Dannis sakit

"Kenapa lagi tuan, tugas sayakan cuma mengantarkan obat." ujar Aline.

"Hey, harusnya kamu bersyukur kamu satu satunya wanita yang bisa masuk ke Apartemenku." Dannis melotot kearah Aline.

"Buatkan aku makan, aku belum ada makan !" perintah Dannis tanpa mau dibantah.

"Untung saja ganteng, kalau tidak sudah ku bejek - bejek." gerutu Aline ia mengikuti Dannis masuk kedalam Apartemennya.

Sampai didalam Apartemen, mata Aline menjelajah keseluruh ruangan yang didominasi warna abu dan hitam.

"Hey jangan bengong disana, kamu terpesona lihat Apartemen mewahku ?" Dannis melirik Aline yang masih berdiri mematung didepan pintu.

"Astaga, sombong sekali ini orang. Apartemen kita juga sama kali boss." gumam Aline.

"Cepat buatkan aku makan !" perintah Dannis ia sedang duduk di sofa.

"Kenapa tidak delivery saja sih tuan, selain praktis juga lebih cepat." ucap Aline ia mencoba untuk bernegosiasi dengan bossnya, meski ia bisa masak tapi sejujurnya dia paling malas pergi ke dapur.

"Yang jadi boss disini siapa ?" sentak Dannis ia terlihat kesal menghadapi sekretarisnya yang ngeyelan itu.

"Anda tuan, masa sih saya." sahut Aline ia tampak tergelak.

"Kalau begitu tunggu apalagi, cepat sana ke dapur !" perintah Dannis.

"Baik tuan, tapi anda mau saya masakin apa ?"

"Buatkan aku nasi goreng !"

"Tuan anda itu sedang sakit, tidak baik makan makanan berminyak. Bagaimana kalau saya buatkan bubur saja."

"Terserah."

Aline langsung bergegas menuju dapur yang ada disana, "Astaga apa yang mau dimasak, Angin. Disini sama sekali tidak ada bahan makanan." Aline tampak menggerutu.

"Tuan bagaimana saya bisa masak, di kulkas sama sekali tidak ada bahan makanan. Masa saya harus masak air putih pakai garam, tapi kalau anda mau juga tidak apa - apa sih." ujar Aline ngasal karena pikirannya hanya bagaimana bisa cepat - cepat keluar dari tempat itu.

Dannis mendengus kesal melihat Aline yang sepertinya ogah - ogahan melayaninya. Menyadari kemarahan bossnya itu, Aline bergegas keluar dari Apartemen itu untuk membeli bahan makanan.

"Baiklah tuan saya segera membelinya." Aline segera pergi sebelum bossnya itu mengumpatnya.

"Kalau pergi ke supermarket pasti akan memakan waktu lama, lebih baik aku mengambil bahan makanan di Apartemenku saja." gumam Aline.

Kemudian dia bergegas pergi ke Apartemennya untuk mengambil bahan makanan, sepuluh menit kemudian Aline sudah kembali dengan menenteng bungkusan di tangannya.

"Cepat sekali kamu belanja." ujar Dannis ketika membukakan pintu, ia tampak memicingkan matanya.

"Saya berlari tuan, takut anda pingsan karena kelaparan." ucap Aline menahan tawa, tapi Dannis tak menggubrisnya ia langsung pergi menuju kamarnya.

"Tidak di kantor, tidak di Apartemen. Aku yang disuruh masak, sudah seperti istrinya saja." gerutu Aline sambil membuat bubur.

Beberapa saat kemudian bubur ayam sudah selesai ia buat, lalu ia taruh di mangkok dan membawanya ke kamar Dannis.

tokk

tokk

Aline mengetuk pintu kamar Dannis, setelah ada sahutan dari dalam ia segera membukanya. Kamar Dannis tampak temaram nyaris gelap bahkan.

"Nyalakan lampunya." ujar Dannis.

Tak begitu sulit bagi Aline untuk mencari letak stop kontak lampu, karena tipe Apartemen bossnya itu sama dengan Apartemen miliknya.

Setelah lampu menyala Aline melihat seluruh ruangan kamar tersebut. Tak jauh berbeda dengan ruangan lainnya, kamar itu masih bernuansa manly, warna abu dan hitam mendominasinya. Tampak sebuah kasur berukuran king size, sebuah televisi berlayar lebar lengkap dengan home theaternya dan sebuah sofa panjang.

Aline segera berjalan membawa nampan berisi bubur ke ranjang Dannis. "Silakan Tuan." ia menaruh nampan itu diatas nakas, kemudian ia berlalu pergi.

"Hey mau kemana kamu ?" pekik Dannis ketika melihat Aline akan meninggalkannya.

"Tentu saja pulang tuan, tugas saya kan sudah selesai. Anda juga jangan lupa ini termasuk jam lembur saya, jadi anda harus menambahkan gaji saya."

