Aline Sang Pewaris
" Dasar cupu, loe tidak pantas duduk disini merusak pemandangan saja." ujar seorang perempuan yang bernama Bela.
" Apa belum cukup selama tiga tahun ini kalian mengganggunya ?" sentak seorang laki - laki hitam manis bernama Dewa barata, ia biasa di panggil Dewa. Laki - laki biasa, hanya anak dari seorang sopir angkot. Dia juga bukan idola sekolah, tetapi selama tiga tahun ini ia menjadi satu satunya sahabat Aline si gadis cupu.
" Biarkan saja Wa, ayo kita duduk disana." sahut Aline, ia menunjuk kursi kosong di ujung paling belakang. Kemudian mereka berlalu menuju tempat itu.
Aline Gunawan seorang gadis cantik dan kaya raya. Karena ingin mendapatkan sahabat sejati, ia rela bersekolah di sekolahan negeri. Bukan sekolahan swasta yang identik dengan orang - orang kaya sepertinya.
Selama tiga tahun ini setiap bersekolah ia selalu berpenampilan cupu, rambut diikat dua dan memakai kaca mata baca anti radiasi yang lumayan tebal.
Sebenarnya ibunya selalu protes jika melihat anaknya berpenampilan seperti itu, tapi Aline mempunyai alasan yang bisa dimengerti oleh orang tuanya yaitu tidak mau menarik perhatian banyak orang kalau ia adalah pewaris tunggal dari perusahaan GG Corps.
Malam ini adalah malam perpisahan dari sekolahnya Aline, seperti biasa ia berpenampilan cupu. Ia selalu menutupi jati dirinya dari teman temannya bahkan Dewa yang ia anggap satu satunya sahabatnya itupun tidak mengetahui siapa dia yang sebenarnya.
" Kenapa sih Al, loe tidak pernah melawan setiap mereka menghina loe." ucap Dewa.
" Biarin saja Wa. Kalau sekedar masih berupa perkataan aku tidak masalah, asal mereka tidak melakukan kekerasan fisik." ujar Aline.
" Tapi mereka sudah sangat keterlaluan, harusnya malam prom night seperti sekarang mereka gunakan untuk saling memaafkan."
" Enggak apa, aku hanya tidak mau cari masalah saja." sahut Aline. Ia takut jika membuat masalah di sekolah, maka orang tuanya pasti akan memindahkan ke sekolah yang mereka mau.
" Seandainya saja mereka tahu siapa aku yang sebenarnya, tapi biarkan saja. Aku hanya mau berteman dengan orang yang tulus seperti dewa" gumam Aline.
" Loe jadi ambil beasiswa itu Al." tanya Dewa lagi.
" Iya, kesempatan hanya sekali Wa. Aku tidak ingin menyia nyiakan itu." ujar Aline beralasan, padahal tanpa beasiswa pun keluarganya mampu menyekolahkan ke luar negeri.
" Semoga kamu sukses, jangan pernah lupakan gue ya."
" Tentu saja, kamu satu satunya sahabatku."
" Kamu juga satu satunya teman gokil gue." sahut Dewa lalu mereka tertawa bersama.
Satu bulan kemudian
Malam itu terjadi perdebatan antara Aline dan ayahnya Austin Gunawan. Aline Gunawan gadis cantik berusia delapan belas tahun baru lulus sekolah menengah atas. Karena kepandaiannya ia mendapatkan beasiswa untuk kuliah di salah satu Universitas terbaik di Jerman.
" Sayang, papa tidak setuju jika kamu mengambil beasiswa itu. Harta papa sangat banyak bahkan tidak akan habis tujuh turunan, lebih baik kamu kuliah disini dan membantu papa dan mami mengurus perusahaan." tutur Austin pada anaknya itu.
" Alin mau mandiri pa, apa salahnya ambil beasiswa itu. Alin akan kuliah yang benar disana, setelah lulus Alin janji akan membantu papa di perusahaan." rengek Aline.
Sejak King meninggal karena sebuah kecelakaan yang disengaja oleh seseorang delapan belas tahun yang lalu. Austin selalu bersikap protektif terhadap anak satu-satunya itu.
" Biarin saja pa, mami yakin Aline bisa menjaga dirinya sendiri. Selagi dia masih muda biarkan dia mencari pengalaman diluar sana." tutur Nisa ibunya Aline.
