"Kauu!!!!" Amber hampir saja terjengkang ke belakang saking kagetnya. Bagaimana bisa?????
"Bawa dia..." Chris memberi perintah entah kepada siapa. Tahu-tahu lengan kiri dan kanan Amber sudah dicekal dua orang yang berbeda dan siap-siap membawanya pergi.
"Tunggu!! Kau tidak berhak membawaku sialan!!!" Amber berteriak marah, membuat seisi pesawat ekonomi itu menoleh kepada mereka. Tiba-tiba saja banyak kilatan cahaya yang berasal dari handphone para penumpang pesawat yang belum dinonaktifkan. Tentu saja tidak ada yang ingin kehilangan momen untuk mengabadikan foto si pangeran tampan Chris Ellordi.
"Aku berhak, karena kau istriku!! Cepat turunkan dia!!"
Chris memutar badannya, seakan tidak ingin menerima komplain dari Amber lagi. Namun sesuatu yang keluar dari bibir wanita itu membuat langkahnya berhenti.
"Sepertinya aku harus mati agar kau berhenti mengusikku, heh??" suara Amber tidak terlalu kencang, tapi cukup membuat orang berbisik-bisik di sekitarnya. Sebentar lagi sudah dipastikan akan ada hot news yang menjadikan kata-kata Amber barusan sebagai headline. Chris sudah bisa menebaknya.
Pria itu hanya berhenti sebentar, tidak berbalik, lalu melanjutkan langkahnya lagi. Orang-orangnya mengikuti dengan membawa Amber dan kopernya turun dari pesawat.
Amber tertawa miris saat mendapati mobil Chris dan anak buahnya ternyata ada di sebelah pesawat. Pria itu pasti membayar mahal kepada pihak bandara agar bisa masuk ke dalam sana.
Amber dipaksa masuk ke dalam mobil Chris. Pria itu sudah menunggunya dengan duduk di belakang kemudi. Saat Amber masuk dengan masih berusaha melepaskan diri, Chris melayangkan tatapan membunuh padanya. Nyali wanita itu langsung ciut.
"Jangan menguji kesabaranku, Amber," desis Chris pelan, namun cukup menyeramkan bagi Amber.
"Seatbelt, please," Perintah pria itu dengan suara dinginnya. Amber menurut dengan wajah yang sudah merah padam. Dia sangat marah. Rencananya gagal lagi karena pria sialan itu.
Setelah Amber memasang seatbelt-nya, Chris langsung menginjak pedal gas dan mobil mahalnya berjalan meninggalkan bandara.
Sepanjang perjalanan menuju entah kemana, Chris tidak bicara. Dia fokus pada setirnya.Tentu saja dengan wajah dinginnya itu. Begitupun dengan Amber. Dia benci saat dia tidak tahu Chris akan membawanya kemana. Dia sedang mempersiapkan dirinya untuk memberontak. Dia harus menyusun rencana.
*****
Perjalanan selama dua puluh menit yang terasa sangat mencekam itu akhirnya berakhir. Chris membawanya ke sebuah apartemen yang teramat megah di kota tersebut. Amber sedikit lega karena pria itu tidak membawanya ke rumah mereka yang dulu. Meskipun dia membenci segala sesuatu yang berbau Chris, setidaknya dia tahu dia akan bertemu Brandon setelah ini. Amber akan memanfaatkan kesempatan ini sebentar untuk melepas rindu dengan buah hatinya sebelum memikirkan cara untuk melarikan diri dari pria sialan itu.
Saat mobil berhenti di parkiran, Chris memerintahkan untuk turun. Namun sebelumnya dia memberi pesan singkat dengan wajah yang tetap tidak bersahabat.
"Brandon tidak tau kalau kita tidak akur. Jadi selama di depan Brandon kita harus bekerjasama untuk terlihat baik-baik saja. Paham?"
Amber tidak menjawab, dia malah membuka pintu mobil dan meninggalkan Chris begitu saja. Melihatnya Chris hanya bisa menghembuskan napas sambil ikut menyusul keluar.
Chris memimpin jalan mereka. Amber mengekor di belakangnya dengan wajah datar. Sementara anak buah Chris mengikuti dengan memberi sedikit jarak pada mereka.
