Setelah itu mereka membersihkan rumahnya dari debu-debu, dan dau-daun kering yang berserakan.
Wira jaya mengambil kayu bakar untuk keperluan memasak, yang dibantu oleh darma seta
Angin berhembus menggoyahkan pepohonan dan rimbunnya dedaunan, langit cerah membiru dengan awan-awan putih yang tebal menambah indahnya pemandangan alam.
Setelah semua beres.
Dewi harum mulai menyalakan api dengan menggesek gesekan batu ganda wesi dibawah tumpukan daun-daun kering, sedikit demi sedikit gesekan dari kedua batu itu mulai memanas yang ahirnya memercikan sebuah api lalu menyambar pada daun-daun kering itu, lama kelama'an menyala lah api dari tumpukan dedaunan kering itu.
Sesudah api membesar, lalu kayu kering ditumpuk diatas api tersebut dan ahirnya api membakar kayu-kayu itu.
Dewi harum mulai memasak, untuk persiapan makan nanti, yang kebetulan bekal pemberian kake aji santang cukup untuk tujuh hari.
Sementara wira jaya dan darma seta duduk diteras depan rumahnya sambil memandang kebawah, karena rumah panggung peninggalannya danang jaya cukup tinggi, dengan kolong bisa buat berdiri orang paling tinggi sekalipun.
''Bagaimana, nak seta betah berada disini?.'' Tanya wira jaya.
''Betaah pamaan, eeh ayaah.'' Ucap darma seta keceplosan yang biasa panggil paman.
''Tidak apa-apa seta, emang aku ini pamanmu, kamu mau panggil aku apa, tidak masalah bagiku seta.'' Ucap wira jaya.
''Iya maap, ku belum terbiasa, biasa panggilnya begitu.'' Ucap darma seta.
Disaat wira dan darma seta lagi asik ngobrol sambil melihat-lihat ke indahan alam dengan pohon-pohon yang begitu besar, dua orang lelaki sambil memikul cangkul memanggi-manggil wira jaya.
''Kang kang Wira, ada disini rupanya.'' Teriak orang itu.
Wira jaya kaget begitu mendengar panggilan dari kedua orang itu.
''Waaiii, jumadi, pranata, mampir sini dulu.'' Ucap wira jaya sambil memberi kode pake tangan.
Jumadi dan pranata pun langsung mampir, dengan menaro cangkulnya di bawah lalu keduanya mulai menaiki tangga rumah yang cukup tinggi.
''Kapan kang wira tiba disini?.'' Tanya jumadi.
''Tadi pagi kang, gimana tanamannya sudah mulai panen belum.'' Kata wira jaya.
''Belum kang.'' Jawab pranata.
''E'eeh ini siapa kang?.'' Tanya jumadi sambil menujuk pada darma seta.
''Ooh iya lupa, ini kan Putranya kakang danang jaya, yang waktu ku cari-cari itu.'' Jawab wira jaya.
''Oooh, jagat dewa batara, kalau dilihat dari postur tubuh, wajahnya, persis banget dengan kakang danang jaya, siapa namamu?.'' Tanya Jumadi.
''Benarkah itu paman, wajah saya sama persisnya dengsn ayahandaku, namaku darma seta paman.'' Jawab darma seta.
''Nama yang cukup bagus, sebagus orangnya.'' Ucap Pranata.
''Aah mamang bisa aja sih.'' Kata darma seta.
''Apa yang dibilang, paman Pranata itu, benar nak seta.'' Jawab Jumadi.
''Bagaimana kalau kita ngopi, suapaya ngobrolnya lebih enak gitu'', ucap Wira jaya.
''Wah, boleh juga nih.'' Jawab Pranata.
Wira jaya pun beranjak dari tempat duduknya, langsung menuju kedapur untuk membuatkan kopi.
''Eeh kakang mau bikin apa?.'' Tanya Dewi harum.
