Bagian 20_Jalan Bersama

Setelah mengantar Dara sampai di mobil sahabatnya, Alice kembali ke ruangan. Sesekali ketika dia melangkah sembari melihat wajah bra yang tidak tampak sejak berbicara dengannya. Rasanya dia rindu dengan pria dingin yang dulu selalu memuji dan memanjakannya secara tidak langsung.

Alice menghela napas panjang. Suasana sendu di ruangannya semakin menambah rasa pedih yang dirasa. Sifat Bara dan perkataan semakin menajam membuatnya merasakan hal berbeda.

“Alice, sadar dong. Kamu itu gak ada apa-apanya di hati dia. Kamu tahu, kan? Dia itu cuma anggap kamau sebagai rekan kerja,” gumam Alice sembari mengetuk pelan kepalanya.

Alice menidurkan kepalanya di meja dan memainkan jam beker yang ada di ruangannya. Jam berbentuk doraemon yang selalu disandingnya. Tokoh kartun yang begitu digemari.

“Menurutmu Bara apa membenciku?” tanya Alice pada benda mati di hadapannya.

Alice tertawa kecil menyadari kebodohan yang baru saja diperbuat dan segera menegakan tubuh. Dia baru akan kembali bekerja ketika ponselnya berdering. Menampilkan nama Dave di layar.

Alice segera menangkat panggilan tersebut.

“Halo, Alice,” sapa Dave dri seberang panggilan.

“Halo, Dave. Ada apa?” tanya Alice merasa canggung karena ini adalah pertama kalinya dia mendapat telfon dari pria tersebut.

“Setelah ini kamu ada acara?”

“Tidak. Kenapa?” Alice mengerutkan kening bingung.

“Aku mau ngajak kamu jalan. Kalau kamu gak sibuk tapi. Kalau sibuk ya lain kali saja,” ucap Dave dengan nada manis.

Alice tersenyum tipis mendengar dari seberang Dave tertawa kecil. “Iya, aku gak ada kerjaan kok. Kirim tempat yang mau kamu datangi dan aku akan ke sana,” jawab Alice dengan sneyum tipis.

“Ah, jangan. Aku yang akan ke sana,” celetuk Dave dengan semangat.

“Baiklah. Kalau begitu aku akan selesaikan beberapa pekerjaan yang masih tersisa. Jika sudah sampai kamu bisa menelfonku. Aku akan keluar,” sahut Alice sembari mengetikan beberapa kalimat di laptopnya.

“Baiklah. Sampai ketemu nanti.”

“See you,” jawab Alice pelan.

Alice menghela napas perlahan dan menyandarkan punggungnya di kursi kebesarannya. “Mungkin ini saatnya aku melupakanmu, Bara. Aku baru merasa menyukaimu. Jadi aku harus melupakanmu sebelum perasaanku semakin membesar,” gumam Alice sembari memejamkan mata, meresapi perasaan tak bertuan yang dimilikinya.

_____

Dave menghela napas perlahan dan mematikan layar laptopnya. Setelah layar tersebut meredup, Dave segera melangkah keluar dari ruangan. Sesekali melempar senyum ke arah karyawan lain yang menyapanya. Setelah bekerja lama dengan Michael, dia juga merasa hidupnya membaik. Setidaknya tidak seperti ketika dirinya ditinggalkan oleh papanya pertama kali. Sekarang dia sudah menjadi mandiri dan bahkan mendapat posisi yang baik di perusahaan Michael.

“Dave, kamu mau ke mana?” tanya Michael yang baru saja hendak kembali ke ruangannya.

Dave yang melihat atasannya ada di hadapanya tersenyum tipis dan melangkah mendekati Michael yang tengah berhenti di tangga dan menatapnya. Tatapan normal dan tidak sedingin dulu lagi.

“Kamu mau ke mana? Ceria banget,” celetuk Michael sembari melihat penampilan Dave, karyawan serta temannya.

“Aku mau pergi sebentar. Aku ada urusan dengan Alice,” jawab Dave jujur

Michael yang mendengar tersenyum kecil dan mengangguk paham. “Baiklah. Silahkan Dave, aku senang akhirnya kamu melupakan Rensi,” goda Michael membuat Dave berdecih kecil.

“Sudahlah, aku mau pergi,” ucap Dave yang langsung melangkah. Dia baru akan pergi ketika lengannya dicegah oleh Michael, membuatnya menatap dengan kening berkerut. Pria di hadapannya sudah menatap dengan pandangan serius.

