Mengotori mata suciku

" Apa dia sekretaris baruku, Sam." Dannis melihat penampilan Aline dari atas hingga bawah.

" Whattt, sepertinya aku pernah melihat pria ini tapi dimana ya." gumam Aline.

" Benar boss."

" Kerja bagus Sam."

" Eh tunggu dulu enak saja, saya belum bilang setuju." Aline menatap tajam Sam.

" Nona jika kamu tidak mau menjadi sekretaris boss saya silakan keluar dari sini !"

Aline menatap Dannis dengan intens, ia sangat penasaran dengan pria di depannya itu seperti tidak asing baginya.

" Astaga, aku ingat dia dulu pernah menolongku di Airport. Sepertinya dia orang yang baik, baiklah aku akan mencobanya. Ayo semangat Alin." gumam Aline.

" Baiklah saya setuju tuan."

" Keputusan yang bagus nona." Sam tersenyum penuh arti.

" Bawa dia ke meja kerjanya Sam, beritahu apa saja tugasnya." Kemudian Dannis berlalu pergi dari ruangan Sam yang tepat berada disebelah ruangannya.

" Al, ini job desk boss untuk hari ini." Sam menghampiri Aline yang sudah duduk di kursi kerjanya, tepatnya di depan ruangan Dannis.

" Baik tuan, segera saya beritahu tuan Dannis." Kemudian Aline melangkahkan kakinya menuju ruangan bossnya.

tokk

tokk

Aline mengetuk ruangan tersebut. Setelah ada sahutan dari si pemilik ruangan, dia segera masuk.

" Selamat siang tuan, saya mau memberitahu jadwal meeting anda hari."

Dannis menatap Aline sekilas, kemudian kembali menatap layar monitornya.

" Hari ini anda ada meeting dengan tuan Abraham jam tiga sore di Balzac Cafe."

" Itu saja." ucap Dannis, ia masih fokus dengan layar laptopnya.

" Iya tuan, kalau begitu saya permisi." Kemudian Aline berlalu pergi meninggalkan ruangan tersebut.

Sepertinya kali ini Dannis dapat bekerja dengan tenang, karena ia sama sekali tidak tertarik dengan Aline. Melihat penampilan Aline seperti remaja tahun sembilan puluhan membuat dia tak bergairah.

Biasanya dia akan mengerjai beberapa sekretarisnya yang berpenampilan cantik dan menggoda, hingga banyak pekerjaan yang terbengkalai karena lebih banyak kegiatan panasnya dari pada mengurus pekerjaan.

Setelah keluar dari ruangan tersebut, Aline sudah melihat Sam berada di meja kerjanya.

" Ada yang bisa saya bantu tuan Sam ?"

" Ini daftar makanan dan minuman ringan untuk boss, kamu bisa minta orang pantry untuk mengantarnya kesini."

" Tuan apa boleh saya bertanya ?"

" Tentu saja."

" Apa ada masalah dengan sekretaris boss yang sebelumnya, apa telah melakukan kesalahan ?"

" Untuk apa kamu mau tahu ?"

" Supaya saya tidak melakukan kesalahan yang sama tuan."

" Asal kamu tidak menggoda boss, kamu tidak akan mendapat masalah."

" Tenang saja tuan, beliau bukan tipe saya."

" Baguslah, kalau begitu kamu bisa kembali bekerja." Kemudian Sam masuk kembali kedalam ruangannya.

Beberapa saat kemudian ada seorang wanita cantik menghampiri meja Aline. " Apa bossmu ada ?" Wanita itu bertanya dengan ramah.

" Sebentar nona saya hubungi beliau dulu." Aline mengangkat gagang telepon di depannya itu.

" Tidak perlu nona, saya langsung masuk saja." perempuan itu langsung melangkahkan kaki jenjangnya ke ruangan Dannis, tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu ia langsung masuk kedalam.

Aline mengernyitkan dahinya melihat wanita itu, mungkin itu kekasih bossnya pikirnya.

Tak lama kemudian telepon kantornya berbunyi.

kring

kring

" Hallo Bryan Construction disini."

" Bisa beritahu boss kamu itu, suruh angkat panggilan dari ayahnya." pekik seorang pria dari ujung telepon terdengar sangat emosi.

Aline menjauhkan gagang telepon dari telinganya, karena sangat memekikkan pendengarannya. " Baik tuan." lalu ia menutupnya dan langsung berjalan kearah ruangan bossnya.

tokk

tokk

Sudah beberapa kali Aline mengetuk pintu tersebut, tapi sama sekali tidak ada sahutan dari dalam. " Sepertinya pintunya tidak di kunci, apa aku langsung masuk saja ya." gumam Aline, ia tampak ragu - ragu.

ceklekk

Aline membuka pintu tersebut, setelah masuk kedalam ia mendengar suara desahan seorang wanita. Ketika melihat kearah sofa ia begitu terkesiap, disana ia melihat bossnya itu sedang bercinta dengan wanita tadi.

" Upss. maaf tuan." setengah berlari Aline keluar dari ruangan tersebut.

