Bunyi bel yang tak kunjung berhenti membuat Chris tergerak untuk menyusul Amber ke depan. Saat dia mendapati wanita itu mematung sambil memandangi monitor, dia pun akhirnya tahu apa yang terjadi.
"Tenanglah. Mereka juga sangat ingin bertemu denganmu," Chris mencoba memberi pengertian pada Amber sambil mengelus salah satu pundaknya.
Brandon yang juga menyusul Chris tadi langsung melonjak kegirangan saat dia melihat Oma dan Opa-nya di layar monitor. Amber semakin kehilangan rasa percaya dirinya dan Chris menyadari itu.
"Rilekslah sedikit. It's oke. Aku akan bukakan pintunya," katanya lembut dan pengertian. Dalam hati Chris juga tidak berani menebak reaksi ibunya saat melihat ada Amber di sini. Chris belum sempat memberitahu orangtuanya itu.
Ceklek.
"Omaaaa Opaaaa!!" Brandon langsung menghambur saat baru saja pintu terbuka lebar. Kini dia dan Iriana sudah berpelukan.
"Cucu Oma. Oma kangen sekali..." Iriana memeluk seraya menciumi wajah cucunya itu.
"Oma, Mama Amber sudah pulang loh!" cerita Brandon dengan begitu semangat sambil menunjuk-nunjuk ke dalam apartemen.
"Ohya? Mana? Oma nggak lihat..." Iriana pura-pura belum mengetahuinya.
Brandon pun melepaskan pelukannya hanya untuk menarik tangan Amber yang sedari tadi masih mematung di belakang pintu.
Chris melihat antusia Brandon. Dia senang. Namun saat melihat Amber enggan untuk keluar, Chris pun ikut membantu Brandon menariknya dengan lembut.
Chris menggenggam jemari wanita itu, seakan ingin memberi kekuatan dan rasa percaya diri. Ya, Amber mungkin masih trauma akan masa lalu mereka. Tapi dia perlu tahu kalau sekarang situasinya sudah berbeda.
"Come on..." ajak Chris lembut.
"Come on, Mama..." kalau Brandon, dia terkesan tidak sabaran.
Amber melihat kedua belahan jiwanya itu menaruh harapan padanya. Perang batin menguasai dirinya dalam sesaat. Walaupun kemarin Chris sudah mengatakan ibu mertuanya merasa bersalah padanya, Amber tetap khawatir jika itu hanya sandiwara di depan Chris saja. Amber takut semuanya masih sama.
Rupanya keengganan Amber dapat dirasakan Iriana dan Fransisco. Perempuan paruh baya itu sadar, dialah penyebabnya. Oleh karena itu, karena Amber tidak kunjung keluar, Iriana lah yang melangkah untuk menghampirinya.
Saat wajah wanita itu melewati daun pintu, Amber langsung menunduk dan tangannya gemetar. Genggamannya menguat di tangan Chris dan Brandon.
"Amber..." Iriana memanggil lembut.
Gemetar di tubuh wanita malang itu semakin menjadi, kini dia ketakutan. Ada hasrat dalam dirinya yang membuatnya ingin menangis karena ketakutan.
Apalagi saat Iriana melangkah mendekat, Amber tidak sadar melangkah mundur. Hal itu mengiris-iris perasaan Chris yang seketika merasakan trauma yang dirasakan Amber sudah membuat wanita itu berakhir membenci orangtuanya.
Chris juga mengingat kata-kata Amber tadi malam, kalau dia tidak berkeinginan untuk bertemu dengan Iriana dan Fransisco. Mata Chris begitu sayu melihat istrinya sangat ketakutan.
"Mam, mungkin lain kali..." akhirnya Chris bersuara. Dia tidak ingin membuat Amber tidak nyaman yang berujung akan meninggalkannya lagi nanti.
Mendengar perkataan Chris, Amber langsung menyadari bahwa pria itu memahami kondisinya sekarang. Pria itu tahu dia ketakutan. Harusnya dia senang, tapi kenapa perasaannya tiba-tiba tidak enak? Apakah sopan jika dia bersikap begini pada orangtua?
"Ma...maaf..." Amber tiba-tiba menimpali. Dia perlahan mengangkat kepalanya. Saat itu juga, tatapan sendu wanita yang dulu begitu ia benci itu menusuk-nusuk hatinya. Apakah ini hanya sandiwara? Oh Tuhan, kuatkan aku, batin Amber.
Amber pun melepaskan pegangannya dari kedua jagoannya. Mengubah raut wajahhya dalam waktu yang cepat dan memaksakan senyum terukir di wajah cantiknya. Cepat atau lambat dia harus menghadapi ini kan?
"Ma... Pa... apa kabar?" katanya pelan dan lembut.
*****
Iriana dan Amber duduk berdampingan di tepi kasur di dalam kamar Brandon. Wanita tua itu sengaja ingin memisahkan diri bersama menantunya, karena terlalu banyak hal yang ingin dia sampaikan.
"Mama minta maaf..." kalimat pertama yang sudah jelas arah dan tujuannya kemana. Amber bersiap dengan semua yang akan ia dengar dari mantan ibu mertuanya itu.
"Mama minta maaf, dulu tidak bersikap baik padamu."
-
"Tiga tahun pernikahan kalian mama habiskan dengan memberikan kenangan buruk padamu. Maafkan Mama..."
