Angin malam yang dingin, diterangi cahaya bulan purnama, memancarkan cahayanya, seperti mau menyaksikan para mahluk dimuka bumi, yang mau menaruhkan jiwa raganya, hanya dengan sebuah harga diri.
Disaat itu pula ada dua orang berlari-lari menuju keperkumpulannya giri darma, dan para warga desa halimun.
Dan disaat itu pula muncullah gerombolan para jago-jago bayaran, yang dipimpin langsung oleh arya dulaksa.
''Hahahahaha, rupanya kita sudah disambut kawan.'' Kata arya dulaksa.
''Iya benar tuan arya, berati kita sekarang akan banyak meminum darah-darah segar.'' Ucap orang yang bernama kala pati.
''Hahaha, haii para cecunguk-cecunguk mendingan kalian pulang dari pada nanti istri-istrimu menjadi janda, huhahahaha.'' Ucap pendekar sitengkorak iblis.
Dan disaat itu pula, giri darma maju dua langkah, untuk menyampaikan beberapa kata.
''Arya dulaksa, apa tidak bisa kita selesaikan masalah ini dengan jalan berdamai saja, untuk menghindari korban, dan kenapa kamu sangkut pautkan masalah pribadimu menjadi masalah besar begini.'' Ucap giri darma.
''Apa katamu giri darma, berdamai, aha aha ahahahaha.'' Jawab arya dulaksa ketawa sambil munyar menyor.
''Ayah, tidak usah memohon pada orang seperti si dulaksa keparat, malah dia makin besar kepala aja.'' Ucap jala darma.
''Kurang ajar kau jala darma, akan kubunuh kau, tengkorak iblis habisi pemuda yang bernama Jala darma.'' Ucap arya dulaksa.
Setelah mendengar perintah dari arya dulaksa, para jago-jago bayaran itu, langsung menyerang. kini lapangan padang rumput dipenuhi dengan puluhan orang-orang.
Senjata demi senjata semua mereka keluarkan, kini suara senjata-senjata yang berbenturan begitu nyaring bunyinya memecahkan kesunyian di malam itu.
Trang trang tong teng trang trang trang tong teng trang
begitu suara-suara logam keras yang saling bebenturan.
Kelebatan-kelebatan dari senjata-senjata sangat menyilaukan karena tersorot cahaya bulan purnama, para jago-jago bayaran arya dulaksa kini terus mendesak para pemuda desa halimun yang belum matang dalam sebuah pertarungan, dipihak giri darama kini sudah banyak pemuda pemuda yang terluka kena sabetan senjata-senjata dari para jago-jago bayaran tersebut.
Saat itu pula giri darma, jala darma beserta sara yuda terdesak oleh, arya dulaksa, kala pati dan sitengkorak iblis.
Disa'at itu giri darma dan jala darma roboh, arya dulaksa dan tengkorak iblis semakin sadis mau menghabisi giri darma dan jala darma.
Sebuah pedang arya dulaksa, dan tongkat sakti tengkorak iblis meluncur mau memecahkan kepala giri darma dan j8ala darma.
Tapi karena sang pencipta masih melindungi mereka.
Sebuah kelebatan bayangan meluncur menghantam tubuh tongkarak iblis dan arya dulaksa.
Heeeaaaaaaaaa.
Duk duk duk duk.
Bayangan itu dengan cepat menghajar tubuhnya arya dulaksa dan tengkorak iblis.
Aaauuuuuuuu
Aaaauuuuuuuu
Suara keras terdengar dari mulut mereka.
Giri darma dan jala darma melotot, dengan hati merasa lega karena ada dewa penolong.
''Terima kasih sanghiang agung, kau sudah menurunkan malaikat penolong bagiku dan anaku.'' Ucap giri darma dalam hati.
Arya dulaksa dan tengkork iblis, langsung bangun dan membalikan badannya, dengan mata melotot melihat kearah sosok anak muda yang sudah menolong giri darma, yang hampir mati oleh pedangnya.
''Setan alas, siapa kau, ikut campur urusanku?.'' Tanya arya dulaksa.
''Geloo siah, beraninya main bokong.'' Kata tengkorak iblis.
''Haii kalian para pengecut, beraninya menindas orang-orang lemah, apa kalian tidak malu dengan kependekaran kalian.'' Ucap darma seta.
''Keparat kau anak muda, sudah berani berkhotbah didepan kami.'' Tutur tengkorak iblis.
''Tengkorak iblis, pendekar dari bukit tengkorak, yang kesohor itu, berapa bayaranmu dari orang keparat itu.'' Kata darma seta sambil menunjuk pada arya dulaksa.
''Meong congkok, berani-beraninya kau bilangin saya begitu, Hai anak kemarin sore.'' Teriak arya dulaksa sambil langsung menyerang darma seta dan langsung di ikuti oleh tengkorak iblis.