''Mau bikin kopi nyai, di bale-bale ada Jumadi dan Pranata.'' Jawab Wira jaya.
''Ya sudah aku bikinin kakang.'' Ucap Dewi harum.
''Biarin istriku, aku yang bikin.'' Ucap Wira jaya.
''Ooh ya sudah atuh kakang.'' Kata Dewi harum.
Wira jaya lalu menyiapkan empat gelas, terus dua sendok-dua sendok kopi dituangin ke dalam empat gelas tersebut, lalu ditambahin irisan gula aren dan diseduhnya dengan air panas.
''Waaah, wanginya kopi sampai menusuk hidungku kakang.'' Kata Dewi harum.
''Iya istriku sayaaang, apalagi ditambah gula aren, tidak bikin kembung diperut.'' Ucap Wira jaya.
''Aku mau nyoba ya kakang.'' Ucap Dewi harum.
''Iya sudah, sekalian nih kakang bikinin ya.'' Ucap wira jaya.
''Terima kasih kakang sayaang, mmmuuuuuaaaacccchh.'' Kata Dewi harum sambil mencium pipi kirinya Wira jaya.
''Iya sama-sama istriku sayang.'' Kata Wira jaya.
Setelah semua kopi sudah di aduk-aduk lalu Wira jaya membawanya keluar.
''Kopi dataaang.'' Kata Wira jaya.
''Waaahh, wanginya mantap benar.'' Ucap jumadi.
''Ya iya atuh, ini kan kopi pilihan kang, dibikin sendiri, maksudku numbuk sendiri.'' Ucap Wira jaya.
''Bentar, bentar, perasa'an saya kang Wira tidak mempunyai kebun kopi, ko bisa numbuk kopi sendiri.'' Kata jumadi
''Bukan aku yang numbuk, ini kopi bawa aku dari kampung benda, dan kake aji santang yang selalu numbuk kopi sendiri, yang kebetulan pas aku kesana lagi panen kopi, hampir disetiap halaman rumah disana itu penuh dengan jemuran kopi, karena selalu ada bandar yang membelinya, basah maupun kering, cuma kalau yang basah harganya beda agak miring, makanya banyak yang menjual keringannya dan harganya cukup tinggi.'' Ucap wira jaya.
''Kake Aji santang itu kakemu?.'' Tanya pranata.
''Iya kake ku.'' Jawab wira jaya.
''kake dari pak gembala bukan, soalnya setauku kamu dan mendiang kakamu anak dari pak gembala.'' Ucap Pranata.
Lama sudah jumadi, pranata dan wira jaya beserta darma seta ngobrol, setelah sekian lamanya wira jaya meninggalkan kampung batu gambir.
Jumadi dan pranata ahirnya undur diri dari tempat wira jaya, berhubung hari sudah mulai senja, langit sudah mulai memerah disebelah barat, mataharipun perlahan mulai tenggelam.
Kini hari mulai gelap, para warga kampung batu gambir sudah berada didalam rumahnya masing-masing.
Wira jaya dan dewi harum sudah berada didalam kamarnya dengan merebahkan tubuhnya ditempat tidur setelah melakukan perjalanan yang sangat jauh dan cukup melelahkan.
Dewi harum bersandar didada wira jaya, dengan belaian-belaian tangan wira jaya, dewi harum merasa nyaman dan bahagia berada disampingnya wira jaya.
Setelah sekian lamanya dewi harum menjanda, dua puluh tahun dewi harum tidak merasakan belain dan rengkuhan dari kehangatan tubuhnya lelaki.
Kini terasa indah, karena wira jaya sosok lelaki tangguh yang cukup bisa memberikan kepuasan biologisnya bagi dewi harum, kini malam dan rumah panggung menjadi saksi sepasang suami istri yang lagi memadu kasih, angin sepoi-sepoi masuk kecelah-celah dinding papan kayu seperti memberikan keindahan kepada dua insan yang lagi bercumbu.