-
"Dulu Mama hanya memikirkan perusahaan yang sedang krisis. Kalau boleh Mama cerita, dulu papanya Chris sakit keras. Dia tidak bisa mengahandle masalah perusahaan yang begitu banyak. Harapan satu-satunya ada di tangan Chris. Anak itu... sangat bertanggung-jawab pada perusahaan. Namun, di sisi lain, dia mengorbankan kamu. Waktunya, perhatiannya, tidak ada yang tersisa untukmu..."
-
"Namun usaha Chris tetap tidak terlalu signifikan waktu itu, karena kompetitor sangat kuat. Mama mulai memikirkan bagaimana caranya agar perusahaan bisa bertahan. Disitulah, banyak rekan bisnis yang menawarkan kerjasama dengan imbalan perjodohan dengan Chris. Mama mengaku salah dan egois. Namun beruntung Chris tidak pernah menanggapi ide perjodohan itu karena dia sangat mencintai kamu."
-
"Saat akhirnya kamu pergi, kami tidak sempat memikirkan apa pun karena perusahaan semakin genting. Maafkan kami. Chris sangat tertekan. Dia bahkan sempat membenciku dan papanya. Dia hanya mengurus perusahaan tanpa pernah pulang ke rumah. Hingga saat akhirnya dia mendengar kabar tentang kehamilanmu. Dia datang ke rumah dan dengan tegas mengatakan bahwa dia akan membawamu kembali suatu saat nanti. Dia tidak mau, ah... dia melarang keras aku mencampuri kehidupan rumah tangga kalian lagi. Kelak."
-
"Kehadiran Brandon mewarnai rumah kami, terutama papa mertuamu. Dia tidak memungkiri jika Brandon adalah obat mujarab yang membuatnya termotivasi untuk sembuh. Dia sangat menyayangi Brandon. Kami sempat menyuruh Chris agar segera membawamu kembali... tapi katanya kamu sudah menjadi seorang Dokter dan sedang bertugas ke kota terpencil."
-
"Kami tahu Chris kesepian. Dia memenuhi janjinya pada kami untuk menyelamatkan perusahaan dengan konsekuensi harus berpisah denganmu. Bertahun-tahun dia bersabar mencari waktu yang tepat untuk membawamu kembali ke sini. Apalagi membuat permintaan khusus untuk mendatangkan dokter umum dari tempat lain, termasuk tidak masuk akal. Karena perusahaan sudah punya orang-orangnya sendiri. Chris butuh waktu dua tahun agar kamu bisa masuk ke perusahaan kita."
-
"Maafkan Mama..." kali ini Iriana memberanikan diri menyentuh punggung tangan Amber yang sedari tadi hanya diam mendengarkan. "Mama harusnya ada disampingmu saat kau berjuang menjaga Brandon dalam kandungan, juga saat melahirkan dia ke dunia. Tapi lagi-lagi waktu dan situasinya tidak mendukung kami untuk datang ke Bandung. Maafkan kami... yang sudah membiarkanmu sendirian di sana."
-
"Mama tahu sakit yang kamu rasakan... karena mama juga seorang ibu yang pernah mengalaminya. Kamu perempuan yang kuat, Nak. Mama malu sama kamu... Maukah kamu memaafkan kami, Nak? Terutama wanita tua ini..."
Amber mengangkat kepalanya. Kini matanya sudah memerah menahan tangis. Perasaan haru melandanya saat Iriana bersedia menjelaskan semua hal yang ingin dia ketahui tentang masa lalu mereka.
Tidak ada yang salah, sebagaimana pemikirannya selama ini. Semua hanya kesalahpahaman yang tidak bisa diselesaikan karena pikiran masing-masing. Amber yang merasa dibenci oleh mama mertuanya ternyata hanya tidak mengetahui alasan dibalik semuanya. Dia bahkan merasa terlalu jahat sekarang, karena sebagai menantu dia tidak mengetahui apa-apa tentang keluarga suaminya dulu.
"Amber juga minta maaf, Ma. Andai dulu Amber tahu situasinya, mungkin semua kepahitan itu nggak akan Amber alami."
"Enggak, Sayang. Harusnya kami orang tua ini juga belajar berbagi apa yang kami rasakan oada anak menantu kami. Bukannya malah membuat keputusan sendiri yang akhirnya menyakiti semuanya..." Iriana meremas jemari Amber. Wajahnya benar-benar menunjukkan penyesalan yang mendalam.
"Amber ngerti, Ma... sekarang, nggak ada yang perlu dikhawatirkan lagi. Amber akan belajar untuk menjadi lebih baik dari yang sebelumnya."
Iriana tersenyum. Dia menarik Amber ke dalam pelukannya. Rasanya seperti memeluk anak perempuannya yang sudah lama hilang.
"Oh iya..." Iriana mengurai pelukan mereka, "bagaimana hubunganmu dengan Chris?"
*****
Jangan lupa like, comment dan vote-nya ya readers... love you 🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Rari
Cerita ini bisa dibaca di mn? Di mendadak menikah ga ada
2023-04-28
0
eyecleany
banjir jakarta kayanya lagi ngekos di mata gua saat ini 🥲🥲😭😭
2021-08-13
1
Alanna Th
prmintaan maaf mntn mertua tdk nyata krn msh mnyimpan bom yg s wkt" bakal mledak! bgmn mungkin richard akan rela putrinya pth hati stlh brkorban investasi?
bisa" amber akan lbh trsakiti n lbh trpuruk stlh mmaafkn mrk, trus bomny mledak! sungguh egois 😵😖😭
2021-07-12
1