Bagian 12_Mendekati Bara Perlahan

Setelah mendengar semua mengenai Bara dari Rika, Alice segera kembali ke apartemen Bara dengan segudang rencana meluluhkan sifat dingin seorang Bara.

Kami sudah ditnggalkan orang tua kamu sejak kecil, Alice. Aku yang membiayai kehidupan kamu berdua. Orang tua kami bukan mati. Mereka meninggalkan kami ketika dalam masa sulit. Bukan juga untuk berjuang. Mama kami pergi dengan kekasihnya dan sampai sekarang dia tidak pernah terlihat wujudnya. Kami bahkan tidak tahu beliau masih hidup atau sudah meninggal. Sedangkan papa kami juga ikut pergi begitu saja. Mereka meninggalkan kami dalam kesulitan.

Itu sebabnya Bara menjadi pria dingin. Dia tidak ingin merasa nyaman dan juga cinta kepada siapa pun. Dia ingin tetap sendiri. Dia menganggap semua wanita sama dengan mama. Hanya ada ketika kita berada di atas dan akan pergi ketika kita mulai berada di bawah. Dia mengatakan, tidak akan ada yang tahu mengenai penderitaannya.

Penjelasan Rika masih terngiang dalam pikirannya. Dengan langkah pasti, dia langsung melangkah menuju ke apartemen Bara. Karena dia sudah tahu password apartemen tersebut, Alice langsung saja menekannya dan masuk.

Alice melangkah mendekat dan menemukan Bara tengah tertidur di ruang tamu dengan badan meringkuk dan televisi menyala. Tangannya masih diperban karena memang dokter yang menyarankan.

Alice menatap Bara dengan senyum dan menatap tajam. “Kamu juga memiliki penderitaan yang sama ternyata,” ucap Alice dengan senyum menawan.

Alice mengabaikan pikirannya dan mengusap lembut puncak kepala Bara. “Harusnya kamu berdamai dengan masa lalu, Bara. Bukannya malah terpaku dengan masa itu. Masa di mana kamu merasakan kepedihan,” gumam Alice lembut.

“Pasti sulit ya menghilangkannya?” lanjut Alice diiringi helaan napas pelan.

Dia baru saja hendak melepaskan usapannya ketika Bara membuka mata. Mata sendu pria tersebut menatap Alice yang langsung terpaku di hadapnanya. Dia bahkan tidak sadar jika tangannya maish berada di puncak kepala Bara.

“Alice,” panggil Bara pelan dan masih menatap mata biru terang Alice. “Kamu ngapain?” tanya Bara ketika dia sadar tangan Alice di kepalanya. Matanya melirik dan memberikan sinyal kepada Alice untuk segera menarik tangannya.

Alice yang sadar langsung menariknya dan tersenyum kecil. “Maaf, aku hanya penasaran dengan rambutmu. Sepertinya terlihat begitu lembut,” jawab Alice sekenanya. Jantungnya berdegup sangat cepat ketika Bara masih memperhatikannya lekat.

Bara menghela napas perlahan dan bangkit. Dia hanya diam dan mulai melangkah ke dapur, membuat Alice menatap bingung. Alice yang melihat langsung mengerutkan kening dan mengikuti langkah Bara.

“Kamu mau ngapain?” tanya Alice ketika melihat Bara yang memasuki dapur.

“Masak,” jawab Bara singkat.

Alice yang mendengar menghela napas perlahan dan menarik tangan Bara. “Hari ini aku mau mengajakmu makan di luar. Ayolah, aku mohon,” ucap Alice dengan tatapan memohon.

Bara mengerutkan kening dan menatap datar. “Aku tidak mau. Kalau kamu mau makan di luar, makan sendiri saja.”

“Ayolah, Bara. Aku mau makan di luar. Di seberang jalan sedang ada promo,” rengek Alice dengan tatapan memohon. Tangannya masih menggenggam lengan Bara erat.

“Aku tidak mau, Alice.”

