PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 6

Sementara Dewi harum dan anaknya Darma seta, yang mengawali para gadis-gadis, yang sudah terbebas dari tangannya Gopala barda, melacu kudanya di antara jalanan yang berbukit, karena jarak yang ditempuh lumayan jauh.

Dewi harum berjala npaling depan, disusul dengan gadis-gadis dan Darma seta mengikutinya dari belakang, dari kedelapan gadis-gadis itu, ada di antaranya yang selalu memperhatikan Darma seta, dan terkadang gadis itu sering nengok kebelakang, tapi yang diperhatikannya nampak seperti biasa, tidak ada tanda-tanda yang bisa membuat sigadis itu tersenyum.

pemuda itu begitu tampan dan manis, tapi dia nampak dingin, apa dia tidak tau kalau ku memperhatikannya, atau, apa sok jual mahal, apa gimana, ucap sigadis itu.

Sedangkan Darma seta, terus saja memacu kudanya, tidak menghiraukan wanita yang memperhatikannya itu.

Tiba-tiba Dewi harum menarik tali kekang kuda.

Sikudapun langsung berhenti.

"Ada apa bu, ko berhenti?." Tanya Darma seta.

"Nanti dulu nak, ibu mau tanya pada gadis-gadis ini, apa semua dari kampung lebak haur, kayanya tidak mungkin kalau mereka semua satu kampung." Ucap Dewi harum.

"Saya mau tanya? apa kalian semua satu kampung?." Tanya Dewi harum.

"Tidak bibi pendekar, kami dari beda kampung." Ucap salah satu dari gadis-gadis itu.

"Dari kampung mana saja kalian?."Darma seta bertanya.

"Saya berdua dari kampung Tegal bambu."

"Dan Saya sendiri, dari kampung Cilontar bibi pendekar, kampung saya masih jauh, harus melewati dulu lebak haur, baru sesudah itu kampung cilontar."

"Terus yang lainnya?." Tanya Dewi harum.

"Saya bertiga dari Lebak haur, masih kerabatnya paman Jumanta dan paman Dalimin."

"Kamu ko diam, dari mana asalmu?." Tanya Dewi harum.

"Saya bingung bibi, mau pulang kemana." Ucap si gadis

"Emang kamu tidak punya tempat tinggal?." Tanya Dewi harum.

"Tempat tinggal punya Bibi." Jawab sigadis.

"Ya terus kenapa bingung, kan ada orang tua kamu, yang bisa melindungi kamu." Ucap Dewi harum.

"Saya di usir dari rumah oleh ayah saya, makanya saya bingung pulang, tapi kalau tidak pulang kasihan sama ibu." Jawab gadis itu.

"Ko bisa, alasannya kenapa kamu di usir, tidak mungkin bapak mu, mengusir anaknya tanpa alasan yang jelas." Ucap Darma seta.

"Saya mau di jodohin, sama sodagar kaya, tapi saya tidak mau." Jawab sigadis itu.

"Nama mu siapa?." Tanya Dewi harum.

"Nama saya sulastri, Bibi pendekar." Sigadis menjawab.

"Lastri, kenapa tidak mau, kan kamu bisa hidup lebih enak kalau menerima perjodohan itu." Kata Darma seta.

"Tapi tuan pendekar, dia sudah punya dua istri, dan saya mau dijadikan istri yang ketiga, ditambah sodagar itu suka maen perempuan dan berjudi." Jawab Sulastri.

"Oooh begitu rupanya, kasihan juga, nasibmu lastri, Ya sudah nanti kamu ikut Bibi aja, mau." Ucap Dewi harum.

"Mau bibi, tapi nanti bibi jadi repot." Kata Sulastri.

"Ya sudah, kamu tidak perlu khawatir, bibi senang bila kamu mau ikut sama bibi, Dan yang satunya lagi, kamu dari mana?." Tanya Dewi harum.

"Saya adiknya kakang Herman." Jawab perempuan tersebut.

Setelah itu, Dewi harum dan Darma seta, mengantarkan gadis-gadis yang diculik oleh antek-antek Gopala barda, kepada orang tuanya masing-masing.

Yang pertama, Dewi harum antarkan kedua gadis dari tegal bambu, berhubung kampungnya agak dekat dengan wilayah situ.

Kini kuda itu tidak ada penunggangnya, karena kedua gadis itu sudah berada lagi dalam lindungan orang tuanya.

Karena sulastri tidak bisa menunggang kuda.

kini perjalanan menuju ke kampung lebak haur, untuk mengantarkan gadis-gadis yang sudah terbebas dari jeratan Gopala narda.