Belaian dan rintihan mesra kini mulai terdengar sahdu.
Sementara darma seta.
Begitu malam sudah datang, terasa sangat hening dan sunyi, hanya terdengar suara-suara binatang malam dari berbagai jenis, menambah irama melodi di malam itu.
Untuk menghilangkan Rasa suntuknya, darma seta. sibuk berlatih jurus-jurus elang sakti, dam melatih tenaga dalamnya, dengan malam yang hening sunyi, cukup bagus bagi darma seta untuk melakukan pelatihan tenaga inti alam.
Setelah berlatih semua jurus-jurusnya, darma seta kini bersemedi dibelakang rumah panggung itu dia atas batu hitam, untuk menyatukan tenga inti alam dengan hawa murni.
Setelah itu tubuh darma seta nampak terlihat bergetar, seperti ada tarikan sebuah kekuatan masuk kedalam tubuhnya, didalam semedinya darma seta didatangi sosok kake-kake berjubah putih, dan berbicara lantang pada darma seta.
''Cucuku, cukup sudah bersemedimu malam ini, dan kamu sudah berhasil menarik kekuatan alam, kekuatan itu namanya, ajian elang cakra dewa, berantaslah kebatilan dan kemaksiatan yang kini lagi menimpa desa halimun, dan selamatkanlah saudaramu disana, mereka membutuhkan bantuanmu.'' Begitu ucap kake berjubah serba putih itu.
Setentak darma seta kaget lalu membuka matanya.
''Ke kake, kake siapa, terasa nayata tadi seorang kake datang menghampiriku, menyuruhku datang kedesa Halimun, baik ke segala titah kake akan saya laksanakan besok pagi saya harus segera berangkat kesana.'' Ucap darma seta berkata sendiri.
Malam yang dingin, dengan semilir angin sepoi-sepoi menerpa dedaunan melambai-lambai, darma seta yang masih duduk bersandar diteras atau bale-bale depan rumah panggung, dengan mata tajam memandang kedepan yang gelap gulita, hanya sebuah lentera yang menempel didinding papan kayu, lamunan darma seta terbawa ke alam bawah sadarnya, seorang lelaki bertubuh tegap, berpakaian serba putih, berwajah tampan, dengan rambut ikal panjang, datang menghampiri darma seta, dengan perlahan menaiki tangga menuju depan teras atau bale-bale, lalu lelaki itu memegang pundaknya darma seta dan berkata.
''Anaku, jangan banyak lamunan, besok pagi temui saudaramu di desa halimun, bantulah uwa giri Darma dan kakamu jala darma, mereka lagi berada dalam kesulitan, pergilah sendiri, biarin ibumu beristirahat menghabiskan masa hanimunnya, Ayah pergi dulu ya, hati-hati jaga diri baik-baik.'' Ucap lelaki itu sambil membalikan badannya dengan rambut panjang terurai dengan meliuk-liuk diterpa angin, lalu tubuh lelaki itu hilang ditelan kegelapannya malam.
Serentak darma seta, tersadar dari lamunannya, dan berteriak memanggil.
''Aayaaaaaahhh, ayaaahh jangan tinggalkan aku ayah.'' Teriak darma seta.
Ternyata teriakannya darma seta, sampai membangunkan dewi harum dan wira jaya, lalu keduanya terperanjat dari tempat tidurnya dan menuju keluar.
''Ada apa seta?.'' Tanya ibunya yaitu dewi harum.
''Iya kamu kenapa nak seta.'' Tanya wira jaya.
''Ooh tidak bu.'' Jawab darma seta.
''Ya terus kamu kenapa?, ko tadi terdengar kencang berteriak?.'' Tanya ibunya.
''Begini Bu, sehabis ku latihan, melepaskan rasa suntuku..............
