Dave menuruni tangga rumah dan langsung melangkah mendekati mamanya yang tengah asyik menonton acara televisi. Senyum merekah di bibir Renita kala matanya menatap putra semata wayangnya sudah datang dengan pakaian rapi. Rasanya baru kemarin dia melihat Dave berlari seperti anak kecil dan meminta mainan. Namun, sekarang anaknya sudah tumbuh seperti pria dewasa yang penuh dengan rasa tanggung jawab.
“Anak Mama sudah siap ketemu calon istri,” ujar Renita dengan senyum menggoda.
Dave tersenyum sekilas dan menatap mamanya lekat. “Mama yakin jika Alice menerima perjodohan ini?” tanya Dave sembari berpikir mengenai kedekatan Alice dan Bara yang pernah dilihatnya.
Renita mengangguk dan menggenggam jemari Dave lembut. “Dia menerimanya, sayang. Dia itu sepertinya anak yang baik. jika melihat dari foto yang dibawa Galuh, dia juga cantik. Jadi mama gak keberatan jika kamu degannya. Mama akan sangat senang kalau kalian benar-benarakan berjodoh nantinya,” ujar Renita mengungkapkan apa yang ada dalam hatinya. Selain itu, dia juga merasa senang karena dengan begitu, Dave akan melupakan Rensi.
“Dia memang anak yang cantik dan juga baik. Dia ramah dan juga mudah bergaul,” jelas Dave sembari mentap Renita, “setidaknya itu yang Dave tangkap dari dua kali pertemuan,” imbuh Dave dengan senyum sumringah.
Rensi hanya mengangguk mendengar deskripsi mengenai Alice dari anaknya. Mataya menatap kebahagiaan yang tidak pernah dijelaskan kepadanya sama sekali. Membuatya tidak mengerti dengan keinginan anaknya sama sekali.
Dave menghela napas dan menatap mamanya lembut. “Ma, Dave pergi dulu ya,” pamit Dave segera menyalami anaknya.
“Ah iya, cepat pergi. Nanti kamu terlambat ke acara makan malam dengan Alice,” ujar Renita baru sadar jika dia sudah menyuruh Dave untuk menemui Alice.
Dave mengangguk dan mencium lembut kening mamanya. “Jangan tidur terlalu malam,” peringat Dave dan mendapat anggukan.
Dave segera melangkah keluar rumah, meninggalkan mamanya yang masih tetap menatapnya. Renita mengulas senyum ketika mendengar suara mobil anaknya mulai meninggalkan halaman rumah.
Renita menghela napas dan kembali fokus menatap tayangan televisi. “Aku harap dengan begini kamu bisa melupakan Rensi, sayang,” ucap Renita yang tidak tahu kebenaran mengenai alasan hubungan Rensi dan Dave yang sudah kandas.
_____
Alice menghela napas ketika mobil yang ditumpanginya berhenti tepat di depan pintu masuk cafe. Wajahnya menatap nanar pria yang sudah duduk di bangku dekat dengan jendela. Dave dengan pakaian rapi yang masih membuat hatinya merasa ragu. Dia mencintai Bara, tetapi dia juga tidak yakin jika cintanya akan mendapat jawaban. Bukan hanya itu, Alice yakin jika dia menolak pria pilihan orang tuanya, akan ada kekecewaan dalam hati kedua orang tuanya. Meski tidak diucapkan sama sekali.
Alice menghela napas keras dan segera turun dari mobil. “Demi mama dan papa,” ucapnya menguatkan.
Alice segera melangkah memasuki cafe tersebut dan melihat Dave yang sudah menatapnya. Senyumnya terukir ketika melihat Dave juga melemparkan senyum kepadanya. Rasanya tidak terlalu buruk untuk kesan pertama. Alice hanya merasa Dave seperti biasa. Teman.
“Hai,” sapa Dave dengan wajah canggung.
Alice yang melihat langsung tertawa kecil dan duduk di depan Dave. “Dave, jangan terlalu canggung seperti itu. Aku jadi aneh melihatnya,” ucap Alice masih dengan mengulum senyum.
Dave yang mendengar menghela napas perlahan dan menatap Alice lebih santai. “Kamu tahu? Aku pikir kamu datang dan akan mengamuk denganku, Alice. Tetapi, untungnya tidak. Aku jadi lega,” oceh Dave dengan senyum lebar.
Alice yang mendengar mengerutkan kening heran. “Kenapa?” tanya Alice penasaran.
“Karena aku menerima perjodohan denganmu,” jawab Dave cepat.
