Relationship Goals

Relationship Goals

Bagian 1_Bara Pradipta

Seorang pria dengan rambut dicukur undercut tengah melangkah melewati penuh sesak orang di bandara. Celana jeans dipadu dengan kaos ketat tampak serasi membalut tubuhnya yang memang tampak kekar. Matanya menatap jalanan dengan pandangan dingin dan segera melangkah mendekati pintu keluar bandara. Sesekali melemparkan lirikan mencari seseorang yang dikenalnya.

“Om Bara,” teriak seorang anak kecil yang terdengar begitu dekat.

Bara yang merasa namanya dipanggil segera mencari ke asal suara. Matanya menatap dua orang dewasa dan satu anak kecil yang tengah berdiri di antara mereka tengah melambai ke arahnya. Wajah datar yang sejak tadi ditunjukan perlahan berubah. Ada senyum tipis yang tercetak di bibirnya. Sangat tipis hingga tidak ada orang yang bisa melihatnya.

Bara segera melangkah mendekati kakaknya yang sudah tampak begitu antusias. Langkahnya semakin cepat ketika dilihat kakaknya juga ikut mendekatinya. Setelah sampai di depannya, Bara segera menjabat tangan kedua kakaknya dan menatap keponakannya dengan tampang gemas.

“Morning, kecil. Gimana kabarnya?” sapa Bara dengan wajah yang masih tampak kaku.

“Jelas, dong. Makanya sekarang Gibran ada di sini. Jemput Om Bara,” jawab anak kecil berusia enam tahun tersebut.

Bara hanya terkekeh kecil dan menatap kakaknya yang sudah memandang dengan air mata menggenang di pelupuk mata. “Kakak kenapa nangis?” tanya Bara dengan pandangan hangat.

Rika yang mendegar segera menghapus air matanya dan menggeleng pelan. “Aku hanya merasa bahagia dengan kelulusan kamu kali ini. Aku benar-benar bangga,” ucap Rika yang langsung memeluk Bara erat.

Bara menghela napas dan memeluk kakaknya lembut. Dia merasa bahagia bisa bertemu dengan keluarga kecil kakaknya yang ternyata benar-benar bahagia. Randy menjaga kakaknya dengan begitu baik.

“Maaf, saat kamu wisuda kakak tidak bisa datang,” ujar Rika penuh penyesalan.

Bara tersenyum dan mengangguk. “Tidak masalah. Aku tahu kondisi kehamilan kakak yang kedua tidak memungkinkan untuk datang ke sana,” ucap Bara yang langsung melepaskan pelukannya, menatap kakaknya dengan senyum menenangkan. Matanya menatap perut buncit Rika yang sudah semakin membesar dan tinggal menunggu waktu saja.

“Selamat untuk kelulusanmu, Bara,” ucap Randy yang sejak tadi dilupakan.

Bara yang disapa segera menatap ke arah Randy dan tersenyum. “Terima kasih, Kak. Terima kasih karena sudah menjaga mereka selama ini.”

Randy menepuk pelan pundak Bara dan mengangguk. “Aku pasti menjaga mereka. Mereka jauh lebih penting dari apa pun.”

Bara yang mendengar langsung menganguk dan tersenyum. Matanya masih menatap Rika yang bergelanyut manja di lengannya. Hatinya benar-benar menghangat melihat begitu besar rasa cinta Randy untuk kakaknya.

“Kalau begitu, ayo kita pulang. Kakakmu akan menyiapkan makanan spesial untuk menyambut kedatanganmu,” ajak Randy.

Bara mengangguk dan kembali mengikuti langkah kakak iparnya yang sudah melangkah bersama dengan Gibran, putra pertama Randy dan Rika. Dalam hati Bara benar-benar merasa tenang. Setidaknya keputusannya untuk mengatakan kebenaran kepada Randy bukanlah hal yang salah.

“Kakak bahagia dengan Randy?” tanya Bara sembari menatap kakaknya yang masih berjalan di dekatnya.

