PENDEKAR ELANG SAKTI
Di negri nusantara ini yang tercinta ini, dulu di jamannya manusia masih jauh dari peradaban, banyak sekali kekejaman kekejaman dan angkara murka, dari cita cita dan cinta anak manusia.
Matahari kini sudah bersinar menerangi bumi nusantara ini.
Di sebuah desa batu gambir letaknya dibawah bukit kahuripan, ada hidup sepasang anak manusia yang belum lama berumah tangga, danang jaya dan dewi harum, dia pasangan sejati yang sama" saling mencintai.
Dewi harum adalah putri dari sodagar kaya raya, sedangkan danang jaya hanya seorang pemuda miskin yang hidup serba kekurangan, hubungan mereka ditentang sama orang tuanya, alasannya karena danang jaya hanya orang miskin, tapi karena dewi harum sangat mencintainya, dan sudah menjalin cinta cukup lama, tanpa sepengetahuan orang tuanya dewi harum, karena cinta mereka sangatlah besar dan tidak bisa dipisahkan.
Mau tidak mau orang tuanya mengalah, karena takut terjadi hal hal yang tidak di inginkan.
Sementara di desa batu gambir, ada sebuah rumah panggung dengan kolongnya yng begitu tinggi, hiduplah pasangan danang jaya dan dewi harum yang di usir dari rumahnya.
Karena cintanya danang jaya pada dewi harum begitu besar, begitupun sebaliknya dewi harum sangat mencintai danang jaya suaminya.
Danang jaya terlihat lagi membelah kayu bakar dengan sebuah kapak besar, keringat mengalir membasahi tubuhnya yang kekar.
''Kakang ayo makan dulu.'' Ucap dewi harum.
''Iya harum bentar, kakang cuci tangan dulu.'' Jawab danang jaya.
Danang jaya ahirnya naik kerumahnya yang cukup tinggi.
''Ini kakang makanannya, cuma adanya ini.'' Ucap dewi harum.
''Jangn bilang begitu, masih untung ada makanan juga, justru kakang kasihan sama kamu, yang biasa hidup serba enak, apa aja ada, sekarang hidupmu jadi sangat memprihatinkan, maapkan kakang ya.'' Ucap danang jaya.
''Tidak apa kakang, saya sangat senang biarpun hidup kita serba kekurangan, asalkan ku bisa bersama mu kakang.'' Ucap dewi harum.
''Ya terimakasih ya istriku sayang.'' Ucap danang jaya sambil mencium kening dewi harum.
''Dengan begini pun bagiku sudah lebih dari cukup kakang.'' Ucap dewi harum sambil memeluk danang jaya dari belakang.
''Kau emang bidadariku yang sengaja sang pencipta, ciptakan untukku.'' Ucap danang jaya.
''Sekarang jaga bayi kita yang lagi dalam kandunganmu sayang.'' ucap danang jaya sambil mengelus elus perut dewi harum, yang semakin membesar.
Dewi harum menyenderkan tubuhnya pada suaminya, dan danang jaya tidak henti"nya mengelus elus perut istrinya yang sebentar lagi mau melahirkan.
Akhirnya danang jaya dan istrinya tertidur lelap.
Tanpa disadari hari kini mulai senja, danang jaya dan istrinya masih tertidur.
Tok tok tok
''Kang danang-kang danang.''
Yang dipanggil masih tertidur pulas.
Ahirnya lelaki itu membuka pintunya, dan apa yang dilihatnya, danang dan istrinya dalam keadaan tertidur.
''Yaa ammpuuun jam segini ko sudah pada ngorok, kang, kang danang.'' Ucap lelaki itu membangunkan danang jaya.
Danang jaya dan istrinya pun kaget akhirnya pada terbangun.
''Siapa sih berisik amat.'' Ucap danang sambil melihat pada arah suara yang membangunkannya.
''Haaahh adi wira mau ngapain kamu.'' Ucap danang, rupanya dia adik kandungnya danang jaya yaitu wira jaya.
''Saya kesini itu, karena kuatir pada kakang, karena kakang seharian ini tidak ada di ladang.'' Ucap wira jaya.
''Oooh terima kasih ya dek wira atas perhatiannya.'' Ucap Dewi harum.
''Iya teh sama-sama, ku kuatir takutnya teh Harum lagi melahirkan, makanya ku buru buru dari ladang kesini.'' Ucap wira jaya.
''Tadi tuh emang perut aku kerasa, dan aku yang bilangin kang danang jangan ke ladang dulu, abis makan bareng tidak terasa kita jadi ketiduran deh.'' Ucap dewi harum.