"Baiklah, tolong suapi aku." Dannis tampak bersandar di headboard ranjang.

"Astaga bayi tua." gerutu Aline.

Dengan malas ia mengambil bubur itu dan duduk di tepi ranjang, "Apa ini juga termasuk jam lembur saya ?" tampak Aline menyendok bubur itu.

"Astaga kenapa kamu perhitungan sekali jadi orang." Dannis mendengus kesal, tapi ia tetap membuka mulutnya ketika Aline menyuapinya.

"Apa kamu bisa melepas kacamata mu itu, aku empet melihatnya." Dannis menatap Aline yang terlihat kampungan dengan kacamatanya.

"Kalau saya tidak bisa melihat, apa anda mau mata dan hidung anda saya suapi juga." celetuk Aline.

"Baiklah terserah kamu."

Ketika Aline menyuapinya, Dannis menatapnya dengan seksama. Kemudian tatapannya beralih ke bibir merah mudanya yang tampak menggoda meski tanpa di poles lipstick.

"Sudah selesai tuan, ini anda minum obat dahulu." Aline menyerahkan obat dan segelas air.

Setelah Dannis selesai minum obat, Aline segera beranjak dari ranjang tapi Dannis tiba - tiba menahan tangannya sehingga Aline terduduk kembali.

Dannis menatap gadis di depannya itu dengan intens, kemudian tatapannya beralih ke bibir Aline yang sedari tadi sudah menggodanya dan seketika sebuah kecupan mendarat ke bibir mungil itu.

Aline terkesiap karena tiba - tiba Dannis menciumnya, kemudian ia langsung beranjak dari tempat itu. "Maaf tuan saya harus segera pergi dari sini." ucap Aline dengan salah tingkah, kemudian ia langsung berlari keluar dari Apartemen tersebut.

"Shit. kenapa tiba - tiba aku menciumnya." gerutu Dannis entah kenapa tadi ia merasa sangat bergairah dan ingin menyentuh gadis itu, padahal sudah sebulan lebih dia tidak pernah merasakan gairahnya terhadap wanita.

Sedangkan ditempat lain, kini Aline sedang berada di kamarnya. Ia sedari tadi memegang dadanya yang berdebar debar, ini adalah ciuman pertama baginya. Ia merasa ada getaran di tubuhnya ketika Dannis menciumnya tadi. Meski hanya sebuah kecupan tapi itu membuat Aline tampak syok, entah saat ini ia merasa senang atau justru sedih.

Keesokan harinya

Hari ini dengan malas Aline pergi ke kantornya, mengingat kejadian kemarin di Apartemennya Dannis ia merasa laki - laki itu sudah memperdayanya.

"Pagi tuan." sapa Aline ketika Dannis melewati meja kerjanya.

Dannis sama sekali tidak menggubrisnya, ia langsung masuk kedalam ruangannya. Setelah sampai didalam ia langsung duduk di kursi kerjanya. "Aku tidak mau dia berpikir kalau aku tertarik padanya, gara - gara aku menciumnya kemarin." gumam Dannis ia tampak sedang memikirkan sesuatu.

Sedangkan Aline ia tampak biasa saja, sudah biasa baginya kalau bossnya itu tak menghiraukannya. Tak lama kemudian tampak seorang wanita berjalan ke arahnya. "Apa Dannis ada, dia menyuruhku untuk menemuinya." ujar wanita itu yang ia ketahui bernama Stephanie.

"Ada nona beliau didalam." sahut Aline.

Tanpa mengetuk pintu, wanita itu langsung masuk kedalam.

"Dasar laki - laki playboy, kemarin saja menciumku. Sekarang sudah bersama wanita lain, awas saja kalau minta bantuanku lagi." Aline tampak menggerutu.

Terpopuler

Comments

Rizky Sandy

Rizky Sandy

sdh ta pleyboy mau aja di cium,

2024-05-02

2

Bundanya Robby

Bundanya Robby

yg jadi bos di sini siapa..?? .ya tentu tuan lah.. masa saya .tapi tenang aja tuan sebentar lagi saya mendampingin tuan menjadi nyonya bos ..oke😁😁😁

2022-06-30

0

Candra Elisa

Candra Elisa

😂😂😂😂dongkol sendiri kan aline...