Rika yang ditanya mengangguk dan tersenyum. “Tentu. Aku sangat bahagia. Terima kasih karena kamu sudah mengatakan semuanya kepada Randy. Aku tidak tahu jika dulu aku masih tetap kekeh dengan pendirianku, akan jadi apa kehidupanku dan Gibran nantinya.”

Bara mengelus puncak kepala kakaknya dan tersenyum manis. “Aku cukup bahagia melihat keluarga kecil Kakak selalu bahagia,” ucap Bara tulus dan melangkah menyusul Randy dan Gibran yang suda semakin jauh.

*****

Setelah sampai di rumah Randy, Bara segera meletakan tasnya di lemari yang sudah disiapkan. Kamar yang sama yang selalu digunakan ketika dia kembali dari study-nya. Dia langsung membersihkan diri dan segera keluar. Dia tahu, kakaknya masih sibuk memasak di dapur. Padahal dia yakin, kandungan Rika sudah mencapai usia delapan atau bahkan sembilan dan tinggal menunggu hari kelahiran anak ke dua.

Bara menuruni tangga dan menuju ke dapur. Tampak di sana Rika tengah sibuk dengan penggoreng dan beberapa alat masak yang lain. Kakinya segera melangkah mendatangi kakaknya dan menatap dengan pandangan lekat.

“Kakak sudah hamil besar kenapa malah memasak?” tanya Bara yang sudah berada di belakang Rika.

Rika yang mendengar langsung membalikan tubuhnya dan menatap Bara yang tengah berdiri di kusen pintu. “Kakak harus menyambut kedatangan kamu dan sebagai ucapan syukur karena kamu sudah lulus dengan nilai yang sangat bagus,” ucap Rika dengan wajah berseri begitu bahagia. Bahkan, sejak mendengar kepulangan adiknya, dia sudah begitu bahagia.

Bara hanya terkekeh kecil dan menatap kakaknya dengan pandangan tidak percaya. “Kak, kamu tidak perlu memperhatikanku begitu besar. Aku tidak butuh penyambutan atau perayaan ini. Aku senang melihatmu bahagia dan itu sudah cukup,” ujar Bara yang memang tidak suka dengan pesta atau apa pun bentuknya.

“Kenapa memangnya? Kamu malu kakak memperhatikanmu? Aku kira kamu masih anak kecil yang selalu merengek meminta permen sama kakak,” sahut Rika dengan bibir mengulum senyum.

Bara yang mendegar berdecak kesal dan menatap kakaknya tajam. “Jangan ingatkan aku tentang itu, Kak. Aku sudah cukup dewasa. Aku bahkan sudah menjadi seorang Master,” kata Bara mulai membanggakan diri sendiri.

Rika yang mendengar semakin terkikik melihat kelakuan adiknya. Rika melangkah dan mengacak rambut adiknya pelan, membuat rambut yang tertata rapi menjadi sedikit berantakan. Matanya menatap tajam ke arah Bara dan tersenyum lembut.

“Tetapi kakak penasaran, kapan pria yang bahkan sudah menyelesaikan study-nya di Jepang sampai strata dua ini akan datang mengenalkan kekasihnya?” tanya Rika dengan mata menatap adiknya.

Wajah ceria yang sempat ditunjukan Bara langsung berubah menjadi muram. Senyumnya menghilang berganti dengan wajah datar dan tatapan tidak suka. “Kak, kita pernah membahas masalah ini. Kakak tau apa pun yang....

“Bara,” potong Rika dengan suara yang masih tetap melembut, “kamu harus melupakan masa lalu, Bara. Kamu harus mulai menata hidupmu kembali. Tidak semua wanita sama. Buktinya Kakak tidak meninggalkanmu sama sekali,” kata Rika menyadarkan adiknya dengan dunia yang sudah berbeda. Menghilangkan semua pikiran buruk adiknya tentang wanita.