“Please,” pinta Alice dengan tatapan penuh permohonan dan telapak tangan yang sudah disatukan.

Bara yang awalnya menolak mentah-mentah hanya menghela napas perlahan. “Baiklah,” putus Bara dengan wajah masam. Seperti yang pernah dikatakan, melawan Alice terasa begitu sia-sia karena sifat kerasa kepala gadis tersebut. Bahkan, Bara ogah meladeninya.

Alice yang mendengar langsung tersenyum senang dan menarik Bara untuk keluar. Alice tidak membiarkan Bara untuk mengganti pakaian terlebih dahulu. “Gak usah ganti baju. Begitu saja kamu sudah tampan,” celetuk Alice tanpa sadar.

Bara yang mendengar hanya diam dengan wajah datar yang masih ditampilkannya. Dia merasa begitu berbeda ketika melihat Alice yang terasa sama seperti kakaknya. Apa yang sebenarnya kamu rencanakan, Alice, batin Bara dengan penuh rasa penasaran.

_____

Denting lonceng terdengar ketika Alice membuka pelan pintu cafe di seberang apartemen Bara. Matanya menatap meja kosong dan menarik tangan Bara untuk ikut dengannya. Semua mata menatap ke arah mereka, tetapi dia mengabaikan begitu saja. Alice merasa lega karena alasan Bara selalu bertingkah dingin kepadanya bukan karena benci, tetapi karena masalah lain yang tidak berhubungan sama sekali dengannya.

“Alice, lepas,” ucap Bara dingin.

Alice menggeleng dan masih melangkah masuk. “Gak mau, nanti kamu pergi,” jawab Alice tanpa menatap ke arah bara.

Bara yang mendengar hanya berdecak kesal dan menuruti apa yang Alice katakan. Seperti yang pernah diungkapkannya, membangkang dengan Alice adalah hal percuma yang harus dilakukan.

Alice memilih tempat duduk dan mendudukan Bara. Setelah itu, dia langsung duduk berhadapan dan menunjukan wajah sumringah yang membuat Bara bingung. Matanya menatap Alice yang masih melihat menu makanan dengan perasaan riang yang begitu berlebihan.

Apa dia gila, batin Bara takut Alice kenapa-kenapa.

“Bara, kamu mau pesan apa?” tanya Alice dengan mata menatap Bara lekat.

“Terserah,” jawab Bara dengan singkat dan kembali menunjukan wajah tanpa minatnya.

Alice yang mendengar cekikikan dan menatap Bara dengan bibir mengulum senyum. “Di sini gak ada makanan terserah, Bara. Jadi, jangan aneh-aneh. Kamu mau makan apa? Atau aku yang pilihkan saja?” tawar Alice menatap Bara meminta pendapat.

Bara menghela napas dan menatap Alice. “Kenapa kita tidak makan di rumah saja?"

Alice yang mendengar berdecak kesal dan kembali menatap menu makanan. “Aku bosan. Aku mau mencari suasana baru. Nemangnya kamu tidak merasa bosan sama sekali?” tanya Alice dan menutup menu makanan, berbalik menatap Bara dengan senyum begitu tulus. “Aku yang akan memilihkan makanan untukmu.”

Alice menatap waiters yang sejak tadi menunggu keduanya. “Kami pesan dua ayam bakar dan dua jus alpukat,” ucap Alice.

Bara yang mendengar langsung menatap Alice dengan mata menajam. “Dari mana kamu tahu aku suka kedua menu itu?” tanya Bara merasa penasaran. Tidak mungkin semua adalah kebetulan, kan?

Alice yang ditegur langsung menatap Bara dengan pandangan terkejut. “Kamu suka itu? Aku juga menyukainya,” jawab Alice dengan senyum bahagia, “apa sekarang kita memiliki menu makanan yang sama?” lanjut Alice sembari menatap Bara lekat.