" Astaga mereka yang berbuat kenapa aku yang ngos ngosan begini, dasar boss mesum." Aline mengetok ngetok kepalanya.

Satu jam kemudian, wanita itu keluar dari ruangan bossnya dengan rambut yang berantakan dan lipstick yang sudah tidak rapi. Wanita itu menatap Aline dengan senyum ramah seperti ketika ia baru datang tadi, kemudian dia melangkahkan kakinya pergi.

" Biasakan mengetuk pintu sebelum masuk ke ruangan saya !" suara bariton Dannis, mengagetkan Aline yang sedang fokus dengan layar laptopnya.

" Maaf tuan tadi saya sudah beberapa kali mengetuk pintu."

" Ada apa ?" Dannis menyela perkataan Aline.

" Ada pesan dari ayah tuan, anda disuruh menghubunginya."

" Baiklah." Dannis melangkahkan kakinya masuk kedalam ruangannya lagi.

" Dasar laki - laki tidak ada akhlak." gumam Aline, ingin sekali dia mengetok kepala bossnya yang mesum itu.

Sore harinya Aline terlihat santai, karena semua pekerjaannya sudah ia selesaikan. Kini ia sedang main game di ponselnya, karena terlalu asyik bermain game ia sampai tidak menyadari Dannis sudah berada didepan meja kerjanya.

Ehhmmm

Dannis berdehem dengan kencang supaya sekretarisnya yang cupu itu menyadari kehadirannya.

" Maaf tuan." Aline langsung berdiri.

" Saya mau pergi meeting, mungkin tidak akan kembali ke kantor. Jadi kamu bisa pulang sekarang !"

" Tapi tuan ini belum jam pulang."

" Tidak apa - apa."

" Terima kasih tuan." Aline membungkukkan badannya.

" Yes pulang cepat." gumam Aline.

Beberapa saat kemudian Aline sudah melajukan mobilnya menuju Apartemennya. " Sof, aku pulang cepat nih jalan yuk." Aline mengirim pesan pada Sofia sahabatnya.

" Oke, di tempat biasa." balas Sofia.

Aline segera membersihkan dirinya, kemudian dia berdandan sangat cantik dengan rambut bergelombangnya ia biarkan terurai. Memakai dress selutut dan sneakers favoritnya melengkapi penampilannya sore itu. Ia tanggalnya penampilan cupunya, sekarang dia menjadi dirinya sendiri.

Ia melajukan mobil Ferrari mewahnya menuju cafe favoritnya, dimana sahabatnya sudah menunggunya.

" Hai beb, dari tadi nunggu ?"

" Baru saja, gimana hari pertama kerja. Apa bossmu tampan ?" Sofia tampak penasaran.

" Tampan. Sangat tampan bahkan, tapi sayang mesum."

" Whattt, memang kamu sudah diapain ?"

" Bukan aku kali, memang dia mau sama cewek cupu."

" Belum liat saja dia, kalau sudah lihat kamu dandan kayak gini bisa klepek klepek."

" Kamu tahu, dia sudah mengotori mata suciku."

" Kok bisa ?" Sofia berteriak nyaring.

" Tentu saja bisa. Aku tidak sengaja melihatnya sedang ena - ena bersama kekasihnya tadi di kantor." Aline berbicara dengan setengah berbisik.

" Itu namanya rejeki."

" Rejeki pala loe peang."

Aline dan Sofia tertawa nyaring, hingga beberapa pengunjung di Cafe tersebut pada menatap kearah mereka. Termasuk Dannis yang sedari tadi memperhatikan Aline.

" Upss." Aline menutup mulutnya karena dia merasa tertawa paling nyaring.

" Astaga, percuma cantik tapi tingkahmu seperti itu yang ada cowok lihat kamu jadi ilfil."

" Biarin, peduli amat."

" Pantas jomblo." Sofia menghindar ketika Aline mau menoyornya.

Beberapa saat kemudian ketika Aline sedang asyik makan cakenya, matanya tak sengaja melihat Dannis. Begitu juga dengan Dannis, ia juga sedang memperhatikan Aline dari kejauhan. Mata mereka terkunci beberapa saat, kemudian Aline memalingkan wajahnya ke sembarangan arah.

" Gawat." Aline sedikit berteriak.

Terpopuler

Comments

Bundanya Robby

Bundanya Robby

🤣🤣🤣🤣🤣rezeki mata Aline jangan di tolak ...entar kenak talak lho dr penulisnya😁😁😁😁

2022-06-29

2

Candra Elisa

Candra Elisa

mati la ketahuan aline aline...

