"Sebentar, aku ke ruangan Dannis dulu." ucap Sam kemudian ia berlalu pergi yang di ikuti oleh Sofia di belakangnya.
Setelah sampai didepan sebuah ruangan VIP, Sam mengetuk pintu. "Kamu mau ikut masuk kedalam ?" tanya Sam pada Sofia.
Sofia hanya menggelengkan kepalanya, ia takut kalau Dannis akan mengenalinya.
Dari pintu yang sedikit terbuka Sofia bisa melihat Dannis sedang bermesraan dengan seorang wanita, lalu tak berapa lama Sam keluar dari ruangan tersebut. "Ayo." ujar Sam.
Tiga puluh menit kemudian mereka sudah sampai di Apartemennya Aline, ketika membuka pintu Aline tampak terkejut dengan kedatangan dua sahabatnya itu.
"Kenapa kalian bisa bersama ?" tanya Aline ia tampak pucat dan hidungnya merah.
"Kebetulan kita tadi ketemu di Club." sahut Sofia ia berjalan menuju sofa.
"Kamu sakit Al ?" Sam memegang dahi Aline yang sedang duduk di sebelahnya.
"Cuma flu saja."
"Tapi badan kamu demam, kamu sudah minum obat ?" Sam bertanya lagi ia sepertinya sangat khawatir dengan keadaan sahabatnya itu yang terlihat sangat pucat.
"Belum sempat beli, stok obatku sudah ku berikan pada boss mesummu itu."
"Itu boss kita kali Al. Ya sudah kamu tunggu disini ya, aku ada stok obat demam di mobil." ujar Sam, kemudian ia pamit untuk mengambilnya.
Setelah Sam pergi. Sofia segera bercerita kepada Aline, apa yang sudah ia lihat di Club tadi. "Kamu tahu tidak, apa yang tuan Dannis lakukan di Club tadi ?"
Aline hanya memasang muka datar, sepertinya ia sangat malas menanggapi temannya itu.
"Dia sedang bermesraan dengan seorang wanita, aku jadi jijik melihatnya." ujar Sofia sepertinya rasa kagumnya pada Dannis selama ini hilang seketika.
"Kamu baru sekali, aku yang jadi sekretarisnya udah berkali kali." sahut Aline dengan malas.
Beberapa saat kemudian, Sam datang dengan membawa bungkusan di tangannya. Lalu ia bergegas pergi ke dapur yang ada di Apartemen tersebut
"Ini aku bawakan bubur, kamu makan dulu ya baru minum obat." Sam membawa semangkok bubur dan segelas air putih.
"Terima kasih ya." Aline melihat bubur yang sepertinya sangat enak, karena sedari tadi ia memang belum makan. Lalu ia segera memakannya sampai tidak bersisa.
Setelah Aline menghabiskan makanannya, lalu Sam memberinya obat yang sudah ia bawa tadi.
Melihat Sam begitu perhatian pada Aline. Sofia tampak kagum dengan laki - laki itu, matanya sedikitpun tidak berkedip menatapnya. Ia tampak melamun sambil senyum - senyum sendiri.
Aline yang menyadari kekonyolan sahabatnya itu, ia langsung tersenyum jahil. Lalu dengan sengaja ia terbatuk - batuk.
Uhukkk
Uhukkk
Seketika Sofia langsung mengalihkan pandangannya, ia tampak salah tingkah ketika Aline memergoki dirinya menatap kagum pada laki - laki di depannya itu.
"Kamu tidak apa - apa Al ?" Sam buru - buru mengambil air putih dan memberikan pada Aline.
"Tidak, tidak apa." Aline sedang menahan tawanya seraya menatap Sofia yang salah tingkah.
Tak lama kemudian Sam pamit pulang, sedangkan Sofia memilih menginap ditempat sahabatnya itu.
Ehhmmm
"Cieeee, yang diam - diam mengagumi." Aline berdehem dan meledek sahabatnya itu yang sudah merah merona.
"Kamu enggak asyik banget jadi teman, btw Sam sudah punya kekasih belum ?" Sofia bertanya dengan malu - malu.
"Cieeee, yang sudah mulai penasaran." lagi - lagi Aline meledeknya tanpa menjawab pertanyaannya.
"Aliiiiiiiiiiiiine, aku serius." Sofia mendengus kesal.
"Duh, belum apa - apa sudah serius saja neng."
"Akh, bodo amat. Aku mau tidur saja, bisa gila meladeni teman yang enggak ada akhlak." Sofia langsung pergi ke kamar meninggalkan Aline yang masih menertawakannya.