Bara menatap Rika dengan pandangan tajam dan terkesan menusuk. “Kakak berbeda. Kakak memiliki nasib yang sama denganku. Kita sama-sama ditinggalkan oleh ibu yang tidak berhati dan ayah yang tidak berotak. Kita sama-sama menderita. Itu sebabnya kita mampu saling menyayangi dan Kakak adalah malaikat dalam hidupku,” jelas Bara masih kekeh dengan perasaannya.

Rika menghela napas pelan dan mengelus adiknya. “Itu sebabnya, carilah wanita yang bisa menjadi seperti kakak. Mampu merasakan luka dan juga kabahagiaanmu. Carilah wanita yang membuatmu merasa nyaman dengan semua sikapmu. Kakak yakin, ada wanita yang bisa membuatmu merasakan bagaimana indahnya cinta, Bara.”

Bara menghela napas panjang dan menatap kakaknya dengan pandangan melembut. “Kak, Bara tidak mau membahas masalah ini lagi. Bara cukup senang hidup sendiri dan yang pasti, jika ada wanita seperti yang Kakak katakan, Bara adalah orang pertama yang akan pergi sejauh mungkin,” ucap Bara dan langsung pergi dari dapur. Dia enggan berdebat dengan Rika dan jauh memilih menghindar.

Rika yang melihat adiknya menjauh hanya menghela napas panjang dan menatap Bara sampai tidak terlihat lagi. “Mama telah meninggalkan trauma yang dalam sama Bara, ma,” keluh Rika dengan perasaan bercampur aduk.