Nisa yakin anaknya itu bisa menjaga dirinya dengan baik. Apalagi Aline sudah memegang sabuk hitam dari beberapa ilmu bela diri yang sudah ia kuasai.
Nisa menginginkan sebelum anak gadisnya itu menjadi pewaris sah dari perusahaan GG Corps. Aline harus mempunyai banyak pengalaman dengan dunia luar termasuk orang-orang yang akan ia temui nanti.
" Baiklah papa akan ijinkan, asal kamu memakai fasilitas yang papa berikan termasuk para pengawal." seru Austin.
" Entah kenapa sampai sekarang aku tidak bisa menolak kalau kamu yang meminta." ujar Austin lalu memeluk istrinya itu.
" Terima kasih pa, Alin janji." ucap Aline seraya memeluk kedua orangtuanya.
Untuk saat ini, ia akan mengikuti apapun kemauan ayahnya asal mendapatkan ijin kuliah diluar negeri. Untuk urusan melanggar kesepakatan itu akan ia pikirkan nanti, karena itu salah satu ahlinya. wkwkkkk. 🤭
Keesokan harinya
" Sayang, bisa tidak kamu lepas kacamata itu. Mami empet melihat penampilan kamu seperti itu." ujar Nisa ketika melihat anak gadisnya itu berpenampilan culun, dengan memakai kacamata baca anti radiasi yang lumayan tebal dan dengan rambut yang di cepol keatas.
" Baik bu pres yang cantik." seru Aline menggoda maminya.
Tampak Aline melepaskan kacamatanya dan rambut cepolnya itu. Ia terlihat sangat cantik dengan rambut cokelat bergelombang yang tergerai indah menutupi bahunya.
" Sempurna." Nisa menjentikkan kedua jarinya ketika melihat penampilan anaknya itu. Aline yang dipuji ibunya itu bukannya senang tapi malah manyun, sejujurnya ia lebih senang berpenampilan tomboy dari pada feminim seperti kebanyakan wanita lain.
Siang ini mereka akan pergi ke Mall untuk mencari keperluan yang akan Aline bawa ke Jerman. Setiap Aline keluar rumah dengan orang tuanya ia akan dituntut bepenampilan sempurna, itu membuat Aline sangat tidak nyaman. Karena akan menjadi pusat perhatian banyak orang.
Selama ini banyak yang bersikap pura-pura baik agar bisa dekat dengannya, maka dari itu ia lebih memilih sekolah negeri dan menutupi jati dirinya sebagai pewaris tunggal dari kerajaan bisnis GG Corps yang terkenal menguasai bisnis real estate itu.
Setelah berbelanja beberapa keperluan, Nisa mengajak Aline mampir ke kantor ayahnya untuk makan siang bersama.
" Selamat siang nyonya dan nona muda." sapa salah satu Karyawan disana ketika Nisa dan anaknya baru turun dari mobilnya.
" Siang juga pak." sahut Nisa dengan ramah.
Setiap kali Aline ke kantor ayahnya ia akan menjadi pusat perhatian karyawan disana, ada yang tampak kagum dan ada juga yang merasa iri.
Aline sering mendengar bisik-bisik para karyawan tersebut seakan meragukan kemampuannya akan memimpin sebuah perusahaan yang sangat besar. Tapi ia tidak mengindahkan hal itu, ia berjanji pada dirinya sendiri akan menunjukkan kemampuannya jika saatnya itu tiba.
Anak manja dan suka menghamburkan harta orang tuanya itulah kebanyakan pandangan orang terhadapnya. Karena dari ujung kaki hingga rambut yang ia kenakan adalah barang branded, tentunya bukan atas kemauannya tapi ibunya lah yang menginginkan yang terbaik untuknya.
Di usianya yang baru menginjak delapan belas tahun. Sudah banyak prestasi akademik yang ia peroleh, bahkan Ia sudah ahli membantu ayahnya dalam mengawasi manajemen keuangan perusahaannya. So, don't judge someone by the cover.
Dannis Bryan
Aline Gunawan
Dewa Barata
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Allenn
Aline
2024-09-26
0
Yuli Yanti
mamfir lgi thor,sambil nunggu cerita bang mamat up bca ni dlu
2024-08-08
0
Bundanya Pandu Pharamadina
Aline ijin marathon
👍❤
2024-06-07
0