"Maaf tuan, saya permisi dulu. Karena ini sudah melewati jam pulang saya." Kemudian Aline berlalu pergi meninggalkan Dannis bersama wanita itu.
Setelah itu Aline keluar dari kantornya dan langsung pulang, ia tidak perduli lagi dengan kelanjutan drama antara bossnya dan wanita tersebut.
Ketika sedang melajukan mobilnya, ponselnya tiba - tiba berdering.
"Halo sof." Aline menjawab teleponnya menggunakan headset.
"Lin kamu lagi dimana ?" tanya Sofia dari ujung telepon.
"Lagi otw." jawab Aline sambil terus mengemudikan kendaraannya.
"Aku lagi ditempat biasa nih."
"Baiklah, aku pulang dulu ya baru kesitu."
"Astaga keburu jamuran aku nungguin kamu, kamu mampir saja gih ke butik Mamiku lagipula satu arahkan dari kantor kamu."
"Oke, cuss." Kemudian Aline melajukan mobilnya ke butik ibunya Sofia untuk mengganti baju kerjanya.
Kebetulan butik ibunya Sofia berada tepat di pinggir jalan jadi dia bisa langsung memarkirkan mobilnya di trotoar.
"Itu bukannya mobilnya Aline." gumam Sam ketika melihat mobilnya Aline berhenti di pinggir jalan.
Karena merasa penasaran Sam memarkirkan mobilnya agak jauh untuk mengawasinya. Tampak Aline turun dari mobilnya, lalu ia masuk kedalam sebuah butik berlantai tiga yang tampak mewah.
Tiga puluh menit kemudian Aline keluar dari butik tersebut dengan penampilan yang sangat berbeda, ia memakai dress selutut dan heels yang lumayan tinggi. Dengan kaca mata hitam sudah bertengger di hidung mancungnya, kemudian dia melangkahkan kakinya menuju mobilnya kembali.
"Astaga siapa wanita itu ?" gumam Sam ia tampak mengawasi Aline dari dalam mobilnya.
Setelah itu Aline melajukan mobilnya lagi menuju Cafe dimana sahabatnya sudah menunggunya, lalu Sam yang sedari tadi mengawasinya kini ia berusaha mengikuti mobil Aline. Karena ia merasa penasaran dengan penampilan Aline yang terlihat sangat mempesona berbeda jauh ketika ia berada di kantor.
Beberapa saat kemudian, Aline sudah sampai di Cafe tersebut dan tanpa ia sadari Sam diam - diam mengikutinya dari belakang.
"Sorry lama." Aline langsung duduk di kursi seberangnya Sofia.
"Sudah biasa kali." Sofia tersenyum masam karena hampir satu jam menunggu temannya itu.
"Sial banget aku hari ini." Aline tampak menekuk wajahnya kesal.
"Kenapa, boss mu lagi ?"
"Tentu saja, gara - gara ulahnya tadi ada karyawan perempuan di kantor itu melabrakku."
"Wanita itu cemburu kali sama kamu."
"Cemburu apa bahkan bossku saja tidak tertarik melihatku." Aline mencebikkan bibirnya, ia mengingat perkataan bossnya tadi di kantor.
"Jangankan laki - laki, aku saja yang jadi perempuan ilfil lihat kamu dengan penampilan kampungan seperti itu." seketika Sofia langsung tertawa yang diikuti juga oleh Aline.
Aline merasa senang karena bossnya juga ilfil melihat penampilannya, tapi jauh di dasar hatinya ia juga merasa sakit hati jika mengingat penghinaan bossnya itu.
Ehhmmm
Terdengar suara laki - laki berdehem, seketika Aline dan Sofia langsung melihat kearah laki - laki yang sudah berdiri di depan mejanya itu.
"Sudah selesai menggibahkan boss saya nona, maksud sana boss kita berdua." Sam menunjuk dirinya sendiri kemudian menunjuk kearah Aline.
"Sam ?" Aline tampak panik.
"Astaga jelangkung ini tiba - tiba nongol saja." gumam Aline ia tampak salah tingkah melihat Sam menatapnya tajam.
"Jadi seperti ini penampilan aslimu nona Aline ?" Sam tersenyum sinis menatap Aline. Walaupun dalam dasar hatinya pria itu sangat mengaguminya.
"Sam ayo duduk dulu biar ku jelaskan." Aline menarik lengan laki - laki itu agar segera duduk di sebelahnya.
"Jadi..." Aline belum menyelesaikan perkataannya tapi Sam sudah menyelanya.
