“Kamu bukannya pewaris keluarga Pranata, kan?” tanya Dave dengan wajah mengamati. “Sepertinya aku pernah bertemu denganmu,” lanjut Dave dengan wajah mengingat Alice.
Dave menatap gadis yang ada di hadapannya dengan mata menyelidik. Keningnya berkerut, membuatnya mengingat di mana dia pernah bertemu dengan Alice. Namun, tetap saja dia lupa dengan kejadian tersebut.
“Ah, mungkin kamu hanya melihat seseorang yang mirip denganku. Aku rasa muka seperti ini tidak hanya ada satu,” ucap Alice sembari memakan makanannya, menghilangkan perasaan gugup yang mulai merayap. Dia belum siap menjadi bullyan gadis di dekatnya.
“Mungkin,” ujar Dave setuju. Dia juga sudah lelah mengingat. Itu sebabnya dia mengiyakan apa yang baru saja dikatakan Alice.
Ketiganya kembali makan dan menikmati hidangan masing-masing. Alice yang awalnya ingin bercerita denga Dara juga semakin lupa dan malah sibuk memikirkan alasan agar dia bisa pergi dari hadapan Dave secepatnya.
Dave mengunyah makannya pelan dan menatap Alice dengan bibir mengulum senyum. Setelah dirasa makanannya terletan sempurna, di mencondongkan tubuh dan menatap Alice dengan tajam.
“Aku rasa aku sudah mengingatmu,” celetuk Dave sukses membuat Alice tersedak makanannya.
Dave yang melihat segera menyodorkan minumannya dan langsung diminum habis oleh Alice.
“Kamu ini pelan-pelan makannya, Alice,” gerutu Dara sembari menepuk pelan punggung Alice.
“Maaf, gak sengaja,” jawab Alice dengan mata menatap Dave dan sebelah tangan yang mengelus dadanya pelan. Menghilangkan rasa panas yang menjalar. Dalam hati dia mengutuk Dave yang malah tertawa melihatnya.
“Senang?” sindir Alice ketika rasa panasnya sudah mulai mereda.
Dave hanya tersenyum kecil dan menatap Alice dengan wajah menahan tawa. “Kamu bukannya gadis absurd yang pernah meminta uang padaku dengan alasan karena aku menabrakmu, kan?” tanya Dave dengan bibir yang masih menahan tawa.
“Gak disangka, ternyata kamu anak tunggal keluarga Pranata,” tambah Dave membuat Alice semakin malu karena ucapan Dave.
“Hah? Alice, kamu pernah seperti itu?” tanya Dara dengan wajah tidak percaya.
Alice menghembuskan napas pelan dan menatap keduanya tanpa minat. “Sudalah, aku tidak mau mengingat itu,” ucapnya segera bangkit dan keluar dari cafe tersebut.
Dave yang melihat hanya mengulum senyum dan menatap Dara dengan senyum manis.
“Maaf, aku rasa aku harus kembali. Sampai ketemu lagi, Dave,” ujar Dara dengan senyum sumringah dan pergi.
Dave yang melihat hanya mengangguk mengiyakan ucapan Dara. Dia kembali mengunyah makanan masih tersisa.
_____
Bara meneliti tiap surat yang masuk ke dalam emailnya dan mengecek satu per satu dokumen dengan teliti. Dia bahkan lupa dengan makan siang yang belum tersentuh sama sekali. Pikirannya masih fokus ingin mengetahui semua yang ada di kantor tersebut.
“Kenapa begitu banyak kecurangan di perusahaan ini?” gumam Bara dengan kening berkerut.
Dia mulai mengecek satu per satu laporan yang diletakan di ruangannya dan mulai menemukan kecurangan dalam pemasukan barang. Namun, dia hanya diam dan tetap menyembunyikan kebenaran tersebut. Bagaimana pun dia harus tetap berprilaku selayaknya pegawai baru yang tidak tahu apa pun. Dia masih harus sabar dan tidak tergesa-gesa dalam pengambilan keputusan.
Bara mengalihkan pandangannya dari tumpukan berkas dan menatap jam kecil yang ada di dekat meja yang sudah menunjukan pukul 12.50. Sekarang dia baru merasakan lapar yang melanda.
“Aku rasa aku harus beristirahat,” ujar Bara yang langsung bangkit dan keluar dari ruangan.
Bara masih melangkah dengan wajah datar dan mengabaikan pandangan ramah dari beberapa karyawan yang kebetulan lewat. Sampai ponselnya begetar, menandakan ada pesan masuk yang langsung dibuka olehnya. Rika. Bara masih asyik mengetikan beberapa kalimat dan siap mengirim ketika seseorang datang dari gang yang baru dilewati Bara dan...
Brugh
Gadis tersebut menabrak Bara dan membuatnya terjatuh. Dikuti dengan sang pelaku yang juga jatuh di dadanya.
“Aww,” ringis Bara menahan sakit di pergelangan tangannya karena menahan agar tidak jatuh, meski nyatanya mereka berdua masih jatuh di lantai yang sama
Alice yang melihat Bara meringis kesakitan langsung tersadar dan segera bangkit. Dia menata Bara dengan pandangan bingung.