Di tempat lain Sam sudah berada di basement Apartemen. Ketika akan masuk kedalam mobilnya, ia melihat Dannis berjalan ke arahnya. "Sam kamu disini ?" Dannis tampak terkejut karena asistennya itu berada di area Apartemennya.
Sam sedikit gugup ketika melihat bossnya itu. "Habis mengantarkan teman boss ?"
"Siapa ?" Dannis memicingkan matanya menatap Sam kemudian ia melihat ke sekelilingnya.
"Teman di Club boss, tadi kebetulan sedang mabuk berat jadi minta di antar." Sam sedikit berbohong agar bossnya tidak banyak bertanya.
"Kenapa boss sudah pulang, biasanya lanjut ke hotel ?" tanya Sam lagi.
"Lagi tidak berselera." ujar Dannis. "Ya sudah kamu pulang sana." ucap Dannis lagi kemudian ia bergegas menuju ke lift Apartemennya.
"Baik boss." Sam menatap kepergian bossnya itu dengan heran.
Sampai di dalam Apartemen, Dannis melepas kemejanya dan membuangnya ke sembarangan arah. Kemudian ia duduk di sofa, tampak wajahnya sangat frustrasi.
Biasanya setiap kali kencan dengan seorang wanita, mereka akan berakhir di hotel sampai esok harinya.
Tapi kali ini ia benar - benar tidak merasakan gairahnya. Sepintar apapun wanita di Club tadi merayunya, ia sama sekali tidak berselera. Bayangan Aline terus memenuhi kepalanya.
"Shit." Beberapa kali Dannis mengumpat dan mengacak rambutnya dengan kasar, kemudian ia berlalu ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya dari bau alkhohol yang sangat menyengat.
Keesokan harinya
Pagi ini Aline memutuskan untuk tidak masuk kerja, karena flunya bertambah parah.
"Sam kemana si cupu itu, kenapa jam segini belum datang." Dannis melihat meja sekretarisnya itu masih tampak kosong, padahal biasanya sekretarisnya itu selalu menyambutnya ketika ia baru datang.
"Aline sedang sakit boss, tadi pagi sudah menghubungiku minta ijin."
"Kenapa dia menghubungi Sam dan tidak langsung menghubungiku, bukannya dia tahu nomor ponselku." gumam Dannis.
"Baiklah, kamu bisa langsung ke ruanganmu." ujar Dannis kemudian ia juga masuk kedalam ruangannya.
"Apa aku menghubunginya saja, menanyakan kabarnya." gumam Dannis ia tampak memperhatikan ponselnya, yang tertera nomor kontak Aline.
tokk
tokk
Terdengar ketukan pintu dari luar, tak lama kemudian Sam masuk kedalam. Ia tampak membawa tumpukan berkas dan langsung ia serahkan pada Dannis.
"Sam, apa ciuman bisa menularkan penyakit ?" Dannis tiba - tiba bertanya pada asistennya itu yang sedang duduk di sofa sambil memainkan ponselnya.
"Bisa jadi boss, kalau penyakitnya menular."
"Kenapa boss bertanya seperti itu, apa jangan - jangan dia sudah mencium Aline. Bukannya Aline kemarin bilang kalau dia yang kasih obat ke boss." gumam Sam ia melirik bossnya sekilas.
"Jadi gadis itu sakit gara - gara ku cium kemarin." gumam Dannis ia tampak termenung, seketika ruangan itu menjadi hening dengan pikiran masing - masing.
🍁🍁🍁🍁
"Sam, mulai besok bisa tidak aku ambil cuti ?" tanya Aline ketika Sam menghubunginya malam itu.
"Memang kamu belum baikan ?" tanya Sam dari ujung telepon.
"Sudah, tapi masalahnya orang tuaku besok datang tidak mungkin aku kerja nanti ketahuan. Bisa - bisa aku langsung di suruh pulang, padahal aku masih ingin disini." Aline tampak mengiba.
"Baiklah aku usahakan untuk bicara sama boss." jawab Sam.
"Terima kasih ya." Aline tampak bahagia dan itu membuat Sam senyum - senyum sendiri.
"Iya Aline, ya sudah kamu cepat istirahat." sahut Sam kemudian ia menutup teleponnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Bundanya Robby
semangat sehat Aline....😭😭
2022-06-30
2
Candra Elisa
gara2 ciuman sich...😄😄😄
2022-06-03
0
Desrina Tobing
thoour jgnnn billasng Sam mencintai dalam diam Aline.....sakit ny 🤗🤗
2021-11-19
1