2022-06-01

0

HenyNur

HenyNur

suka ceritanya 👍👍👍

2022-03-02

1

lihat semua
Episodes
1 Visual dan Bab 1 Malam Prom Night
2 Pengakuan
3 Pertemuan pertama
4 Jerman
5 Mengotori mata suciku
6 Pertemuan kedua
7 Melihat lagi
8 Undangan pesta
9 Ketahuan Sam
10 Konspirasi
11 Jatuh cinta ??
12 Nasi goreng
13 Dannis sakit
14 Perasaan aneh
15 Aline sakit
16 Di jodohkan
17 Berkunjung ke kantor
18 Taman hiburan
19 Makan malam yang buruk
20 Terima kasih Sam
21 Jutek
22 Mansion Dannis Bryan
23 Segala cara
24 Numpang tidur ??
25 Aukhhhh, sakit
26 Positif ??
27 Misi pertama, gagal ?
28 Sudah melewati batas
29 Kekasihnya ??
30 Menikah ??
31 Kencan ??
32 Cemburu
33 Bingkai foto pengobat moody
34 Membuka hati
35 Sunset yang berkabut
36 Salah paham ??
37 Pikiran mesum
38 Buah Simalakama
39 Tidak pengertian
40 Aku akan menunggu
41 Menguntit
42 Khilaf ???
43 Bertemu Cleo
44 Hatiku sangat sakit
45 Membatalkan perjodohan
46 Pulang Kampung
47 Liburan ke Pulau K
48 Bertemu Dewa ??
49 Kebenaran yang ditutupi
50 Tanah kelahiran Ibu.
51 Antara ego dan kerinduan
52 Menghindar
53 Dannis Menyerah ??
54 Ku mohon jangan pergi
55 Aku mencintaimu
56 Meminta restu
57 Berpisah itu berat
58 Ujian menjelang pernikahan
59 Nasihat Ibu pada putrinya
60 Akad nikah
61 Menahan godaan
62 Wedding party
63 Kecemburuan seorang suami
64 Obrolan absurd pengantin baru
65 Dua laki-laki absurd
66 Bertanam saham
67 Mengunjungi ayah mertua
68 Menginap
69 Tak berminat
70 Menggoda
71 Mengawasi
72 Suami narsis
73 Sakit kepala
74 Jangan dekat-dekat
75 Hamil ?
76 Anak siapa ?
77 Sang pewaris
78 Hueeekkk
79 Balasan Sam
80 Di culik ?
81 kemarahan Wira
82 Kisah Leon
83 Di ambang kematian ?
84 Penyesalan Dannis
85 Hukuman
86 Kecurigaan seorang istri
87 Kecurigaan seorang istri part 2
88 Selamatkan salah satunya
89 Akurnya kakak beradik
90 Kakek yang cemburu
91 Bayi tua
92 Angel yang terpojok
93 Siapa wanita itu ?
94 Saling bergantung (ending)
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Visual dan Bab 1 Malam Prom Night
2
Pengakuan
3
Pertemuan pertama
4
Jerman
5
Mengotori mata suciku
6
Pertemuan kedua
7
Melihat lagi
8
Undangan pesta
9
Ketahuan Sam
10
Konspirasi
11
Jatuh cinta ??
12
Nasi goreng
13
Dannis sakit
14
Perasaan aneh
15
Aline sakit
16
Di jodohkan
17
Berkunjung ke kantor
18
Taman hiburan
19
Makan malam yang buruk
20
Terima kasih Sam
21
Jutek
22
Mansion Dannis Bryan
23
Segala cara
24
Numpang tidur ??
25
Aukhhhh, sakit
26
Positif ??
27
Misi pertama, gagal ?
28
Sudah melewati batas
29
Kekasihnya ??
30
Menikah ??
31
Kencan ??
32
Cemburu
33
Bingkai foto pengobat moody
34
Membuka hati
35
Sunset yang berkabut
36
Salah paham ??
37
Pikiran mesum
38
Buah Simalakama
39
Tidak pengertian
40
Aku akan menunggu
41
Menguntit
42
Khilaf ???
43
Bertemu Cleo
44
Hatiku sangat sakit
45
Membatalkan perjodohan
46
Pulang Kampung
47
Liburan ke Pulau K
48
Bertemu Dewa ??
49
Kebenaran yang ditutupi
50
Tanah kelahiran Ibu.
51
Antara ego dan kerinduan
52
Menghindar
53
Dannis Menyerah ??
54
Ku mohon jangan pergi
55
Aku mencintaimu
56
Meminta restu
57
Berpisah itu berat
58
Ujian menjelang pernikahan
59
Nasihat Ibu pada putrinya
60
Akad nikah
61
Menahan godaan
62
Wedding party
63
Kecemburuan seorang suami
64
Obrolan absurd pengantin baru
65
Dua laki-laki absurd
66
Bertanam saham
67
Mengunjungi ayah mertua
68
Menginap
69
Tak berminat
70
Menggoda
71
Mengawasi
72
Suami narsis
73
Sakit kepala
74
Jangan dekat-dekat
75
Hamil ?
76
Anak siapa ?
77
Sang pewaris
78
Hueeekkk
79
Balasan Sam
80
Di culik ?
81
kemarahan Wira
82
Kisah Leon
83
Di ambang kematian ?
84
Penyesalan Dannis
85
Hukuman
86
Kecurigaan seorang istri
87
Kecurigaan seorang istri part 2
88
Selamatkan salah satunya
89
Akurnya kakak beradik
90
Kakek yang cemburu
91
Bayi tua
92
Angel yang terpojok
93
Siapa wanita itu ?
94
Saling bergantung (ending)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!