Tidak lama kemudian, Dewi harum dan Darma seta beserta rombongan, sudah tiba ditapal batas kampung lebak haur, dan kedatangan mereka sudah diketahui oleh warga, dan salah satu warga berlari ke arah pos penjaga, dan langsung memukul kentongan.

tong

tong

tong, suara kentongan berbunyi kencang sekali, dan para warga pun pada berdatangan.

"Wai ada apa, tanya salah satu warga."

"Itu tuh, gadis-gadis yang diculik oleg Gopala barda kini sudah kembali dengan selamat, cepetan kasih tau orang tuanya mereka." Ucap orang yang memukul kentongan itu.

............................

Tidak lama kemudian

Salah satu warga mendatangi rumah-rumah para gadis-gadis yang di culik itu.

"Sampurasun. Pak, pak Jupri." Ucap salah satu warga yang memberi tau itu.

"Iya ada apa." Jawab pak jupri sambil keluar rumah.

"Kamu, Karsidi, ada apa?." Pak Jupri bertanya.

"Itu pak, putri bapak yang diculik itu, sudah pada kembali dengan selamat." Ucap Karsidi.

"Terus yang lain bagaimana?." Tanya pak Jupri.

"Ya kan saya bilang sudah pada kembali, berarti yang lainnya juga." Jawab Karsidi.

Seterusnya.

Pak Jupri dan karsidi langsung menuju kepos penjaga. Tempat dimana Dewi harum dan Darma seta, beserta para gadis itu berada.

Setelah itu.

Para orang tua dari gadis-gadis tersebut sudah pada berdatangan, betapa senangnya mereka melihat anak-anak kembali dengan selamat, begitupun gadis-gadis itu, mereka sangat gembira bisa bertemu lagi dengan orang tuanya.

p

Tangis bahagia.

Kini terpancar dari para wajah orang tuanya dan gadis-gadis itu, karena bisa berkumpul kembali ditengah tengah keluarganya.

Kepala kampung lebak haur.

Dengan sangt gembira, karena warganya yang diculik itu sudah kembali dengan selamat.

"Para wargaku, sekarang kita sudah merasa lega, terutama pada orang tuanya, yang selama ini merasakan resah dan gelisah karena kehilangan putri-putrinya. Dan sebagai ucapan terima kasih kita pada pendekar-pendekar yang telah membebaskan putri-putri kalian, Bagaimana kalau kita jamu dengan memasak masakan yang lejat, sudah barang tentu para pendekar kita sangat capek dan kelelahan, Bagaimana saudara-saudaraku." Kata pak kepala kampung.

Setuju

Setuju

Setuju

begitu para warga memberi sambutan.

Warga kampung lebak haur, terutama orang tua dari para gadis-gadis itu, sangatlah senang begitu pak kepala kampung mengumumkan hal yang demikian.

Sinkat cerita.

Dewi harum dan Darma seta, kini mau melanjutkan perjalanannya ke kampung cilontar, sementara sulastri menunggu di rumahnya pak kepala kampung.

Ditempat lain.

Wira jaya yang masih berada di alas hutan borea bersama, jumanta, kalasan,Dalimin dan Herman.

Kini sudah mulai keluar dari hutan borea, mereka berjalan kaki menuju kampung lebak haur, yang lumayan sangat jauh kalau ditempuh dengan berjalan kaki.

"Waduuh baru kita berjalan segini juga rasanya cukup melelahkan."Ucap Jumanta.

"Ya Harus bagaimana lagi, dijalanin saja, itu semua kan demi terbebasnya para gadis-gadis yang disekap digoa siluman itu." Ucap Dalimin.

"Harusnya kita itu merasa bahagia, karena sudah berhasil menolong orang yang lagi kesusahan." Ucap Wira jaya.

"Iya ku juga merasa senang, tuan pendekar, cuma kaki ku ini terasa lemes banget." Kalasan berkata.

"Kalau dia itu, tidak biasa kelaparan, sekali makan sebakul habis, lihat aja tuh di perutnya ada warung nasi, hahaaa." Ucap herman.

Semua pun tertawa.

Hahahaha

hahahahah

"Tuh kan kalian malah menertawakan saya siih."

"Maap kang, bukan maksud kita begitu, ya gimana ya, habisnya melihat kang kalasan lucu, hihihi." Jawab Wira jaya.

"Orang lapar malah ditertawain." Ucap Kalasan sambil cemberut.

"Walaaah cemberutmu itu membuat kangen semua orang." Ucap Herman.