''Ya syukur atuh kalau baik-baik aja, saya undur diri atuh, jaga kesehatanmu kakang dan teh harum, kalau ada apa-apa jangan sungkan bilang padaku kakang.'' Ucap wira jaya sambil melangkah keluar menuruni tangga rumah yang cukup tinggi.
''Terima kasih dek Wira.'' Teriak Danang jaya.
Hari terus berlalu begitu cepatnya, karena roda kehidupan terus berputar, tidak terasa perut harum yang sudah besar sekali.
Tepatnya di hari selasa kliwon, disaat matahari lagi lurus di ubun" kepala, perut Dewi Harum mulai terasa melilit seperti mau melahirkan.
''Aduuuh perutku mules sekali, mana kakang danang lagi ke ladang lagi, ku harus kuat memperjuangkan jabang bayi ini.'' Begitu ucap Dewi Harum, sambil memegang perutnya.
Sementara danang jaya yang bekerja di ladang bersama adiknya Wira jaya, seperti tidak ada gairah dan semangat bekerja.
''Ko hatiku merasa tidak enak ya Dek Wira.'' Ucap Danang jaya.
''Apa mungkin kakang belum makan tadi pagi.'' Jawab Wira Jaya.
''Kakang sudah makan ko, tapi kenapa bawaannya lemes begini.'' Ucap Danang Jaya.
''Wah wah jangan-jangan, kakang teh harum kakang.'' Ucap Wira Jaya.
Danang jaya pun langsung kaget pas di ingetin sama adiknya wira jaya, tanpa pikir lagi danang langsung bergegas pergi sambil memikul cangkulnya.
''Ayo di wira takut teh Harum kenapa-napa.'' Ucap Danang jaya.
''Iya ayo kakang.'' Jawab Wira Jaya.
Merekapun bergegas pergi dengan langkah setengah berlari.
Ahirnya mereka berdua telah tiba didepan rumahnya, danang pun menaro cangkul setengah dilemparkan, dan bergegas naik keatas rumah panggungnya, disusul sama wira jaya.
'Ea ea ea ea ea.
Ternyata dewi harum sudah berjuang mengeluarkan jabang bayinya dengan selamat.
''Haaahhh istriku, maapkan kakang ya, pantesan hati kakang tidak enak terus dari tadi, syukur jabang bayi sudah keluar dengan selamat.'' Ucap danang jaya sambil memegang istrinya yang masih belum sadarkan diri.
''Di wira tolong panggilin nini jampe ya.'' Ucap danang jaya.
''Baik kakang.'' Jawab wira jaya.
Wira jaya langsung pergi menuju rumah nini jampe dukun beranak itu.
''Harum harum, bangun lihat anak kita seorang lelaki tampan dan gagah sekali.'' Ucap danang jaya
Tidak lama kemudian munculah wira jaya dengan nini jampe, seorang dukun beranak, yang sudah tidak asing lagi di desa batu gambir.
''Ooh nini, gimana istri saya, belum sadar juga.'' Kata danang jaya panik.
''Tenang nak danang, jangan panik itu hal yang wajar bila seorang wanita melahirkan untuk yang pertama kali.'' Ucap nini jampe sambil meraba raba perut dewi harum.
''Tolong ambilkan air hangat ya.'' Kata Nini jampe.
''Baik saya ambilkan kakang.'' Ucap wira jaya sambil melangkah kedapur.
''Maap ya di wira, jadi repot karena kakang.'' Ucap danang jaya.
''Iiih kakang kaya siapa aja, simpan pikiranmu yang begitu itu, sama siapa lagi kita harus saling membantu.'' Jawab wira jaya sambil membawa air hangat.
''Ini airnya.'' Kata wira jaya.
Lalu nini jampe mengurut perutnya dewi harum untuk mengendorkan urat uratnya, yang masih tegang karena habis melahirkan bayi pertamanya, dan wira jaya menunggu diluar.
''Nak wira boleh nini minta bantuanmu.'' Ucap nini jampe.
''Ooh tentu boleh ni, apa yang perlu wira bantu.'' Jawab wira jaya.
''Tolong ambilin sembilu buat memutus tali pusarnya, dan ambilkan kunyit lalu diparut ya.'' Ucap nini jampe
''Baik nini.'' Jawabnya wira jaya.
Wira jaya pun terus pergi untuk mencari apa yang dperlukan oleh nini jampe.
''Aku harus ambil golok dulu untuk mengupas sembilu.'' Ucap wirajaya berkata sendiri.
Lalu wira jaya mengambil sebilah golok yang terselip di balik tiang tiang rumahnya Danang jaya, setelah didapatnya, wira pun langsung melaksanakan tugas yang diberikan nini jampe itu.