2022-06-02

0

lihat semua
Episodes
1 Visual dan Bab 1 Malam Prom Night
2 Pengakuan
3 Pertemuan pertama
4 Jerman
5 Mengotori mata suciku
6 Pertemuan kedua
7 Melihat lagi
8 Undangan pesta
9 Ketahuan Sam
10 Konspirasi
11 Jatuh cinta ??
12 Nasi goreng
13 Dannis sakit
14 Perasaan aneh
15 Aline sakit
16 Di jodohkan
17 Berkunjung ke kantor
18 Taman hiburan
19 Makan malam yang buruk
20 Terima kasih Sam
21 Jutek
22 Mansion Dannis Bryan
23 Segala cara
24 Numpang tidur ??
25 Aukhhhh, sakit
26 Positif ??
27 Misi pertama, gagal ?
28 Sudah melewati batas
29 Kekasihnya ??
30 Menikah ??
31 Kencan ??
32 Cemburu
33 Bingkai foto pengobat moody
34 Membuka hati
35 Sunset yang berkabut
36 Salah paham ??
37 Pikiran mesum
38 Buah Simalakama
39 Tidak pengertian
40 Aku akan menunggu
41 Menguntit
42 Khilaf ???
43 Bertemu Cleo
44 Hatiku sangat sakit
45 Membatalkan perjodohan
46 Pulang Kampung
47 Liburan ke Pulau K
48 Bertemu Dewa ??
49 Kebenaran yang ditutupi
50 Tanah kelahiran Ibu.
51 Antara ego dan kerinduan
52 Menghindar
53 Dannis Menyerah ??
54 Ku mohon jangan pergi
55 Aku mencintaimu
56 Meminta restu
57 Berpisah itu berat
58 Ujian menjelang pernikahan
59 Nasihat Ibu pada putrinya
60 Akad nikah
61 Menahan godaan
62 Wedding party
63 Kecemburuan seorang suami
64 Obrolan absurd pengantin baru
65 Dua laki-laki absurd
66 Bertanam saham
67 Mengunjungi ayah mertua
68 Menginap
69 Tak berminat
70 Menggoda
71 Mengawasi
72 Suami narsis
73 Sakit kepala
74 Jangan dekat-dekat
75 Hamil ?
76 Anak siapa ?
77 Sang pewaris
78 Hueeekkk
79 Balasan Sam
80 Di culik ?
81 kemarahan Wira
82 Kisah Leon
83 Di ambang kematian ?
84 Penyesalan Dannis
85 Hukuman
86 Kecurigaan seorang istri
87 Kecurigaan seorang istri part 2
88 Selamatkan salah satunya
89 Akurnya kakak beradik
90 Kakek yang cemburu
91 Bayi tua
92 Angel yang terpojok
93 Siapa wanita itu ?
94 Saling bergantung (ending)
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Visual dan Bab 1 Malam Prom Night
2
Pengakuan
3
Pertemuan pertama
4
Jerman
5
Mengotori mata suciku
6
Pertemuan kedua
7
Melihat lagi
8
Undangan pesta
9
Ketahuan Sam
10
Konspirasi
11
Jatuh cinta ??
12
Nasi goreng
13
Dannis sakit
14
Perasaan aneh
15
Aline sakit
16
Di jodohkan
17
Berkunjung ke kantor
18
Taman hiburan
19
Makan malam yang buruk
20
Terima kasih Sam
21
Jutek
22
Mansion Dannis Bryan
23
Segala cara
24
Numpang tidur ??
25
Aukhhhh, sakit
26
Positif ??
27
Misi pertama, gagal ?
28
Sudah melewati batas
29
Kekasihnya ??
30
Menikah ??
31
Kencan ??
32
Cemburu
33
Bingkai foto pengobat moody
34
Membuka hati
35
Sunset yang berkabut
36
Salah paham ??
37
Pikiran mesum
38
Buah Simalakama
39
Tidak pengertian
40
Aku akan menunggu
41
Menguntit
42
Khilaf ???
43
Bertemu Cleo
44
Hatiku sangat sakit
45
Membatalkan perjodohan
46
Pulang Kampung
47
Liburan ke Pulau K
48
Bertemu Dewa ??
49
Kebenaran yang ditutupi
50
Tanah kelahiran Ibu.
51
Antara ego dan kerinduan
52
Menghindar
53
Dannis Menyerah ??
54
Ku mohon jangan pergi
55
Aku mencintaimu
56
Meminta restu
57
Berpisah itu berat
58
Ujian menjelang pernikahan
59
Nasihat Ibu pada putrinya
60
Akad nikah
61
Menahan godaan
62
Wedding party
63
Kecemburuan seorang suami
64
Obrolan absurd pengantin baru
65
Dua laki-laki absurd
66
Bertanam saham
67
Mengunjungi ayah mertua
68
Menginap
69
Tak berminat
70
Menggoda
71
Mengawasi
72
Suami narsis
73
Sakit kepala
74
Jangan dekat-dekat
75
Hamil ?
76
Anak siapa ?
77
Sang pewaris
78
Hueeekkk
79
Balasan Sam
80
Di culik ?
81
kemarahan Wira
82
Kisah Leon
83
Di ambang kematian ?
84
Penyesalan Dannis
85
Hukuman
86
Kecurigaan seorang istri
87
Kecurigaan seorang istri part 2
88
Selamatkan salah satunya
89
Akurnya kakak beradik
90
Kakek yang cemburu
91
Bayi tua
92
Angel yang terpojok
93
Siapa wanita itu ?
94
Saling bergantung (ending)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!