Bagian 13_Cinta Pertama

“Bara,” panggil gadis berkacamata yang sudah berdiri di tengah-tengah keduanya. “Sudah lama tidak melihatmu.”

Bara yang ditegur langsung menatap ke sumber suara dan menatap dengan wajah terkejut. Alice melihat ekpresi Bara yang berbeda langsung menatap ke arah pandang yang sama. Matanya melihat seorang gadis dengan rambut lurus sebahu dan hidung mancung yang dihinggapi kacamata.

Siapa dia?, batin Alice bertanya.

“Bella,” panggil Bara lirih.

Gadis bernama Bella tersebut tersenyum menatap ke arah Bara dan langsung menarik satu kursi di meja lain. Dia duduk di antara Alice dan Bara. Namun, Bella mengabaikan kehadiran Alice yang juga ada di meja yang sama.

“Kamu ngapain di sini? Sudah lama kita tidak bertemu,” ucap Bella dengan senyum sumringah.

Bara yang mendengar mengangguk dan menatap Bella lekat. “Apartemenku ada di dekat sini. Kamu sendiri?” tanya Bara sembari menatap Bella tanpa berpaling. Dia merasa terkejut melihat Bella, gadis yang pernah dicintainya dulu berada di hadapannya. Cinta pertamanya.

Bella mengangguk dengan wajah yang dibuat seperti kesal. “Kekasihku sedang bekerja di luar kota dan jarang sekali pulang. Jadi deh aku menjomlo setiap hari,” kata Bella dengan tawa kecil.

Bara yang mendengar hanya mengangguk dengan wajah datar yang tidak berubah sama sekali. Alice yang melihat keduanya asyik berbincang dan melupakannya menghela napas perlahan. Rasanya menyebalkan ketika dia masih berusaha mendekati Bara agar mengetahui seperti apa pemuda tersebut, ada sosok lain yang merebut seluruh perhatian Bara.

Kesal? Jelas. Saat ini Alice benar-benar merasa kesal dan bukan cemburu. Dia hanya merasa bahwa waktunya untuk mengulik sedikit hidup Bara menjadi terganggu. Padahal tujuan awalnya adalah agar dia bisa bekerja sama dengan Bara dan bisa menghadapi sifat Bara yang menyebalkan.

Alice segera bangkit dan langsung keluar dari cafe. Dia berharap Bara memanggilnya, tetapi nyatanya tidak. Membuat Alice kesal dan langsung melangkah pergi. Napsu makannya bahkan sudah hilang dengan sendirinya.

_____

“Ini pesanan anda, tuan,” ucap seorang waithers menyadarkan Bara dari perbincangan asyik dengan Bella.

Bella yang melihat pesanan serba double mengerutkan kening heran dan menatap ke arah Bara lekat. “Kamu ke sini sama siapa?” tanya Bella merasa penasaran. Pasalnya dia tidak memiliki janji dengan Bara. Tidak mungkinkan sekarang Bara menjadi seperti paranormal?

“Sama di...” Bara menggantungkan ucapannya dan menatap bangku Alice yang sudah kosong. Keningnya berkerut bingung. Matanya mengawasi sekitar, berpikir Alice hanya berpindah tempat, tetapi Alice tidak ada di seisi ruangan.

“Hey, Bara. Ini semua pesanan kamu?” tanya Bella dengan tangan melambai di depan wajah dan menarik perhatian pemuda tersebut.

Bara menatap Bella dengan pandangan bingung. “Aku tadi ke sini berdua. Mungkin dia kembali ke apartemen,” ucapnya berpikri positif.

“Aku mengganggumu?” tanya Bella merasa bersalah.

“Tidak sama sekali,” ujar Bara singkat.

Bara melambaikan tangan ke arah pelayan cafe dan meminta agar makanannya di bungkus semua. Dia merasa tidak enak jika hanya membawakan milik Alice saja.

Dia kembali ke apartemen, kan?, batin Bara yang terasa tidak yakin dengan perasaannya.