Chris masuk ke dalam lift diikuti Amber dan yang lain. Sepanjang pergerakan lift menuju lantai yang mereka tuju, suasana hening. Amber hanya menunduk. Setidaknya itulah yang dilihat Chris dari pantulan cermin di hadapannya.
Saat sudah tiba di depan unit apartemen, Tiba-tiba Chris menyambar tangan Amber dan menggenggamnya. Tentu saja wanita itu terkejut bukan main.
"Ap_"
"Hanya di depan Brandon..." Chris langsung memotong suara Amber dengan tegas, tanpa menoleh pada wanita itu. Berhasil. Amber langsung bungkam.
Chris membuka pintu dengan sensor retina kedua bola matanya. Pintu besar itu kemudian terbuka.
"Pa... Eh Mamaaaa!!" belum selesai Amber melangkahkan kakinya ke dalam apartemen, suara anak kecil yang sangat ia kenal sudah langsung meneriaki namanya dari dalam. Brandon!
Amber spontan melepas genggaman tangan Chris saat dilihatnya Brandon sedang berlari ke arah mereka dan akan menerjang dirinya.
"Mamaaa..."
"Happ! Mama got you, boy!" Amber sampai terduduk karena Brandon menerjangnya begitu kencang.
"Mama dari mana aja? Brandon kangen sama mama..."
Amber tidak bisa menyembunyikan kesedihan yang seketika menyeruak dalam dadanya. Air matanya lolos begitu saja sambil menciumi puncak kepala putranya.
"Mama juga kangen Brandon..." suara sesenggukannya terdengar di antara kalimatnya barusan.
"Mama kenapa nangis?" Brandon melepaskan pelukannya sebentar, lalu memandang wajah Amber.
"Nggak apa-apa sayang. Brandon sehat kan?" Amber mencoba menguasai dirinya. Dia tidak ingin terlihat lemah di mata Chris. Dia pun berdiri dan membawa Brandon ke sofa terdekat.
"Sehat dong Ma. Apalagi ada papa yang sayang banget sama Brandon," Brandon tidak melupakan Chris yang sedari tadi mengamati mereka sambil tersenyum penuh arti.
"Dua minggu ini Brandon ngapain aja? Tell mama..."
"Ngg, sekolah. Brandon udah pindah sekolah, mama tau kan?"
Tanpa berpaling ke Chris, Amber sudah tahu kalau dia harus menjawab dengan anggukan, "Tau dong sayang. Maaf ya, mama nggak bisa datang di hari pertama Brandon masuk sekolah."
"It's oke Mama. Papa bilang mama masih belum bisa pulang. Jadi papa yang temani Brandon."
Amber tersenyum kecil. Benarkah pria sibuk itu bisa meluangkan waktunya untuk mengantar Brandon sekolah? Tanyanya dalam hati.
"Tapi besok-besok mama bakalan temenin Brandon sekolah, kan? Kata papa, mama nggak akan pergi lagi..."
Oke, kali ini Amber sudah sangat ingin menoleh pada Chris. Ingin rasanya dia mengeluarkan amarahnya sekarang. Siapa dia mengatur-atur hidup Amber?? Sekarang apa yang harus ia katakan pada Brandon yang jelas-jelas sudah berharap banyak padanya?
"Iya sayang, pasti..." mau tidak mau dia menjawab anak laki-lakinya itu dengan berusaha tersenyum manis. Urusan dengan Chris dia akan pikirkan nanti.
"Asikkkk!!! Papa juga ikut kan??
"Iya dongg. Come on boy, Brandon sama bibi dulu ya, papa mau ngobrol bentar sama mama..." tanpa izin Amber, Chris memerintah Brandon dengan halus agar bermain dengan asisten rumah tangga mereka. Brandon menurut. Ia mengangguk lalu kembali tersenyum pada mamanya.
"Nanti malam mama tidur bareng Brandon kan? Brandon udah lama nggak dengar dongeng dari mama."
"Iya sayang, pasti," Amber berjanji sebelum akhirnya dia mengikuti Chris ke sebuah ruangan lain.
*****
"Kau sengaja memanfaatkan Brandon untuk menarikku kembali. Licik sekali!!" belum lagi pintu tertutup sempurna, Amber sudah mencecar Crish dengan tuduhan yang memang sudah sepantasnya didapat pria itu. Belum apa-apa dia sudah muak berdekatan dengan Crish di ruang depan tadi.