Kemudian semua yang dibutuhkan nini jampe sudah didapatnya.
''Ini sembilunya nini, dan ini kunyitnya mau ku parut dulu.'' Ucap Wira.
''Iya bagus cepetan ya.'' Kata nini jampe.
''Baik nini.'' Jawab wira singkat.
Tidak lama kemudian tugas wira sudah diselesaikan dengan baik, terus menyerahkan parutan kunyit tersebut pada nini jampe.
''Nah ini parutan kunyitnya ni.'' Ucap wira.
Lalu nini jampe juga melaksanakan tugasnya sebagai dukun beranak, parutan kunyit itu di balurkan pada bagian tubuh bayinya danang jaya.
''Waduuuh nini jampe, ko bayinya dbalur kunyit sih kaya mau dipepes aja hehee?'' Tanya wira jaya.
''Hus, diam kamu wira, ini artinya biar nanti tubuh bayi ini, kalau sudah besarnya tidak bau badannya.'' Jawab Nini jampe.
''Ooooh begitu yaa.'' Ucap wira.
Sesudah itu tugas nini jampe sudah selesai, dan dewi harum juga sudah sadarkan diri.
''Ini nini kasih ramuan, ini direbus dan di minum, pagi dan sore hari ya.'' Ucap nini jampe.
''Baik nini, terima kasih banyak.'' Ucap danang jaya.
''Iya sama-sama nini juga dalam seminggu pasti kesini terus untuk ngurus istrimu, tapi ingat kamu harus puasa dulu ya tunggu istrimu pulih dulu.'' Ucap nini jampe.
''Maksud Nini jampe, saya harus puasa apa?'' Tanya danang jaya.
''Iiih kamu mah tidak paham, ya puasa itu tuh.'' Ucap nini jampe sambil menunjuk kebawah perut dewi harum.
''Wah waah nini ada-ada aja, kalau itu mah saya juga mengerti atuh, hehee.'' Jawab danang jaya sambil tersenyum malu.
''Heheeee.'' Wira ketawa mesem.
''Apa kamu wira, emang ngerti kamu?.'' Tanya nini jampe.
''Hehe nini, nini ya saya juga paham, kan wira sudah gede alias dewaasa.'' Jawab wira.
''Makanya cepetan cari istri, biar pikiranmu itu lempeng.'' Ucap nini jampe.
Nini jampe ahirnya pamitan pada danang jaya dan dewi harum.
kini kebahagiaan danang jaya dan dewi harum lengkap sudah, setelah kehadiran anaknya di dunia ini.
''Kakang ayo cepetan kasih nama, mungpung de wira masih ada.'' Ucap dewi harum.
''Iya benar kakang, jangan tunggu lama-lama, lebih cepat lebih baik.'' Ucap wira ikut nimrung.
''Sebentar saya mikir dulu, siapa ya nama yang cocok untuk pahlawan kita.'' Ucap danang jaya sambil memegang dagu.
''Oooh iya, bagaimana kalau saya kasih nama, darma seta, yang artinya biar nanti anak ini berguna bagi masrakat dan berbudi luhur.'' Ucap danang jaya.
''Waah Nama yang cukup bagus, sesuai dengan anaknya yang tampan dan gagah, darma seta, iya betul saya cocok dengan nama itu.'' Jawabnya wira jaya.
''Benar bagus kakang, semoga anak kita kelak bisa berguna bagi nusa dan bangsa kita.'' Ucap Dewi harum sambil memeluk suaminya.
Kini anaknya danang jaya dan dewi harum sudah resmi dberi nama.
Darma seta, ayah dan ibunya berharap, kelak anaknya bisa menjadi anak yang berguna bagi bangsanya, dan orang disekitarnya.
Satu tahun kemudian, dikala senja sudah datang, dewi harum lagi menyusui anaknya dengan di dampingi oleh suaminya di ruang tengah rumahnya, mendadak angin kencang menerpa masuk kedalam rumahnya yang di iringi suara burung gagak.
Gak.. gak.. gak.. gak.
''Wah kakang saya jadi merasa tidak enak hati, perasaan kaya takut ada apa ya.'' Ucap dewi harum.
''Tenangkan hatimu sayang, anggap saja ini kejadian alam biasa.'' Ucap danang jaya sambil mengelus ngelus istrinya.
Dan burung gagak itu tidak henti-henti terus bersuara diatas pohon dekat rumahnya danang jaya.