Setelah pelayan datang dan membawakan makanan Bara, dia langsung kembali dan berpisah dengan Bella yang juga sudah harus kembali. Mereka hanya bertukar nomor ponsel untuk saling terhubung. Setidaknya itulah yang dikatakan keduanya sebelum pergi

_____

Alice memasuki rumah Bara dengan perasaan dongkol. Dia memilih untuk duduk di sofa dan merebahkan badan. Pikirannya masih berpusat kepada gadis yang ditemuinya beberapa waktu lalu.

“Siapa gadis itu? Sepertinya mereka begitu dekat,” gumam Alice berpikir sembari menatap langit-langit apartemen Bara.

“Apa mungkin dia teman Bara? Sepertinya mereka begitu dekat,” ucap Alice dengan mata terpejam.

“Jika mereka berteman, berarti gadis itu tahu tentang Bara, dong,” pikir Alice yang menepuk pelan jidatnya. “Harusnya aku gak usah pergi. Lebih baik aku ikutan ngobrol aja biar kenal sama anak tadi. Dasar Alice bodoh. Kenapa sih otaknya jarang dipakek,” tambah Alice dengan bibir manyun.

“Yah, hilang deh kesempatannya,” lirih Alice sembari memiringkan badannya menatap televisi yang tengah mati. Alice yang merasa bosan langsung menghidupkan televisi dan memilih tayangan kesukaannya. Kartun.

Alice menatap dua hewan yang tengah berperang dan berlari kecil. Padahal di rumah dia sendiri jarang sekali menonton televisi. Namun, entah kenapa rasanya hari ini dia hanya ingin bersantai. Harusnya tadi makan di rumah saja, batin Alice yang mulai merasa mengantuk.

Alice menghela napas pelan. Dia mulai memejamkan mata, merasakan kantuk yang mulai melanda. Rasanya dia seperti tidak merasakan lapar sama sekali. Semua pikirannya berpusat pada gadis yang bersama dengan Bara. Sampai pada akhirnya kegelapan mulai menyapa, merenggut kesadaran Alice dan mulai tertidur.

Helaaan napas teratur Alice menandakan bahwa dia tengah berada di alam mimpi. Matanya terpejam sempurna dengan bibir yang sedikit terbuka. Namun, belum ada satu jam dia berada di alam bawah sadarnya, kening Alice berkedut dalam dengan mata yang terlihat mengerat.

Suara pintu terbuka menghadirkan Bara yang sudah datang dengan dua kantung plastik di tangan. “Alice, aku membungkuskan pesananmu,” ucap Bara sembari menutup pintu.

_____

“Alice, aku membungkuskan pesananmu.”

Bara menutup pintu dan melangkah masuk semakin dalam. Matanya menatap Alice yang masih meringkuk di sofa ruang tunggal apartemennya. Bara melangkah semakin mendekat dan berdecak kesal.

“Alice, ini makanan kamu,” ucap Bara sembari meletakan makanan Alice di meja. Bara hendak berbalik dan menatap Alice yang sudah memejamkan mata.

“Lah, kenapa dia tidur di sofa,” kata Bara dan hendak membangunkan Alice untuk pindah.

Namun, ketika tangan Bara hendak menyentuh lengan Alice, rasanya dia seperti tidak tega melakukannya. Bara menghela napas keras dan menunduk. Dia mulai mengangkat Alice yang terasa begitu ringan di gendongannya dan membawanya masuk ke kamar gadis tersebut.

“Apa gunanya dia punya kamar kalau tidurnya di sofa. Lebih baik waktu itu dia tidur sofa saja sejak awal,” keluh Bara kesal karena dia jadi tidak bisa menikmati waktu santainya karena Alice yang tidur di sofa.

Bara meletakan Alice di ranjang dan hendak pergi, tetapi jemari lentik Alice mencegahnya, membuat Bara menatap ke arah gadis yang masih memejamkan mata. Keningnya berkeringat dan matanya terpejam dengan sangat rapat.