"Emang kangen apanya?." Tanya kalasan.

"Kangen bibirnya yang tebel, jadi pingin mencubit, hahahaha." Ucap Dalimin sambil tertawa.

"Lama lama kalian itu semakin menyebalkan saja sih." Kata kalasan marah.

"Iiih maap atuh ya jangan marah, kita kan bercanda." Jawab Dalimin.

Disaat mereka lagi senda gurau dan tertawa, tiba-tiba Wira jaya mendengar suara banyak kuda lagi berlari, dari arah timur menuju arah wirajaya dan teman-temannya.

"Wai merunduk." Ucap Wira jaya.

"Saya mendengar pasukan berkuda menuju kemari." Wira jaya menjelaskan.

Wira jaya dan beberapa temannya merundukan badan di semak-semak belukar, nampak terlihat beberapa pasukan berkuda, dengan pakaian merah hitam, melaju melewati wirajaya dan beberapa temannya yang lagi merundukan badannya disemak semak.

Sudah lewat tuan pendekar." Ucap Dalimin.

"Siapa mereka?." Tnya Wira jaya

"Kalau di lihat dari pakaian yang dikenakannya, mereka sepertinya anak buahnya Walang geni." Ucap Herman menjelaskannya.

"Ko kamu bisa tau?." Tanya Jumanta pada Herman.

"Ku tau waktu ku lagi dikademangan, pernah melihat mereka menyebut Walang geni, pakainnya merah hitam begitu." Ucap Herman.

"Kalau pakaian itu kan banyak yang sama atuh." Ucap Jumanta.

"Iya pakaian bnyak yang sama, tapi kan walang geni mempunyai tanda." Ucap Herman.

"Tanda apa?." Tanya Wira jaya.

"Ya di ikat kepalanya itu, kan mereka sama, tidak ada yang beda." Ucap Herman.

"Iya juga siih." U

cap Wira jaya.

Setelah itu.

Wira jaya dan beberapa temannya, melanjutkan lagi perjalanannya ke kampung lebak haur.

*********

Di lain tempat.

Anak buahnya Walang geni, melaju kudanya, menuju ketempat yang selama ini di jadikan Sarangnya.

Bukit Harendong.

Adalah tempat bersarangnya para komplotan Walang geni.

Dan ke enam orang berkuda itu kini sudah mulai menaiki sebuah bukit.

Mereka terus melaju kudanya dengan jalanan menanjak.

Hingga pada ahirnya mereka sampai di sebuah tempat tersembunyi di balik tebing batu. Ada sebuah tempat istirahat menyerupai dengan bentuk rumah, dengan tiang tiang yang terbuat dari kayu gelondongan, dengan ditutupi atap dari daun lontar yang di tata rapi, sehingga bila datang musim hujan air tidak bisa tembus kedalam.

Setelah turun dari kudanya, mereka lalu melangkah masuk kedalam rumah tersebut.

"Sampurasuun."

Ucap dari ke enam orang itu.

"Rampesss."

Jawab dari ketuanya mereka itu, yang didampingi oleh kedua wanita cantik bertubuh seksi dan aduhai.

"Bagai mana bogel ada kabar tentang harta karun itu."

"Bekum ki walang, kami sudah melakukan penyurpaian ke berbagai daerah, tapi tidak ada hasil yang memuaskan."

"Masa cuma begitu saja, kalian tidak becus, percuma saya memberi upah yang cukup besar, kalau hasinya nol." Teriak ki Walang geni.

"Tapi ada kabar baik ki walang." Ucap bogel.

"Kabar baik apa?." Walang geni bertanya.

"Saingan kita yang paling kuat, yaitu Gopala barda sudah tewas terbunuh." Ucap Bogel

"Haaah, gopala barda sudah mampus. Huhahahaha, sekarang tidak ada lagi yang perlu ditakutin, kita bisa bebas melakukan apa yang kita mau." Kata ki Walang geni sambil tertawa penuh kepuasan.

"Lalu siapa orangnya yang telah membunuh, Gopala barda?." Tanya ki walang geni.

"Kabar dari yang kita dengar, gopala barda mati terbunuh oleh pendekar elang sakti."

"Yang benar kamu." Bentak Ki walang geni.

"Iya begitu kabar yang saya terima." Jawab Bogel.

"Bukankah Raga nata sudah tiada puluhan tahun silam, apa mungkin nenek Ragan tiri alias si elang merah." Ucap Walang geni sambil termenung.

"Ki Walang, bukankah kerabat elang itu ada tiga." Ucap bogel.