“Maksudnya?” Alice semakin tidak mengerti dengan arah pembicaraan Dave. Untuk apa dia mengamuk dan memarahi Dave?
Dave menatap Alice lekat. “Bukannya kamu berpacaran dengan Bara?” Dave malah balik bertanya.
Alice yang mendengar tersenyum tipis dan menggeleng pelan. “Bukan. Aku sudah pernah katakan jika dia hanya partner untukku. Tidak ada hubungan lain selain itu,” sanggah Alice pelan.
Setidaknya sebelum aku mengikhlaskan hatiku dan memilihmu, dia adalah orang yang aku cintai, batin Alice tanpa mau mengatakannya.
“Benarkan?” kata Dave dengan senyum semakin lega. “Sykurlah. Setidaknya aku tidak akan merusak hubunganmu dengannya.”
Alice menggeleng. “Tidak.”
Dave yang mulai sadar dari perbincangannya menepuk pelan kening, membuat Alice menatap dengan kening berkerut. Tanpa mengatakan apa pun, Dave melambaikan tangan untuk memanggil salah satu waithers.
“Pilih menu yang kamu mau, aku tidak tahu apa kesukaanmu,” ucap Dave sembari menyodorkan menu makanan ke arah Alice.
Alice tersenyum dan mengambil menu tersebut. Dia memilih makanan yang disukainya dan mengembalikannya kembali, waithers yang melayani sudah mencatat menu makanan yang dipesan dan kembali ke tempatnya.
“Kamu tidak suka see food?” tanya Dave sembari menatap Alice lekat.
Alice menggeleng. “Aku alergi dengan sea food. Aku jauh suka memakan salad atau apa pun selain see food,” jelas Alice mencoba memberitahukan mengenai dirinya.
Dave yang mendengar mengangguk. “Setidaknya malam ini aku bisa mengetahui salah satu dari apa yang tidak kamu suka,” celetuk Dave membuat Alice tersenyum.
“Mungkin lain kali kamu akan mengatakan semua yang kamu suka dan tidak kamu suka,” imbuh Dave dengan senyum manis yang tampak begitu tulus.
Alice mengangguk. “Tentu saja. Aku juga penasaran dengan apa yang kamu suka dan apa yang tidak kamu suka. Lain kali kita bisa salin mengenal,” sahut Alice dengan senyum tipis.
Dave mengangguk. “Setidaknya sebelum aku menikah denganmu, aku akan mengatahui semuanya.” Setelah mengatakan itu, Dave tersenyum penuh arti ke arah Alice yang mengangguk setuju.
_____
“Aku alergi dengan sea food. Aku jauh suka memakan salad atau apa pun selain see food.”
Bara mendengar suara yang menurutnya familiar dan hanya mengabaikan begitu saja. Dia kembali memasang headset dan sibuk dengan urusan sendiri. Dia tidak terlalu peduli dengan urusan orang lain.
Bara masih asyik memainkan ponsel ketika seorang waithers datang membawa pesanannya. Bara hanya menatap sekilas ke arah waithers yang sudah tersenyum ke arahnya dan segera bangkit. Bara mengabaikan beberapa pasang mata yang memang sejak tadi memperhatikannya lekat.
Bara menyimpan headset-nya dan hendak pergi ketika mendengar percakapan dua orang yang menarik perhatiannya. Bara menatap ke asal suara dan mengerutkan kening. Dia melihat Dave, pria yag ditemuinya beberapa hari lalu tengah bersama dengan...
Alice?, batin Bara penuh tanya.
“Setidaknya sebelum aku menikah denganmu, aku akan mengatahui semuanya,” ucap Dave membuat Bara diam seketika.
Bara hanya menampilkan wajah datar tanpa menunjukan apa yang tengah dirasakannya. Matanya beralih menatap jalanan dan kembali melangkah keluar cafe. Bara sudah tidak peduli dengan apa yang tengah dibicarakan antara Dave dan Alice.
“Kamu sudah mendapat pengganti Randy. Jadi setidaknya sekarang kamu tidak akan mengganggu keluarga Rika,” ujar Bara merasa kesal dengan sendirinya. Dia bahkan melajukan mobil dengan cepat agar segera sampai ke apartemennya. Bara masih saja menyangkal perasaannya dengan Alice. Baginya, dalam hidup tidak akan ada cinta.
_____
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Yulia Megawati
terlalu gengsi kau bara ,mengabaikan hati mu sendiri..rasany sakitttt
2020-12-31
0
Idha Winarsih
hembz....
bagus thor 👍
2020-04-16
1
Sutiah
bara sakit sendiri kamu nanti
2020-03-19
0