Makan malam yang buruk

"Sayang bangun, sudah sore Nak !" Nisa mengguncang tubuh anaknya itu agar cepat bangun karena hari mulai gelap.

"Aline capek Mi." ucap Aline dengan mata masih terpejam.

"Memangnya kamu habis darimana, bukannya kamu tadi ikut Papa ke kantor ?" ujar Nisa, ia menatap anaknya yang sedang merenggangkan kedua tangannya.

"Ke taman hiburan sama Ojak." Aline tersenyum nyengir pada Ibunya itu.

"Astaga. Ya sudah, ayo sayang cepat bersiap. Papa sudah menunggu !"

"Iya Mami sayang." Aline beranjak dari tidurnya.

Lalu Nisa meninggalkan anaknya yang sudah masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Beberapa saat kemudian Aline sudah bersiap siap, ia berdandan secupu mungkin agar Dannis tidak menyukainya.

"Jantungku kenapa selalu berdebar begini ketika sedang mengingatnya. Dia begitu perhatian tadi." gumam Aline ia tampak tersenyum sendiri melihat bayangannya di cermin.

"Astaga aku tidak boleh seperti ini, itu adalah cara dia untuk memikat wanita. Dia selalu mempunyai seribu cara untuk menaklukkan perempuan." gumam Aline, ia mencoba meyakinkan dirinya sendiri.

Setelah selesai bersiap Aline segera keluar dari kamarnya dan bergabung dengan kedua orang tuanya yang sudah menunggunya di ruang tamu Apartemennya.

"Sayang kenapa kamu berpenampilan seperti itu ?" Nisa tampak kaget melihat penampilan anaknya yang terlihat kampungan dengan kaca mata tebalnya yang sudah bertengger di hidung mancungnya.

"Mi, aku ingin menjadi diriku sendiri." sahut Aline tampak mengiba pada Ibunya.

"Tapi ini tidak seperti kamu yang biasanya sayang." Nisa memperhatikan penampilan Aline dari atas hingga bawah.

"Ini sisi lain dari diriku Mi, aku mau pria itu tidak hanya menyukai kelebihanku tapi juga menyukai kekuranganku." Aline mencoba meyakinkan Ibunya itu agar tidak banyak protes tentang penampilannya.

"Benarkan Pa ?" sambung Aline lagi, ia menatap Ayahnya itu untuk meminta dukungannya.

"Baiklah Papa tidak mempermasalahkan, ayo cepat pergi." Austin melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya kemudian ia beranjak dari duduknya. Austin sedikitpun tidak mempermasalahkan penampilan anaknya itu, karena ia dulu juga mencintai istrinya dengan penampilan yang apa adanya.

Nisa menatap sendu anaknya itu, ia berpikir apa ia telah salah memaksa putrinya itu untuk melakukan perjodohan ini. Sehingga anak gadisnya itu merasa tertekan dan tampak tidak ceria.

Beberapa saat kemudian mobil melaju dengan kencang menuju sebuah restoran dimana mereka akan mengadakan makan malam dengan tuan Nicholas Bryan dan anaknya.

"Kenapa jantungku jadi berdebar debar begini." gumam Aline ketika melangkahkan kakinya masuk ke dalam restoran tersebut.

Aline melihat seorang pria tua yang masih kelihatan sangat sehat sudah menunggu kedatangan mereka dengan tersenyum ramah. Sedangkan di sebelahnya ia melihat Dannis yang terlihat sangat tampan malam ini menurutnya dan seorang laki - laki lagi yang tampak lebih muda dari Dannis, entah siapa dia juga tidak mengetahui dan sepertinya tidak mau mau peduli.

Dannis tampak terkejut ketika melihat siapa wanita yang akan di jodohkan dengannya, seketika ia menatap tajam wanita yang sekarang sudah duduk di depannya itu.

Sedangkan tuan Nicholas sedikit memicingkan matanya untuk melihat calon menantunya yang tampak berbeda dari foto yang di kirim oleh Austin padanya beberapa hari yang lalu. Lalu ia tersenyum lebar entah apa yang sedang ia pikirkan.

"Austin, selamat datang." tuan Nicholas memeluk Austin layaknya memeluk saudaranya yang sudah lama tidak bertemu.

"Nisa, kamu tidak pernah berubah selalu saja cantik seperti dulu." tuan Nicholas tampak memuji Nisa yang memang tetap terlihat cantik meski usianya sudah tidak muda lagi.

"Terima kasih tuan Nicholas, anda juga terlihat sangat sehat." ucap Nisa.

"Oh ya, ini kenalkan putra pertama ku Dannis." tuan Nicholas menyuruh anaknya itu untuk menyapa.

"Dan ini si bungsu Leonel." tuan Nicholas juga menyuruh anak laki - laki satunya itu untuk menyapa tamunya, berbeda dengan Dannis yang sangat menjaga wibawanya tapi adiknya ini sangat ramah senyumnya terus mengembang apalagi ketika melihat Aline ia terlihat sangat senang.