Bara menatap jemarinya yang masih digenggam Alice dan berusaha melepaskan genggaman di tangannya ketika akhirnya ucapan Alice menghentikan gerakan Bara.

“Nek, jangan marahi Alice. Nek, jangan buang Alice,” ucap Alice dengan air mata yang mulai mengalir.

Bara yang mendengar langsung membeku dan menatap Alice yang masih tampak begitu ketakutan.

“Nek, Alice gak mau pisah sama Mama dan Papa. Ampun, Nek,” jerit Alice semakin mengeratkan genggaman tangannya, membuat Bara menatap dengan bingung.

Bara mendekat dan mengelus pelan puncak kepala Alice. Bara memilih untuk duduk di sebelah ranjang gadis tersebut. “Ssstt, tenang, Alice. Tidak ada siapa pun di sini. Kamu tidak perlu takut. Kamu ada di tempat yang aman,” ucap Bara mencoba menenangkan.

Alice yang sekaan mengerti langsung diam dan melonggarkan gengaman tangannya. Dia merasa nyaman dan aman dengan sentuhan Bara. Bara yang melihat menghela napas lega dan membiarkan Alice terus menggenggam jemarinya.

“Kamu itu kenapa, Alice,” lirih Bara merasa penasaran.

_____

Terpopuler

Comments

Jac_Aline

Jac_Aline

Alice anak pungut x ya?

2020-07-11

0

Nissa kia

Nissa kia

smg up nya gak ngandat,,,, bosen hrus menunggu cerita novel2 yg sdh mngaduk2 hati