"Oooh iya, ada lagi, si elang kuning alias ki ragan tala, mereka memang masih hidup, tapi sudah lama mereka mengasingkan dirinya, dilembah kuning dan lembah merah." Jawab ki Walang geni.

"Ya ngapain pula kita harus memikirkan mereka, yang terpenting sekarang kita tetap pada tujuan kita." Ucap ki Walang geni.

Setelah itu.

mereka bersiap siap mau berangkat lagi, untuk mencari harta karun yang lagi pada dicari oleh para pendekar dari golongan hitam.

Di kampung ci lontar.

Dewi harum dan Darma seta kini sudah sampai di depan rumah gadis yang bernama kumala wati.

tok

tok

"Sampuu rasuun." Sàpa Dewi harum.

"Rammmmpeess."

Terdengar dari dalam rumah menjawab sambil membukakan pintu.....

Serentak seorang ibu keluar, dan melotot ketika melihat wajah kumala wati.

"Haah, anaaakuu kumala?." Tanya ibu itu sambil menujukan telunjuknya pada kumala wati.

"Iya ini aku Buk." Jawab kumala wati sambil memeluk ibunya itu.

"Terima kasih sang pencipta, ahirnya anak ku kembali dengan selamat, dan ini siapa kumala?." Tanya ibunya kumala.

"Ini Bibi pendekar dan anaknya kang Darma seta, yang menolong membebaskan aku, dan teman-temanku semua yang di sekap Gopala barda Bu." Jawab Kumala wati.

"Ooh ya, terima kasih pendekar, sudah menolong anak hamba." Ucap ibunya kumala sambil merunduk.

"Iya buk sama sama, itu semua sudah menjadi kewajiban kita, saling tolong menolong pada orang yang lagi kesusahan." Ucap Dewi harum.

"Sungguh mulia sekali hatimu pendekar, harus dengan apa ku membalas kebaikanmu pendekar." Ucap ibunya kumala.

"Kebaikan itu tidak mesti harus di balas langsung sama ibu, karena sang pencipta juga maha tau." Ucap Darma seta.

''Iya anak muda, sudah tampan hatimu juga baik." Ucap ibunya kumala.

Pada saat mereka lagi ngobrol.

dari ujung jalan terdengar suara kereta bendi, berjalan mendekati rumahnya ibu Nila wati, ibu dari kumala wati.

nampak kusir dari bendi itu menghentikan kudanya, dan roda bendi itu pun berhenti memutar.

Terus keluar sosok lelaki gagah mendekati Dewi harum dan Darma seta.

''Paaak coba bapak perhatikan ini siapa?." Tanya buk Nila wati.

Lelaki gagah itu terus memperhatikan wajah kumala wati sampai turun kebawah kakinya, lalu berteriak sambil berlari..

''Kumalaaa wati anaku, ahirnya kamu kembali juga dengan selamat." Ucap lelaki gagah itu sambil memeluk tubuh Kuamala wati.

''Iya ayah kita semua dibebaskan oleh pendekar ini dan warga dari kampung lebak haur." Ucap kumala wati sambil menunjuk pada Dewi harum dan Darma seta

''Oh terima kasih pendekar, sudah menolong anakku." Ucap bapaknya kumala wati, sambil mengulurkan tangannya.

''Ayo kita masuk dulu kita ngobrol didalam saja, ada sesuatu yang akan saya bicarakan penting." Ucap bapaknya kumala.

''Mau membicarakan hal apa ya?." Tanya Darma seta.

''Ya makanya ngobrolnya didalam, biar enak, ayo pendekar." Ucap bapaknya' kumala.

Ahirnya Dewi harum dan Darma seta memasuki rumah yang sangat bagus, rumah panggung yang terbuat dari kayu jati dan banyak ukiran ukiran disetiap bingkai bingkai jendela dan pintu rumahnya.

Setibanya didalam rumah.

''Tadi Bapak mau membicarakan hal penting apa?." Tanya Darma seta.

''Kenalkan dulu saya, giri nata." Ucap sodagar itu memperkenalkan dirinya.

''Ooh Bapak ternyata sodagar kaya raya, dikampung ci lontar ini." Ucap Dewi harum.

''Tidak juga saya cuma sodagar biasa saja." Ucap Giri nata.

''Tadi bapak mau membicarakan hal penting apa?." Tanya Darma seta mengulang pertanya'annya yang belum sempat terjawab.

''Begini tuan pendekar, kake saya dulu meng amanatkan sebuah harta karun, sebelum meninggal kake saya berpesan, suruh mengambil sebuah harta, entah itu berupa apa saya juga belum paham, tapi kake bilang pada saya."

