Sore ini Aline sedang berada di salon, karena nanti malam ia akan menghadiri sebuah pesta dari relasi ayahnya. Ia harus tampil kece karena membawa nama baik Ayahnya di Negara itu.
Menghadiri pesta seperti itu bukanlah hal pertama baginya, karena sebelumnya Wira sering mengajaknya dan mengenalkan kepada rekan bisnis Ayahnya. Bahwa dia adalah pewaris tunggal dari GG Corps, yang beberapa cabang perusahaannya berada di Negara tersebut.
Selama kurang lebih empat jam ia berada di salon kecantikan itu, kini ia merasa sangat fresh. Sepertinya pijat dan sauna yang ia lakukan tadi benar - benar membuatnya segar kembali.
Malam ini ia terlihat kece maksimal, dengan memakai gaun pesta panjang tanpa lengan berwarna maron. Ia terlihat anggun dan seksi.
"Oke, let's go." Aline mengendarai Ferrarinya menuju hotel xx, dimana tuan Morgan mengadakan pestanya.
Aline berjalan dengan anggun menuju Ballroom, kehadirannya menyita beberapa tamu undangan disana terutama para pria.
"Selamat datang nona Gunawan." Tuan Morgan langsung mendatangi Aline dan menyambutnya sebagai tamu penting disana. Ini adalah kali kedua Aline bertemu tuan Morgan setelah sebelumnya Austin mengenalkan padanya.
"Apa kamu datang sendiri Nak, dimana pasangan kamu om ingin mengenalnya." tuan Morgan bertanya dengan setengah berbisik.
"Saya datang sendiri om, pastinya masih jomblo seperti terakhir kali kita bertemu." Tuan Morgan tampak tertawa, ia begitu menyukai Aline yang suka ceplas ceplos. Seandainya anaknya belum menikah mungkin ia akan menjodohkan dengannya.
"Ayo ikut saya menyapa beberapa teman ayah kamu." Tuan Morgan mengajak Aline bertemu beberapa tamu undangan disana, yang kebetulan memang ia kenal sebelumnya.
Setelah itu tuan Morgan mengajaknya berjalan menuju seorang pria dan wanita yang sedang berdiri memunggungi mereka.
"Tuan Bryan." Seketika pria itu berbalik badan karena merasa ada yang memanggil namanya.
Aline tampak terkejut karena tuan Bryan yang dimaksud adalah bossnya sendiri. "Waduh tuan obralan, kenapa dimana mana nih orang selalu ada."
"Nak beliau ini adalah tuan Dannis Bryan pewaris tunggal Bryan Corp, silahkan kalian mengobrol. Sepertinya kalian sangat cocok karena sama - sama single." Tuan Morgan mengedipkan sebelah matanya pada Dannis kemudian ia berlalu pergi meninggalkan mereka.
"Hallo nona cantik kita bertemu lagi." Dannis berbicara sok manis dan itu membuat Aline merasa jijik.
"Benarkah anda single tuan, terus nona cantik disamping anda ini siapa ?" Aline melihat seorang wanita yang ia liat di kantor tadi siang.
"Dia, asistenku." Dannis melihat sekilas ke arah wanita yang berada disampingnya itu, kemudian ia menatap Aline kembali dengan tersenyum manis.
"Asisten di ranjang." gumam Aline ia tampak tersenyum meledek.
"Benarkah ?" Lalu Aline mengambil cocktail yang di bawah oleh pelayan yang sedang melewatinya, dengan anggun ia menyesap minumannya dan itu tidak luput dari perhatian Dannis. Laki - laki itu nampak menelan salivanya melihat bibir Aline yang merah merona tampak menggoda, tanpa ia sadari sesuatu dibawah sana sudah menegang.
"Tuan saya permisi dulu, senang bertemu dengan anda." Aline melangkahkan kakinya pergi, tapi seketika ia berhenti ketika Dannis memanggilnya.
"Nona apa lain kali kita bisa makan malam bersama, sepertinya sangat menyenangkan."
"Maaf tuan, saya tidak ada waktu lagipula saya tidak berminat dengan barang sale." Aline menekankan kata - kata sale karena baginya laki - laki itu telah mengobral tubuhnya untuk tidur dengan banyak wanita.
"Saya tidak mungkin memberikan barang yang tidak berkualitas nona, saya mampu memberikan apapun yang kamu inginkan."
"Sayangnya saya tidak tertarik tuan." Aline tersenyum sinis kepada Dannis, ia merasa jijik ketika melihat laki - laki itu menatapnya dengan tatapan seperti seekor harimau yang sedang kelaparan.
Kemudian Aline berlalu pergi meninggalkan Dannis yang masih berdiri mematung melihat kepergiannya.