2020-01-06

2

Icha Yudha

Icha Yudha

lanjuuut thorrrrr

2020-01-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1_Bara Pradipta
2 Bagian 2_Alice Surya Pranata
3 Bagian 3_Dave Wijaya
4 Bagian 4_Pertemuan
5 Bagian 5_Bara Menyebalkan
6 Bagian 6_Ingin Membuang
7 Bagian 7_Bara Terluka
8 Bagian 8_Tinggal Serumah
9 Bagian 9_Mengacau
10 Bagian 10_Penasaran
11 Bagian 11_Tentang Bara
12 Bagian 12_Mendekati Bara Perlahan
13 Bagian 13_Cinta Pertama
14 Bagian 14_Taman Bermain
15 Bagian 15_Perasaan Berbeda
16 Bagian 16_Rencana Perjodohan
17 Bagian 17_Aku Menerimanya
18 Bagian 18_Makan Malam Bersama
19 Bagian 19_Kabar Perjodohan
20 Bagian 20_Jalan Bersama
21 Bagian 21_Jangan Terlalu Memperhatikanku
22 Bagian 22_Sosok Masa Lalu
23 Bagian 23_Ketakutan
24 Bagian 24_Cerita Kelam
25 Bagian 25_Siapa Dia?
26 Bagian 26_Rencana Jahat
27 Bagian 27_Cemburu
28 Bagian 28_Merasa Kesal
29 Bagian 29_Rasa
30 Bagian 30_Tragedi
31 Bagian 31_Lindungi Dia, Tuhan
32 Bagian 32_Penyelamatan
33 Bagian 33_Bara!
34 Bagian 34_Because, I Love You
35 Bagian 35_You're My Mine
36 Bagian 36_Restu Untukmu
37 Bagian 37_Hubungan Baru
38 Bagian 38_Belum Saatnya
39 Bagian 39_Penasaran
40 Bagian 40_Mau Dilamar?
41 Bagian 41_Akan Menikahinya
42 Bagian 42_Memang Bukan Jodoh
43 Bagian 43_Ketemu Pacar
44 Bagian 44_Aku Mencintai Anak Anda
45 Bagian 45_Will You Marry Me, Alice?
46 Bagian 46_Hari Lamaran
47 Bagian 47_Terasa Sakit
48 Bagian 48_Tidak Bisakah Kamu Kembali?
49 Bagian 49_Tamu Mengejutkan
50 Bagian 50_Apa yang Sebenarnya Terjadi?
51 Bagian 51_Kita Harus Memulai Hidup Baru
52 Bagian 52_Keputusan Alice
53 Bagian 53_Stay with Me
54 Bagian 54_Berdamai dengan Masa Lalu
55 Bagian 55_Bersyukur Memilikimu
56 Bagian 56_Pelukan Pertama
57 Bagian 57_Kabar Menggembirakan
58 Bagian 58_Melamar Untuk Kedua Kalinya
59 Bagian 59_Kebahagiaan dan Kepedihan
60 Bagian 60_Perselisihan
61 Bagian 61_Awal Hubungan Baik
62 Bagian 62_Wedding Day
63 Bagian 63_Beralih Status
64 Bagian 64_Malam Paling Mendebarkan
65 Bagian 65_Mau Mengulangnya?
66 Bagian 66_Bisa Kita Bicara?
67 Bagian 67_Mau Mencoba Berpacaran?
68 Bagian 68_Gagal Ke Kantor
69 Bagian 69_Paket Honeymoon
70 Bagian 70_Paket Honeymoon 2
71 Bagian 71_Masa Lalu
72 Bagian 72_Kebahagiaan Kecil
73 Bagian 73_Jadikan Dia Mamamu
74 Bagian 74_Sosok yang Kembali
75 Bagian 75_Tidak Masalah, kan?
76 Bagian 76_Terakhir Bersama
77 Bagian 77_Keputusan Dave
78 Bagian 78_Dia Calon Istriku
79 Bagian 79_Bagaimana Kalau Menikah?
80 Bagian 80_Apa Dia Hamil?
81 Bagian 81_Mau Menikah?
82 Bagian 82_Sebuah Keseriusan
83 Bagian 83_Perasaan Cemas
84 Bagian 84_Sebuah Keikhlasan
85 Bagian 85_Berusaha Melindungi
86 Bagian 86_Takut Kehilangan
87 Bagian 87_Daddy?
88 Bagian 88_Mulai Tumbuh
89 Bagian 89_Benar Cinta
90 Bagian 90_Perasaan Haru
91 Bagian 91_Terpaksa Merestui
92 Bagian 92_Kebahagiaan
93 Bagian 93_Menjelang Hari Pernikahan
94 Bagian 94_Hari Bahagia
95 Bagian 95_Malam Mendebarkan
96 Bagian 96_Perubahan Dave
97 Bagian 97_Sejak Kapan Mesum?
98 Bagian 98_Jaga Dia
99 Bagian 99_Selamat Datang, Sayang
100 Bagian 100_Keluarga Baru
101 Bagian 101_Kisah Kita
102 EXTRA PART
103 EXTRA PART 2