''Awas giri nata harta itu jangan sampai jatuh ketangan orang orang jahat, bila itu terjadi maka hancurlah dunia ini''.

''Begitulah amanat dari kake saya, terus kake bilang mau pergi kesuatu tempat, tapi tidak memberi tau tempatnya dimana, dan ia hanya ngasih sebuah peta padaku." Ucap giri nata menjelaskan.

''Terus siapakah gerangan nama kake tuan itu?." Tanya Darma seta.

''Dia meninggal puluh tahun yang silam tidak seorangpun yang tahu, cuma sebelum meninggal ia berpesan begitu, nama kake saya, kake Raga nata."

''Apaaaa.. kake Raga nata." Jawab Darma seta keheranan.

''Kenapa anak muda seperti keheranan begitu?." Tanya giri nata.

''Apakah kake tuan punya sodara kandung?." Tanya Darma seta

''Katanya punya dua orang adik, satu laki laki dan satu perempuan.

Ragan tala dan Ragan tiri adik yang perempuannya."

''Coba boleh saya lihat peta itu?." Tanya Dewi harum.

''Ooh boleh, sebentar ya ku ambil dulu."

Lalu pak giri nata mengambil sebuah kotak berukuran kecil dan terus dibuka, terdapat sebuah sehelai kulit kerbau yang bergambar sebuah peta.

''Nah ini petanya." Ucap Giri nata sambil memberikan peta itu.

Darma seta dan Dewi harum melihat lihat peta itu secara rinci.

''Bukankah ini peta yang mengarah kelembah hantu, dan titik harta itu kaya ada didalam goa." Ucap Darma seta.

''Ko tuan pendekar tau tempat yang dipeta ini?." Tanya Giri nata.

''Kalau kake yang disebut oleh tuan tadi kake raga nata, kake itu adalah guruku tuan." Ucap Darma seta.

''Kenapa bisa padahal kake, meninggalnya mungkin tuan pendekar masih kecil, atau mungkin belum lahir." Ucap giri nata.

''Iya benar tuan, begini ceritanya." Ucap Dewi harum memotong pembicaraan.

Kemudian Dewi harum menceritakan kejadian dua puluh tahun yang silam, yang menimpa dirinya, dimana waktu itu, Dewi harum harus kehilangan suaminya tercinta, dan anaknya Darma seta yang sekarang sudah berada didekatnya itu, nah begitu ceritanya tuan sodagar." Ucap Dewi harum.

''Oooh sungguh biadap sekali komplotan kelabang merah itu." Ucap Giri nata.

''Kenapa tuan waktu itu tidak mencoba mencarinya apa yang ada dipeta." Kata Darma seta.

''Tapi kake saya berpesan, Carilah harta yang dipeta itu, kalau ada anak muda yang gagah berani dengan pakaian bercorak burung Raja wali, datang kapadamu, makanya pas saya tadi perhatikan pakaian tuan muda ini persis sekali dengan apa yang dipesankan oleh kake." Ucap Giri nata.

''Kalau kita berpikir pake akal sehat, sungguh tidak masuk akal, sepertinya saya sudah masuk didalam Kriteria kake guru, dan kenapa bisa meramalkan apa yang belum terjadi kedepannya." Ucap Darma seta.

''Ya itulah, rahasia sang pencipta, apapun bisa terjadi kalau sang pencipta menghendaki." Ucap Giri nata.

''Iya benar." Pungkas Darma seta.

''Ya sudah sekarang mendingan kita segera berangkat, lebih cepat lebih baik, jangan sampai ada yang mendahului kita." Dewi harum berkata.

''Setuju." Jawab Giri nata.

Tidak lama kemudian.

Dewi harum dan Darma seta sudah keluar dari rumahnya sodagar Giri nata.

Kini kedua kuda yang ditunggangi oleh Dewi harum dan Darma seta melaju dengan kencang dan gagah berani.

Membawa peta harta karun.

Amanat dari kake guru Raga nata, gurunya Darma seta.

Sebelum menjalankan amanatnya, Darma seta dan ibunya Dewi harum.

Harus singgah dulu ke kampung lebak haur dimana gadis malang yang bernama sulastri dan adik iparnya Wira jaya pasti sudah menunggu kedatangannya.

''Bu bagaimana kalau ku duluan kesana, nanti ibu dan paman Wira menyusul." Ucap Darma seta sambil memacu kudanya.

''Iya, tapi alangkah baiknya kita bicarakan dulu dengan paman Wira, apalagi gadis yang bernama sulastri pasti menunggu kedatangan kita." Jawab Dewi harum.