''Biasa kalau burung gagak terus bersuara di kala senja, itu pertanda kurang baik, sang pencipta lindungilah kami, istri dan anak hamba dari segala mara bahaya.'' Begitu ucap danang jaya.
Kini senja telah berganti dengan gelapnya malam, udarapun kini mulai tenang kembali, danang jaya dan istrinya sudah mulai memasuki kamarnya.
dan malam pun sudah mulai bergeser, danang dan istrinya sudah tertidur pulas.
Dimalm yang sepi para penduduk batu gambir, sudah tidak terlihat lalu lalang di tapal batas perkampungan.
terlihat sekelompok orang berjalan menuju perkampungan batu gambir, terlihat dari cara berpakaian dan gerak geriknya, menandakan sedang merencanakan itikad tidak baik.
Kira kira dua puluh tumbak dari rumahnya Danang jaya, nampak sekelompok orang tersebut lagi sedang mengatur siasat dan strategi, di antara kelompok mereka dibagi menjadi tiga bagian, kayanya sasaran pertama menuju rumahnya danang jaya, lima orang sedang mendekati kediamannya danang jaya, dua dari mereka naik tangga bagian depan rumah dan tiga lagi naik dari belakang melalui pintu jendela dapur.
Sementara danang jaya, yang lagibtertidur pulas tiba-tiba dikagetkan oleh suara kayu yang di patahin, ahirnya danang jayapun terbangun.
''Suara apa itu, seperti ada suara kaya pintu dicongkel.'' Ucap danang jaya sambil perlahan mengintip dan mengambil sebilah pedang yang terselip dibalik dinding kamarnya.
Danang jaya pun mengintip dari celah dinding kayu yang bolong, nampak terlihat ada beberapa bayangan manusia diruang tengah.
''Wah celaka ini pasti perampok kelabang merah, pantesan aja tadi suara burung gagak berkoar terus, sang pencipta lindungilah aku dan keluargaku, terutama istri dan anaku.'' Ucap danang jaya sambil memegang pedangnya yang sudah dihunus dari sarungnya,
''Harum, harum bangun.'' Ucap danang jaya berbisik.
''Ada apa kakang.'' Tanya Dewi harum.
''Diluar ada kawanan perampok, sekarang selamatkan dirimu dan bayi kita ayo'', ucap danang jaya.
''Tapi kakang gimana.'' Jawab dewi harum
''Sekarang pikirkan keselamatanmu dan anak kita, tidak ada tapi tapian ayo cepat sebelum mereka memasuki kamar ini.'' Ucap danang jaya sambil berbisik.
''Terus kakang gimana.'' Ucap dewi harum seperti ketakutan.
''Kakang akan menghadang mereka dan kakang bisa jaga diri kakang, ayo cepetan harum.'' Kata danang jaya.
Dan dewi harum pun menurutinya, dia keluar lewat pintu jendela dengan menggendong bayinya, yang di ikat pake selendang.
untungnya ketiga perampok yang masuk dari belakang sudah duluan masuk lewat dapur, dan dewi harum kini sudah berada di bawah kolong rumah.
Pelan-pelan danang jaya membuka pintu kamar tidurnya, dengan menggenggam sebilah pedang yang sudah terhunus dari sarungnya.
''Waiii perampok-perampok tengik enyahlah dari hadapanku.'' Teriak danang jaya sambil menerjang kelima perampok itu.
''Hahaaa punya nyali juga rupanya kau anak muda.'' Kata perampok itu.
Mereka langsung menerjang danang jaya, perkelahianpun berlangsung sengit, danang jaya membawa perampok-perampok itu keluar, dan danang jaya langsung melompat dari atas rumahnya yang cukup tinggi.
ayo kejar saya kalau emang kalian benar-benar lelaki.'' Teriak danang jaya.
''Brengsek kau anak muda'', kata perampok" itu sambil melompat mengejar danang jaya.
Dan pertarungan berlangsung didaratan luas, danang jaya membabi buta, biarpun danang jaya tidak pernah belajar bela diri dengan sungguh-sungguh, setidaknya danang bisa hanya untuk membela diri dari kekejaman para perammpok.
Didalam pertarungan memang tidak bisa mengandalkan keberanian saja, perlu taktik dan strategi untuk memenangkan dalam suatu pertarungan.
Danang Jaya yang membabi buta tidak karuan, sangat mudah dipatahkan oleh para perampok yang sudah kenyang makan asam garam dalam pertempuran.
Mungkin karena nasib danang jaya sedang tidak menguntungkan golok para perampok mampu menebas pangkal lengan danang jaya, ditambah tusukan olleh kawanannya, ahirnya danang jaya menjerit kesakitan.
''Aaaaaaawwwwwwwwww.