Darma seta digempur oleh dua orang jago yang sudah banyak makan asam garam dikancah pertarungan.
Tapi darma seta adalah pemuda titisan pendekar sejati, yang sang pencipta ciptakan untuk membasmi keangkara murka'an di muka bumi.
Senjata tongkat sakti meluncur mau menembus ulu hati darma seta, yang disusul oleh sabetan pedang arya dulaksa, tapi darma seta hanya meliukan badannya dengan jurus elang selaksa, kedua senjata itu makan angin.
Untuk mengimbangi sejata dari kedua pendekar itu, darma seta kini menghunus pedang peraknya, sinar kemilau dari pedang itu seakan menusuk mata orang yang melihatnya.
Ciat ciat trang trang
Ciaaat ciat ciat trang trang trang.
Pertarungan semakin sengit, kini hamparan rumput yang hijau sudah berubah warnanya dengan merah darah yang berceceran, para pemuda desa halimun disuruh mundur oleh giri darma untuk menyelamatkan dirinya masing-masing.
Kini tinggal giri darma, jala darma dan sara yuda yang menghadapi kala pati, kala durga, kala muksa, dan puluhan anak buanya.
Sungguh pertarungan yang tidak seimbang, ketiga jawara dari desa halimun kini di gulung dengan puluhan senjata yang keluar masuk seperti taktik sebuah pasukan perang.
Disitu pula sara yuda sangat kelelahan, dan saat bersama'an sebuah pedang menyambar dan menyayat tubuh sara yuda.
Hiuuk clek clek.
sebuah pedang dari kala pati berhasil merobek dada sara yuda.
Aaauuuu, tobaaaattt.
Suara jerit kesakitan dari mulutnya sara yuda.
Dan saat itu pula, jala darma dan giri darma dapat dipukul mundur, serangan demi serangan terus menghujani giri darma dan jala darma.
Sabetan-sabetan puluhan pedang terus mrnghujani kedua jawara desa halimun.
''Mungkin sekarang aku harus mati ditangan orang-orang keparat ini.'' Kata giri darma dalam hatinya sambil terdesak.
''Awas ayaaahhhh.'' Teriak jala darma.
Giri darma memejamkan matanya, pasrah mungkin malam ini malam terahir melihat dunia.
Tapi tidak disangka-sangka dua kelebatan merah dan kuning, melesat menghantam puluhan dari senjat-senjata yang mau membabat giri darma.
Trang trang trang trang.
Siuuuuuuuuurrrrrrr
plak plak plak plak plak
Senjata mereka berhamburan lepas dari genggamannya.
Kini giri darma sudah dua kali diselamatkan dari malakal maut.
''Terima kasih sang pencipta, rupanya aku masih diperkenankan hidup.'' Ucap giri darma.
''Mundur kakang darma, bawa orang-orangmu yang terluka, biar saya dan istriku yang menuntaskan mereka semua.'' Ucap lelaki tegap salah satu dari dewa penolong itu.
''Terima kasih kisanak.'' Ucap giri darma.
''Ko dia tau namaku dan kenapa dia panggilku kakang, siapa dua orang itu sebenarnya.'' Ucap giri darma dalam hatinya.
Kedua pendekar yang menolong giri darma, menyerang dengan sangat gesit dan lincah, liukan-liukan pedang merah dan ampel kuning dengan gencar menyambut serangan dari mereka.
Darma seta yang melihat giri darma diselamatkan oleh kedua pendekar, sangat lega sekali.
''Ibuu, pamaan, ternyata kalin diam-diam menyusulku terima kasih ibu paman.'' Ucap darma seta dalam hatinya.
Ternyata kedua pendekar itu, wira jaya dan dewi harum. yang sangat khawatir pada anaknya, dengan diam-diam mereka mengikuti darma seta.
''Kakang panggil semua kawanan kita.'' Ucap dewi harum sambil menyerang mereka.
Wira jayapun melompat ke tempat yang agak jauh, lalu meniup senjata ampelnya.
Tidak lama kemudian cahaya bulan tertutup oleh gerombolan elang, yang memenuhi panggilan dari wira jaya.
''Kawan-kawanku kami perlu bantuanmu, hancurkan kawanan orang-orang jahat itu yang lagi bertarung dengan elang merah.'' Ucap wira jaya.
''Baik elang kuning.'' Jawab elang abu-abu.
Kini puluhan elang melesat menyerang puluhan anak buahnya kala pati.
Puluhan elang menyambar nyambar semua anak buah Kala pati, mereka sangat kewalahan mengahdapi puluhan elang, yang sangat gesit dalam menghindar dari sabetan senjata mereka.
Secara beruntun para elang menyerang puluhan anak buahnya kala pati dengan taktik gerilya datang dan menghilang begitu dan begitu.