"Shit." Dannis merasa kecewa baru kali ini ia di tolak oleh seorang wanita, biasanya banyak wanita yang mengemis ingin tidur dengannya.
☆☆☆
Keesokan harinya
Hari ini mood Dannis benar - benar buruk, setiap mengingat penolakan Aline seketika ia langsung kesal.
"Apa ada masalah boss ?" Sam memperhatikan wajah Dannis yang tampak tak bersemangat.
"Dia mengacuhkan ku." ucap Dannis lirih hampir tak terdengar, pandangannya masih kosong tanpa melihat asistennya itu.
"Siapa boss ?"
"Siapa lagi kalau bukan gadis kecil itu." Dannis meninggikan suaranya, sepertinya ia merasa sangat kesal.
"Astaga bos, masih banyak wanita yang mau sama boss."
"Tapi dia beda."
"Tentu saja beda boss, itu tandanya dia wanita terhormat." Sam menyela perkataan Dannis, tanpa memperdulikan perasaan bossnya sekaligus sahabatnya itu.
"Kamu pikir selama ini wanita yang ku kencani bukan wanita terhormat ?" Dannis merasa tidak terima karena selama ini wanita yang ia kencani adalah wanita berkelas, bukan wanita sembarangan yang menjajakan dirinya di club malam.
"Tapi gadis itu kelasnya beda boss, mungkin ia menjunjung tinggi kehormatannya hanya untuk calon suaminya. Bahkan mungkin dia masih perawan."
"Bullshit, jaman sekarang mana ada perawan. Yang ada gadis rasa janda." Dannis tampak meledek asistennya itu yang terlalu naif memandang seorang wanita.
"Jangan - jangan boss sedang jatuh cinta ya." Sam menebak kalau bossnya itu sedang jatuh cinta, karena tidak biasanya dia terlihat frustrasi seperti sekarang ini.
"Tidak ada di kamusku untuk jatuh cinta, bagiku wanita hanyalah pemuas napsu."
"Tidak mungkin aku jatuh cinta. Aku hanya penasaran dengannya, ya hanya penasaran saja." Gumam Dannis ia sebisa mungkin menyangkal perasaannya.
"Suka - suka boss sajalah, aku mau balik kerja dulu." Sam pergi meninggalkan Dannis yang masih merasa kesal.
"Tentu saja suka - suka aku, aku bossnya." Dannis tampak menggerutu karena asistennya itu pergi begitu saja tanpa memberinya solusi.
Sore harinya ketika Aline bersiap siap untuk pulang, ada seorang wanita cantik menghampiri mejanya. "Hei cupu, sudah ku bilang kamu jangan bergosip di Kantor ini."
"Maaf nona saya tidak mengerti maksud anda ?"
"Masih tidak mengaku kamu ya." Wanita itu melayangkan tangannya untuk menampar, tapi seketika Aline menahan tangan wanita tersebut.
"Ada apa ini ?" suara bariton Dannis mengagetkan kedua wanita yang sedang cek cok itu.
"Dannis, kamu tahu wanita cupu ini sudah bergosip dengan orang - orang kantor."
"Itu tidak benar tuan, saya baru beberapa hari kerja disini bahkan saya belum mengenal karyawan lain kecuali tuan Sam."
"Ya saya percaya padamu."
"Jadi kamu membela wanita cupu ini, apa kamu menyukainya ?"
"Menyukainya, gila kamu tentu saja tidak. Kamu lihat bagaimana penampilannya, dia bukan tipeku." Dannis melihat penampilan Aline dari atas hingga bawah.
"Aku hanya tidak suka kamu menuduhnya tanpa bukti, dan aku ingatkan kamu jangan pernah lagi menggodaku seperti kemarin apa lagi menaruh harapan lebih padaku karena aku tidak menyukaimu. Ingat kamu bisa kerja disini karena rekomendasi dari ayahku, jadi aku bisa saja menendangmu dari kantorku."
Wanita itu tampak menunduk, sepertinya ia menyesali perbuatannya karena sudah merayu bossnya itu kemarin dan kini ia merasa di campakkan.
"Maaf tuan, saya permisi dulu. Karena ini sudah melewati jam pulang saya." Kemudian Aline berlalu pergi meninggalkan Dannis bersama wanita itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Bundanya Robby
cihh tuan..jangan melihat buku dari sampul nya ya tuan Denis .....
2022-06-30
3
Candra Elisa
😂😂😂😂
2022-06-01
0
Nuris Wahyuni
Aline wanita terhormat bahkan lebih terhormat lg karna menjunjung tgg nilai moral n keyakinan gak obral sana sini 👍👍😘😘padamu Aline
2022-02-25
1