*****

Terpopuler

Comments

Rita

Rita

nyimak

2023-04-02

1

Yuni Verro

Yuni Verro

kasihan bara semoga dia bisa lupa dengan trauma nya

2022-06-22

0

~¥^D^~

~¥^D^~

aq mampir

2021-06-10

0

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1_Bara Pradipta
2 Bagian 2_Alice Surya Pranata
3 Bagian 3_Dave Wijaya
4 Bagian 4_Pertemuan
5 Bagian 5_Bara Menyebalkan
6 Bagian 6_Ingin Membuang
7 Bagian 7_Bara Terluka
8 Bagian 8_Tinggal Serumah
9 Bagian 9_Mengacau
10 Bagian 10_Penasaran
11 Bagian 11_Tentang Bara
12 Bagian 12_Mendekati Bara Perlahan
13 Bagian 13_Cinta Pertama
14 Bagian 14_Taman Bermain
15 Bagian 15_Perasaan Berbeda
16 Bagian 16_Rencana Perjodohan
17 Bagian 17_Aku Menerimanya
18 Bagian 18_Makan Malam Bersama
19 Bagian 19_Kabar Perjodohan
20 Bagian 20_Jalan Bersama
21 Bagian 21_Jangan Terlalu Memperhatikanku
22 Bagian 22_Sosok Masa Lalu
23 Bagian 23_Ketakutan
24 Bagian 24_Cerita Kelam
25 Bagian 25_Siapa Dia?
26 Bagian 26_Rencana Jahat
27 Bagian 27_Cemburu
28 Bagian 28_Merasa Kesal
29 Bagian 29_Rasa
30 Bagian 30_Tragedi
31 Bagian 31_Lindungi Dia, Tuhan
32 Bagian 32_Penyelamatan
33 Bagian 33_Bara!
34 Bagian 34_Because, I Love You
35 Bagian 35_You're My Mine
36 Bagian 36_Restu Untukmu
37 Bagian 37_Hubungan Baru
38 Bagian 38_Belum Saatnya
39 Bagian 39_Penasaran
40 Bagian 40_Mau Dilamar?
41 Bagian 41_Akan Menikahinya
42 Bagian 42_Memang Bukan Jodoh
43 Bagian 43_Ketemu Pacar
44 Bagian 44_Aku Mencintai Anak Anda
45 Bagian 45_Will You Marry Me, Alice?
46 Bagian 46_Hari Lamaran
47 Bagian 47_Terasa Sakit
48 Bagian 48_Tidak Bisakah Kamu Kembali?
49 Bagian 49_Tamu Mengejutkan
50 Bagian 50_Apa yang Sebenarnya Terjadi?
51 Bagian 51_Kita Harus Memulai Hidup Baru
52 Bagian 52_Keputusan Alice
53 Bagian 53_Stay with Me
54 Bagian 54_Berdamai dengan Masa Lalu
55 Bagian 55_Bersyukur Memilikimu
56 Bagian 56_Pelukan Pertama
57 Bagian 57_Kabar Menggembirakan
58 Bagian 58_Melamar Untuk Kedua Kalinya
59 Bagian 59_Kebahagiaan dan Kepedihan
60 Bagian 60_Perselisihan
61 Bagian 61_Awal Hubungan Baik
62 Bagian 62_Wedding Day
63 Bagian 63_Beralih Status
64 Bagian 64_Malam Paling Mendebarkan
65 Bagian 65_Mau Mengulangnya?
66 Bagian 66_Bisa Kita Bicara?
67 Bagian 67_Mau Mencoba Berpacaran?
68 Bagian 68_Gagal Ke Kantor
69 Bagian 69_Paket Honeymoon
70 Bagian 70_Paket Honeymoon 2
71 Bagian 71_Masa Lalu
72 Bagian 72_Kebahagiaan Kecil
73 Bagian 73_Jadikan Dia Mamamu
74 Bagian 74_Sosok yang Kembali
75 Bagian 75_Tidak Masalah, kan?
76 Bagian 76_Terakhir Bersama
77 Bagian 77_Keputusan Dave
78 Bagian 78_Dia Calon Istriku
79 Bagian 79_Bagaimana Kalau Menikah?
80 Bagian 80_Apa Dia Hamil?
81 Bagian 81_Mau Menikah?
82 Bagian 82_Sebuah Keseriusan
83 Bagian 83_Perasaan Cemas
84 Bagian 84_Sebuah Keikhlasan
85 Bagian 85_Berusaha Melindungi
86 Bagian 86_Takut Kehilangan
87 Bagian 87_Daddy?
88 Bagian 88_Mulai Tumbuh
89 Bagian 89_Benar Cinta
90 Bagian 90_Perasaan Haru
91 Bagian 91_Terpaksa Merestui
92 Bagian 92_Kebahagiaan
93 Bagian 93_Menjelang Hari Pernikahan
94 Bagian 94_Hari Bahagia
95 Bagian 95_Malam Mendebarkan
96 Bagian 96_Perubahan Dave
97 Bagian 97_Sejak Kapan Mesum?
98 Bagian 98_Jaga Dia
99 Bagian 99_Selamat Datang, Sayang
100 Bagian 100_Keluarga Baru