Bara berdecih kecil dan kembali membuang wajah. Dia enggan melihat Alice yang selalu menujukan senyum kepadanya. Bara seperti melihat siluet dua orang yang berbea dalam hatinya. Seseorang yang begitu disayang dan seseorang yang begitu dibencinya. Rasanya dia tidak ingin melihat keduanya ada di dalam diri Alice.

“Bara, jangan sering mengabaikanku,” rajuk Alice yag masih asyik menggoda Bara.

Ketika Alice masih sibuk menggoda Bara, ada seseorang yang tengah melangkah mendekat ke arahnya. Tersenyum dengan wajah ceria dengan rambut tergerai lurus.

“Bara,” panggil gadis berkacamata yang sudah berdiri di tengah-tengah keduanya. “Sudah lama tidak melihatmu.”

Bara yang ditegur langsung menatap ke sumber suara dan menatap dengan wajah terkejut. Alice melihat ekpresi Bara yang berbeda langsung menatap ke arah pandang yang sama. Matanya melihat seorang gadis dengan rambut lurus sebahu dan hidung mancung yang dihinggapi kacamata.

Siapa dia?, batin Alice bertanya.

“Bella,” panggil Bara lirih.

_____

Terpopuler

Comments

Nadira Selvia Putri

Nadira Selvia Putri

cerita kim selalu bisa mengaduk2 hati...kaya yang disebelah MARRIAGE EXPRES&WEDING KONTRAK....bikin baper maksimal😍😍semangat thor...klo disebelah gak bsa komen😂😂

2020-01-05

2

Ida Parida

Ida Parida

Semangat Kim , ku tunggu eps lain nya

2020-01-05

0

Nurlela Nurlela Noey

Nurlela Nurlela Noey

duh kasian alice...