"Ini Aline putri kami satu satunya." Austin memegang bahu Aline agar segera menyapa tuan Nicholas dan keluarganya.

"Sekarang kamu sudah besar Nak, terakhir Om melihatmu sekitar sepuluh tahun yang lalu." ujar Tuan Nicholas menatap Aline.

Setelah saling menyapa dan berkenalan, mereka kini menikmati hidangan makan malamnya di restoran tersebut.

"Sayang, kamu tahu tidak tuan Nicholas ini sangat setia dengan mendiang istrinya. Sudah hampir dua puluh tahun beliau meninggal tapi sampai sekarang tuan Nicholas tidak pernah mencari penggantinya." ujar Austin memecah keheningan di meja makan tersebut.

"Tidak ada wanita yang bisa mengganti istriku Austin, tidak ada. Dia begitu berharga buatku." tuan Nicholas menatap Austin kemudian menatap Aline sedikit agak lama.

Aline tampak menunduk sibuk dengan pemikirannya. "Om Nicholas begitu setia dengan istrinya, tapi kenapa anaknya seperti kutu kurap gitu." batin Aline dalam hati.

"Semoga Dannis juga akan menjadi seorang pria yang setia seperti dirimu tuan Nicholas." sahut Austin ia menatap Dannis yang sedang memakan kudapan di depannya.

uhukkk

uhukkk

Seketika Aline tersedak ketika mendengar perkataan Ayahnya, sepertinya makanan yang ia telan berhenti mendadak di kerongkongannya. "Setia dari Hongkong." cibir Aline dalam hati.

"Pelan - pelan sayang." Nisa memberikan minuman pada anak gadisnya itu.

"Tidak apa - apa Mi, hanya tersedak kutu kurap." sahut Aline yang mendapat gelak tawa dari tuan Nicholas dan Leonel.

"Kamu pandai bergurau Nak." ujar Tuan Nicholas, ia menatap Aline dengan senyum lebarnya.

"Semoga saja kepolosanmu, bisa merubah Dannis Nak. Kamu benar - benar mirip sekali dengan mendiang istriku." gumam tuan Nicholas, ia masih menatap Aline dengan intens.

Sedangkan Dannis menatap tajam gadis di depannya itu, ia tampak mendengus kesal karena sindirannya itu.

Beberapa saat kemudian mereka sudah menyelesaikan makan malamnya. "Nak, biar Dannis yang mengantarmu pulang. Kalian butuh lebih banyak waktu untuk mengenal satu sama lainnya." Ujar tuan Nicholas menatap Aline yang hendak melangkahkan kakinya untuk pergi.

"Ya biar Dannis yang mengantarmu sayang." ujar Austin.

"Tapi Pa..." Aline belum menyelesaikan perkataannya tapi Dannis sudah menyelanya.

"Tentu saja aku akan mengantarnya Om." ujar Dannis tersenyum menatap Austin.

"Baiklah, Om percaya padamu." Austin menepuk bahu Dannis beberapa kali, kemudian berlalu pergi bersama tuan Nicholas meninggalkan Aline dan Dannis.

Setelah memastikan kedua orang tua itu sudah pergi, Dannis menarik tangan Aline dengan kasar masuk kembali ke dalam restoran tersebut.

"Bisa tidak kamu tidak bersikap kasar dengan seorang wanita ?" sentak Aline, ia meringis kesakitan pada pergelangan tangannya yang di tarik kasar oleh Dannis tadi.

"Perempuan licik sepertimu tidak pantas di lembutin." Dannis menatap tajam perempuan yang sedang duduk di depannya itu.

"Jadi selama ini kamu sengaja masuk ke kantorku dan menjadi sekretarisku hanya untuk memata mataiku hah ?" sambung Dannis lagi, ia berteriak dengan nyaring membentak Aline.

Terpopuler

Comments

Bundanya Pandu Pharamadina

Bundanya Pandu Pharamadina

mata mata yg akan melumerkan mata hati kamu Danies

2024-07-05

2

Raisanero

Raisanero

Kutu kurap /Joyful//Joyful/

2024-04-17

0

Bundanya Robby

Bundanya Robby

bukan mata mata danes ....tapi mata hati tau🤣🤣pingin nya ku ketok kepala mu dis...klw gak mau sama Aline sakit ke authornya aja....klw sama aku apa jadinya