"Aku mendengar kamu dijodohkan dengan Alice. Kamu yakin mau menikah dengannya? Dia sudah seperti adik untuku, Dave. Aku harap kamu tidak berniat melukainya,” ucap Michael sembari menatap Dave lekat.

Dave tersenyum kecil dan menepuk pundak Michael pelan. “Aku akan membuatnya bahagaia, Michael. Jadi tenanglah. Kamu tidak perlu khawatir dengan hal itu,” janji Dave dengan senyum lebar.

Michael yang mendengar merasa lega dan langsung melepaskan genggamannya. Dia pernah bersama dengan Alice. Dia tahu apa yang sebenarnya ada di hati gadis tersebut, tetapi tidak berani mengatakannya. Itu urusan Alice dan bukan urusannya.

“Aku memegang kata-katamu, Dave,” peringat Michael masih merasa cemas. Bagaimana pun Alice adalah sahabatnya.

“Kamu tidak perlu kawatir, aku akan memegang janjiku, Michael,” tegas Dave dengan wajah meyakinkan.

Michael yang mendengar hanya mengangguk pelan. Sedangkan Dave sudah melangkah menjauh darinya. Michael yang melihat Dave sudah menjauh menghel napas keras dan melangkah.

“Semoga kalian berdua memang berjodoh,” gumam Michael tidak mau ambil pusing.

_____

Bara hanya diam berdiri di depan jendela kaca besar yang menjadi pengganti tembok perusaahaan. Tangannya sudah dimasukan di dalam kantung celana dan menatap lurus pemandangan yang tersaji di hadapannya. Ada gelenyar aneh yang tiba-tiba menjalar dalam dirinya ketika melihat Alice yang melangkah bersama dengan Dave. Netranya bahkan engan berpaling sama sekali.

Bara melihat Alice masuk ke dalam mobil Dave menghela napas, mengatur degup jantungnya yang mulai tidak beraturan sama sekali. “Ada apa denganku?” gerutu Bara dalam hati.

Bara menghela napas dan berbalik melangkah lalu duduk di bangku kerjanya. Bara melupakan apa yang baru saja dilihatnya, mengabaikan sejauh mungkin apa yang dirasakannya. Dia hanya kembali fokus dengan apa yang menjadi tugasnya. Bekerja sebaik mungkin.

Sedangkan di mobil, Alice masih diam dengan mata menatap lurus ke depan. Ada hal yang membuatnya terus saja terpikir, tetapi dia juga mulai lelah karena tidak menemukan sumber pikirannya.

“Ada yang sedang mengganggu pikiranmu, Alice?” tanya Dave yan sejak tadi memperhatikan wajah gadis di sebelahnya.

Alice yang mendengar sedikit tersentak dan menggeleng. “Tidak ada, Dave.”

“Aku melihatmu seperti banyak sekali pikiran. Apa kamu merasa terpaksa jalan denganku?” tanya Dave dengan wajah cemas.

Alice tertawa kecil dan menggeleng. “Tidak sama sekali. Aku bahkan merasa bersyukur, setidaknya kali ini aku akan bersenang-senang,” canda Alice mencoba mengindari perasaan yang masih menggantung.

Dave tertawa kecil dan masih sibuk dengan setirnya. Matanya menatap jalanan yang tidak terlalu ramai di depannya. “Aku pikir kamu gak akan mau jalan sama aku,” ucap Dave tanpa melihat ke arah Alice.

Alice mengerutkan kening heran dan menatap ke arah Dave. “Why? Aku senang jalan sama kamu.”

“Ya aku pikir kam....” Dave menggantungkan ucapannya ketika dering ponsel terdengar. Dave menatap ke layar ponsel yang menampilkan nama Bella di depannya. Dengan cepat dia mengangkat panggilan tersebut, mengabaikan ekspresi Alice yang masih menatap curiga.

“Halo, Bella,” tanya Dave dengan wajah serius. Dia diam sejenak mendengarkan penjelasan dari seberang yang terdengar begitu panjang. Sampai helaan napas terdengar, membuat Alice menatap bingung.

“Baik. Kamu tunggu aku datang.” Dave mematikan panggilan dan menatap ke arah Alice lekat.