''Ooh iya benar juga Buk." Ucap Darma seta.

''Kalau begitu nanti kita bicarakan lagi disana, bagaimana baiknya." Ucap Darma seta.

''Ibu setuju itu." Ucap Dewi harum yang terus memacu kudanya semakin kencang.

Dewi harum dan Darma seta terus memacu kudanya semakin kencang, menyusuri jalan" berliku, di antara semak semak belukar yang berjejer di samping kiri kanan jalan yang dilaluinya.

Tidak lama kemudian.

Dewi harum dan Darma seta telah tiba dipenghujung kampung lebak haur, dan kini sudah mulai memasuki tapal batas kampung.

***********

Tidak lama kemudian Dewi harum dan Darma seta, sudah tiba dipekarangan rumahnya pak kepala kampung.

Nampak Wira jaya dan ke empat lelaki warga lebak haur, yang menemani Wira jaya didalam perjalanannya, kini sudah berada di rumahnya pak kepala kampung.

Lalu Dewi harum dan Darma seta turun dari kuda.

"Sampuu rasuuunn."

Ucap Dewi harum.

"Rammpeessss."

Semua menjawab.

''Bagaimana pendekar sudah bertemu dengan orang tuanya neng kumala'?." Tanya Jumanta.

''Sudah Paman, ternyata kumala anak sodagar giri nata, yang cukup kaya dan kehidupannya juga sudah terjamin." Ucap Dewi harum.

''Iya benar, neng kumala adalah salah satu bintangnya di cilontar, kecantikannya juga tidak ada bandingannya lagi." Kata Jumanta.

''Berhubung sekarang tugas kami sudah beres, dan kami akan melanjutkan lagi perjalanan, apalagi sekarang ada neng sulastri." Ucap Dewi harum.

''Bagaimana dengan sewa kudanya nih." Ucap Darma seta.

''Tenang saja tuan pendekar, masalah sewa kuda, semua sudah beres, dan kuda yang tuan tuan pendekar tunggangi sekarang sudah menjadi hak milik tuan tuan." Pungkas Dalimin.

''Maksud paman paman?." Tanya Darma seta.

''Itu kuda sebagai hadiah dari kepala kampung dan dari seluruh warga disini, khususnya dari para orang tua gadis-gadis yang disekap oleh Gopala barda, sebagi rasa terima kasihnya mereka menghadiahkan dua ekor kuda Jantan yang sangat gagah ini." Ucap Dalimin.

Tidak lama kemudian Dewi harum dan sulastri, melanjutkan perjalanannya untuk pulang dulu ke Batu gambir, sedangkan Wira jaya dan Darma seta langsung menuju lembah hantu, letaknya digua elang perak, untuk menemukan harta karun yang di wasiatkan oleh kake Raga nata.

Kuda terus dipacu semakin kencang.

hea hea hea hea

Wira jaya dan Darma seta memacu kudanya.

''Paman lembah hantu tinggal sedikit lagi, tinggal melewati satu bukit lagi kita akan segera sampai disana." Ucap Darma seta.

''Iya seta, ayo jangan sampai kita keduluan sama orang orang jahat." Teriak wira jaya sambil memacu kudanya.

Ditempat lain.

Kelompok walang geni juga memacu kudanya menuju lembah hantu, karena ada wangsit yang datang dari mimpinya tentang lembah hantu.

Tiba-tiba walang geni menghentikan kudanya.

''Ada apa ki kenapa berhenti?." Bogel bertanya.

''Sebentar rasanya ada yang aneh dengan mimpiku semalam." Ucap walang geni.

''Maksud aki?." Tanya bogel.

''Masa iya sebuah harta karun sampai disimpan dilembah hantu, lantas siapakah pemilik harta tersebut." Ucap ki Walang geni.

''Ya mungkin saja ki, kalau sipemiliknya itu, tidak ingin nantinya dketahui orang lain, dan mungkin hanya keturunannya saja yang mengetahui harta tersebut." Jawab bogel.

''Saya juga belum yakin, apakah harta karun itu berbentuk kepengan uang emas ataukah hanya sebuah benda." Ucap ki Walang geni.

Ki walang geni masih meragukan dengan pencariannya itu, tapi bogel selalu memberi semangat pada pimpinannya itu.

Disaat mereka mau melanjutkan perjalanannya, Dari Barat terlihat ada empat orang lagi memacu kudanya, mengarah jalan yang mau menuju lembah hantu.