Tubuh danang jaya ambruk ditanah dengan bersimpuh darah..
Dewi harum yang mengintip dibawah kolong rumahnya sepontan menjerit sambil memburu tubuh danang jaya yang sudah tidak bernapas lagi.
''Kakaaaaang, kakang danang jangan tinggalin harum kang.'' Ucap dewi harum sambil memeluk tubuh danang jaya.
Dewi harum menangis histeris dengan bayi yang masih tetap di gendongannya.
''Brengsek kalian, dasar manusia manusia biadab, tidak punya perasaan.'' Ucap dewi harum sambil menyerang perampok-perampok itu.
''Hahaahaa, boleh juga kau nona manis, untuk apa, orang sudah tidak bernyawa ditangisi, mending layanin kami, iya gak hahahaha.'' Kata perampok-perampok itu sambil menangkap dewi harum yang lagi ngamuk.
Sekuat apapun wanita berontak tidak akan mampu menahan tenaga laki-laki apalagi lelaki itu berlima.
Ahirnya dewi harum tidak sadarkan diri.
''hahaaha, wooowww mulus juga tubuh wanita ini, dan kau sapar buang bayi itu.'' Ucap salah satu perampok yang bertubuh besar.
Sapar pun lalu mengambil bayi itu dengan kain gendongannya, dibawa jauh dari rumah danang jaya.
''Nah itu didepan ada jurang yang cukup dalam, biar anak ini buat makanan binatang buas hahaaha.'' ucap sapar.
Betapa kejamnya perampok" itu.
para perampok itu langsung langsung memperkosa tubuh dewi harum yang seksi dan roman yang cantik rupawan, dinikmati secara bergantian, sungguh biadab kelakuan mereka.
Kelakuan para perampok itu laksana binatang, setelah mereka beres semua kebagian, untuk menghilangkan jejaknya, tubuh dewi haru dibawa ketempat yang jauh dan dibuang kedasar lemmbah.
''Huhahaha, pergilah kau nona manis bersama suamimu.'' Kata para perampok itu sambil tertawa puas.
setelah itu mereka semua pergi meninggalkan tempat itu, untuk menemui kawanannya yang lain..
Kini malampun sudah berlalu, dan pagi sudah tiba.
Disaat matahari sudah mulai bersinar, letaknya disebuah jurang, tempat para perampok itu membuang bayinya danang jaya itu.
Kini langit sangat cerah sekali, dan burung elang memutar mutar di angkasa seperti lagi mencari mangsa untuk santapan di pagi hari.
Burung elang itu melorot turun ketika mendengar suara dari pohon teureup.
Ea ea ea ea ea ea eaeaaaa
Ternyata bayi yang dilemparkan itu, dan kain selendang yang membungkus tubuh bayi itu nyangkut di dahan kayu teureup.
Dan burung elang itu langsung menyambar tubuh bayi itu, untuk di bawa kesarangnya.
Dengan sangat entengnya burung elang membawa bayi yang baru berumur satu tahun, seperti mematuk se ekor anak ayam.
Burung elang melorot memasuki sebuah goa, ternyata goa itu tempat sarangnya, burung elang tersebut.
Setelah didalam goa, si bayi itu ditaro di atas batu yang hitam mengkilap, burung elang pun lalu mematuk kain yang menutipi bayi itu, dengan paruhnya yang tajam kain itu lalu terlepas, terus kain itu dipatuk dan ditaro di atas kepala bayi itu.
Apa yang akan dilakukan burung elang itu terhadap bayi yang sudah dinamai oleh ayahnya darma seta.
Darma seta sudah tidak lagi menangis kini ia nampak tertidur pulas, dan burung elang itu pergi entah kemana, selang beberapa waktu burung itu datang kembali dengan membawa kepingan madu, lalu kepingan madu itu dipatuk-patuk oleh paruhnya, terus paruh burung itu dimasukan pada mulutnya darma seta, sungguh keajaiban, mungkin ini adalah pertolongan dari sang pencipta, bahwa darma seta harus hidup, mungkin yang maha kuasa telah menciptakan burung elang itu untuk mengurus darma seta.
Beta agungnya ciptaan yang maha kuasa, apa pun bisa terjadi bila sang pencipta mengijinkannya, tidak ada yang tidak mungkin bila sang pencipta berkehendak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
noName
⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐
2023-10-06
1
Yono Sujono
sepertinya asyik nich ceritanya thor
2022-10-06
1
Rini Antika
Aku mampir kak, nanti bacanya nyicil, smg berkenan mampir jg ke karyaku yg msh pemula..🙏
2022-08-03
1