Sampai didalam, lagi - lagi Aline mendengar desahan seorang wanita dan ia tampak terkesiap ketika melihat bossnya itu sudah ada disana dan sedang bercinta dengan seorang perempuan yang berbeda dari kemarin.
"Maaf tuan, anggap saja saya tidak melihatnya." Aline langsung berlari keluar dengan nampan masih berada di kedua tangannya.
"Astaga, kalau melihat begini terus tidak hanya mataku saja yang kotor. Bisa - bisa otakku juga ikut terkontaminasi, dasar boss tidak bermoral. Tidak bisa apa menyewa hotel, kenapa mesti melakukannya di kantor." gumam Aline.
Tiga puluh menit kemudian, perempuan itu keluar dari ruangan bossnya. Dengan pakaian kerja yang berantakan ia mendekati meja Aline.
"Hey cupu, awas kamu kalau ketahuan bergosip di kantor ini." ucap perempuan itu, ia sepertinya juga karyawan di kantor itu entah di bagian apa Aline tidak mengetahuinya. Setelah itu dengan langkah cepat wanita itu berjalan menuju lift, ingin sekali Aline menjitak kepala wanita tersebut.
Tak lama kemudian bossnya itu juga keluar menghampirinya. "Sudah berapa kali saya bilang, sebelum masuk ke ruangan saya ketuk pintu terlebih dahulu."
"Maaf tuan, saya pikir tuan belum datang karena ini masih sangat pagi."
"Bawa kopi itu ke ruangan saya !" Dannis kembali lagi masuk kedalam ruangannya tanpa merasa bersalah, telah mengotori mata suci sekretaris cupunya itu.
Aline merasa geram ia terus terusan menggerutu sepanjang ia menyelesaikan pekerjaannya dan itu tidak luput dari Sam yang sedari tadi memperhatikannya.
"Lin, kamu punya teman yang tak kasat mata ya ?" Sam menghampiri meja Aline dan duduk di sofa yang biasa di pakai sebagai tamu untuk menunggu.
"Astaga tuan, bisa tidak jangan tiba - tiba mengagetkan saya. Anda itu sudah seperti jelangkung." Aline mengelus dadanya karena kaget melihat Sam yang sudah duduk disana.
"Apa itu jelangkung ?" laki - laki itu tidak mengerti bahkan baru mendengar kata itu.
"Susah di jelaskan tuan, yang pasti itu sejenis makhluk gaib."
"Benarkan dugaanku kamu dari tadi berbicara sama makhluk tak kasat mata." Sam memicingkan matanya kemudian ia tampak bergidik melihat Aline.
"Maksud tuan apa saya tidak mengerti ?" Aline merasa bingung melihat Sam yang sedikit ketakutan ketika melihat dirinya.
"Kamu dari tadi saya perhatikan berbicara sendiri, apa kamu sedang bicara dengan makhluk itu siapa namanya Jelangkung ya ?"
Seketika Aline langsung tertawa lebar, jadi dari tadi asisten bossnya itu mengira dirinya sedang berbicara dengan makhluk gaib, padahal dari tadi ia menggerutu karena ulah bossnya yang tidak ada akhlaknya itu.
"Bukan tuan, saya sedang merasa jengkel dengan obralan."
"Obralan apa ?" Sam benar - benar tidak mengerti arah pembicara wanita yang ada di depannya itu.
"Barang obralan tuan, sebenarnya kualitasnya tinggi tapi sama yang punya sengaja di obral."
"Benarkah. Dimana, saya juga mau ?" Sam terlihat antusias sepertinya ia biasa berbelanja barang diskon.
"Masa jeruk makan jeruk." gumam Aline cekikikan. Seandainya Sam tahu yang Aline bicarakan adalah bossnya sendiri.
"Tuan sepertinya sudah masuk jam makan siang, saya pamit dulu untuk ke kantin." Aline beranjak dari kursi kerjanya.
"Bagaimana kalau kita makan siang bersama, kamu juga belum menjawab dimana barang obralan yang berkualitas itu ?" Sam juga ikut beranjak dari sofa yang sedari tadi ia duduki.
"Mungkin sudah habis tuan barangnya." Aline masih menahan tawanya, ia tidak mau sampai kelepasan dan ketahuan sedang menggibahkan bossnya sendiri. Bisa - bisa baru dua hari jadi sekretaris ia sudah dipecat.
"Sayang sekali, ya sudah ayo ke kantin."