''Lihat ki, bukankah itu kelompoknya gagak lodra, melaju menuju lembah hantu." Ucap bogel sambil menujukan telunjuknya pada oranga yang lagi memacu kudanya.

''Iya benar sekali bogel, ayo kita kejar mereka." Ucap ki Walang geni.

Hea hea hea hea.........

Ki Walang geni beserta anak buahnya memacu kudanya mengejar Gagak lodra.

Ki walang geni beserta para anak buahnya semakin kencang memacu kudanya, hingga pada ahirnya ki walang geni berhasil menghadang kelompok gagak lodra.

Kuda dari ke empat orang itu tiba" meringkik dan terus berhenti.

''Kurang asem, Saha eta manusa nu ngahalangan kana maksud kula." Ucap salah satu dari komplotan gagak lodra itu.

"Gagak lodraaa.

Buru buru amat mau kemanakah kau'', Ucap Walang geni.

''Waaww, walang geni! Hendak kemanakah kau Walang geni'?." Tanya pemimpin dari gagak lodra.

''Ditanya malah balik nanya kau gagak lodra." Bentak Walang geni.

''Hahahaa, rupanya kamu masih seperti dulu, Walang geni." Ucap ki Gagak lodra.

''Brengsek kau Gagak lodra, malah banyak berceramah." Ucap ki Walang geni.

''Wai teman-teman rupanya ada yang mau ngajak kita bermain main dulu." Ucap Gagak lodra dengan tenangnya.

''Apa salahnya kalau kita ladeni dulu ki." Ucap salah satu dari anak buahnya gagak lodra.

''Kurang ajar jadi kamu menantang kami gagak lodra." Seru ki Walang geni.

Ki walang geni dan gagak lodra adalah dua komplotan dari golongan hitam yang sama sama kejam dan bengis, serta serakah.