2022-06-30

0

lihat semua
Episodes
1 Visual dan Bab 1 Malam Prom Night
2 Pengakuan
3 Pertemuan pertama
4 Jerman
5 Mengotori mata suciku
6 Pertemuan kedua
7 Melihat lagi
8 Undangan pesta
9 Ketahuan Sam
10 Konspirasi
11 Jatuh cinta ??
12 Nasi goreng
13 Dannis sakit
14 Perasaan aneh
15 Aline sakit
16 Di jodohkan
17 Berkunjung ke kantor
18 Taman hiburan
19 Makan malam yang buruk
20 Terima kasih Sam
21 Jutek
22 Mansion Dannis Bryan
23 Segala cara
24 Numpang tidur ??
25 Aukhhhh, sakit
26 Positif ??
27 Misi pertama, gagal ?
28 Sudah melewati batas
29 Kekasihnya ??
30 Menikah ??
31 Kencan ??
32 Cemburu
33 Bingkai foto pengobat moody
34 Membuka hati
35 Sunset yang berkabut
36 Salah paham ??
37 Pikiran mesum
38 Buah Simalakama
39 Tidak pengertian
40 Aku akan menunggu
41 Menguntit
42 Khilaf ???
43 Bertemu Cleo
44 Hatiku sangat sakit
45 Membatalkan perjodohan
46 Pulang Kampung
47 Liburan ke Pulau K
48 Bertemu Dewa ??
49 Kebenaran yang ditutupi
50 Tanah kelahiran Ibu.
51 Antara ego dan kerinduan
52 Menghindar
53 Dannis Menyerah ??
54 Ku mohon jangan pergi
55 Aku mencintaimu
56 Meminta restu
57 Berpisah itu berat
58 Ujian menjelang pernikahan
59 Nasihat Ibu pada putrinya
60 Akad nikah
61 Menahan godaan
62 Wedding party
63 Kecemburuan seorang suami
64 Obrolan absurd pengantin baru
65 Dua laki-laki absurd
66 Bertanam saham
67 Mengunjungi ayah mertua
68 Menginap
69 Tak berminat
70 Menggoda
71 Mengawasi
72 Suami narsis
73 Sakit kepala
74 Jangan dekat-dekat
75 Hamil ?
76 Anak siapa ?
77 Sang pewaris
78 Hueeekkk
79 Balasan Sam
80 Di culik ?
81 kemarahan Wira
82 Kisah Leon
83 Di ambang kematian ?
84 Penyesalan Dannis
85 Hukuman
86 Kecurigaan seorang istri
87 Kecurigaan seorang istri part 2
88 Selamatkan salah satunya
89 Akurnya kakak beradik
90 Kakek yang cemburu
91 Bayi tua
92 Angel yang terpojok
93 Siapa wanita itu ?
94 Saling bergantung (ending)
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Visual dan Bab 1 Malam Prom Night
2
Pengakuan
3
Pertemuan pertama
4
Jerman
5
Mengotori mata suciku
6
Pertemuan kedua
7
Melihat lagi
8
Undangan pesta
9
Ketahuan Sam
10
Konspirasi
11
Jatuh cinta ??
12
Nasi goreng
13
Dannis sakit
14
Perasaan aneh
15
Aline sakit
16
Di jodohkan
17
Berkunjung ke kantor
18
Taman hiburan
19
Makan malam yang buruk
20
Terima kasih Sam
21
Jutek
22
Mansion Dannis Bryan
23
Segala cara
24
Numpang tidur ??
25
Aukhhhh, sakit
26
Positif ??
27
Misi pertama, gagal ?
28
Sudah melewati batas
29
Kekasihnya ??
30
Menikah ??
31
Kencan ??
32
Cemburu
33
Bingkai foto pengobat moody
34
Membuka hati
35
Sunset yang berkabut
36
Salah paham ??
37
Pikiran mesum
38
Buah Simalakama
39
Tidak pengertian
40
Aku akan menunggu
41
Menguntit
42
Khilaf ???
43
Bertemu Cleo
44
Hatiku sangat sakit
45
Membatalkan perjodohan
46
Pulang Kampung
47
Liburan ke Pulau K
48
Bertemu Dewa ??
49
Kebenaran yang ditutupi
50
Tanah kelahiran Ibu.
51
Antara ego dan kerinduan
52
Menghindar
53
Dannis Menyerah ??
54
Ku mohon jangan pergi
55
Aku mencintaimu
56
Meminta restu
57
Berpisah itu berat
58
Ujian menjelang pernikahan
59
Nasihat Ibu pada putrinya
60
Akad nikah
61
Menahan godaan
62
Wedding party
63
Kecemburuan seorang suami
64
Obrolan absurd pengantin baru
65
Dua laki-laki absurd
66
Bertanam saham
67
Mengunjungi ayah mertua
68
Menginap
69
Tak berminat
70
Menggoda
71
Mengawasi
72
Suami narsis
73
Sakit kepala
74
Jangan dekat-dekat
75
Hamil ?
76
Anak siapa ?
77
Sang pewaris
78
Hueeekkk
79
Balasan Sam
80
Di culik ?
81
kemarahan Wira
82
Kisah Leon
83
Di ambang kematian ?
84
Penyesalan Dannis
85
Hukuman
86
Kecurigaan seorang istri
87
Kecurigaan seorang istri part 2
88
Selamatkan salah satunya
89
Akurnya kakak beradik
90
Kakek yang cemburu
91
Bayi tua
92
Angel yang terpojok
93
Siapa wanita itu ?
94
Saling bergantung (ending)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!