"Saya di traktir tuan ?"
"Memang segitunya tidak punya uang hingga minta saya traktir." ucap Sam ketika mereka sudah berjalan menuju lift.
"Saya kan baru dua hari kerja tuan, gajian juga masih sangat lama hitung - hitung pengiritan."
"Benarkah, bukannya sesuai CV yang saya baca kamu tinggal di Panthouse lux 11. Kamu tahu, hanya orang - orang kelas atas yang mampu tinggal di Apartemen itu dan boss kita juga tinggal disana." Sam tampak penasaran dengan kehidupan sekretaris bossnya itu.
"Waduh, bisa gawat ini kalau tuan obralan itu tahu aku tinggal satu Apartemen dengannya."
"Apartemen itu punya teman kuliah saya tuan, saya cuma numpang bahkan bisa kuliah di negara ini juga karena mendapat beasiswa." Aline merasa dirinya menjadi melow, sepertinya ia sangat menjiwai perannya. wkwkwk.
"Baiklah saya akan mentraktirmu."
Beberapa saat kemudian, mereka sudah berada di kantin kantor tersebut. Ketika Aline akan duduk, ada seseorang yang menabraknya dari samping dengan keras hingga ia terhuyung dan kacamatanya jatuh ke lantai.
"Astaga kenapa gadis ini begitu cantik kalau tidak memakai kacamatanya, bisa - bisa kalau si boss tahu di embat juga nih bocah." Sam tampak terkesima ketika menatap Aline yang tanpa memakai kacamatanya.
"Tuan." Aline memanggil Sam yang terlihat bengong menatapnya.
"Iya, iya kamu sudah pesan makan ?" laki - laki itu terlihat salah tingkah dan menatap ke sembarang arah.
"Saya pesan spicy sandwich saja dan segelas susu dingin." Aline melihat lihat buku menu kemudian memesannya.
"Tuan boleh saya bertanya ?" Dengan ragu Aline memberanikan diri menanyakan sesuatu yang ingin ia ketahui dari kemarin.
"Panggil saja Sam, memang kamu mau tanya apa ?"
"Apa tuan Dannis selalu membawa kekasihnya ke kantor ?"
"Apa kamu melihatnya ?"
"Iya, sudah dua kali saya melihatnya bahkan beliau melakukannya dengan perempuan yang berbeda."
"Kalau kamu tidak mau mendapat masalah lebih baik tutup mulut dan mata kamu, anggap saja tidak pernah melihatnya." Sam berbicara dengan lugas berharap sekretaris bossnya yang cupu itu tidak banyak bertanya.
"Astaga percuma ngomong sama nih jelangkung."
"Baik tuan, eh Sam." sebenarnya Aline ingin bertanya lebih jauh meski itu bukan ranahnya, tapi ia urungkan karena melihat si asisten yang tiba - tiba kurang bersahabat.
kemudian hanya keheningan yang menemani mereka makan, sesekali Sam melirik kearah Aline yang sedang fokus dengan makanannya.
Setelah menyelesaikan makan siangnya mereka kembali lagi ke kantor. "Sepertinya kalian berdua sudah mulai akrab." suara bariton Dannis mengagetkan Sam begitu juga dengan Aline ketika mereka sedang asyik ngobrol di meja kerjanya.
Dannis sedang menggandeng wanita cantik yang berbeda dari sebelumnya, kelihatannya mereka akan pergi. "Saya mau keluar, sepertinya tidak akan kembali ke kantor. Jadi kalau pekerjaan kalian sudah selesai langsung pulang saja." Kemudian ia berlalu pergi.
"Yes, pulang cepat lagi." Aline terlihat sangat senang.
Tak lama kemudian ada pesan masuk di ponselnya, lalu ia segera membacanya. "Om Wira." gumam Aline ketika melihat layar ponselnya.
"Nak. Nanti malam tolong hadiri undangan pesta dari Tuan Morgan di hotel xx, beliau adalah rekan bisnis ayahmu. Maaf om tidak bisa menemani karena ada urusan di luar kota." isi pesan dari Wira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Candra Elisa
pulang cepat lagi... pasti nanti ktemu sma dennis juga😂😂😂
2022-06-01
3
Taty AB
wah bisa ketemu lagi dgn Dennis
2022-05-11
1
Bunga Matahari
horang kayah seh tapi doyan jajan... iya bener kata Aline barang obralan 😂
2022-02-15
1