“Kamu kenapa? Ada yang sakit?” tanya Alice dengan wajah panik. Tidak ada seorang pun yang melewati ruangan mereka karena lantai teratas hanya ditempati oleh Alice, Bara dan juga beberaa manager lainnya.
Alice yang menatap Bara semakin merasakan sakit hanya berjalan ke sana kemari dengan wajah cemas dan bingung apa yang harus dilakukan. Dia bahkan lupa untuk menolong Bara yang masih duduk di lantai.
Bara membuka matanya dan menatap Alice dengan wajah kesal. “Hey, tenanglah,” ucap Bara dengan bibir menahan sakit.
Alice berhenti dan menatap Bara dengan wajah diselimuti perasaan berkecambuk. “Kam..kamu..kamu terluka,” ucapnya gagap.
Bara menghela napas perlahan dan menatap Alice kesal. “Kamu begitu tidak akan membantuku sama sekali. Lebih baik bantu aku bangkit,” celetuk Bara kesal.
Alice yang sadar langsung menolong Bara dan mendudukan pria tersebut di kursi tunggu. Bara masih meringis merasakan tangannya yang terasa ngilu.
“Terus, gimana?” tanya Alice benar-benar blank.
Bara yang mendengar menatap tidak percaya. Apa gadis di hadapannya ini akan bisa menjadi seorang kepala cabang? Melihatnya saja dia tidak yakin.
“Kamu bisa ke ruanganku dan ambil kunci mobil di laci meja kerja,” perintah Bara dengan wajah menahan luka.
“Untuk apa?” tanya Alice bingung.
Bara menghela napas dan menatap Alice dengan pandangan dingin. “Kamu masuk dan ambil. Setelah itu antar aku ke rumah sakit. Aku mau memeriksakan kondisiku sekarang. Ngerti?” jelas Bara dengan kekesalan yang sudah meningkat.
Alice yang mendengar segera melaksanakan perintah Bara dan membawa pemuda tersebut ke rumah sakit terdekat. Sesekali menatap Bara yang sudah merasa lebih baik.
Kenapa selalu saja ada masalah setiap bertemu dengannya, batin Alice merasa bersalah.
_____
“Dok, bagimana keadaannya?” tanya Alice ketika seorang dokter sudah memeriksa keadaan Bara.
Bara yang berada di sebelah Alice hanya menatap dengan kening berkerut. Kenapa gadis tersebut jauh lebih penasaran dari pada dirinya? Rasanya aneh ketika dia mendapatkan perhatian dari seseorang yang bukanlah Rika. Namun, Bara tidak mengatakan apa pun dan hanya diam di sebelah Alice.
“Dia tidak mengalami luka parah. Tangannya hanya terkilir, itu sebabnya dia harus beristirahat selama beberapa hari,” jelas dokter tersebut sembari merobek kertas yang sejak tadi dicoretnya. “Kalian bisa menebus resep obat ini di apotik rumah sakit,” jelasnya dan langsung menyodorkan kertas tersebut.
Alice langsung menerimanya dan menatap semangat. Bara hanya menggeleng tidak percaya dengan tingkah Alice dan segera pamit. Setelahnya dia segera keluar diikuti Alice yang sudah menutup pintu.
“Di mana kamu tinggal?” tanya Alice menatap Bara yang hanya diam dan melangkah ke apotik rumah sakit.
“Di apartemen,” jawab Bara singkat.
“Kamu tinggal bersama Randy dan Rika?” tanya Alice dengan tatapan menyelidik.
“Sendiri.”
Alice yang mendengar langsung tersenyum dan langsung menghadang Bara yang masih melangkah, membuat langkah pemuda tersebut terhenti. Keningnya berkerut bingung melihat tingkah Alice yang tampak tidak dewasa sama sekali.
“Pas. Karena kamu masih sakit dan tidak mungkin melakukan kegiatan rumah, aku akan menginap di rumahmu sampai kamu sembuh,” ucap Alice dengan wajah ceria.
“Apa?” teriak Bara dengan wajah tidak percaya. Alice yang mendengar hanya diam dan mengerlingkan sebelah mata. Setelah itu dia kembali melangkah dan menuju apotik rumah sakit dengan wajah begitu ceria. Mengabaikan wajah tidak percaya Bara.
Bara yang mendengar menggeleng tidak percaya. “Dasar cewek sinting,” gerutunya dengan kepala menggeelng beberapa kali.
_____
💞💞💞💞
Jangan lupa tinggalkan like, comment, tambah ke favorit dan vote Kim ya.
Jangan lupa juga baca cerita Kim yang berjudul “Wedding With My Lecturer”. Jangan lupa tinggalkan like, comment, tambah ke favorit dan vote Kim.
Selamat membaca sayangkuh.
See you next time
💞💞💞💞
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Rita
Bara lgsg shock😂😂😂
2023-04-02
0
Sutiah
mudah"an jodoh
2020-03-19
0
Wanti agustin
ya tuhan tebarkanlah benih cinta d antara bara dan alice.....hhh
2020-03-03
0