2020-01-05

3

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1_Bara Pradipta
2 Bagian 2_Alice Surya Pranata
3 Bagian 3_Dave Wijaya
4 Bagian 4_Pertemuan
5 Bagian 5_Bara Menyebalkan
6 Bagian 6_Ingin Membuang
7 Bagian 7_Bara Terluka
8 Bagian 8_Tinggal Serumah
9 Bagian 9_Mengacau
10 Bagian 10_Penasaran
11 Bagian 11_Tentang Bara
12 Bagian 12_Mendekati Bara Perlahan
13 Bagian 13_Cinta Pertama
14 Bagian 14_Taman Bermain
15 Bagian 15_Perasaan Berbeda
16 Bagian 16_Rencana Perjodohan
17 Bagian 17_Aku Menerimanya
18 Bagian 18_Makan Malam Bersama
19 Bagian 19_Kabar Perjodohan
20 Bagian 20_Jalan Bersama
21 Bagian 21_Jangan Terlalu Memperhatikanku
22 Bagian 22_Sosok Masa Lalu
23 Bagian 23_Ketakutan
24 Bagian 24_Cerita Kelam
25 Bagian 25_Siapa Dia?
26 Bagian 26_Rencana Jahat
27 Bagian 27_Cemburu
28 Bagian 28_Merasa Kesal
29 Bagian 29_Rasa
30 Bagian 30_Tragedi
31 Bagian 31_Lindungi Dia, Tuhan
32 Bagian 32_Penyelamatan
33 Bagian 33_Bara!
34 Bagian 34_Because, I Love You
35 Bagian 35_You're My Mine
36 Bagian 36_Restu Untukmu
37 Bagian 37_Hubungan Baru
38 Bagian 38_Belum Saatnya
39 Bagian 39_Penasaran
40 Bagian 40_Mau Dilamar?
41 Bagian 41_Akan Menikahinya
42 Bagian 42_Memang Bukan Jodoh
43 Bagian 43_Ketemu Pacar
44 Bagian 44_Aku Mencintai Anak Anda
45 Bagian 45_Will You Marry Me, Alice?
46 Bagian 46_Hari Lamaran
47 Bagian 47_Terasa Sakit
48 Bagian 48_Tidak Bisakah Kamu Kembali?
49 Bagian 49_Tamu Mengejutkan
50 Bagian 50_Apa yang Sebenarnya Terjadi?
51 Bagian 51_Kita Harus Memulai Hidup Baru
52 Bagian 52_Keputusan Alice
53 Bagian 53_Stay with Me
54 Bagian 54_Berdamai dengan Masa Lalu
55 Bagian 55_Bersyukur Memilikimu
56 Bagian 56_Pelukan Pertama
57 Bagian 57_Kabar Menggembirakan
58 Bagian 58_Melamar Untuk Kedua Kalinya
59 Bagian 59_Kebahagiaan dan Kepedihan
60 Bagian 60_Perselisihan
61 Bagian 61_Awal Hubungan Baik
62 Bagian 62_Wedding Day
63 Bagian 63_Beralih Status
64 Bagian 64_Malam Paling Mendebarkan
65 Bagian 65_Mau Mengulangnya?
66 Bagian 66_Bisa Kita Bicara?
67 Bagian 67_Mau Mencoba Berpacaran?
68 Bagian 68_Gagal Ke Kantor
69 Bagian 69_Paket Honeymoon
70 Bagian 70_Paket Honeymoon 2
71 Bagian 71_Masa Lalu
72 Bagian 72_Kebahagiaan Kecil
73 Bagian 73_Jadikan Dia Mamamu
74 Bagian 74_Sosok yang Kembali
75 Bagian 75_Tidak Masalah, kan?
76 Bagian 76_Terakhir Bersama
77 Bagian 77_Keputusan Dave
78 Bagian 78_Dia Calon Istriku
79 Bagian 79_Bagaimana Kalau Menikah?
80 Bagian 80_Apa Dia Hamil?
81 Bagian 81_Mau Menikah?
82 Bagian 82_Sebuah Keseriusan
83 Bagian 83_Perasaan Cemas
84 Bagian 84_Sebuah Keikhlasan
85 Bagian 85_Berusaha Melindungi
86 Bagian 86_Takut Kehilangan
87 Bagian 87_Daddy?
88 Bagian 88_Mulai Tumbuh
89 Bagian 89_Benar Cinta
90 Bagian 90_Perasaan Haru
91 Bagian 91_Terpaksa Merestui
92 Bagian 92_Kebahagiaan
93 Bagian 93_Menjelang Hari Pernikahan
94 Bagian 94_Hari Bahagia
95 Bagian 95_Malam Mendebarkan
96 Bagian 96_Perubahan Dave
97 Bagian 97_Sejak Kapan Mesum?
98 Bagian 98_Jaga Dia
99 Bagian 99_Selamat Datang, Sayang
100 Bagian 100_Keluarga Baru
101 Bagian 101_Kisah Kita
102 EXTRA PART
103 EXTRA PART 2
