Matahari belum keluar sepenuhnya ketika Bara menuruni anak tangga sembari membawa koper yang belum sempat dibereskan olehnya. Semua punghuni rumah Randy bahkan belum tersadar dari mimpi indah mereka. Bara menatap sekitar ketika kakinya sudah menapak di lantai dasar. Matanya menatap sekitar dan mulai menarik kopernya keluar rumah.
“Bara, mau ke mana?” tanya Randy yang kebetulan sudah bangun.
Bara yang melihat Randy berdiri di depannya langsung menghentikan langkah dan menatap kakak iparnya dengan pandangan datar. “Aku harus pergi, Kak. Aku akan pindah ke apartemen yang baru saja aku beli,” jawab Bara dengan datar.
“Sepagi ini?” tanya Randy dengan kening berkerut. “Kakakmu bahkan belum bangun. Dia akan marah kalau kamu gak bilang dulu sama Rika. Aku pikir kamu akan tinggal di rumah ini bersama kami.”
Bara tersenyum tipis dan menggeleng. “Tidak bisa, Kak. Aku harus membiarkan kalian bahagia. Sekarang aku sudah besar. Jadi aku bisa membiayai hidupku sendiri dan tidak merepotkan kalian lagi.”
“Aku tidak merasa keberatan dengan kamu di sini. Aku malah senang,” ujar Randy dengan senyum tulus.
“Tidak perlu, Kak. Lain kali aku akan mampir ke sini lagi,” tolak Bara yang masih kekeh dengan pendiriannya.
Randy yang mendengar hanya menghela napas pelan dan menyerah. “Baiklah. Tetapi setidaknya kamu harus berpamitan dengan Rika dulu.”
“Jangan,” cegah Bara yang sudah melihat Randy hampir melangkah untuk pergi ke kamar. “Aku akan mengubunginya nanti. Sekarang aku harus cepat pergi dari sini. Aku harus berangkat pagi karena ini hari pertamaku bekerja.” Randy tahu, jika Rika bangun, dia akan sulit untuk pergi dari rumah Randy.
Randy akhirnya mengalah untuk kesekian kalinya. “Baiklah kalau itu maumu.”
Bara yang mendengar tersenyum dan langsung pergi. Randy hanya diam dan menatap pintu utama yang sudah mulai terbuka dan kembali tertutup. Menelan tubuh Bara yang sudah pergi jauh dari pandangannya.
Semoga itu yang terbaik, Bara.
*****
“Alice, kamu sudah siap untuk hari ini?” tanya Surya yang sudah berada di meja makan.
Alice mendongak dan menatap papanya dengan senyum sumringah. Beberapa kali kepalanya dianggukan dengan penuh semangat. Ini adalah hari pertamanya untuk memulai pekerjaan dengan jabatan sebagai kepala cabang di perusahaan papanya. Semalam bahkan dia tidak juga tidur dengan nyenyak. Beberapa kali terbayang, apa yang aka dilakukan untuk menetapkan kebijak dan membuat anak perusahaan papanya menjadi begitu maju.
“Papa harap kamu bisa bekerja dengan baik dan mengukir prestasi seperti sebelum-sebelumnya. Papa juga berharap kamu bisa bekerja sama dengan Bara, karyawan baru yang akan membantumu. Dia anak yang benar-benar cerdas,” lanjut Surya yang kemudian memasukan sendok berisi makanan ke mulutnya.
Bara? Alice menghentikan kunyahannya dan menatap papanya lekat. Dia tidak asing dengan nama tersebut. Namun, pikirannya tidak juga menemukan siapa pemilik nama tersebut.
“Papa sudah lihat kinerjanya ketika dia menjadi anak magang di Jepang. Dia benar-benar anak yang hebat. Itu sebabnya papa merekrut dia untuk menjadi wakilmu ketika menduduki posisi baru,” jelas Surya dengan wajah penuh kebahagiaan.
Alice yang mendengar mengangguk. Jika ekspektasi papanya terhadap anak baru sedemikian besar, berarti memang tidak akan diragukan kemampuannya.
“Apa dia anak yang baik, Pa?” tanya Alice penasaran. Dia tidak akan pernah bisa bekerja jika partnernya bukanlah orang yang bisa mengerti dirinya. Lebih tepatnya, sering bertingkah semaunya dan tidak mendengarkannya sama sekali.
Surya mengangguk. “Tentu. Dia anak yang baik. Hanya saja dia jarang tersenyum. Tetapi selebihnya dia sangat baik.”
Alice hanya mengangguk. Jarang tersenyum? Alice segera mengabaikan pikriannya yang terus melayang. Lagi pula hanya hitungan jam dia akan bertemu dengan orang yang dimaksud papanya. Dia akan tahu seperti apa pria yang dibanggakan papanya. Bahkan, papanya sampai memberikan jabatan tinggi padahal baru saja masuk.
Galuh yang mendengar hanya diam sejenak. Dia menghentikan makanannya dan mentaap kosong ke arah piring berisi makanan. Ada yang aneh dengan perasaannya. Terlebih, mendengar suaminya terlalu memuja seseorang padahal belum juga melihat hasil kerjanya.