"Sudah kukatakan jangan menguji kesabaranku," Chris mengabaikan Amber dan malah berjalan dengan santai ke meja kerjanya. "Aku sudah memberimu waktu dua minggu dan itu sudah cukup."
"Apa hakmu? Kau bukan siapa-siapa ku, tuan. Jangan berpikir kau bisa mengatur hidupku seenaknya!!!"
Chris sudah duduk di kursi kebesarannya, lalu menatap Amber dengan tatapan datar.
"Mungkin kau amnesia. Coba ku ingatkan kembali, apa selama ini kau menerima surat cerai dariku?"
Amber terdiam. Memang tidak. Lebih tepatnya belum. Dan mungkin sekarang dia akan menandatanganinya.
"Aku mau menandatanganinya sekarang!!"
"Terlambat."
"Apa maksudmu????!!!"
"Aku tidak ingin bercerai. Kalau kau mau bercerai, silahkan kau yang buat surat cerainya. Tapi kau tau Brandon sudah berumur tujuh tahun. Aku juga berhak atas hak asuhnya. Dan kupastikan aku akan mendapatkannya," senyum licik terukir di wajah Chris. Dia benar-benar hampir habis kesabaran menghadapi istrinya yang keras kepala.
Mata Amber kembali berkaca-kaca. Kenapa dia harus terjerat di lingkaran setan ini lagi? Dosa apa yang sudah dia lakukan dulu?
"Kau bedebah, Chris! Apapapun yang kau inginkan, kupastikan kau tidak akan pernah mendapatkannya," Amber sudah sangat muak. Ia ingin segera meninggalkan ruangan itu. Tapi dia ingat akan satu hal.
"Oh iya. Aku tidak keberatan kau mengambil Brandon. Masa depannya akan lebih cerah bersamamu dan orangtuamu. Ah aku penasaran, selama delapan tahun ini, apa mantan ibu mertuaku itu tidak berhasil menjodohkanmu dengan wanita-wanita pilihannya itu? Kenapa hanya untuk penerus pun kalian harus mengusik kehidupan orang lain? Cihhh, mengenaskan sekali," Amber tersenyum kecut. Lalu ia melanjutkan lagi...
"Aku akan menginap di sini malam ini. Besok pagi aku akan pergi. Kalau kau berani menahanku lagi, kupastikan Brandon tidak akan pernah melihatku lagi. Akan kupastikan itu, tuan."
Kata-kata itu ibarat pisau belati yang menusuk hati Chris berulang-ulang. Apakah sudah tidak ada kesempatan baginya untuk memperbaiki rumah tangga mereka??
"Aku tidak mengijinkanmu pergi! Besok kau kembali bekerja di Rumah Sakit!!" Chris masih belum puas dengan dirinya. Dia sudah merencanakan Amber kembali ke Cakrawala. Dengan demikian wanita itu bisa menjadi ibu seutuhnya untuk Brandon juga.
"Berhenti memerintahku!!!" teriak Amber hilang kesabaran. Mengapa Chris mengira dia bisa berbuat semaunya???
Kedua pasang mata yang diliputi amarah itu saling bertukar tatapan membunuh. Bahu Amber naik turun bersusah payah menahan emosi. Sementara Chris, kedua tangannya yang saling terpaut sudah mengepal keras. Ingin sekali dia menggebrak meja kerjanya, tapi dia urungkan karena tidak ingin Amber semakin membencinya.
Saat wanita itu sudah berbalik dan hampir saja menyentuh gagang pintu, Chris tidak mampu menahannya lagi. Jika itu bisa membuat Amber tinggal, dia akan mengatakannya.
"Apa kau tahu Brandon sakit????"
*****
Jangan lupa like, comment dan vote-nya ya readers... love you 🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Gie Egy
Chris tuh nyesel tp msh keras kepala dan egois..g bs ngertiin perasaan Amber..cara dia slah buat dptin Amber lg
2021-10-09
1
Alanna Th
yg aq lihat y chris cuma nunjukin kkuasaannya n keegoisanny! bgmn seorang mntn istri trsakiti bisa luluh???
2021-07-12
3
cahaya
kaka otor gk fokus nih. katanya masuk dan duduk di belakang kemudi. tapi abis itu kok dia yg nyetir. saya kira ada sopir tadi😅😅
2021-07-11
0