamar namun tak berjalan kemana-mana, ia hanya berdiri dan bersandar di pintu.
"Untuk apa aku melakukan nya?" ketus Gabriel.
"Kau adalah seorang muslim, jadi wajib bagimu untuk shalat."
"Kalau aku tidak mau?"
"Itu terserah padamu, tugas ku hanyalah mengingatkan saja," jawab Aria.
"Untuk apa kau mengingatkan aku agar shalat?" tanya Gabriel.
"Karena kau adalah suami ku," jawab Aria santai.
Sebuah seringaian kecil terlihat di bibir Gabriel. Ia menatap Aria dengan tatapan tajamnya.
"Suami? Kau mengakui ku sebagai suami mu?" tanya Gabriel meledek.
"Kalau bukan suami lalu apa? Kita sudah menikah, jadi kau adalah suami ku. Sudah tugas ku untuk mengingatkan mu, terlebih lagi kau masih baru dan awam dalam ilmu agama. Aku tak ingin nanti ketika di hadapan Allah kau menuntut ku karena tak pernah mengingatkan mu untuk melaksanakan shalat!" tegas Aria.
"Aku tidak akan menuntut mu!"
"Hehe sekarang kau mengatakan seperti itu, tapi nanti bibir mu sendiri yang akan menuntut ku," kekeh Aria.
"Terlalu percaya diri," cibir Gabriel.
"Percaya diri? Untuk apa? Apa karena kau menikahi ku?" kata Aria sembari menatap Gabriel.
"Yah, kau pasti terlalu percaya diri dan bangga karena sudah menikah dengan ku. Kalau tidak, mana mungkin kau bisa mengatakan hal tadi dengan begitu mudah nya," ejek Gabriel.
"Bangga? Apa yang bisa aku banggakan dari mu? Karena kau tampan atau kaya? Aku sama sekali tak bangga pada hal itu, muslimah mana yang bangga karena di nikahi oleh orang seperti mu. Orang yang tak punya perikemanusiaan!" tangkas Aria.
"Lagi pula aku tahu maksud mu menikahi ku. Kau pasti menginginkan sesuatu dari ku, hanya saja kau belum bisa mengambilnya dan malah mengikat ku dengan sebuah pernikahan."
" Dengarkan aku tuan muda, pernikahan yang kau gunakan untuk mengikatku akan segera hancur karena kau tidak melaksanakan kewajiban mu. Mungkin kau tidak tahu, tapi aku akan memberitahu mu. Bahwa, jika seseorang tidak melaksanakan shalat melebihi tiga kali tanpa adanya alasan yang kuat dan benar menurut agama, itu pertanda nya ia akan murni keluar dari Islam, kecuali ia melakukan taubat nasuha yaitu taubat sungguh-sungguh dan tak mengulangi perbuatannya lagi !"
"Kau tahu apa yang terjadi setelah itu, otomatis hubungan kita langsung menjadi haram karena kau sudah melanggar aturan Allah dan keluar dari agama."
"Sepertinya kau sudah kelewatan batas Aria, kau menguji kesabaran ku!"
"Mengapa? Apa kau marah? Yah, aku tebak kau pasti sedang marah, karena kau penuh dengan kekurangan. Aku menghina mu tadi, marahlah! Kau sangat suka memukul, jadi pukullah!"
"Hahahaha, mau pikir aku akan memukul mu? Terlalu percaya diri," ucap Gabriel berjalan mendekati Aria.
Aria sontak berdiri berjalan mundur.
"Apa yang ingin kau lakukan?" tanya Aria waspada.
"Aku akan melakukan hal yang membuat mu bungkam dan takut padaku. Memukul mu sama sekali tak membuat nyali mu menciut, jadi aku ingin mencoba hal baru padamu."
"Menjauh lah!" tegas Aria.
"Tenanglah istriku, ini tak akan sakit. Akan ku buat kau tak pernah melupakan malam ini."
"Menjauh lah Gabriel!" teriak Aria.
"Aku akan tetap mendekat sayang, jadi larilah sebisa mungkin!"
_
_
_
_
_
Typo bertebaran dimana-mana harap bijak dalam berkomentar yah
jika ada kesalahan penyampaian ataupun tulisan bisa langsung tegur yah, author akan lapang dada menerima Krisan dari teman-teman.
Jangan lupa beri semangat.
Selamat beraktifitas 🤭
tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Lela Lela
hati hati aria waspada
2023-05-03
0
Leli Noer Octavia
masih bingung dengan Daniel dan keluarganya.Apalagi,ada Raymon? berusaha memahami alur
2022-09-09
0
Febriani Soemantri
Ujung2nya bucin akut 🙄🙄
2022-07-16
0