“Ma, Mama kenapa?” panggil Alice sejak tadi mengamati sang mama dengan pandangan lekat. Sejak papanya membahas mengenai Bara, mamanya langsung diam dan menatap dengan pandangan kosong piring makannya.
“Mama sakit?” tanya Alice ketika dilihat mamanya tersentak karena panggilannya.
Galuh yang mendengar menggeleng dan tersenyum. “Mama baik-baik saja, sayang. Mama cuma berpikir, kapan kalian akan menyelesaikan percakapan kalian mengenai pekerjaan. Padahal ini di meja makan, tetapi kamu dan papamu masih saja sibuk,” jawab Galuh dengan wajah kesal.
Alice yang mendengar tersenyum kecil dan menatap mamanya. “Maaf, Ma. Aku hanya penasaran dengan Bara. Aku seperti pernah mengenalnya.”
“Sudah-sudah. Kalian selesaikan makannya saja dan jangan bahas lagi mengenai Bara atau apa pun itu,” protes Galuh dengan wajah tidak suka. Suami dan anaknya selalu saja seperti gila kerja.
Surya hanya diam dan Alice tersenyum. Selanjutnya ruangan menjadi sepi karena semua hanya sibuk menghabiskan sarapan dan juga pikiran masing-masing. Sampai akhirnya dia selesai dan langsung pergi. Karena ini merupakan hari pertama Alice bekerja di kantor baru, Surya yang bertugas menemani Alice dan mengantar ke kantor tersebut.
_____
Bara menghela napas kasar ketika mobilnya sudah berhenti tepat di kantor yang akan menjadi tempatnya bekerja. Matanya menatap bangunan sepi di hadapannya. Dia duduk di kap mobil dan mengamati sekitar. Belum ada karyawan yang datang di tempat tersebut.
“Apa semua orang selalu berangkat terlambat?” gerutu Bara sembar menilik jam tangan yang menunjukan pukul 07.30. Masih kurang 30 menit lagi sampai jam kerja di mulai.
“Maaf, ada siapa, ya?”
Bara yang mendengar seseorang menyapanya dari belakang langsung membalikan tubuh dan menatap siapa yang sudah datang. Seorang pria paruh baya dengan pakaian serba putih bertuliskan security. Bara langsung turun dan menatap pria tersebut sopan.
“Saya karyawan baru di sini, Pak. Saya pikir sudah datang semua. Gak taunya masih sepi,” jawab Bara dengan wajah datar.
“Jam segini masih belum berangkat, Tuan. Sekitar dua puluh menit lagi semua pada kumpul,” jelas security tersebut.
Bara yang mendengar hanya mengangguk. Dia terlalu pagi rupanya. Namun, Bara memang selalu memilih untuk berangkat lebih pagi karena dengan begitu dia bisa lebih bersantai.
Security yang tadi menyapanya juga sudah pamit undur diri. Bara kembali menatap ke kantor di hadapannya dan mulai meneliti. Sampai panggilan yang dikenalnya terdengar.
“Bara.”
Bara langsung membalik badan dan menatap pria yang dikenalnya sudah datang bersama dengan gadis yang dia sendiri merasa tidak asing. Bara segera melangkah mendekat ketika gadis tersebut masih sibuk mengamatinya.
“Selamat pagi, Pak,” sapa Bara sembari mengulurkan tangan.
Surya yang mendengar tersenyum dan langsung menerima uluran tangan Bara. “Karyawanku bahkan belum datang, Bara dan kamu sudah sampai sini saja,” ucap Surya bahagia. “Dan ini anakku. Alice. Dia yang akan menjadi pertner kerjamu nanti,” lanjut Surya sembari mengenalkan putri semata wayangnya.
Alice yang melihat Bara langsung membelalak ketika ingatannya kembali. Dia ingat dengan sosok pria di hadapannya. Dia baru akan membuka mulut dan mengatakan apa yang ada di pikirannya. Namun, Bara lebih dulu mencegah ucapannya.
“Selamat pagi, Nona. Senang bisa mengenal anda,” ucap Bara masih dengan wajah tenang dan datar.
*****
💞💞💞💞
Loha kesayangan Kim. Bagaimana dengan liburannya? Sudah puas? Atau malah cuma tiduran di kamar aja? Tenang. Kalau begitu kita samaan. hihihi
Selamat membaca ya. Jangan lupa tinggalkan like, comment, tambah ke favorit, vote dan follow Kim ya
Jangan lupa juga baca cerita baru Kim “Wedding With My Lecturer”. Jangan lupa tinggalkan like, comment, tambah ke favorit, vote. Jangan lupa kirimkan ucapan untuk Kim ya. Terserah deh di ceirta yang mana. Semua juga Kim gak nolak hehe.
Jangan lupa follow akun instagram Kim untuk informasi selanjutntya. @kimm.meili
Sampai ketemu lagi sayang-sayangkuh
💞💞💞💞
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Yuni Verro
hmm alice kaget yah
2022-06-22
0
R Vin
jgan2 galuh ibuny rika n bara...
2020-05-22
0
Rizka Bidari
bagus kk. semangat up KK💪💪💪🤗
aku sudah kasih boom like n komen ya KK😊
feedback boom like dan komen KK🤗
*Dara dan Direktur Zeheeb
*Bidadari Surgaku
2020-04-11
0