“Alice, maafkan aku. Sepertinya acara jalan-jalan kita harus ditunda. Di divisiku sedang ada masalah serius. Aku akan mengantarmu ke kantor lagi,” ucap Dave dengan wajah serius dan penuh penyesalan.

Alice yang mendengar tersenyum kecil dan mengangguk patuh. “Tidak masalah, Dave. Aku akan kembali ke kantor sediri saja. Lagi pula, kamu harus segera kembali ke kantor, kan?” ucap Alice penuh pengertian.

“Tetapi, aku...”

“Tidak masalah,” potong Alice cepat, “aku bisa naik taksi,kan?”

Dave yang mendengar menghela napas pelan dan mengangguk. Dia menghentikan mobil dan menatap Alice yang sibuk melepas sabuk pengaman dan mulai keluar. Senyum gadis tersebut masih terlihat begitu manis di depanya.

“Maafkan aku, Alice. Aku akan segera menghubungimu,” ucap Dave dan mendapat anggukan dari Alice.

Alice menatap mobil yang sudah berlalu menjauh darinya dengan pandangan nanar. Dia ditinggal di pinggi jalan begitu saja. Alice menghela napas pelan dan mulai melangkah. Mengabaikan cuaca dingin yang membuatnya merasakan haa dingin menyentuh kulitnya secara langsung. “Jangan menggerutu, Alice. Kan kamu yang minta,” ucapnya dengan senyum yang masih dipaksakan.

Alice sesekali mengusap lengan yang tidak tertutup kain sama sekali. Matanya menatap mobil yang berlalu lalang dengan pandangan datar. Sampai sebuah kain membuat bagian atasanya tertutup dan merasakan kehangatan. Alice langsung berbalik dan menatap dengan mata membelalak.

“Ayo masuk mobil. Di luar dingin,” ucap Bara yang sudah ada di depannya.

Alice diam sejenak dan mengeratkan jas Bara yang sudah melekat di tubuhnya. Matanya mengamati pria yang sudah berbalik dan menuju ke arah mobil tidak jauh dari tempatnya berdiri saat ini. Sampai langkah Bara mulai mengayun, Alice langsung mengikuti dengan senyum manis dan kembali ceria.

_____

Halo sayangkuh. Akhirnya Kim bisa update lagi nih. Ada yang kangen?? Hehe.

Jadi Kim mau cerita sedikit nih say, kenapa gak update selama dua hari. Di hari pertama Kim kondangan sekalian jalan-jalan, refresingin otak gituh. Jadi deh gak update. Terus yang hari kedua, udah ngetik, udah siap update, eh kuota modem habis. Udah gitu hujan juga. Uluuuhh jadinya gagal lagi deh. Hehehe kepanjangan ya curhatnya. Okelah. Selamat membaca sayang-sayangkuh.

Terpopuler

Comments

Idha Winarsih

Idha Winarsih

kerren thor 👍👍

2020-04-16

0

Wanti agustin

Wanti agustin

ihhhh si pangeran es so sweet deh

2020-03-04

0

Linda Fernando

Linda Fernando

kenapa alice gak terus terang aja sih kak author kan kasihan juga klo sampai dave menyukai alice sedangkan alice menyukai bara😢😢😢