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Bagian 1_Bara Pradipta
2
Bagian 2_Alice Surya Pranata
3
Bagian 3_Dave Wijaya
4
Bagian 4_Pertemuan
5
Bagian 5_Bara Menyebalkan
6
Bagian 6_Ingin Membuang
7
Bagian 7_Bara Terluka
8
Bagian 8_Tinggal Serumah
9
Bagian 9_Mengacau
10
Bagian 10_Penasaran
11
Bagian 11_Tentang Bara
12
Bagian 12_Mendekati Bara Perlahan
13
Bagian 13_Cinta Pertama
14
Bagian 14_Taman Bermain
15
Bagian 15_Perasaan Berbeda
16
Bagian 16_Rencana Perjodohan
17
Bagian 17_Aku Menerimanya
18
Bagian 18_Makan Malam Bersama
19
Bagian 19_Kabar Perjodohan
20
Bagian 20_Jalan Bersama
21
Bagian 21_Jangan Terlalu Memperhatikanku
22
Bagian 22_Sosok Masa Lalu
23
Bagian 23_Ketakutan
24
Bagian 24_Cerita Kelam
25
Bagian 25_Siapa Dia?
26
Bagian 26_Rencana Jahat
27
Bagian 27_Cemburu
28
Bagian 28_Merasa Kesal
29
Bagian 29_Rasa
30
Bagian 30_Tragedi
31
Bagian 31_Lindungi Dia, Tuhan
32
Bagian 32_Penyelamatan
33
Bagian 33_Bara!
34
Bagian 34_Because, I Love You
35
Bagian 35_You're My Mine
36
Bagian 36_Restu Untukmu
37
Bagian 37_Hubungan Baru
38
Bagian 38_Belum Saatnya
39
Bagian 39_Penasaran
40
Bagian 40_Mau Dilamar?
41
Bagian 41_Akan Menikahinya
42
Bagian 42_Memang Bukan Jodoh
43
Bagian 43_Ketemu Pacar
44
Bagian 44_Aku Mencintai Anak Anda
45
Bagian 45_Will You Marry Me, Alice?
46
Bagian 46_Hari Lamaran
47
Bagian 47_Terasa Sakit
48
Bagian 48_Tidak Bisakah Kamu Kembali?
49
Bagian 49_Tamu Mengejutkan
50
Bagian 50_Apa yang Sebenarnya Terjadi?
51
Bagian 51_Kita Harus Memulai Hidup Baru
52
Bagian 52_Keputusan Alice
53
Bagian 53_Stay with Me
54
Bagian 54_Berdamai dengan Masa Lalu
55
Bagian 55_Bersyukur Memilikimu
56
Bagian 56_Pelukan Pertama
57
Bagian 57_Kabar Menggembirakan
58
Bagian 58_Melamar Untuk Kedua Kalinya
59
Bagian 59_Kebahagiaan dan Kepedihan
60
Bagian 60_Perselisihan
61
Bagian 61_Awal Hubungan Baik
62
Bagian 62_Wedding Day
63
Bagian 63_Beralih Status
64
Bagian 64_Malam Paling Mendebarkan
65
Bagian 65_Mau Mengulangnya?
66
Bagian 66_Bisa Kita Bicara?
67
Bagian 67_Mau Mencoba Berpacaran?
68
Bagian 68_Gagal Ke Kantor
69
Bagian 69_Paket Honeymoon
70
Bagian 70_Paket Honeymoon 2
71
Bagian 71_Masa Lalu
72
Bagian 72_Kebahagiaan Kecil
73
Bagian 73_Jadikan Dia Mamamu
74
Bagian 74_Sosok yang Kembali
75
Bagian 75_Tidak Masalah, kan?
76
Bagian 76_Terakhir Bersama
77
Bagian 77_Keputusan Dave
78
Bagian 78_Dia Calon Istriku
79
Bagian 79_Bagaimana Kalau Menikah?
80
Bagian 80_Apa Dia Hamil?
81
Bagian 81_Mau Menikah?
82
Bagian 82_Sebuah Keseriusan
83
Bagian 83_Perasaan Cemas
84
Bagian 84_Sebuah Keikhlasan
85
Bagian 85_Berusaha Melindungi
86
Bagian 86_Takut Kehilangan
87
Bagian 87_Daddy?
88
Bagian 88_Mulai Tumbuh
89
Bagian 89_Benar Cinta
90
Bagian 90_Perasaan Haru
91
Bagian 91_Terpaksa Merestui
92
Bagian 92_Kebahagiaan
93
Bagian 93_Menjelang Hari Pernikahan
94
Bagian 94_Hari Bahagia
95
Bagian 95_Malam Mendebarkan
96
Bagian 96_Perubahan Dave
97
Bagian 97_Sejak Kapan Mesum?
98
Bagian 98_Jaga Dia
99
Bagian 99_Selamat Datang, Sayang
100
Bagian 100_Keluarga Baru
101
Bagian 101_Kisah Kita
102
EXTRA PART
103
EXTRA PART 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!