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Bagian 1_Bara Pradipta
2
Bagian 2_Alice Surya Pranata
3
Bagian 3_Dave Wijaya
4
Bagian 4_Pertemuan
5
Bagian 5_Bara Menyebalkan
6
Bagian 6_Ingin Membuang
7
Bagian 7_Bara Terluka
8
Bagian 8_Tinggal Serumah
9
Bagian 9_Mengacau
10
Bagian 10_Penasaran
11
Bagian 11_Tentang Bara
12
Bagian 12_Mendekati Bara Perlahan
13
Bagian 13_Cinta Pertama
14
Bagian 14_Taman Bermain
15
Bagian 15_Perasaan Berbeda
16
Bagian 16_Rencana Perjodohan
17
Bagian 17_Aku Menerimanya
18
Bagian 18_Makan Malam Bersama
19
Bagian 19_Kabar Perjodohan
20
Bagian 20_Jalan Bersama
21
Bagian 21_Jangan Terlalu Memperhatikanku
22
Bagian 22_Sosok Masa Lalu
23
Bagian 23_Ketakutan
24
Bagian 24_Cerita Kelam
25
Bagian 25_Siapa Dia?
26
Bagian 26_Rencana Jahat
27
Bagian 27_Cemburu
28
Bagian 28_Merasa Kesal
29
Bagian 29_Rasa
30
Bagian 30_Tragedi
31
Bagian 31_Lindungi Dia, Tuhan
32
Bagian 32_Penyelamatan
33
Bagian 33_Bara!
34
Bagian 34_Because, I Love You
35
Bagian 35_You're My Mine
36
Bagian 36_Restu Untukmu
37
Bagian 37_Hubungan Baru
38
Bagian 38_Belum Saatnya
39
Bagian 39_Penasaran
40
Bagian 40_Mau Dilamar?
41
Bagian 41_Akan Menikahinya
42
Bagian 42_Memang Bukan Jodoh
43
Bagian 43_Ketemu Pacar
44
Bagian 44_Aku Mencintai Anak Anda
45
Bagian 45_Will You Marry Me, Alice?
46
Bagian 46_Hari Lamaran
47
Bagian 47_Terasa Sakit
48
Bagian 48_Tidak Bisakah Kamu Kembali?
49
Bagian 49_Tamu Mengejutkan
50
Bagian 50_Apa yang Sebenarnya Terjadi?
51
Bagian 51_Kita Harus Memulai Hidup Baru
52
Bagian 52_Keputusan Alice
53
Bagian 53_Stay with Me
54
Bagian 54_Berdamai dengan Masa Lalu
55
Bagian 55_Bersyukur Memilikimu
56
Bagian 56_Pelukan Pertama
57
Bagian 57_Kabar Menggembirakan
58
Bagian 58_Melamar Untuk Kedua Kalinya
59
Bagian 59_Kebahagiaan dan Kepedihan
60
Bagian 60_Perselisihan
61
Bagian 61_Awal Hubungan Baik
62
Bagian 62_Wedding Day
63
Bagian 63_Beralih Status
64
Bagian 64_Malam Paling Mendebarkan
65
Bagian 65_Mau Mengulangnya?
66
Bagian 66_Bisa Kita Bicara?
67
Bagian 67_Mau Mencoba Berpacaran?
68
Bagian 68_Gagal Ke Kantor
69
Bagian 69_Paket Honeymoon
70
Bagian 70_Paket Honeymoon 2
71
Bagian 71_Masa Lalu
72
Bagian 72_Kebahagiaan Kecil
73
Bagian 73_Jadikan Dia Mamamu
74
Bagian 74_Sosok yang Kembali
75
Bagian 75_Tidak Masalah, kan?
76
Bagian 76_Terakhir Bersama
77
Bagian 77_Keputusan Dave
78
Bagian 78_Dia Calon Istriku
79
Bagian 79_Bagaimana Kalau Menikah?
80
Bagian 80_Apa Dia Hamil?
81
Bagian 81_Mau Menikah?
82
Bagian 82_Sebuah Keseriusan
83
Bagian 83_Perasaan Cemas
84
Bagian 84_Sebuah Keikhlasan
85
Bagian 85_Berusaha Melindungi
86
Bagian 86_Takut Kehilangan
87
Bagian 87_Daddy?
88
Bagian 88_Mulai Tumbuh
89
Bagian 89_Benar Cinta
90
Bagian 90_Perasaan Haru
91
Bagian 91_Terpaksa Merestui
92
Bagian 92_Kebahagiaan
93
Bagian 93_Menjelang Hari Pernikahan
94
Bagian 94_Hari Bahagia
95
Bagian 95_Malam Mendebarkan
96
Bagian 96_Perubahan Dave
97
Bagian 97_Sejak Kapan Mesum?
98
Bagian 98_Jaga Dia
99
Bagian 99_Selamat Datang, Sayang
100
Bagian 100_Keluarga Baru
101
Bagian 101_Kisah Kita
102
EXTRA PART
103
EXTRA PART 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!