2020-01-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1_Bara Pradipta
2 Bagian 2_Alice Surya Pranata
3 Bagian 3_Dave Wijaya
4 Bagian 4_Pertemuan
5 Bagian 5_Bara Menyebalkan
6 Bagian 6_Ingin Membuang
7 Bagian 7_Bara Terluka
8 Bagian 8_Tinggal Serumah
9 Bagian 9_Mengacau
10 Bagian 10_Penasaran
11 Bagian 11_Tentang Bara
12 Bagian 12_Mendekati Bara Perlahan
13 Bagian 13_Cinta Pertama
14 Bagian 14_Taman Bermain
15 Bagian 15_Perasaan Berbeda
16 Bagian 16_Rencana Perjodohan
17 Bagian 17_Aku Menerimanya
18 Bagian 18_Makan Malam Bersama
19 Bagian 19_Kabar Perjodohan
20 Bagian 20_Jalan Bersama
21 Bagian 21_Jangan Terlalu Memperhatikanku
22 Bagian 22_Sosok Masa Lalu
23 Bagian 23_Ketakutan
24 Bagian 24_Cerita Kelam
25 Bagian 25_Siapa Dia?
26 Bagian 26_Rencana Jahat
27 Bagian 27_Cemburu
28 Bagian 28_Merasa Kesal
29 Bagian 29_Rasa
30 Bagian 30_Tragedi
31 Bagian 31_Lindungi Dia, Tuhan
32 Bagian 32_Penyelamatan
33 Bagian 33_Bara!
34 Bagian 34_Because, I Love You
35 Bagian 35_You're My Mine
36 Bagian 36_Restu Untukmu
37 Bagian 37_Hubungan Baru
38 Bagian 38_Belum Saatnya
39 Bagian 39_Penasaran
40 Bagian 40_Mau Dilamar?
41 Bagian 41_Akan Menikahinya
42 Bagian 42_Memang Bukan Jodoh
43 Bagian 43_Ketemu Pacar
44 Bagian 44_Aku Mencintai Anak Anda
45 Bagian 45_Will You Marry Me, Alice?
46 Bagian 46_Hari Lamaran
47 Bagian 47_Terasa Sakit
48 Bagian 48_Tidak Bisakah Kamu Kembali?
49 Bagian 49_Tamu Mengejutkan
50 Bagian 50_Apa yang Sebenarnya Terjadi?
51 Bagian 51_Kita Harus Memulai Hidup Baru
52 Bagian 52_Keputusan Alice
53 Bagian 53_Stay with Me
54 Bagian 54_Berdamai dengan Masa Lalu
55 Bagian 55_Bersyukur Memilikimu
56 Bagian 56_Pelukan Pertama
57 Bagian 57_Kabar Menggembirakan
58 Bagian 58_Melamar Untuk Kedua Kalinya
59 Bagian 59_Kebahagiaan dan Kepedihan
60 Bagian 60_Perselisihan
61 Bagian 61_Awal Hubungan Baik
62 Bagian 62_Wedding Day
63 Bagian 63_Beralih Status
64 Bagian 64_Malam Paling Mendebarkan
65 Bagian 65_Mau Mengulangnya?
66 Bagian 66_Bisa Kita Bicara?
67 Bagian 67_Mau Mencoba Berpacaran?
68 Bagian 68_Gagal Ke Kantor
69 Bagian 69_Paket Honeymoon
70 Bagian 70_Paket Honeymoon 2
71 Bagian 71_Masa Lalu
72 Bagian 72_Kebahagiaan Kecil
73 Bagian 73_Jadikan Dia Mamamu
74 Bagian 74_Sosok yang Kembali
75 Bagian 75_Tidak Masalah, kan?
76 Bagian 76_Terakhir Bersama
77 Bagian 77_Keputusan Dave
78 Bagian 78_Dia Calon Istriku
79 Bagian 79_Bagaimana Kalau Menikah?
80 Bagian 80_Apa Dia Hamil?
81 Bagian 81_Mau Menikah?
82 Bagian 82_Sebuah Keseriusan
83 Bagian 83_Perasaan Cemas
84 Bagian 84_Sebuah Keikhlasan
85 Bagian 85_Berusaha Melindungi
86 Bagian 86_Takut Kehilangan
87 Bagian 87_Daddy?
88 Bagian 88_Mulai Tumbuh
89 Bagian 89_Benar Cinta
90 Bagian 90_Perasaan Haru
91 Bagian 91_Terpaksa Merestui
92 Bagian 92_Kebahagiaan
93 Bagian 93_Menjelang Hari Pernikahan
94 Bagian 94_Hari Bahagia
95 Bagian 95_Malam Mendebarkan
96 Bagian 96_Perubahan Dave
97 Bagian 97_Sejak Kapan Mesum?
98 Bagian 98_Jaga Dia
99 Bagian 99_Selamat Datang, Sayang
100 Bagian 100_Keluarga Baru
101 Bagian 101_Kisah Kita
102 EXTRA PART
103 EXTRA PART 2