"Jadi kamu menyamar dan memata matai bossku nona, sebenarnya apa tujuanmu dan siapa yang menyuruhmu ?" sela Sam ia membuat kesimpulan sendiri tanpa mau mendengarkan penjelasan Aline dahulu.
"Bukan begitu dodol." Aline sudah melotot kearah Sam, tapi itu justru membuat Sam tampak gemes. Ia begitu terpukau melihat penampilan Aline dengan jarak sedekat itu.
"Jadi begini tuan, sahabat saya ini adalah wanita yang sangat kaya raya, tapi karena dia belum siap mengurus perusahaannya sendiri makanya dia bekerja di perusahaan lain." kali ini Sofia yang dengan panjang kali lebar menjelaskan pada Sam.
"Apa benar begitu nona ?" Sam menatap Aline, ia masih tampak curiga.
"Tentu saja, memang mukaku ada tampang penjahat." Aline mendekatkan wajahnya kearah Sam.
"Tapi tolong jangan bilang sama tuan Dannis ya." Lanjut Aline lagi lalu memegang lengan Sam, ia tampak memohon dengan iba. Ia tidak mau Dannis mengetahui jati dirinya, bisa - bisa pria mesum itu akan menerkamnya.
Sam yang merasa tangan lembut itu memegang lengannya, hatinya nampak berdesir. "Baiklah, aku tidak akan memberitahunya."
"Benarkah ?" Aline menatap wajah Sam, ia merasa pria itu mempunyai rencana licik.
"Tapi ada syaratnya." Sam tersenyum licik.
"Jangan bilang kamu mau menjadi pacarku, karena aku tidak tertarik sama jelangkung." Aline mendengus kesal karena dari tadi pria itu menatapnya dengan intens.
"Ya ampun belum juga ngomong tapi sudah ditolak." gumam Sam.
"Tentu saja tidak, kamu jangan resign itu saja syaratnya."
"Emang kenapa kalau aku resign, aku juga sudah tidak tahan lama - lama kerja dengan boss mesummu itu."
"Aku akan pusing mencari sekretaris yang cupu seperti kamu, lagi pula boss tidak akan tertarik dengan kamu."
"Baiklah kalau begitu, kali ini aku akan mentraktirmu." ucap Aline seraya menyerahkan buku menu pada Sam.
☆☆
Satu bulan kemudian
Dannis yang sedang berada disebuah club malam tampak beberapa kali meneguk minumannya. "Ada masalah boss ?" tanya Sam yang ditemani oleh seorang wanita disampingnya.
"Sepertinya aku sedang ada masalah dengan asetku." Dannis meneguk minumannya lagi.
"Maksudnya boss, ada masalah dengan perusahaan kita ?"
"Bukan itu, tapi aset berhargaku." Dannis tampak melirik kearah asistennya itu.
Seketika Sam langsung mengerti maksud dari bossnya itu. "Memang kenapa boss, bukannya boss sering kencan dengan wanita - wanita itu."
"Tapi mereka sama sekali tidak bisa memuaskanku, setiap kali aku melakukannya selalu saja wajah gadis itu yang muncul." Dannis tampak frustrasi, ia mengusap wajahnya dengan kasar.
"Ya boss cari saja gadis itu."
"Masalahnya aku tidak tahu siapa dia, namanya bahkan tempat tinggalnya."
"Sepertinya bos sudah benar - benar jatuh cinta." Sam menatap serius kearah Dannis.
"Sok tahu kamu, aku cuma butuh dipuaskan."
"Memang wanita itu mau memuaskan boss, tanpa boss nikahi. Bahkan mengenal boss saja wanita itu tidak mau, bagaimana mau menikah. Sepertinya boss harus puasa seumur hidup."
"Hey, kurang ajar kamu. Tidak ada yang bisa menolakku." Dannis tampak geram melihat asistennya itu yang dengan sengaja meledeknya.
"Aku tidak mau tahu, bagaimana pun caranya kamu cari wanita ini. Siapa namanya dan dimana dia tinggal." Dannis memperlihatkan foto Aline di ponselnya yang ia ambil diam - diam di pestanya tuan Morgan waktu itu.
Ketika melihat foto Aline Sam tampak terkesiap, "Astaga bukannya ini foto Aline." gumam Sam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Ananda
hhhhh
2022-09-27
2
Bundanya Robby
🤣🤣🤣🤣🤣Sam .....tanya alamat nya sama authornya ya ...klw tanya no Wa nya baru sama aku oke....sok kaget pulak🙃🙃🙄🙄🙄
2022-06-30
0
Sutiah
dasar buaya buntung 😣
2021-12-29
1