Sudah banyak darah yang berceceran jatuh dihamparan rumput-rumput hijau dari kepala dan wajah para puluhan anak buahnya Kala pati, karena cakaran dan patukan para gerombolan.
elang.
Sementara giri darma, jala darma dan sara yuda beserta para pemuda yang terluka menyaksikan pertarungan itu, seperti tidak percaya dengan munculnya puluhan elang dimalam hari.
''Terima kasih sanghiang agung, kau telah menurunkan dewa penolong pada kami semua.'' Ucap jala Darma.
''Hebat ya ke tiga pendekar itu.'' Ucap sara yuda.
''Iya ya hebat sekali, ditambah punya kawanan puluhan burung elang.'' Kata para pemuda, sambil meringis kesakitan karena luka goresan dari senjata tajam.
Sementara darma seta yang lagi bertarung dengan arya dulaksa dan tengkorak iblis, semakin agresip dan bringas dalam melakukan serangan demi serangannya.
Pertarungan berlangsung dua belas jurus, hingga pada ahirnya darma seta berhasil mendesak kedua pendekar itu, jurus elang mencakar mega berhasil memporak porandakan pertahanan arya dulaksa dan tengkorak iblis, sebuah pukulan dan tendangan darma seta mendarat ditubuh kedua pendekar itu.
Duk duk duk.
''Adaaawwww.'' Suara dari kedua pendekar itu.
Blaaak keduanya roboh meniban tanah.
''Bedebah, bocah edan akan ku bakar tubuhmu dengan tongkat saktiku.'' Ucap tengkorak iblis.
Tengkorak iblis lalu pasang kuda-kuda dengan memutar-mutarkan tongkat saktinya lalu dihempaskan pada darma seta, sebuah api yang membara keluar dari kepala tongkat itu, menyambar tubuh darma seta, tapi dengan mudah darma seta menghindar sambil melompat lompat.
''Kurang ajar kau anak ingusan, jangan cuma menghindar dan menghindar, ayo lawan aku, keluarkan kedidjaya'anmu.'' Teriak tengkorak iblis.
''Hai tengkorak iblis, saya masih punya hati nurani, supaya tidak banyak korban bergelimpangan, saya sengaja menghindari semua pukulan api, dari tongkatmu itu.'' Teriak darma seta.
''Haahh omong kosong kau, terimalah ciaaatt.'' Ucap tengkorak iblis sambil menghempaskan pukulan apinya itu.
''Kalau tidak buru-buru dihentikan akan banyak yang terbakar oleh tongkat sakti itu.'' Kata darma seta dalam hatinya.
Ketika itu darma seta membangun kuda-kuda dengan kedua kaki di buka melebar, dengan tangan kanan terbuka diatas kepala dan tangan kiri menyikang di dada.
Disaat pukulan api menyembur, Darma seta terus menghempaskan pukulannya.
Hiiiaaaaaa.
Ajian elang cakra dewa..
Sinar putih perak kemerahan melesat menyambut api yang keluar dari tongkat saktinya tengkorak iblis.
Kini kedua kekutan saling berbenturan dan saling dorong, hingga ahirnya kubaran api yang keluar dari tongkat ini, dilumat habis oleh sinar perak dari ajian elang cakra dewa, sinar perak melesat menghantam tongkat itu hingga hancur berkeping-keping, dan tubuhnya tongkorak iblis terpental jauh, jatuh menimpa rerumputan yang banyak dipenuhi oleh kotoran binatang.
Darah segar keluar dari mulut, hidung dan matanya tengkorak iblis.
Semua yang menyaksikan kedahsyatan ilmunya darma seta, sampai merinding sekujur tubuhnya, termasuk arya dulaksa, yang tadinya sesumbar merasa diri paling hebat, kini seperti harimau yang patah kedua taringnya, dengan diam-diam arya dulaksa menyelinap untuk meninggalkan tempat itu.
Gerak-geriknya arya dulaksa, sudah di ketahui oleh darma seta, secepat kilat darma seta melepaskan senjata rahasianya.
''Jangan lari kau pengecut.'' Ucap darma seta sambil melepaskan senjata rahsia.
Sebuah senjata berbentuk bulu elang melesat dan menancap dipunggungnya arya dulaksa.
''Kakang jala darma, tangkap orang itu.'' Teriak darma seta.
''Baiklah.'' Ucap jala darma sambil melompat memburu arya dulaksa yang jatuh terkena senjata rahasia.
..........
Sementara Dewi harum dan wira jaya yang masih bertempur menghadapi Kala pati, Kala durga dan Kala muksa.
************
Lanjut eps 18
tinggalkan jejaknya dengan
. 👍like
. Comentar
. ⭐ Ranting
. ❤ favorit dan 💓 votenya.
Selamat mrmbaca terimakasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Rahma AR
🥰
2022-10-15
1
Yukity
mampir di sini Thor
semangaaat🆙😍
2021-12-25
1
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
like hadir
2021-03-22
1