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Bagian 1_Bara Pradipta
2
Bagian 2_Alice Surya Pranata
3
Bagian 3_Dave Wijaya
4
Bagian 4_Pertemuan
5
Bagian 5_Bara Menyebalkan
6
Bagian 6_Ingin Membuang
7
Bagian 7_Bara Terluka
8
Bagian 8_Tinggal Serumah
9
Bagian 9_Mengacau
10
Bagian 10_Penasaran
11
Bagian 11_Tentang Bara
12
Bagian 12_Mendekati Bara Perlahan
13
Bagian 13_Cinta Pertama
14
Bagian 14_Taman Bermain
15
Bagian 15_Perasaan Berbeda
16
Bagian 16_Rencana Perjodohan
17
Bagian 17_Aku Menerimanya
18
Bagian 18_Makan Malam Bersama
19
Bagian 19_Kabar Perjodohan
20
Bagian 20_Jalan Bersama
21
Bagian 21_Jangan Terlalu Memperhatikanku
22
Bagian 22_Sosok Masa Lalu
23
Bagian 23_Ketakutan
24
Bagian 24_Cerita Kelam
25
Bagian 25_Siapa Dia?
26
Bagian 26_Rencana Jahat
27
Bagian 27_Cemburu
28
Bagian 28_Merasa Kesal
29
Bagian 29_Rasa
30
Bagian 30_Tragedi
31
Bagian 31_Lindungi Dia, Tuhan
32
Bagian 32_Penyelamatan
33
Bagian 33_Bara!
34
Bagian 34_Because, I Love You
35
Bagian 35_You're My Mine
36
Bagian 36_Restu Untukmu
37
Bagian 37_Hubungan Baru
38
Bagian 38_Belum Saatnya
39
Bagian 39_Penasaran
40
Bagian 40_Mau Dilamar?
41
Bagian 41_Akan Menikahinya
42
Bagian 42_Memang Bukan Jodoh
43
Bagian 43_Ketemu Pacar
44
Bagian 44_Aku Mencintai Anak Anda
45
Bagian 45_Will You Marry Me, Alice?
46
Bagian 46_Hari Lamaran
47
Bagian 47_Terasa Sakit
48
Bagian 48_Tidak Bisakah Kamu Kembali?
49
Bagian 49_Tamu Mengejutkan
50
Bagian 50_Apa yang Sebenarnya Terjadi?
51
Bagian 51_Kita Harus Memulai Hidup Baru
52
Bagian 52_Keputusan Alice
53
Bagian 53_Stay with Me
54
Bagian 54_Berdamai dengan Masa Lalu
55
Bagian 55_Bersyukur Memilikimu
56
Bagian 56_Pelukan Pertama
57
Bagian 57_Kabar Menggembirakan
58
Bagian 58_Melamar Untuk Kedua Kalinya
59
Bagian 59_Kebahagiaan dan Kepedihan
60
Bagian 60_Perselisihan
61
Bagian 61_Awal Hubungan Baik
62
Bagian 62_Wedding Day
63
Bagian 63_Beralih Status
64
Bagian 64_Malam Paling Mendebarkan
65
Bagian 65_Mau Mengulangnya?
66
Bagian 66_Bisa Kita Bicara?
67
Bagian 67_Mau Mencoba Berpacaran?
68
Bagian 68_Gagal Ke Kantor
69
Bagian 69_Paket Honeymoon
70
Bagian 70_Paket Honeymoon 2
71
Bagian 71_Masa Lalu
72
Bagian 72_Kebahagiaan Kecil
73
Bagian 73_Jadikan Dia Mamamu
74
Bagian 74_Sosok yang Kembali
75
Bagian 75_Tidak Masalah, kan?
76
Bagian 76_Terakhir Bersama
77
Bagian 77_Keputusan Dave
78
Bagian 78_Dia Calon Istriku
79
Bagian 79_Bagaimana Kalau Menikah?
80
Bagian 80_Apa Dia Hamil?
81
Bagian 81_Mau Menikah?
82
Bagian 82_Sebuah Keseriusan
83
Bagian 83_Perasaan Cemas
84
Bagian 84_Sebuah Keikhlasan
85
Bagian 85_Berusaha Melindungi
86
Bagian 86_Takut Kehilangan
87
Bagian 87_Daddy?
88
Bagian 88_Mulai Tumbuh
89
Bagian 89_Benar Cinta
90
Bagian 90_Perasaan Haru
91
Bagian 91_Terpaksa Merestui
92
Bagian 92_Kebahagiaan
93
Bagian 93_Menjelang Hari Pernikahan
94
Bagian 94_Hari Bahagia
95
Bagian 95_Malam Mendebarkan
96
Bagian 96_Perubahan Dave
97
Bagian 97_Sejak Kapan Mesum?
98
Bagian 98_Jaga Dia
99
Bagian 99_Selamat Datang, Sayang
100
Bagian 100_Keluarga Baru
101
Bagian 101_Kisah Kita
102
EXTRA PART
103
EXTRA PART 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!