101 Bagian 101_Kisah Kita
102 EXTRA PART
103 EXTRA PART 2
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Bagian 1_Bara Pradipta
2
Bagian 2_Alice Surya Pranata
3
Bagian 3_Dave Wijaya
4
Bagian 4_Pertemuan
5
Bagian 5_Bara Menyebalkan
6
Bagian 6_Ingin Membuang
7
Bagian 7_Bara Terluka
8
Bagian 8_Tinggal Serumah
9
Bagian 9_Mengacau
10
Bagian 10_Penasaran
11
Bagian 11_Tentang Bara
12
Bagian 12_Mendekati Bara Perlahan
13
Bagian 13_Cinta Pertama
14
Bagian 14_Taman Bermain
15
Bagian 15_Perasaan Berbeda
16
Bagian 16_Rencana Perjodohan
17
Bagian 17_Aku Menerimanya
18
Bagian 18_Makan Malam Bersama
19
Bagian 19_Kabar Perjodohan
20
Bagian 20_Jalan Bersama
21
Bagian 21_Jangan Terlalu Memperhatikanku
22
Bagian 22_Sosok Masa Lalu
23
Bagian 23_Ketakutan
24
Bagian 24_Cerita Kelam
25
Bagian 25_Siapa Dia?
26
Bagian 26_Rencana Jahat
27
Bagian 27_Cemburu
28
Bagian 28_Merasa Kesal
29
Bagian 29_Rasa
30
Bagian 30_Tragedi
31
Bagian 31_Lindungi Dia, Tuhan
32
Bagian 32_Penyelamatan
33
Bagian 33_Bara!
34
Bagian 34_Because, I Love You
35
Bagian 35_You're My Mine
36
Bagian 36_Restu Untukmu
37
Bagian 37_Hubungan Baru
38
Bagian 38_Belum Saatnya
39
Bagian 39_Penasaran
40
Bagian 40_Mau Dilamar?
41
Bagian 41_Akan Menikahinya
42
Bagian 42_Memang Bukan Jodoh
43
Bagian 43_Ketemu Pacar
44
Bagian 44_Aku Mencintai Anak Anda
45
Bagian 45_Will You Marry Me, Alice?
46
Bagian 46_Hari Lamaran
47
Bagian 47_Terasa Sakit
48
Bagian 48_Tidak Bisakah Kamu Kembali?
49
Bagian 49_Tamu Mengejutkan
50
Bagian 50_Apa yang Sebenarnya Terjadi?
51
Bagian 51_Kita Harus Memulai Hidup Baru
52
Bagian 52_Keputusan Alice
53
Bagian 53_Stay with Me
54
Bagian 54_Berdamai dengan Masa Lalu
55
Bagian 55_Bersyukur Memilikimu
56
Bagian 56_Pelukan Pertama
57
Bagian 57_Kabar Menggembirakan
58
Bagian 58_Melamar Untuk Kedua Kalinya
59
Bagian 59_Kebahagiaan dan Kepedihan
60
Bagian 60_Perselisihan
61
Bagian 61_Awal Hubungan Baik
62
Bagian 62_Wedding Day
63
Bagian 63_Beralih Status
64
Bagian 64_Malam Paling Mendebarkan
65
Bagian 65_Mau Mengulangnya?
66
Bagian 66_Bisa Kita Bicara?
67
Bagian 67_Mau Mencoba Berpacaran?
68
Bagian 68_Gagal Ke Kantor
69
Bagian 69_Paket Honeymoon
70
Bagian 70_Paket Honeymoon 2
71
Bagian 71_Masa Lalu
72
Bagian 72_Kebahagiaan Kecil
73
Bagian 73_Jadikan Dia Mamamu
74
Bagian 74_Sosok yang Kembali
75
Bagian 75_Tidak Masalah, kan?
76
Bagian 76_Terakhir Bersama
77
Bagian 77_Keputusan Dave
78
Bagian 78_Dia Calon Istriku
79
Bagian 79_Bagaimana Kalau Menikah?
80
Bagian 80_Apa Dia Hamil?
81
Bagian 81_Mau Menikah?
82
Bagian 82_Sebuah Keseriusan
83
Bagian 83_Perasaan Cemas
84
Bagian 84_Sebuah Keikhlasan
85
Bagian 85_Berusaha Melindungi
86
Bagian 86_Takut Kehilangan
87
Bagian 87_Daddy?
88
Bagian 88_Mulai Tumbuh
89
Bagian 89_Benar Cinta
90
Bagian 90_Perasaan Haru
91
Bagian 91_Terpaksa Merestui
92
Bagian 92_Kebahagiaan
93
Bagian 93_Menjelang Hari Pernikahan
94
Bagian 94_Hari Bahagia
95
Bagian 95_Malam Mendebarkan
96
Bagian 96_Perubahan Dave
97
Bagian 97_Sejak Kapan Mesum?
98
Bagian 98_Jaga Dia
99
Bagian 99_Selamat Datang, Sayang
100
Bagian 100_Keluarga Baru
101
Bagian 101_Kisah Kita
102
EXTRA PART
103
EXTRA PART 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!