Darma seta menceritakan perihal yang telah di alaminya tadi, didatangi sosok lelaki bertubuh tegap, rambut ikal panjang, dan berwajah tampan, dari mulai naik tangga hingga memegang pundaknya dan berkata, menyuruh datang kedesa halimun, nah begitu bu ceritanya.'' Ucap darma seta bercerita.
''Ooh sanghiang agung, pencipta alam semesta beserta mahluk dibumi, tenangkanlah suamiku disana.'' Ucap dewi harum.
''Itu sosok ayahmu seta.'' Ucap wira jaya.
''Iya ku juga berpikir begitu paman, e'eeh ayah, soalnya dia memanggil nak, makanya ku berteriak secara tidak sadar memanggil ayah.'' Ucap darma seta.
''Ya sudah sekarang kamu istirahat, kan besok mau ke desa halimun, nanti ibu dan bapakmu menyusul.'' Ucap dewi harum.
''Baik bu.'' Jawab Darma seta singkat.
Wira jaya dan istrinya dewi harum terus masuk lagi ketempat ridurnya, sementara darma seta beristurahat diruang sebelah.
Seiring dengan roda kehidupan berputar, tidak terasa malampun kini telah berganti dengan waktu pagi, suara kokok ayam jantan sudah terdengar dimana mana.
Darma seta kini sudah terbangun dari tidurnya, dan bergegas menuruni rumah panggung itu, untuk membersihkan badannya dari keringat bekas semalam latihan yang menimbulkan bau tak sedap.
Setibanya disebuah pancuran, air mengalir dari akar-akar pepohonan nampak jernih sekali, darma seta langsung membuka baju guna membersihkan badannya, dari bau keringat yang tak sedap.
Sesudah darma seta beres mandi, lalu dituangkan bubuk kopi kedalam gelas dari ruas bambu yang dipotong-potong menyerupai sebuah gelas dijaman itu, dan diseduh pula paki air panas yang baru mendidih, lalu dibawa keluar.
Seripiiit, kopi panas diminum sedikit-sedikit, ditemani dengan makanan singkong bakar, yang mungkin bisa mengenyangkan perut, karena karbohidrat yang terkandung didalamnya cukuplah tinggi.
Begitu pajar sudah mulai keluar dari sebelah timur, dewi harum dan wira jaya baru terbangun dari tempat tidur, dan keluar dari kamarnya.
''Wah kamu gesit sekali bangunnya.'' Ucap dewi harum.
''Iya bu, kalau sudah punya niat, aku selalu bangun lebih awal.'' Jawab darma seta.
''Nak seta kamu sudah bikin kopi belum?.'' Tanya wira jaya.
''Sudah Paman.'' Jawab darma seta.
''Ko kamu panggilnya paman.'' Kata dewi harum.
''Ya sudah tidak apa-apa, apa artinya sebuah panggilan, yang penting hatinya, kalau biasa panggil begitu lakukan saja apa enaknya.'' Jawab wira jaya.
''Iya ma'ap, ku sudah enaknya panggil begitu.'' Jawab darma seta.
''Ya Sudah, ibunya juga mengerti, apa enaknya kamu panggil bapakmu.'' Ucap dewi harum.
Setelah itu darma seta mohon pamit sama orang tuanya, untuk minta doa restu dengan kepergiannya kedesa halimun, supaya masalah yang lagi di alami, seperti yang dibisikan oleh seorang kake dan lelaki yang mirip ayahandanya itu bisa cepat diatasi.
*****************
Lanjut Eps 16.
Untuk kelangsungan karya ku ini, minta dukungannya ya, tinggalkan jejaknya dengan.
. 👍 like
. Comentar
. ⭐⭐⭐⭐⭐ Ranting
. ❤ favorit dan 💓 votenya.
Selamat membaca, semoga bisa terhibur dengan karya-karya yng ku buat.
\=\=\=\=TERIMA KASIH\=\=\=\=\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Rahma AR
👍👍
2022-10-15
1
Little Peony
Like like like
2021-07-16
2
zien
hadir🌹🌹
2021-05-28
1