Terpopuler

Comments

Wak Jon

Wak Jon

⛦⛦⛦⛦⛦⛦⛦⛦⛦⛦⛦⛦⛦

2021-10-27

2

👑卂尺丂ㄚ

👑卂尺丂ㄚ

next

2021-10-21

2

Ryosa

Ryosa

lanjut thor, bikin sakti tak terkalahkan ya thor

2021-10-19

2

lihat semua
Episodes
1 Pendekar elang sakti eps 1
2 PENDEKAR ELANG SAKTI Eps 2
3 PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 3
4 PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 4
5 PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 5
6 PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 6
7 PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 7
8 PENDEKAR ELLANG SAKTI EPS 8
9 PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 9
10 PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 10
11 PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 11
12 PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 12
13 PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 13
14 PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 14
15 PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 15
16 PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 16
17 PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 17
18 PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 18
19 PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 19
20 PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 20
21 PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 21
22 PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 22
23 PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 23
24 PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 24
25 PENDEKAR ELANG SAKTI Eps 25
26 PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 26
27 PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 27
28 PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 28
29 PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 29
30 PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 30
31 PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 31
32 PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 32
33 PENDEKAR ELANG SAKT Eps 33
34 PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 34
35 Pendekar elang sakti eps 35
36 Pendekar elang sakti Eps 36
37 Pendekar elang sakti Eps 37
38 Pendekar elang sakti Eps 38
39 Penfekar elang sakti Eps 39
40 Pendekar elang sakti Eps 40
41 Pendekar elang sakti Eps 41
42 Pendekar elang sakti Eps 42
43 Pendekar elang sakti Eps 43
44 Pendekar elang sakti eps 44
45 Pendekar elang sakti eps 45
46 Pendekar elang sakti eps 46
47 Pendekar elang sakti eps 47
48 Pendekar elang sakti Eps 48
49 Pendekar elang sakti eps 49
50 Pendekar elang sakti eps 50
51 Pendekar elang sakti eps 51
52 Pendekar elang sakti eps 52
53 Pendekar elang sakti eps 53
54 Pendekar elang sakti Eps 54
55 Pendekar elang sakti eps 55
56 Pendekar elang sakti eps 56
57 Pendekar elang sakti eps 57
58 Pendekar Elang Sakti Eps 58
59 Pendekar Elang Sakti Eps 59
60 Pendekar Elang Sakti eps 60
61 Pendekar Elang Sakti Eps 61
62 Pendekar Elang Sakti eps 62
63 Pendekar Elang Sakti eps 63
64 Pendekar Elang Sakti. eps 64
65 Pendekar Elang Sakti eps 65
66 Pendekar Elang Sakti Eps 66
67 Pendekar Elang Sakti eps 67
68 Pendekar Elang Sakti eps 68
69 Pendekar Elang Sakti. eps 69
70 Pendekar elang sakti . eps 70
71 Pendekar elang sakti. eps 71
72 Pendekar elan sakti eps 72
73 Pendekar elang sakti eps 73
74 Pendekqr elang sakti eps 74
75 Prndekar elang sakti eps 75
76 Pendekar elang sakti eps 76
77 Pendekar elang Sakti eps 77
78 Pendekar elang sakti eps 78
79 Pendekar Elang Sakti Eps 79
80 Pendekar elang sakti eps 80
81 Pendekar elang sakti eps 81
82 Pendekar elang sakti. eps 82
83 Pendekar Elang Sakti eps 83
84 Pendekar elang Sakti eps 84
85 Pendekar elang sakti eps 85
86 Pendekar elang Sakti eps 86
87 Pendekar elang sakti eps 87
88 Pendekar Elang Sakti eps 88
89 Eps 89
90 Pendekar Elang Sakti Eps 90
91 Eps 91 Sayembara di Kawali.
92 Eps 92 Rajapati
93 Eps 93 Pertarungan berdarah.
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Pendekar elang sakti eps 1
2
PENDEKAR ELANG SAKTI Eps 2
3
PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 3
4
PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 4
5
PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 5
6
PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 6
7
PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 7
8
PENDEKAR ELLANG SAKTI EPS 8
9
PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 9
10
PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 10
11
PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 11
12
PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 12
13
PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 13
14
PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 14
15
PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 15
16
PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 16
17
PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 17
18
PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 18
19
PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 19
20
PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 20
21
PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 21
22
PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 22
23
PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 23
24
PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 24
25
PENDEKAR ELANG SAKTI Eps 25
26
PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 26
27
PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 27
28
PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 28
29
PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 29
30
PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 30
31
PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 31
32
PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 32
33
PENDEKAR ELANG SAKT Eps 33
34
PENDEKAR ELANG SAKTI EPS 34
35
Pendekar elang sakti eps 35
36
Pendekar elang sakti Eps 36
37
Pendekar elang sakti Eps 37
38
Pendekar elang sakti Eps 38
39
Penfekar elang sakti Eps 39
40
Pendekar elang sakti Eps 40
41
Pendekar elang sakti Eps 41
42
Pendekar elang sakti Eps 42
43
Pendekar elang sakti Eps 43
44
Pendekar elang sakti eps 44
45
Pendekar elang sakti eps 45
46
Pendekar elang sakti eps 46
47
Pendekar elang sakti eps 47
48
Pendekar elang sakti Eps 48
49
Pendekar elang sakti eps 49
50
Pendekar elang sakti eps 50
51
Pendekar elang sakti eps 51
52
Pendekar elang sakti eps 52
53
Pendekar elang sakti eps 53
54
Pendekar elang sakti Eps 54
55
Pendekar elang sakti eps 55
56
Pendekar elang sakti eps 56
57
Pendekar elang sakti eps 57
58
Pendekar Elang Sakti Eps 58
59
Pendekar Elang Sakti Eps 59
60
Pendekar Elang Sakti eps 60
61
Pendekar Elang Sakti Eps 61
62
Pendekar Elang Sakti eps 62
63
Pendekar Elang Sakti eps 63
64
Pendekar Elang Sakti. eps 64
65
Pendekar Elang Sakti eps 65
66
Pendekar Elang Sakti Eps 66
67
Pendekar Elang Sakti eps 67
68
Pendekar Elang Sakti eps 68
69
Pendekar Elang Sakti. eps 69
70
Pendekar elang sakti . eps 70
71
Pendekar elang sakti. eps 71
72
Pendekar elan sakti eps 72
73
Pendekar elang sakti eps 73
74
Pendekqr elang sakti eps 74
75
Prndekar elang sakti eps 75
76
Pendekar elang sakti eps 76
77
Pendekar elang Sakti eps 77
78
Pendekar elang sakti eps 78
79
Pendekar Elang Sakti Eps 79
80
Pendekar elang sakti eps 80
81
Pendekar elang sakti eps 81
82
Pendekar elang sakti. eps 82
83
Pendekar Elang Sakti eps 83
84
Pendekar elang Sakti eps 84
85
Pendekar elang sakti eps 85
86
Pendekar elang Sakti eps 86
87
Pendekar elang sakti eps 87
88
Pendekar Elang Sakti eps 88
89
Eps 89
90
Pendekar Elang Sakti Eps 90
91
Eps 91 Sayembara di Kawali.
92
Eps 92 Rajapati
93
Eps 93 Pertarungan berdarah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!